Anda di halaman 1dari 22

Tugas Askep :

SISTEM INTERGUMEN

“ASKEP MELONOMA”

NAMA : HEBRIANTI

NIM : P201601063

KELAS : Q2 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepadakita, sehingga makalah tentang “Askep

Melanoma” dapat selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya

menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan di dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami menerima segala

saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Kendari, 17 Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit.

Di Amerika Serikat melanoma maligna merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7

terbanyak. Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia dan paling banyak pada

usia 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan wanita.

Faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma antara lain :

Congenital nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma sebelumnya,

faktor keturunan, dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi berdiameter >5mm,

terdapat 50 nevi berdiameter >2mm, riwayat paparan/terbakar sinar matahari

terutama pada masa anak-anak, ras kulit putih, rambut berwarna merah, mata

berwarna biru, frecles/bintik-bintik kulit, tinggal di daerah tropis, psoralen sunscreen,

xeroderma pigmentosum.

Melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis

luas dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam.

B. Tujuan

Adapun tujuan adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu

melaksanakan:

1. Pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.


2. Diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.

3. Intervensi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.

4. Implementasi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.

5. Evaluasi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna

C. Manfaat

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien

dengan melanoma maligna.

2. Mahasiswa mampu melaksanakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan

melanoma maligna.

3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan

melanoma maligna.

4. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien

dengan melanoma maligna.

5. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan

melanoma maligna.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang

terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,

leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin (Arif Mutaqqin, 2012).

B. Etiologi

Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet matahari

sangat berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di temukan hampir

pada semua usia dan sering di temukan pada daerah tropik. Umumnya seseorang

yang berkulit putih/cerah, bermata biru, berambut merah atau pirangdan memiliki

bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya sangat rentan untuk terkena melanoma

maligna.

Faktor resiko melanoma maligna diantaranya yaitu:

1. Tahi lalat (Nevus)

2. Faktor Keluarga

3. Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan

4. Usia

5. Bekerja diluar ruangan

6. Lansia dengan kulit rusak karena matahari

7. Kerentanan genetik
C. Klasifikasi

Klasifikasi secara klinis Melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:

1. Superficial Spreading Melanoma

Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian

pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya

tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar lesi dapat menjadi

gatal. Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang

untuk menghancurkannya.

2. Nodular Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat cepat

dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak 15%-30% kasus

melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular melanoma. Dapat

terjadi pada semua umur, namun lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke atas.

3. Lentigo Maligna Melanoma

Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna

melanoma. Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia

pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah, leher dan lengan.

4. Acral Lentigineous Melanoma

Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-

72% dari kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka

prognosisnya buruk. Sering disebut sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini
terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat atau sering diabaikan, yaitu terdapat

pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau dibawah kuku.

D. Manifestasi klinis

Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi

adalah perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan

bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,

pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya

pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.

E. Patofisiologi

Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini:

melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo maligna, melanoma

nodular, dan melanoma akral-lentinginosa. Semua tipe ini memiliki cirri klinis, serta

histologik tertentu disamping perilau biologic yang berlainan. Sebagian besar

melanoma berasal dari melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi muncul

dalam bentuk nervus yang sudah ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh pada

traktus uvea mata. Melanoma sering timbul secara bersamaan dengan kanker pada

organ lain.

F. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

2. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi

untuk pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang

agak besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah

sehingga harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator

(mesin jantung paru).

3. Imunologi

Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di

duga berdasarkan pengaruh imunologik.

G. Komplikasi

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat

menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi,

hypercholesterolemia
ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMA

A. Pengkajian

1. Identintas pasien

a. Nama

b. Usia.

Lebih sering pada usia 15- 44 tahun, lebih meningkat pada usia 20

tahun yang selalu terpapar sinar matahari.

c. Jenis kelamin.

