Anda di halaman 1dari 5

PERBANDINGAN SIRIRAJ SKOR (SS) DAN ALGORITMA GAJAH MADA (AGM)

KASUS SRTOKE DI IGD RSUD Dr. SOEDONO MADIUN

Didik Saudin1 , Mukamad Rajin2, Moch. Yadi Rriswanto3

1
Didik Saudin. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
E-mail: didiksaudin@fik.unipdu.ac.id
2
Mukamad Rajin. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
E-mail: mukamadrajin@fik.unipdu.ac.id
3
Moch. Yadi Rriswanto. Nursing Primer Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun
E-mail: yudikriswanto43@gmail.com

Abstract

Stroke merupakan gangguan neurologik serta penyakit Cerebrovaskuler dimana angka kematian tertinggi
di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini membandingkan metode pengkajian neurologis Siriraj Skor (SS)
dengan Algoritma Gajah Mada (AGM) pada tingkat pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) guna
mempercepat tindakan lanjutan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah uji SPSS T-Test
untuk melihat signifikasi SS dan AGM dan uji korelasi diantara keduanya dengan menggunakan Pearson.
Hasil SS memiliki probalitas α = 0,000 atau < 0,05 berarti bahwa SS memiliki hubungan yang kuat,
sedangkan pada AGM didapatkan nilai probalitas α=0,000 < 0,05 berarti juga memiliki hubungan dalam
menentukan diagnose stroke. Hasil tingkat signifikasi diantara siriraj dan Gajah mada sebesar 0,812 >
0,05 berarti tidak ada hubungan diantara SS dan AGM. Pentingnya pertolongan yang cepat dan tepat
pada semua pasien stroke guna menghindari keterlambatan pertolongan menhindari kecacatan dan
kematian sklil perawat perlu peningkatan pengetahuan dengan aplikasi pemeriksaan mudah dilaksanakan
di pelayanan IGD.

1
PENDAHULUAN praktek dalam melakukan metode pengkajian
pasien stroke sehingga dapat diketahui secara dini
Stroke adalah masalah - masalah
jenis-jenis stroke ; stroke hemoragik atau stroke
neurologik primer di Amirika Serikat dan di dunia
infark dimana untuk menentukan diagnosis
meskipun upaya pencegahan telah dilakukan dalam
menunggu dilakukan pemeriksaan radiologis CT
beberapa tahun terakhir stroke adalah penyebab
Scan kepala yang memerlukan waktu dalam
kematian tertinggi dan berdasarkan data WHO
pelaksanaannya.
penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Penyakit Cerebrovaskuler merupakan Angka Dari uraian diatas maka peneliti
kematian tertinggi di Indonesia, disusul oleh membandingkan tingkat efisiensi metode
Penyakit Jantung Koroner dan Diabetes Melitus pengkajian neurologis SS dan AGM untuk
(Riskesdas, 2013). Dari data rekam medis RSUD menentukan/memprediksi jenis stroke sehingga
dr. Soedono Madiun diperoleh data diagnosa dapat membantu perawat dalam memberikan
terbanyak tahun 2014 adalah Gagal Ginjal asuhan keperawatan di pelayanan IGD RSUD dr.
sebanyak 2179 (23%), cerebrovaskuler desease Soedono Madiun
sebanyak 2007 kasus (21%) Trauma Kepala 1850
(19%) dan angka diagnosa penyebab kematian
METHODE
tertinggi adalah gangguan Ginjal 30 %, stroke 29%
dan Penyakit jantung 27 %. Dari kasus stroke 65,8 Metode yang digunakan dalam penelitian
% menyerang usia lanjut dan 34,2% terjadi pada ini adalah uji SPSS T-Test untuk melihat signifikasi
usia produktif. SS dan AGM signifikansi α<0,05 dan uji korelasi
diantara keduanya dengan menggunakan Pearson
Berdasarkan kasus stroke yang ada maka
(Nursalam, 2013)
diperlukan suatu metode pengkajian yang
komprehensif yang bertujuan untuk menentukan
tindakan yang cepat dan, tepat sehingga dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
meminimalkan kecacatan dan kematian. Pengkajian
Berdasarkan literatur peneliti mencoba
merupakan langkah pertama dari proses
untuk mengaplikasikan sistem pengkajian pasien
keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang
stroke fase akut dengan SS dan AGM pada 30
akurat dari klien sehingga dapat diketahui masalah
pasien yang dilakukan anamnesa dan berapa
keperawatan (Hidayat, 2007). Perawat sebagai
dihitung skor nya untuk prediksi jenis stroke dan
tenaga kesehatan yang berada dilini depan dalam
dibandingkan dengan hasil CT Scan kepala yang
pelayanan kesehatan diharapkan mampu
terlihat dalam tabel 1 berikut :
menerapkan pengkajian yang efektif dan efisien
pada penanganan pasien stroke fase akut. Akan
tetapi belum tersedianya panduan khusus di lahan

