Anda di halaman 1dari 15

0

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN


KEPUASAN PASIEN JKN DI INSTALASI RAWAT INAP
KELAS III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ARTIKEL ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

TUTIK SUMARTINI
NIM. ST 151 089

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
1

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN


PASIEN JKN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RSUD
PANDAN ARANG BOYOLALI
Tutik Sumartini1), Yunita Wulandari 2), Galih Setia Adi2)
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK
Caring perawat merupakan salah satu aspek yang sangat berhubungan dengan
pelayanan keperawatan, karena caring mencakup hubungan antar manusia dan
berpengaruh terhadap mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan caring perawat dengan kepuasan pasien JKN di Instalasi
Rawat Inap Kelas III RSUD Pandan Arang Boyolali.
Penelitian ini menggunakan desain analitik, dengan rancangan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 78 orang JKN di Instalasi Rawat Inap
Kelas III. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan
melalui pengisian kuesioner. Uji korelasi rank spearman digunakan untuk menguji
hubungan caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara caring
perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III RSUD Pandan Arang
Boyolali. Uji korelasi rank spearman menunjukkan p = 0,000, berarti terdapat
hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien JPN di Instalasi Rawat Inap
Kelas III RSUD Pandan Arang Boyolali, adapun sifat hubungan kedua variabel
tersebut tergolong mempunyai hubungan yang cukup.
Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat hubungan antara caring perawat
dengan kepuasan pasien JPN di Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD Pandan Arang
Boyolali. Saran untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dilakukan penelitian
mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan persepsi pasien pada caring
perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III, misalnya umur, jenis kelamin dan tingkat
pendidikan serta menambah variabel mutu pelayanan selain kelima dimensi yang ada
misalnya keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Kata kunci: Caring, kepuasan, perawat, JKN.
ABSTRACT
Nurses’ Caring is an aspect which is highly correlated with nursing services
because it includes human interrelation and affects the nursing service quality and the
patients’ satisfaction. The objective of this research is to investigate the correlation
between the nurses’ caring and the satisfaction of the National Health Insurance patients
at the Inpatient Installations of Class III of Pandan Arang Local General Hospital of
Boyolali.
This research used the analytical research method with the cross sectional
design. Its samples consisted of 78 National Health Insurance patients at the Inpatient
Installations of Class III and were determined through the purposive sampling technique.
The data of the research on the correlation between the nurses’ caring and the
satisfaction of the National Health Insurance patients were collected through
questionnaire, and were analyzed with the Spearman’s rank correlation.
The result of the research shows that there was an adequately strong correlation
between the nurses’ caring and the satisfaction of the National Health Insurance patients
at the Inpatient Installations of Class III of Pandan Arang Local General Hospital of
Boyolali as indicated by the result of the the Spearman’s rank correlation in which the p-
value was 0.000.
Thus, the next research is suggested to include other factors related to patients’
perceptions on the nurses’ caring at the Inpatient Installations of Class III such as age,
sex type, and educational level and to add the service quality variable in addition to the
five prevailing dimensions such as patients’ safety and improvement of nursing service
quality.
Keywords: Caring, satisfaction, nurses, National Health Insurance
2

PENDAHULUAN dari semua teori tentang keperawatan adalah


Rumah sakit merupakan institusi memeriksa dan menguraikan empat konsep
pelayanan kesehatan yang tersebut untuk memberi penjelasan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan panduan dalam hal merawat. Tetapi
perorangan secara paripurna yang sekarang merawat juga didefinisikan sebagai
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat “caring”, yang sudah menjadi konsep
jalan dan gawat darurat. Pelayanan paradigma yang kelima (Shoffner, 2008).
keperawatan di rumah sakit harus mengacu Di Indonesia, caring merupakan isu
pada aturan dan norma yang berlaku. besar dalam profesionalisme keperawatan.
Undang-Undang no. 44 tahun 2009 Caring merupakan topik saat ini yang
menyatakan bahwa salah satu fungsi rumah hangat dibahas dalam dunia keperawatan
sakit adalah fungsi rawat inap, sehingga karena perawat yang merupakan pelaku
membutuhkan pelayanan keperawatan yang caring tetapi caring yang dilakukan perawat
komprehensif dan paripurna sesuai masih jauh dari standar dalam praktik
kebutuhan pasien sebagai makhluk bio- keperawatan secara nyata. Hasil penelitian
psiko, sosio, kultural harus dipenuhi. Mutu yang dilakukan oleh Agustin (2012) yang
layanan kesehatan adalah sebuah konsep meneliti pengaruh kualitas caring terhadap
manajemen yang berfokus konsumen yang tingkat kepuasan pasien dalam praktek
inovatif dan partisipatif yang mempengaruhi keperawatan, hasil penelitiannya menjelas-
setiap individu dalam organisasi dan mutu kan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dapat bertahan melalui trasformasi budaya kualitas caring perawat terhadap tingkat
(Al-Assaf, 2009). kepuasan pasien yang rawat di rumah sakit,
Di dunia, caring sudah menjadi hal semakin baik kualitas caring maka akan
biasa yang dipraktikkan dalam pemberian semakin meningkat kepuasan pasien, begitu
asuhan keperawatan. International pula sebaliknya semakin kurang kualitas
Association of Human Caring (2007), caring maka semakin menurun kepuasan
menjelaskan bahwa keperawatan selalu pasien.
meliputi empat konsep yaitu merawat adalah Salah satu instrumen yang tercakup
apa yang perawat lakukan, manusia adalah dalam konsep keperawatan adalah caring
sasaran dari apa yang perawat lakukan, perawat yaitu suatu sikap, rasa peduli,
kesehatan adalah tujuannya dan lingkungan hormat, dan menghargai orang lain,
adalah tempat dimana perawat merawat. Inti maksudnya memberikan perhatian yang
3

lebih baik kepada seseorang dan bagaimana Klinik RS Dr. Ramelan Surabaya, menun-
seseorang itu bertindak. Pasien yang dirawat jukkan bahwa terdapat hubungan antara
dengan caring, maka pasien tersebut akan mutu pelayanan kesehatan BPJS dengan
merasa aman dan nyaman selama perawatan kepuasan pasien dengan hasil 70% pasien
di rumah sakit (Morrison, 2007). belum puas dikarenakan pasien mengeluh
Penelitian yang dilakukan oleh Mia proses administrasi yang lebih panjang dan
(2014) tentang persepsi pasien tentang lebih banyak data yang diperlukan untuk
perilaku caring perawat dalam pelayanan mendapatkan pelayanan BPJS, dan sisanya
keperawatan menemukan bahwa pelayanan sebanyak 30% pasien merasa puas dengan
keperawatan di ruang tersebut pada bulan adanya program BPJS dengan mengatakan
Juni 2009 menunjukkan 92,1% dari 32 mereka memperoleh kenyamanan berobat
responden mengatakan pelayanan dengan tidak dibeda-bedakan dengan
keperawatan cukup baik. Ada beberapa pengguna BPJS yang lain. Demikian juga
kritik dan saran yang menyatakan penelitian yang dilakukan oleh Daaliuwa H,
kekurangpuasan pasien dan keluarga dkk (2014) meneliti tentang hubungan
terhadap pelayanan keperawatan perawat perilaku caring perawat dengan kepausan
yang judes, ketus, kurang perhatian, atau pasien, hasil penelitian menyimpulkan
kurang memuaskan saat menjawab bahwa perilaku caring berhubungan dengan
pertanyaan. kepuasan pasien.
Penelitian oleh Abdul, dkk (2014) Berdasarkan laporan Rekam Medik
tentang hubungan perilaku caring perawat RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2015
dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap jumlah tempat tidur kelas III sebanyak 105
rumah sakit, hasil penelitian menyebutkan tempat tidur, peneliti memperoleh data
bahwa perilaku caring sebagian perawat mengenai jumlah presentase pengguna
tergolong baik (87,5%) dengan tingkat tempat tidur (BOR) yaitu pada Triwulan I
kepuasan tergolong baik (81,3%) dan (76,06%), Triwulan II (64,32%), dan
terdapat hubungan signifikan antara perilaku Triwulan III (69,44%) total rata-rata
caring perawat dengan tingkat kepuasan 69,98%. Hasil Survey yang dilakukan oleh
pasien ruang rawat inap. Tim Diklat RSUD Pandan Arang Boyolali
Penelitian Ningrum (2014) mengenai tentang kepuasan pasien didapatkan bahwa
hubungan mutu pelayanan terhadap 65% pasien merasa puas, 20% pasien
kepuasan pasien pengguna BPJS di Poli merasa kurang puas, dan sisanya 15% pasien
4