Jenis kelamin pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk

terjadinya kanker kulit, semua tergantung pada aktifitas ( terpapar sinar

UV) atau pekerjaan.

d. Pekerjaan.

Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah,

berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic atau orang

dengan warna kulit merah muda atau cerah di samping orang yang sudah

lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi

coklat kekuningan.

Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti

petani, pelaut dan pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari

untuk suatu periode waktu, Para pekerja yang mengalami kontak dengan

zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra, batu bara, terserta, aspal dan

parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko.


2. Keluhan Utama.

Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.

3. Riwayat penyakit saat ini.

Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas)

perubahan tahi lalatyang semakin meluas dan koreng yang tak sembuh- sembuh.

4. Riwayat penyakit dahulu

Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat

mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.Ulkus yang lama pada

ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit.

5. Riwayat penyakit keluarga.

Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada

pasien.

6. Pemeriksaan fisik.

a. Tanda- tanda vital.

Tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan karena

proses metastasis kanker yang mempegaruhi system tubuh dan pada suhu mengalami

peningkatan karna sebagai tanda inflamasi.

b. Pemeriksaan persistem (B1- B6)

1) B1 (pernapasan)
Kanker kulit pada stadium awal tidak mempegaruhi system

pernapasan, namun pada stadium 3 atau sudah metastasis di paru- paru

makan pernapasan akan mengalami gangguan yang di tandai dengan sesak.

2) B2 ( cardiovaskuler)

Ada beberapa gangguan diantaranya ketika kanker bermetatasis

melalui pembuluh darah makan system kerja jantung akan terganggu.

3) B3 ( persarapan)

Pusing, nyeri, atau derajat nyeri bervariasi mis : ketidak nyamanan

ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

4) B4 (perkemihan)

Perubahan pada pola defekasi, mis : Perubahan eliminasi

urinarius, nyeri / rasa terbakar pada saat berkemih, hematuri, sering

berkemih.

5) B5 (pencernaan)

Tergantung pada proses metastasis kanker. Biasanya

ditemukan perdarahan pada feses.

6) B6 (muskulosletal)

Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga

rasa nyeri di ekstremitas ditemukan.

c. Pemeriksaan integument (pemeriksaan tambahan)


Pada integument pemeriksaan didapat sesuai tanda gejala kanker kulit yang

telah disebutkan.

B. Diangnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ destruksi jaringan saraf, obstruksi

jaringan saraf atau inflamasi serta efek samping berbagai agen terapi

saraf.Ancietas b.d prognosis penyakit.

2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman kematian,

pola interaksi.

3. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisik (kecacatan bedah, efek

kemoterapi, penurunan BB, impoten, nyeri tidak terkontrol, kelelahan

berlebihan atau sterilitas, psikososial (ancaman kematian, perasaan kurang

terkontrol, ragu tentang penerimaan, takut atau kehilangan).

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik, konsekuensi, kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress

emosional, keletihan , atau control nyeri buruk.


C. Intervensi

N Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional


o Keperawatan Hasil

1. Nyeri akut Setelah a. Pasien 1. Observas 1. Informasi


berhubungan dilakukan mampu i nyeri, memberikan
dengan perawatan menjelaskan frekuensi, dasar untuk
kompresi/destr selama karakteristik durasi dan mengevaluasi
uksi jaringan 1x24 jam nyerinya intensitas kebutuhan atau
saraf, obstruksi nyeri b. Pasien (skala 1-10), keefektifan
jaringan saraf pasien menilai serta tindakan intervensi.
atau inflamasi menurun nyeri nyeri yang
serta efek (dalam menggunak digunakan. 2. Ketidak
samping rentang an skala nyamanan
berbagai agen normal c. Pasien 2. Evaluasi adalah umum
terapi saraf. skala nyeri mengatakan terapi (misal nyeri
1-3) perasaan tertentu, insisi, kulit
nyaman misal terbakar, nyeri
berkurangn pembedahan, punggung
ya nyeri radiasi, bawah, sakit
kemoterapi, kepala).
bioterapi. Terbantu pada
Ajarkan pada prosedur yang
klien/orang digunakan.
terdekat apa
yang 3. Meningkatka
diharapkan n relaksasi dan
3. Tingkatk membantu
an memfokuskan
kenyamanan kembali
dasar (misal perhatian.
tehnik
relaksasi,
visualisasi,
bimbingan 4. Memungkin
imajinasi) kan klien untuk
dan aktivitas berpartisipasi
hiburan secara aktif dan
(misal music, meningkatkan
televisi). rasa control.
4. Dorong
penggunaan
keterampilan
managemen
nyeri (misal
tehnik
relaksasi,
visualisasi,
bimbingan
imajinasi).
Tertawa,
music dan
sentuhan
terapeutik.
5. Evaluasi
2. Ansietas Setelah 1. Pasien 1. Tinjau . Membantu
berhubungan dilakukan melaporkan ulang dalam
dengan krisis perawatan perasaan pengalaman mengidentifikasi
situasi selama ansietas dan klien sebelum rasa takut dan
(kanker), 3x24 jam factor menglami kesalahan
ancaman kondisi penyebabny kanker. konsep
kematian, pola ancietas a 2. Dorong berdasarkan
interaksi. pasien 2. Pasien klien untuk pada
menurun mampu mengungkap pengalaman
mempertaha kan dengan kanker.
nkan pola perasaannya. 2. Memberikan
tidur dan 3. Pertahank kesempatan
nutrisi yang an kontak untuk
normal. sering dengan mengidentifikasi
3. Ansietas klien. rasa takut,
pasien Berikan realisasi serta
menurun. sentuhan jika kesalahan
memungkink konsep tentang
an. diagnosis.
3. Memberikan
keyakinan
bahwa klien
tidak sendiri
atau ditolak.
4. Dapat
menurunkan
ansietas dan
memungkinkan
klien membuat
keputusan
berdasarkan
realita.
5. Memudahka
n istirahat,
menghemat
energy, dan
meningkatkan
kemampuan
koping.
3. Gangguan Selama 1. Pasien 1. Diskusik . Membantu
harga diri dilakukan mengungka an dengan dalam
berhubungan perawatan pakan klien/orang memastikan
dengan kondisi bagaimana terdekat masalah untuk
biofisik pasien kondisi bagaimana memulai proses
(kecacatan membaik harga diagnosis dan pemecahan
bedah, efek dirinya saat pengobatan masalah.
kemoterapi, ini. yang
penurunan BB, 2. Pasien memengaruhi
impoten, nyeri terlihat kehidupan 2. Bimbingan
tidak percaya pribadi klien antipasti dapat
terkontrol, dirinya dan aktivitas membantu klien
kelelahan meningkat kerja. atau orang
berlebihan atau 2. Tinjauan terdekat melalui
sterilitas, ulang efek proses adaptasi
psikososial samping yang pada status baru
(ancaman diantisipasi dan menyiapkan
kematian, berkenaan untuk beberapa
perasaan dengan efek samping,
kurang pengobatan misal membeli
terkontrol, tertentu, wig sebelum
ragu tentang termasuk menjalin
penerimaan, kemungkinan radioterapi,
takut atau efek pada jadwal waktu
kehilangan). aktivitas libur kerja,
seksual dan memberikan
rasa rujukan pada
ketertarikan/k resiko
eingina, perubahan
misal seksual.
alopesia, 3. Dapat
kecacatan membantu
bedah. menurunkan
3. Beri masalah yang
tahu klien memengaruhi
bahwa tidak penerimaan
semua efek pengobatan atau
samping merangsang
terjadi. kemajuan
4. Dorong penyakit.
klien untuk 4. Memvalidasi
mendiskusika realita perasaan
n tentang dan memberikan
masalah efek izin untuk
kanker/pengo melakukan
batan pada tindakan apapun
peran sebagai perlu dalam
ibu rumah mengatasi apa
tangga, orang yang terjadi.
tua dan 5. Membantu
sabagainya. merencanakan
5. Akui peralatan saat di
kesulitan rumah sakit
yang setelah pulang.
mungkin
dialami klien.
Berikan
informasi
bahwa
konseling
sering perlu
dan penting
dalam proses
adaptif.
6. Evaluasi
strutur
pendukung
yang ada dan
digunakan
oleh
klien/orang
terdekat

