FORAMINIFERA

WHY

 Spectacular fossils record  kelimpahan di laut >>>

* 1846 : Alcide d’Orbigny  68 genus foram modern & 1000
spesies
* 1987 : Alfred L. Loeblich & Helen Tappan  878 genus foram
modern  sekitar 10.000 spesies
 Bentik sejak Kambrium, Planktik sejak Jura
 Spesies foram bentik modern mendominasi, foram planktik hanya
40 -50 spesies saja
AWAL PENELITIAN

Tujuh Ordo Foraminifera d’Orbigny

(1852)
Cushman (1927)
 Cushman’s
identification key
(1948)
Loeblich & Tappan (1964)

 “The same chamber arrangement and form of test may have developed in
independent lineages by parallel evolution, without indicating interrelationship of
the similarly shaped shells.”

• Dasar klasifikasi komposisi dan tekstur dari dinding test

Pseudokhitineous : Subordo Allogromiina

Agglutinated : Subordo Textulariina
Hyaline : Subordo Rotaliina
Porcellaneous : Subordo Miliolina
Micro granular : Subordo Fusulinina
Dasar klasifikasi komposisi dan tekstur dari dinding test

Brasier, 2005
Loeblich & Tappan (1987)
Present Classification
Organic : Ordo Allogromiina
Agglutinated with proteinaceous/mineralized matrix : Ordo Astrorhizida, Lituolida,
Trochamminida
Agglutinated with low Mg calcitic cement : Ordo Textulariida
Microgranular calcite : Ordo Fusulinida (extinct)
Elongate, high Mg calcite : Ordo Miliolida
Elongate, low Mg calcite forming large spicules : Ordo Carterinida
One/ a few crystals of elongate, low Mg calcite : Ordo Spirillinida
Numerous crystals of elongate, low Mg calcite,
forming monolammelar wall : Ordo Lagenida
Numerous crystals of elongate, low Mg calcite,
forming bilammelar wall : Ordo Buliminida, Rotaliida,
Globigerinida
Aragonite : Ordo Involunitida, Robertinida
Globigerinida
Silica : Ordo Silicoloculinida
Systematics of modern Foraminifera
 MORFOLOGI FOSIL
(JUMLAH DAN SUSUNAN KAMAR)
MORFOLOGI : BENTUK DASAR TEST

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

MORFOLOGI FOSIL
(Tipe Aperture)
 BIOLOGI FORAMINIFERA

Diatomae
Pseudopodia

Dinding Test

Apertur
Endoplasma

Ectoplasma

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 FUNGSI PSEUDOPODIA

• Sebagai alat peraba

• Sebagai alat penangkap mangsa

• Sebagai alat bergerak dan menambatkan diri

• Sebagai alat pembangun test

• Sebagai alat pernapasan

SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA

TEST MIKROSFERIK

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

TEST MIKROSFERIK

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

TEST MIKROSFERIK

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

TEST
MIKROSFERIK TEST
MEGALOSFERIK

Gamet

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

TEST
MIKROSFERIK TEST
MEGALOSFERIK

Gamet

Gamet dari
individu lain

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

TEST
MIKROSFERIK TEST
MEGALOSFERIK

Gamet

Gamet dari
individu lain

Zygote

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

TEST
MIKROSFERIK TEST
MEGALOSFERIK

Gamet

Gamet dari
individu lain

Zygote

Proloculus
Mikrosfer
WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM
 SIKLUS HIDUP FORAMINIFERA
Proloculus
Megalosfer

ASEXUAL
TEST
Dalam satu siklus TEST
MIKROSFERIK
hidup terjadi dua MEGALOSFERIK
macam bentuk
Gamet
yang berbeda :
Gamet dari
POLIMORFISME individu lain

SEXUAL
Zygote

Proloculus
Mikrosfer
WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM
POLIMORFISME PADA FORAMINIFERA

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

POLIMORFISME PADA FORAMINIFERA

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

POLIMORFISME PADA FORAMINIFERA

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

POLIMORFISME PADA FORAMINIFERA

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

POLIMORFISME PADA FORAMINIFERA

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

POLIMORFISME PADA FORAMINIFERA

WR/2008/Mikropaleontologi/Teknik Geologi UGM

Sebaran bentik dan planktik

Brasier, 2005
 Biogeografi Neritik
Amerika Tengah dan Utara
Biogeografi
Neritik
Biogeografi Planktonik (depth)
 Biogeografi Planktonik (depth)
• Shallow water spesies : Dominan bentuk spinose  Semua
Globigerinoides dan sebagian Globigerina. Spesies-spesies ini
mempunyai dinding test yang lebih tipis dan kecil dibanding dengan
yang lebih dalam
• 50 – 100 m
* Spinose form : Gna bulloides, Hastigerina pelagica, Orbulina
universa, Gla aequilateralis dan Gna calida
* Non spinose : Pulleniatina obliquiloculata,
Neogloboquadrina dutertrei, Candeina nitida, Gna glutinata
• Deep water : 13 spesies; 1 spesies laut dalam Hastigerinella digitata
(100 m) dan 12 spesies: juvenile euphotic, dewasa di bawah 100 m
* Spinose : Gla adamsi, Sphaeroidinella dehiscens
* Non spinose : Neogloboquadrina pachyderma, G conglomerate dan
semua Globorotalia.
Biogeografi
Planktonik
(latitude)
 Symbiont-bearing Foraminifera

The ornamented Peneroplidae (A)  red algae

The unornamented Peneroplidae (B)

and the Archaiasinae (C)  green algae

The Soritinae (D)  dinoflagellate

The Alveolinidae (E)  diatom

Among the planktonic Foraminifera  both

dinoflagellate
and
chrysophyte
The Amphisteginidae (F),
Calcarinidae (G) and
Nummulitidae (H)  primarily host
diatom
 Keuntungan Simbiosis

1. Energi dari fotosintesis

2. Penambahan calcification
3. Penyerapan metabolism host oleh simbion
 Keuntungan Simbiosis

1. Energi dari fotosintesis

2. Penambahan calcification
3. Penyerapan metabolism host oleh simbion
Distribusi Foraminifera Bentik-simbion Alga
Distribusi Foraminifera Bentik-simbion Alga
Distribusi Foraminifera
Bentik-simbion Alga
Mikrohabitat foraminifera bentik di batas sedimen-air
Variasi kedalaman microhabitat pada infauna taxa
 Faktor yang mengontrol sebaran vertikal

1. Oksigenasi air dasar pengendapan

2. Ketersediaan makanan

3. Kompetisi dan predasi

4. Bioturbasi
Marsh
Lagoon
Lagoon
Shelf
Shelf
Carbonate Environment
Deep Sea
Sebaran bentik berdasar komposisi test

Brasier, 2005
Sebaran bentik berdasar komposisi test
Sebaran bentik berdasar diversitas spesies
Sebaran bentik berdasar diversitas spesies
Sebaran bentik berdasar living distributions
 Foraminifera Bentik dan Karbon Organik

Sumber Karbon Organik

1. Tanaman bentik nearshore

2. Phytoplankton laut terbuka

3. Supply sungai khususnya material organik
 Aplikasi
1. Sequence Stratigrafi - biostratigrafi

2. Paleoecology

3. Paleooceanografi
 Sequence Stratigrafi

Diagram illustrating sequence boundaries (unconformities), downlap (maximum flooding)

surfaces, and various kinds of reflection terminations. Apparent truncation refers to termination
by depositional thinning
Boggs, 2006
 SEQUENCE
STRATIGRAPHY
Sequence Stratigrafi - Biostratigrafi
 Paleoecology

Prosedur

1. Hitung kelimpahan fosil bentik

2. Cek efek postmortem (pertambahan & pengurangan karena
transportasi; kehilangan kandungan test karbonat dan/atau
agglutinated)
3. Jika efek postmortem minim, proses data tersebut
4. Bandingkan dengan kelimpahan diversitas spesies Fig 8.4 &
Tabel 8.1
5. Bandingkan komposisi dinding test dengan Fig 8.3
6. Gunakan apendik untuk menentukan factor ekologi yang
dibutuhkan oleh spesies utama
Paleooceanografi (Oxygen)