merasa tidak puas. Studi pendahuluan yang Studi pendahuluan pada awal bulan
dilakukan pada bulan Mei 2016 di RSUD Juni 2016 terhadap 10 pasien dengan
Pandan Arang Boyolali melalui wawancara wawancara diketahui juga bahwa kepuasan
dengan kepala ruang menyatakan bahwa pasien didapatkan baru 40% saja pasien
sebagian besar perawat sudah berperilaku mengaku puas dengan pelayanan kesehatan
caring dan hanya beberapa perawat yang yang didapatkan terutama pelayanan
masih mempunyai perilaku caring kurang keperawatan dan 60% belum puas, hal ini
baik, melalui observasi terhadap beberapa menunjukkan bahwa masih ada pasien yang
tenaga perawat mengenai caring perawat, tidak puas terhadap pelayanan keperawatan
dari 22 perawat yang diobservasi ada 17 yang diberikan, penyebabnya adalah
perawat yang sudah berperilaku caring perilaku caring yang kurang memuaskan.
dengan pasien. Berdasarkan latar belakang tersebut,
Perawat sudah bersikap santun, sopan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan
tutur kata lemah lembut, terampil, penelitian tentang hubungan perilaku caring
penampilan rapi, dan penuh dedikasi dalam perawat dengan kepuasan pasien JKN di
merawat pasien. Walaupun tidak dapat Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD
dipungkiri masih ada 5 perawat yang masih Pandan Arang Boyolali.
kurang dalam perilaku caring. Secara umum Tujuan penelitian ini untuk
bahwa di ruang kelas III jumlah perawatnya mengetahui hubungan perilaku caring
sedikit dengan jumlah pasiennya terlalu perawat dengan kepuasan pasien JKN di
banyak sehingga beban kerja yang tinggi, Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD
sementara itu jumlah pasien yang ada di Pandan Arang Boyolali.
ruang kelas III sekitar 75% menggunakan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), hal ini METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
menunjukkan perlunya perilaku caring dari
deskriptif korelasional dengan rancangan
perawat untuk meningkatkan kepuasan
cross sectional. Populasi dalam penelitian
pasien tersebut, di samping itu di ruang
ini adalah semua pasien JKN yang menjalani
kelas III rentan terhadap ketidakpuasan
perawatan di Instalasi Rawat Inap Kelas III
karena beberapa pasien kurang cepat untuk
RSUD Pandan Arang Boyolali pada tahun
segera ditangani oleh tenaga kesehatan
2016 tiap bulannya rata-rata sebesar 360
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
orang. Diambil sampel sebanyak 78 orang
dengan teknik purposive sampling. Data
5

dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. keseluruhan responden. Hal ini sesuai


Uji korelasi rank spearman untuk dengan kenyataan bahwa umur rata-rata
mengetahui hubungan hubungan perilaku pasien JKN yang menjalani perawatan
caring perawat dengan kepuasan pasien inap kelas III RSUD Pandan Arang
JKN di Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD Boyolali adalah usia pertengahan (middle
Pandan Arang Boyolali. age) dan atau usia dewasa. Hal ini sesuai
penelitian yang dilakukan oleh Abdul
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan Shaleh (2014) yang menjelaskan
Karakteristik Responden
bahwa kelompok umur yang terbanyak
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden pada pasien yang dirawat di rumah sakit
Variabel F % dengan jaminan kesehatan adalah umur
Umur :
dewasa sebanyak 85%.
< 30 tahun 7 9,0
30 – 50 tahun 40 51,3 Aday (1980) dalam Situmpol
> 50 tahun 31 39,7 (2012) yang menyatakan bahwa usia
Jenis Kelamin muda (<35 tahun) memiliki tingkat
Laki-laki 30 38,5
Perempuan 48 61,5 kepuasan relatif rendah dibandingkan
Pendidikan : dengan usia tua (>35 tahun) karena usia
SD 31 38,5
SLTP 15 19,2 muda lebih produktif sedangkan
SLTA 28 35,9 Lumenta (1989) dalam Situmpol (2012)
PT 5 6,4
Pekerjaan : menyatakan bahwa usia produktif
Buruh/Tani 35 44,9 mempunyai tuntutan lebih besar
Wiraswasta/Dagang 21 26,9
dibandingkan usia tua.
Pelajar 1 1,3
Lainnya (IRT, 21 Menurut penelitian Retnowati
Swasta) 26,9
(2014) usia akan mempengaruhi
N = 52
Sumber: Data primer yang diolah, 2017. pengetahuan yang dimiliki oleh
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat seseorang yang nantinya dapat

dijelaskan sebagi berikut: mempengaruhi pengambilan keputusan

1. Umur untuk status kesehatannya. Menurut

Penelitian ini menunjukkan bahwa Situmpol (2012) bahwa mereka yang

sebagian besar responden masih berusia muda lebih peka dan terbuka dengan

produktif (antara 30 – 50 tahun) yaitu informasi serta lebih berani

sebanyak 40 orang atau 51,3% dari mengungkapkan ketidakpuasannya


6

sedangkan mereka yang tua cenderung jenis kelamin laki-laki cenderung


menerima saja, kurang informatif dan dominan, aktif dan bebas ditunjukkan
lebih pasrah dengan pelayanan yang dengan sifat percaya diri, terus terang,
didapatkan. keras, kompetitif dan yakin. Sedangkan
2. Jenis Kelamin jenis kelamin wanita cenderung sensitif
Hasil penelitian diketahui bahwa dalam hubungan formal yang
sebagian responden berjenis kelamin ditunjukkan dengan sifat penuh
perempuan (61,5%). Pasien sebagian pengertian, hangat, bijaksana, dan dapat
besar perempuan sebagai petani/buruh bekerja sama dan sabar.
dan ibu rumah tangga yang bukan Menurut Gunarsa dalam Oroh, dkk
pengambil keputusan, sehingga dimana (2012) bahwa jenis kelamin memiliki
mereka mencari dan memilih rumah pengaruh pada pandangan terhadap jasa
sakit sebagai tempat pelayanan yang diberikan. Perempuan lebih banyak
tergantung dari suami atau yang melihat penampilan secara detail,
berperan sebagai pengambil keputusan. sementara laki-laki tidak mengindahkan
Menurut Mohammed (2011) hal tersebut. Cara mengelola hubungan
menyatakan bahwa laki-laki mempenyai untuk kaum laki-laki, mereka cenderung
tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari lebih tak peduli dengan hal yang
pada perempuan. Menurut Hidayati, dkk dikemukakan oleh perempuan, karena itu
(2014) bahwa bahwa persepsi dan reaksi mereka dianggap lebih fleksibel
terhadap gangguan sakit dipengaruhi dibandingkan perempuan.
oleh sex, ras, pendidikan, kelas ekonomi 3. Pendidikan
dan latar belakang budaya. Dari Berdasarkan penemuan diketahui
pernyataan tersebut antara pria dan sebagian besar responden mem-punyai
wanita akan relatif sama dalam pendidikan SD yaitu sebanyak 38,5%.
merasakan kepuasan. Hal ini sebagaimana kenyataan di
Menurut Abraham Shanley yang lapangan bahwa responden sebagian
dikutip oleh Situmpol (2012) bahwa besar berasal dari pedesaan maupun
jenis kelamin wanita cenderung puas pinggiran kota kabupaten dan kecamatan
terhadap pelayanan daripada laki-laki, yang umumnya sudah memiliki
hal tersebut karena sifat peserta dengan berpendidikan SD. Karena faktor
7

pengalaman merupakan penyebab masyarakat yang berpendidikan tinggi


perubahan dalam pengetahuan, sikap dan cenderung tidak puas karena
perilaku. Pengalaman yang menyenang- pengetahuan yang dimiliki lebih
kan selama dirawat di rumah sakit menuntut layanan yang lebih baik.
mempunyai efek yang bermakna pada Menurut Hidayati, dkk (2014) bahwa
persepsi pasien terhadap mutu rumah perasaan puas pada setiap individu
sakit dan maksud untuk kembali pada tidaklah sama, akan tetapi ungkapan
rumah sakit yang sama bila puas pada sekelompok individu dapat
membutuhkan pelayanan pada waktu terjadi hampir sama karena adanya
yang akan datang dan mutu yang pengaruh lingkungan dan masyarakat
dirasakan pasien secara bermakna golongan tertentu. Seperti halnya yang
dipengaruhi oleh kepuasan terhadap dikemukan oleh Azwar (2009) dalam
pengalaman perawatan sebelumnya dan Hidayati, dkk (2014) bahwa sama halnya
kesan sebelumnya. dengan mutu pelayanan dimensi
Menurut peneliti, mereka yang kepuasan pasien sangatlah bervariansi.
berpendidikan tinggi cara pikirnya lebih 4. Jenis Pekerjaan
kritis, lebih informatif, dan Hasil penelitian menunjukkan
mengharapkan lebih sehingga mereka bahwa sebagian besar responden
cenderung tidak cukup puas terhadap mempunyai pekerjaan sebagai
pelayanan yang kurang sesuai dengan buruh/petani yaitu sebanyak 44,9%. Hal
harapan mereka, sedangkan mereka yang ini sebagaimana kenyataan di lapangan
berpendidikan rendah cenderung lebih bahwa umumnya sebagian besar
menerima dan memahami apa yang telah responden mempunyai pekerjaan sebagai
diberikan kepada mereka. Hal ini petani dan buru pabrik, karena di
sebagaimana dinyatakan oleh Rahman Kabupaten Boyolali ada beberapa pabrik
(2013) bahwa peserta yang atau perusahaan yang mempekerjakan
berpendidikan sedang lebih puas dengan tenaga kerja baik itu di perusahaan jasa
pelayanan rawat inap dibandingkan (misalnya perusahaan angkutan dan
dengan berpendidikann tinggi. tekstil serta pemborong) dan juga
Sedangkan menurut Carr dan Hill perusahaan industri misalnya perusahaan
(dalam Tina (2011) menyatakan bahwa kayu lapis dan perusahaan konveksi serta
8