4 Nutrisi kurang Setelah 1. BB 1. Pantau 1. Mengidentifi


dari kebutuhan dilakukan pasien intake kasi
tubuh perawatan mengalami makanan kekuatan/defisie
berhubungan selama peningkatan setiap hari, nsi nutrisi.
dengan status 7x24 jam 2. Pasien biarkan klien 2. Membantu
hipermetabolik kondisi mampu menyimpan dalam
, konsekuensi, nutrisi mengkonsu buku harian identifikasi mal
kemoterapi, pasien msi tentang nutrisi protein
radiasi, meningkat makanan makanan sampai kalori,
pembedahan, habis sesuai khususnya bila
distress 3. Pasien indikasi. BB dan
emosional, mampu 2. Ukur pengukuran
keletihan , atau makan tinggi badan antropometrik
control nyeri dengan (TB), berat kurang dari
buruk. sendiri baan (BB), normal.
tanpa dan ketebalan 3. Kebutuhan
didorong lipatan kulit metabolic
trisep atau jaringan
dengan ditingkatkan,
antrokometri begitu juga
k lainnya. cairan untuk
Pastikan menghilangkan
jumplah produk sisa.
penurunan Suplemen
BB saat ini. berguna untuk
3. Dorong mempertahanka
klien untuk n, masukkan
makan kalori dan
dengan diet protein.
tinggi kalori
kaya nutrient, 4. Aktifitas
dengan intake penilaian diet
cairan yang sangat
adekuat. individual dalam
Dorong mengurangi
penggunaan mual paska
supplement terapi. Klien
dan makan harus mencoba
sedikit terapi untuk
sering. menemukan
4. Nilai diet solusi atau
sebelum dan kombinasi
setelah terbaik.
pengobatan 5. Dapat
misal meningkatkan
makanan respons
cairan dingin, mual/muntah.
bubur kering, 6. Untuk
roti krekes, meningkatkan
minuman nafsu makan,
berkarbonat. mengurangi
Berikan mual, dsn
cairan 1 jam pemenuhan
sebelum atau nutrisi.
sesudah
makan.

5. Kontrol
factor
lingkungan,
misal bau
atau tidak
sedap atau
bising.
Hindari
makanan
terlalu manis,
berlemak
atau makan
pedas.
6. Berikan
obat sesuai
dengan
indikasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di

Amerika Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang,

diperkirakan seperdelapan penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita

kanker kulit, khususnya karsinoma sel basal.Etiologi Pajanan sinar matahari

merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya berhubungan dengan jumlah

total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari bersifat kumulatif dan

efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun. Peningkatan

insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan

kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.

B. Saran

Pajanan sinar matahari merupakan etiologi utama dari pertumbuhan sel

kanker pada kulit, sehingga kita perlu memperhatikan kondisi kulit kita saat terpapar

matahari. Angka kejadia kanker kulit yang terus meningkat harus mendapat

perhatian dari tenaga kesehatan, sehingga edukasi pada masyarakat dapat tercapai

dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.

David servan. Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.

Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan
Edisi 9. Jakarta EGC.

Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan. Jurnal Kesehatan PDF Kanker
kulit. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Diakses 27 nov- 2013

Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi.


Jakarta: EGC.

Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses


Penyakit buku 2 edisi 4. Jakarta: EGC.

Rahayu. Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker.


Jogjakarta : Victoria inti Cipta.

Anda mungkin juga menyukai