Selain cengkeh Indonesia juga menyimpan berbagai potensi perkebunan lain seperti
Pala, Kopi dan Tembakau yang saat ini menjadi komoditas perkebunan pemasok
devisa negara terbesar.
Tanaman Tebu mulai populer dan banyak di tanam di Indonesia sejak diterapkan
kebijakan Tanam Paksa oleh pemerintah Hindia Belanda. Sejak saat itu Tebu
menjadi salah satu komoditas unggulan hasil perkebunan di Indonesia yang di
ekspor keluar negeri.
Kondisi iklim tropis dan luasnya lahan pertanian yang dimiliki Indonesia menjadi
salah satu faktor penting dalam pertumbuhan agro industri tebu, saat ini setidaknya
masih beroperasi 62 pabrik gula, yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Sumatera, hampir semuanya merupakan pabrik yang dibangun sejak jaman
penjajahan.
Umur pabrik gula yang rata-rata sudah berusia diatas 100 tahun tentu saja sudah
mengalami penurunan kinerja yang akan mempengaruhi proses produksi.
Dampaknya, kita masih tergantung dari pasokan gula impor dari Thailand atau India.
Padahal di dalam negeri masih banyak lahan pertanian yang berpotensi menjadi
perkebunan tebu.
Salah satu alasan ketertinggalan Komoditas Teh Indonesia dari negara lain yaitu
karena hasil produksi teh (per hektar) yang masih rendah, hal ini diakibatkan dari
mayoritas petani teh kekurangan kemampuan finansial dan keahlian untuk
mengoptimalkan produksi, sementara itu sebagian besar dari teh Indonesia
ditumbuhkan dari biji bukannya dari hasil stek daun teh, yang tentu saja akan
memperlambat masa panen.
Jika masalah tersebut bisa diatasi oleh petani di dalam negeri, bukan tidak mungkin
produksi teh Indonesia akan bersaing dengan tiga besar negara pemasok teh di
dunia. Apalagi Teh hasi perkebunan Indonesia dikenal karena memiliki kandungan
katekin (antioksidan alami) tertinggi di dunia.
4. Karet (Rubber)
Agroindustri karet alam di masa yang akan datang diprediksi mempunyai prospek
yang makin cerah dari saat ini. Salah satu faktor yang bisa dilihat yaitu dengan
adanya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam, banyak
orang mulai berbondong-bondong berpindah ke energi terbarukan dan ramah
lingkungan, begitu juga dengan industri karet, masyarakat modern saat ini
cenderung memilih menggunakan green tyres daripada karet sintetis.
Semakin langkanya sumber-sumber minyak bumi dan semakin mahalnya harga
minyak bumi sebagai bahan pembuatan karet sintetis dari tahun ke tahun juga
menjadi salah satu faktor pendukung majunya industri karet tanah air.
Getah karet hasil perkebunan karet di Sumatera Selatan. Petani karet biasa
menyadap karet di pagi hari kemudian ditinggalkan dan hasil sadapannya diambil
kembali pada sore hari.
Diprediksi pada tahun 2020 produksi karet alam dunia akan mencapai 11,5 juta ton.
Sekitar 70% hasil produksi karet alam dunia diperuntukkan bagi industri ban.
Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia karet hasil perkebunan di Indonesia
ditargetkan bisa memasok 29% atau 3,3 juta ton karet kering.
Apalagi beberapa tahun belakangan bisnis coffe shop menjadi semacam trend baru
di kalangan anak muda Indonesia, trend positif ini selain meningkatkan nilai jual biji
kopi juga membuka jalan bagi anak muda untuk tidak bergantung mencari
pekerjaan, tetapi juga berani berwirausaha.
Baca Juga: Macam-Macam Jenis Biji Kopi Unggulan Indonesia
2. Tembakau (Tobaco)
Meskipun banyak beredar gerakan anti tembakau di seluruh dunia, nyatanya potensi
tembakau hasil perkebunan di Indonesia tiap tahun tidak pernah surut.