sebagai buruh angkut di pasar-pasar dibandingkan orang yang tidak bekerja


wilayah Kabupaten Boyolali. terhadap pelayanan kesehatan.
Jika dilihat dari pekerjaan respon- Perilaku Caring Perawat di Instalasi
Rawat Inap Kelas III RSUD Pandan
den sebagian besar bekerja sebagai tani
Arang Boyolali
dengan pendidikan rata-rata tingkat
Tabel 2. Perilaku Caring Perawat
pendidikan rendah, sehingga hal ini Perilau Caring F %
dapat menentukan keputusan pasien Perawat
Kurang 3 3,8
dimana harus mencari pengobatan.
Cukup 50 64,1
Pasien tidak mementingkan nama rumah Baik 25 32,1
sakit (label), namun pasien lebih Jumlah 78 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2017.
menekankan yang utama dia harus
Hasil penelitian diketahui bahwa
mendapat pengobatan, apapun nama
perilaku caring perawat sebagian besar
rumah sakitnya tidak menjadi masalah.
responden mempunyai perilaku cukup yaitu
Menurut asumsi peneliti seseorang yang
memiliki pekerjaan dan pekerjaan yang sebanyak 50 responden (64,1%). Perilaku

lebih baik cenderung memiliki tingkat caring perawat dalam penelitian ini adalah

kepuasan yang lebih tinggi untuk perilaku yang ditunjukan oleh perawat saat

memenuntut pelayanan yang lebih baik memberikan asuhan keperawatan seperti


lagi daripada seseorang yang tidak memberi rasa nyaman, perhatian, hormat,
memiliki pekerjaan. peduli, terampil, pemeliharaan kesehatan,
Hal ini sebagaimana hasil memberi dorongan, melindungi, kehadiran,
penelitian Hidayati, dkk (2014) yang mendukung, memberi sentuhan dan siap
mengemukakan bahwa antara status membantu, memenuhi kebutuhan pasien,
pekerjaan dengan tingkat kepuasan serta mengunjungi pasien.
terdapat hubungan yang searah. Beberapa penelitian sebelumnya
Parasuraman (dalam Situmpol (2012) menunjukan hasil yang berbeda, seperti
menyatakan bahwa orang yang memiliki penelitian yang dilakukan oleh Suryani
status pekerjan lebih baik maka tingkat (2010) di salah satu rumah sakit di kota
kepuasannya lebih tinggi. Sedangkan Jakarta, menemukan hasil 53% responden
menurut Rahman (2013) menyatakan menilai perilaku caring perawat telah
bahwa orang yang bekerja cenderung dilaksanakan dengan baik. Pengetahuan
memiliki harapan lebih tinggi perawat yang kurang tentang perilaku caring
9

dan persepsi perawat pelaksana terhadap menurut responden dalam penelitian ini
lingkungan kerja yang kurang baik menjadi merupakan suatu keadaan positif yang dapat
faktor yang menyebabkan belum optimalnya memicu peningkatan kualitas pelayanan di
pelaksanaan perilaku caring oleh perawat ruang rawat inap Kelas III RSUD Pandan
yang menjadi subjek penelitian tersebut. Arang Boyolali. Sebagai pelayanan yang
Penelitian Suryani (2010) dan perlu digalakkan dan dikembangkan oleh
Agustin (2012) di ruang rawat bedah dewasa rumah sakit, penilaian positif dari pasien
sebuah RS di kota Palembang, merupakan suatu penghargaan dan
mengemukakan hasil yang menunjukan pencapaian yang cukup baik, yang perlu
51,5% pasien menilai perawat sudah caring dipertahankan dan dikembangkan agar dapat
terhadap pasien. Kurangnya pemahaman menciptakan citra yang baik dimata
perawat terhadap konsep caring, citra masyarakat.
profesi yang masih kurang, beban kerja yang Ada beberapa faktor yang
tidak proporsional, dan kurangnya kesadaran menyebabkan penerapan perilaku caring
perawat terhadap peran dan fungsi oleh perawat, yaitu beban kerja, lingkungan,
sesungguhnya dari profesi perawat. pengetahuan dan pelatihan caring. Menurut
Sejalan dengan kedua penelitian pendapat penulis, tingginya perilaku caring
tersebut, penelitian ini juga menjadikan perawat yang didapatkan dari hasil
pasien sebagai subjek penelitian, sehingga penelitian ini mungkin disebabkan karena
didapatkan hasil penelitian caring perawat semua perawat yang berdinas di ruang
berdasarkan penilaian pasien terhadap perawatan umum kelas III memiliki
caring yang dilakukan oleh perawat. Bila pengetahuan tentang perilaku caring yang
dibandingkan dengan kedua hasil penelitian baik. Koswara (2012) dalam penelitiannya
tersebut, hasil penelitian ini menunjukan menemukan hubungan yang signifikan
proporsi penilaian pasien terhadap perilaku antara pengetahuan tentang perilaku caring
caring perawat yang lebih tinggi. Perbedaan dengan sikap caring perawat pelaksana.
tersebut dapat diakibatkan karena perbedaan Berdasarkan data pada bagian
tempat penelitian. Tempat penelitian yang kepegawaian di RSUD Pandan Arang
berbeda menyebabkan perbedaan dalam Boyolali, seluruh perawat yang berdinas di
karakteristik responden maupun perawat. ruang perawatan umum kelas III adalah
Tingginya penilaian perilaku caring perawat lulusan DIII keperawatan dan
10

S1keperawatan, dimana pada jenjang Pandan Arang mayoritas mempunyau


pendidikan DIII dan S1 keperawatan, teori kepuasan cukup puas sebanyak 39
dan konsep tentang caring masuk kedalam responden (50,0%), puas sebanyak 32
kurikulum pengajaran (Koswara, 2012). responden (41,0%) dan kurang puas
Kemampuan perawat dalam menampilkan sebanyak 7 responden (9,0%). Sebagaimana
perilaku caring, dipengaruhi oleh proses penelitian yang dikemukakan oleh Singgih
belajar dan sosialisasi perilaku caring (2012), bahwa seorang pasien yang pada
kepada calon perawat di institusi masa sehat terbiasa hidup dengan pelayanan
pendidikan. Yuliawati (2012) juga yang sepenuhnya dipusatkan pada pemuasan
menyebutkan bahwa proses pendidikan semua keinginan, tentu sewaktu mendapat
dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku perawatan akan menuntut perlakuan yang
caring pada mahasiswa keperawatan yang sesuai dengan yang diperolehnya dalam
merupakan calon perawat di masa depan. hidup sehari-hari.
Sebagian besar perawat juga telah Menurut Nugroho (2011) mengemu-
mendapatkan pelatihan tentang etika dan kakan bahwa tenaga kesehatan merupakan
pelatihan Model Praktek Keperawatan pegawai inti dari rumah sakit. Hal ini
Profesional (MPKP) yang didalamnya didasarkan pada tujuan utama masyarakat
diajarkan nilai-nilai caring tentang berkunjung ke rumah sakit adalah untuk
bagaimana perawat bersikap dan komunikasi mendapatkan pelayanan kesehatan di lokasi
terapeutik antara perawat dan pasien. tersebut. Dengan demikian keberadaan
dokter, perawat, dan petugas lainnya pada
Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap
rumah sakit akan terkait langsung dengan
Kelas III RSUD Pandan Arang Boyolali
kepuasan pasien yang berobat atau
Tabel 3. Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien F (%) berkunjung ke pelayanan kesehatan.
Kurang 7 9,0 Pelayanan petugas berhubungan dengan
Cukup 39 50,0
32 41,0 tugas para tenaga kesehatan di rumah sakit
Puas
Jumlah 78 100,0 untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
Sumber: Data yang diolah, 2016. kesehatan sesuai dengan bidang keahlian
Berdasarkan Tabel 3, hasil penelitian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang
diketahui bahwa kepuasan pasien JKN di bersangkutan mematuhi standar profesi dan
Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD menghormati hak pasien. Selain itu
11

pelayanan petugas juga berkaitan dengan Hal ini sesuai dengan penelitian yang
hubungan antarmanusia, yaitu antara dilakukan oleh Triastuti, dkk (2013) yang
pemberi layanan dengan pasien secara meneliti tentang perilaku caring dan tingkat
langsung. kepuasan pasien, hasil penelitian
Hasil penelitian yang dilakukuan, menjelaskan bahwa 60,2% responden
diperoleh data yang menunjukkan bahwa mengatakan perilaku caring perawat baik
sebagian besar merasa puas dengan dan 59,2% mengatakan puas.
pelayanan petugas dan responden lainnya
Hubungan perilaku caring perawat
merasa cukup puas dengan pelayanan
dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
petugas di RSUD Pandan Arang Boyolali, Rawat Inap Kelas III RSUD Pandan
Arang Boyolali
meski pelayanan dianggap agak terlambat
Analisis bivariat ini bertujuan untuk
tetapi sikap petugas tetap ramah dan sopan
mengetahui hubungan caring perawat
dalam memberikan pelayanan kepada
dengan kepuasan pasien JPN di Instalasi
petugas dan memahami akan kebutuhan
Rawat Inap Kelas III RSUD Pandan Arang
pasien. Penilaian pasien yang berkunjung
Boyolali, adapun hasil analisisnya dapat
atau berobat pelayanan kesehatan dilihat
dilihat dalam Tabel 4.4.
sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan
Tabel 4.4
keberadaan dokter dan perawat rumah sakit Analisis Korelasi Rank Spearman
yang hadir pada hari-hari kerja dan jam Variabel Nilai RXY p-value
Caring Perawat 0,595 0,000
kerja keberadaan dan kedatangan dokter dengan Kepuasan
selalu tepat waktu, dan sikap perilaku Pasien

dokter, perawat dan petugas lainnya yang Tabel 4.4 menunjukkan nilai korelasi
baik akan menjadikan pasien merasa puas, rank spearman sebesar 0,595 dengan p-
nyaman dan percaya untuk menggunakan value = 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima
jasa pelayanan, sebaliknya pelayanan yang dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat
diberikan tidak sesuai dengan harapan hubungan antara perilaku caring perawat
pasien maka ketidakpuas akan muncul, dengan kepuasan pasien JPN di Instalasi
sehingga tersebut menjadi salah satu tujuan Rawat Inap Kelas III RSUD Pandan Arang
pasien memilih rumah sakit sebagai Boyolali. Adapun sifat hubungan kedua
pelayanan kesehatannya. variabel tersebut tergolong mempunyai
hubungan yang kuat. Hal ini menurut
12

Colton dalam Sugiyono (2010), bahwa Berdasarkan beberapa teori dan hasil
apabila nilai r = 0,51 - 0,75 berarti hubungan penelitian tentang perilaku caring perawat
tersebut kuat. dengan kepuasan pasien sangat erat
hubungannya karena perlakuan perawat
Pernyataan ini didukung teori yang
sebagai provider dimana pelayanan perawat
dikemukakan oleh Singgih, dkk (2012),
harus dapat dirasakan dan memberi dampak
bahwa perawat yang dapat meyakinkan
yang positif terhadap pasien sebagai
pasien/keluarga akan memperoleh
customer (pelanggan) pelayanan
kepercayaan dari pasien, sehingga secara
keperawatan di rumah sakit (Sitorus, 2011).
tidak langsung dapat membantu membentuk
Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome)
sikap positif pasien terhadap perawat Ada
layanan kesehatan. Dengan demikian,
orang sakit yang ingin selalu diperhatikan
kepuasan pasien merupakan salah satu
dan menarik perhatian perawat, ada pula
tujuan dari peningkatan layanan kesehatan.
pasien yang sungkan dan segan untuk
Adapun bentuk dari perilaku caring perawat
memanggil dan meminta bantuan perawat.
seperti perawat selalu menjelaskan kepada
Hasil penelitian ini konsisten dengan
pasien tentang keadaan/proses
penelitian yang dilakukan oleh Abdul, dkk
kesembuhannya, perawat selalu menjelaskan
(2014) yang menjelaskan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara perilaku ketika akan melakukan tindakan, perawat

caring dengan kepuasan pasien rawat inap memberikan informasi tentang keadaan
rumah sakit, artinya bahwa semakin baik pasien ketika pasien bertanya dan peraat
perilaku caring yang dilakukan perawat ceria, dan membuat suasana lebih
maka semakin puas pasien rawat inap dalam menyenangkan dengan mengajak berjanda.
menerima layanannya di rumah sakit. Hasil Contoh perilaku caring perawat tersebut
penelitian ini diperkuat pula oleh Daaliuwa akan berdampak pada kepuasan pasien
dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa seperti perawat merasa bahwa kecepatan
perilaku caring perawat berhubungan biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
signifikan dengan kepuasan pasien.
telah ditetapkan telah sesuai dengan yang
Demikian juga penelitian yang dilakukan
diharapkan, perawat dalam melakukan
oleh Ahmad (2014) yang menyimpulkan
tugasnya di ruang telah mampu dan sesuai
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
dengan keahlian, keterampilan dan
kualitas caring terhadap tingkat kepuasan
pengetahuannya dan pelaksanaan pelayanan
pasien.
13

dengan persyaratan diberikan sesuai dengan Diharapkan rumah sakit perlu upaya
yang diharapkan pasien, dengan hal tersebut untuk memperbaiki kinerja perawat
maka kepuasan pasien akan terbentuk. dalam hal memberikan pelayanan caring
pada setiap pasien yang dilayani.
SIMPULAN
2. Bagi Institusi Pendidian
1. Karakteristik pasien yang menjalani
Diharapkan mampu menciptakan
hemodialisis umur rata-rata sebesar 54,58
perawat-perawat baru yang memiliki
tahun, berjenis kelamin laki-laki ada 28
kualitas yang baik, yang mampu
orang (53,8%), berpendidikan SMA
sebanyak 24 orang (46,2%) dan menerapkan perilaku caring terhadap

berprofesi sebagai buruh/tani/IRT pasien.