2
Tabel 3

Tabel 1:

sesuai dg ct jumla
Metode scan tdk sesuai h

Siriraj 27 3 30
gajah Pada tabel 3 skor AGM didapatkan nilai probalitas

mada 18 12 30 α=0,000 < 0,05 berarti juga memiliki hubungan


Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa prosentase dalam menentukan diagnose stroke.
keakuratan dariSS sebersar 90% sedangkan AGM
Tabel 4:
keakuratannya sebesar 60% dan hasil yang tidak
sesuai dengan ct scan untuk SS sebesar 10%
sedangkan untuk AGM sebesar 30%. Dan
sensitifitas SS untuk stroke hemoragik sebesar 11
dari 12 kasus stroke homoragik atau 92% lebih
tinggi jika dibandingkan dengan stroke infark yaitu
16 kasus dari 18 stroke infark atau 89%. Sedangkan
pada AGM untuk stroke hemoragik sensifitas
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil tingkat
didapatkan 11 dari 12 kasus atau sebesar 92% dan
signifikasi diantara siriraj dan Gajah mada sebesar
untuk stroke infark dengan 7 dari 18 pasien atau
0,812 > 0,05 berarti tidak ada hubungan diantara
sebesar 39 %.
SS dan AGM. dari aplikasi jurnal yang peneliti
Sedangkan untuk melihat efektifitas dari lakukan
Siriraj skor dan algoritma gajah mada dari analisa
Hasil tingkat signifikasi diantara SS dan
SPSS dengan metode T Test
AGM sebesar 0,812 > 0,05 berarti tidak ada
Tabel 2 hubungan diantara SS dan AGM. dari aplikasi
jurnal yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
SS dan AGM tidak memiliki hubungan tetapi
masing-masing memiliki signifikasi dengan nilai
α= 0,000 atau < p= 0,05. Prosentase SS oleh
peneliti lebih efektif untuk mendeteksi stroke
hemoragik 92% dari pada stroke infark 89%

Pada tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa SS memiliki demikian juga AGM untuk stroke hemoragik

probalitas α=0,000 atau < 0,05 berarti bahwa skor sebesar 92% dan stroke infark sebesar 39%. hal

siriraj memiliki hubungan yang kuat tersebut dimungkinkan karena stroke infark bila

3
dilakukan Ct Scan pada 3-6 jam onsite belum pengambilan consecutive sampling varibel yang
terdeteksi atau karena pengaruh dari penyakit lain diteliti stroke diagnosis klinis, penurunan
seperti DM, PJK dsb yang masih perlu penelitian kesadaran, nyeri kepala saat serangan, muntah,
lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih riwayat hipertensi, riwayat penyakit jaunting,
banyak. riwayat DM, aktifitas fisik, hipertensi saat serangan
dan reflek babinski (Rusdi, 1996).
Penelitian ini untuk memvalidasi
penggunaan SS di diagnosis hemoragik akut dan
stroke iskemik akut di Nigeria tenggara. Penelitian KESIMPULAN
ini merupakan penelitian prospektif pada validitas
Berdasarkan hasil analisa peneliti SS dapat
SSS dalam diagnosis jenis stroke pada Nigeria
diaplikasikan sebagai alternative pemeriksaan
tenggara. subyek didiagnosis stroke untuk siapa
dalam penegakan diagnosa stroke fase akut di IGD
otak komputerisasi tomografi (CT) scan dilakukan
RSUD dr Soedono Madiun hal ini dikarenakan
pada masuk direkrut selama masa studi. SS
keakuratan yang mencapai 90% bahkan penilitian
dihitung untuk setiap mata pelajaran, dan diagnosis
yang lain bisa sampai dengan 97%. Untuk
SS dibandingkan dengan diagnosis berdasarkan CT
memprediksi stroke hemoragik keakuratan sebesar
Scan otak. beberapa SS tidak cukup valid untuk
92% sedangkan untuk stroke infark sebesar 89%
membedakan jenis klinis stroke. Di Negara Nigeria
adapun ketidaksesuaian hasil ct scan bisa
tenggara untuk menjamin Intervensi seperti
dikarenakan pada pasien stroke infark dalam waktu
trombolisis pada stroke iskemik akut. Oleh karena
kurang dari 3-6 jam on site belum terdeteksi oleh
itu SS cukup akurat untuk memprediksi pasien
CT Scan. sedangkan untuk AGM dengan hasil 60%
stroke hemoragik akan tetapi kurang handal untuk
untuk itu mungkin perlu penelitian lebih lanjut
stroke iskemik (Chukwuonye, 2015).
dengan jumlah sampel lebih banyak untuk bisa
Penegakan diagnosa yang cepat dan tepat diaplikasikan secara aman dan efektif.
pada pasien stroke menentukan manajemen stroke
yang rasional sesuai dengan jenis stroke sedangkan
pemeriksaan penunjang Gold standart untuk REFERENSI

mendiagnosa stroke adalah pemeriksaan Ct Scan


Riskesdas (2013). Departemen Kesehatan Republik
kepala. akan tetapi fasilitas tersebut masih terpusat Indonesia., Jakarta
di kota besar dan perlu biaya yang mahal. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Penelitian ini mencari strategi klinik untuk Keperawatan. edisi ke 3.Salemba
membedakan stroke infark dan stroke hemoragik Medika. Jakarta.

akut secara cepat, aman, murah dan realibel serta Rusdi Lamsudin (1996), Berkala Ilmu Kedokteran
Vol 28 : Algoritma Stroke Gajah Mada;
valid yang dinamakan algoritma gajah mada. Penyusunan dan validasi untuk
Metode penelitian obsevarsional prospektif dengan

4
membedakan stroke infark dan
perdarahan intra cerebral

Chukwuonye Innocent Ijezie (2015), Validation of


siriraj stroke score in southeast nigeria,
International Journal of General
Medicine diakses dari pubmed

Hidayat, A.A. (2007), Metode Penelitian


Keperawatan dan teknik Analisa Data,.
Penerbit Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai