Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 20180420296
Resume BAB 2
HAKIKAT FILSAFAT
1. FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, ( harfiah ), kata filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu “ fhilia atau
fhilien” yang artinya cinta atau mencintai dan “ sofhos” yang artinya hikmah, kearifan atau
kebijaksanaan. Jadi dapat diartikan mencintai hikma atau kearifan, atau mencintai kebijaksanaan.
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia yang menempati posisi sebagai induk pengetahuan.
Filsafat juga diartikan mencari sebuah kebenaran, karakteristik utama berfikir filsafat adalah
sifatnya yang menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif. Sifatnya menyeluruh artinya
mempertanyakan hahekat keberadaan, dan kebenaran tentang keberadaan itu sendiri sebagai satu
kesatuan secara keseluruhan, bukan persektif dari bidang perbidang atau sepotong-sepotong.
Menurut suriasumitra (2000), pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi,
yaitu : apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang diangga baik dan
mana yang dianggap buruk (etika), serta mana yang dianggap indah dan mana yang dianggap
jelek (estetika). Itu sebabnya filsafat dikatakan sebagai induk dari seluruh cabang ilmu
pengetahuan dan seni.
B. Tujuan Filsafat
Tujuan utama filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika
(kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun hakikat keaslian (metafisik).
C. Hakikat Filsafat
Filsafat merupakan ilmu yang dasarnya adalah pemikiran manusia yang menyeluruh. Bisa
dikatakan filsafat adalah sumber dari segala cabang ilmu. Pengertian filsafat dapat didekati
paling sedikit dari segi: filsafat dalam arti harfiah, filsafat secara operasional, filsafat dari sudut
isinya (materinya), dan filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan.
2. Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan
yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti.
5. Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari
implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi
proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan
seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat
menyuburkan intelektual.
2. AGAMA
A. Hakikat Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan
kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Menurut Agus M. harjana (2005) mengutip pengertian agama dari Ensiklopedi Indonesia
karangan Hasan Shandily.agama berasal dari bahasa sangsakerta : a berarti tidak , gam berarti
pergi,dan a besifat atau keadaan. Jadi istialah agama berarti : bersifat tidak pergi,tetap lestari,
kekal dan tidak berubah. Dengan demikian agama adalah pegangan atau pedoman bagi manusia
utuntuk mencapai hidup kekal.
Agama secara umum adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi (yang
dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada
manusia) upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus (secara pribadi dan bersama?) yang
ditujukan kepada Ilahi.
Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1. Ajaran (teori; konsep) sebagai sisi gaib
2. Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,
3. Ritus (upacara) sebagai sistem lambang, dan
4. Praktik (amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan
masyarakat.
B. Tujuan Agama
Beberapa tujuan agama terhadap kehidupan manusia yaitu :
1. Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
2. Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat
mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
3. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Tuhan.
4. Menyempurnakan akhlak manusia.
Agama juga berperan untuk menciptakan suatu perdamaian bagi masyarakat dan sebagai alat
yang dapat dijadikan sebagai penumbuh rasa solidaritas.
3. ETIKA
A. Pengertian Etika
Etika barasal dari kata yunani yaitu berasal dari kata ethos (bentuk tunggal)yang berarti
tempat tinggal, padang, rumput, kadang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir,
bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini kata etika sama dengan
moral. Moral berasal dari kata latin: mos ( bentuk tunggal ), atau mores ( bentuk jamak ) yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhalk, cara hidup, (kanter, 2001). Etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
4. HUKUM
Dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana pengendali dan perubahan sosial, hukum
memiliki tujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, damai, adil yang ditunjang
dengan kepastian hukum sehingga kepentingan individu dan masyarakat dapat terlindungi.
Hukum, etika dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan dan mempunyai arti
yang hampir sama walaupun terdapat juga perbedaaan.