sebanyak 17 orang (32,7%). 3. Bagi Peneliti berikutnya
2. Karakteristik responden, sebagian besar Perlu dilakukan penelitian mengenai
berjenis kelamin perempuan, dengan faktor-faktor lain yang berhubungan
umur rata-rata 30-50 tahun (51,3%), dengan persepsi pasien pada caring
berpendidikan SD (38,5%), berjenis perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III,
kelamin permepuan (61,5%) dan misalnya umur, jenis kelamin dan
mempunyai pekerjaan sebagai buruh/tani tingkat pendidikan serta menambah
(44,9%).
variabel mutu pelayanan selain kelima
3. Sebagian besar responden menilai bahwa
dimensi yang ada misalnya keselamatan
perilaku caring perawat tergolong cukup
pasien dan peningkatan mutu pelayanan
baik (64,1%).
keperawatan.
4. Sebagian besar responden mempunyai
4. Bagi Peneliti
kepuasan tergolong cukup puas yaitu
sebanyak 50,0%. Diharapkan memfokuskan pada perilaku

5. Terdapat hubungan signifikan antara caring terhadap pasien dalam


caring perawat dengan kepuasan pasien melaksanakan asuhan keperawatan yang
JKN yang menjalani perawatan di ruang komprehensif dan paripurna.
rawat inap kelas III RSUD Pandan Arang
Boyolali (p=0,000). DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Ariyanti Saleh, Elly L. Sjattar. 2014.
SARAN Hubungan Perilaku Caring Perawat
dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat
1. Bagi Pelayanan Kesehatan / Rumah Inap Rumah Sakit. Jurnal Ilmu
Sakit Keperawatan. Butan: Universitas
Hasanudin.
14

Program Pasca Sarjana, Fakultas


Agustin, I. 2012. Perilaku Caring Perawat Ilmu Keperawatan, Universitas
dan Hubungannya dengan Kepuasan Indonesia.
Klien di Instalasi Rawat Inap Bedah
Dewasa RS. Dr. Moehammad Hosein Mulyaningsih. 2011. Tesis: Hubungan Berfikir
Palembang Tahun 2012. Tesis, Kritis dengan Perilaku caring
Palembang Indonesia. Diunduh Perawat di RSUD Dr. Moewardi
tanggal 23/5/2016. Surakarta. Program Pascasarjana,
Fakultas Ilmu Keperawatan,
Ahmad., 2014. Pengaruh Kualiats Caring Universitas Indonesia.
terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di
Ruang Penyakit Dalam RSUD Bima. Nugroho, Singgih, 2011, Analisis Mutu
Jurnal Publikasi Keperawatan. Pelayanan Terhadap Kepuasan
Bima: NTT. Pasien Umum Di Balai Pengobatan
Umum Puskesmas Wonopringgo
Depkes. RI, 2008. Hasil Survey Ekonomi Kabupaten Pekalongan, Universitas
Nasional Tahun 2000, Jakarta. Diponegoro, Semarang.

_________, 2009, Hasil Survey Kesehatan Sitompul, Juliani. 2012. Faktor-Faktor Yang
Tahun 2008, Jakarta. Berhubungan Dengan Kepuasan
Peserta Askes Sosial Terhadap
_________, 2010, Buku Petunjuk Tata Kerja Pelayanan Askes Center Di Rs. Depati
Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta. Hamzah Pangkalpinang, Jakarta:
Universitas Indonesia.
Dwilaksono, Agung. 2006. Strategi
Peningkatan Kualitas Jasa Suhartati, 2009. Hubungan Mutu Pelayanan
Pelayanan Berdasarkan Analisis Keperawatan dengan kepuasan
Kepuasan Pasien Askeskin di pasien di Ruang Rawat Inap RSUD
Puskesmas (Studi Kasus di Puskemas Kota Yogyakarta. Skripsi (tidak
Mulyorejo dan Banyu Urip, Kota dipubliaksikan). Diakses dari
Surabaya). Buletin Penelitian Sistem pratidinalestiyani.wordpress.com/
Kesehatan -Val 9 No. 4 Oktober 2011/05/mutu-pelayanan/.
2006: 190-197. Yogyakarta: FK. UGM.

Irawati. 2008. Hubungan Antara Komunikasi, Yeni. 2012. Hubungan Mutu Pelayanan
Sikap dan Ketrampilan Perawat Kesehatan dengan Kepuasan Pasien
dengan Kepuasan Pasien di Rumah Rawat Inap di Rumah Sakit Sultan
Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Daeng Radja. Jurnal Kesehatan
Soeharso. Skripsi (tidak Masyarakat.
dipublikasikan). Diaskes dari:
publikasiilmiah.ums.ac.id/ bitstream/
handle.123456789/3647.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 128/Menkes/Sk/Ii/
2004, Tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan 2007.

Koswara, D. 2012. Tesis: Hubungan Antara


Pengetahuan Caring dengan Sikap
Caring Perawat Pelaksana di Ruang
Rawat Inap RSUD Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai