Anda di halaman 1dari 12

BENCANA WABAH PENYAKIT (KEJADIAN LUAR BIASA) DI

INDONESIA
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebencanaan dan Penanggulangan
Bencana yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M. Si dan
Bapak Agung Mulyo Setiawan, S. Pd., M. Si

Oleh Kelompok 4:
1. AZMIL AZHARI 170351616533
2. MARTA LARASANTI 170351616580
3. SALSABILA FIRDAUSI 170351616590

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
NOVEMBER 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Wabah......................................................................................3

2.2 Pembagian Wabah Menurut Sifatnya........................................................4

2.3 Kriteria Kerja Wabah................................................................................4

2.4 Tujuan Penyelidikan Wabah.....................................................................6

2.5 .................................................................................................................10

2.6 .................................................................................................................11

2.7 Pencegahan Bencana Wabah Penyakit di Indonesia...............................11

2.8 Penanggulangan Bencana Wabah Penyakit di Indonesia........................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

3.2 Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa
yang lebih banyak dari pada yang diperkirakan salam suatu periode waktu
tertentu di area tertentu atau di antara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas
pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika
aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate mecrobial atau
kluster kasus yang tidak bisa atau terjadunya peningkatan jumlah kasus yang
signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika
dokter, perawat atau petugas labiratorium yang menyadari terjadinya
serangkaian klutser kasus. Klutser kasus adalah kelompok kasus penyakit
atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat
yang berdekatan. Dalam suatu klutser banyaknya kasus yang dapat atu tidak
dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang
diperkirakan ketika diketahui. Karena rate endemik penyakit nosokomial,
cedera dan kejadian yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan, hanya ada sedikit kriteria pasti untuk
menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang
potensial atau melalui investigasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian wabah?
2. Bagaimana pembagian wabah menurut sifatnya?
3. Bagaimana kriteria kerja wabah?
4. Apa tujuan dari penyelidikan wabah?
5. Nnk
6. njs
7. Bagaimana pencegahan bencana wabah penyakit di Indonesia?
8. Bagaimana penanggulangan bencana wabah penyakit di Indonesia?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian wabah
2. Mengetahui dan memahami pembagian wabah menurut sifatnya
3. Mengetahui dan memahami kriteria kerja wabah
4. Mengetahui dan memahami tujuan dari penyelidikan wabah
5. Memahami dampak terjadinya bencana angin puting beliung
6. Memahami dan dapat menerapkan penanggulangan bencana pada pra
saat pasca bencana angin puting beliung di Indonesia.
7. Mengetahui dan memahami pencegahan bencana wabah penyakit di
Indonesia
8. Mengetahui dan memahami penanggulangan bencana wabah penyakit
di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wabah


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), wabah berarti
penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang
di daerah yang luas. Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
mengatakan bahwa wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian
yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah
terjangkitya.
Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Dep
Kes DirJen PPM dan PLP th 1981). Sedangkan menurut UU No 4 th. 1984, Bab I,
Pasal 1 mengatakan bahwa wabah penyakit menular adalah kejadian
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang julah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
morbiditas/mortalitas yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam periode tertentu. Apabila didapatkan penderita atau tersangka penderita
kejadian Luar Biasa, Kepala Wilayah/Daerah wajib segera melaksanakan tindaka
penanggulangan seperlunya dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak
berkembang menjadi wabah.
Dengan pengertian diatas dikehendaki agar wabah dapat segera ditetapkan
apabila ditemukan suatu penyakit yang dapat menimbulkan wabah, walaupun
penyakit tersebut belum menjalar dan belum menimbulkan malapetaka yang besar
dalam masyarakat.
Adanya suatu kasus tunggal penyakut menular yang sudah lama tidak
ditemukan atau adanya penyakit baru yang belum diketahui sebelumnya di suatu
daerah memerlukan laporan secepatnya disertai dengan penyelidikan
epidemiologis. Apabila ditemukan penderita kedua untuk jenis penyakit yang
sama dan diperkirakan penyakit ini dapat menimbulkan malapetaka, keadaan ini

3
sudah cukup merupakan indikasi untuk menetapkan daerah tersebut sebagai
daerah wabah.

2.2 Pembagian Wabah Menurut Sifatnya


Menurut Rajab (2008), wabah dapat dibagi menjadi 2 menurut sifatnya yaitu:
1. Common Source Epidemic
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah
orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang
relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan
umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka,
menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus,
selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua.
2. Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih
lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive
epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung
maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas,
dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masya yang
rentan serta morbilitas dari pddk setempat, masa epidemi cukup lama dengan
situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas
minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran
geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.

2.3 Kriteria Kerja Wabah / KLB


Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah
(KJB penyakit menular) di wilayahnya atau tersangka penderita penyakit
yang dapat menimbulkan wabah, wajib seera melakukan tindakan – tindakan
penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar
tidak berkembang menjadi wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/ MenKes/
Per/ VIII/ 1989). Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan
KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak
dikenal.

4
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga
kurun waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari
tahun sebelumnya.
6. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari
periode sebelumnya.
7. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan periode, kurun waktu atau tahun
sebelumnya.
8. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean
demam berdarah dengue.
 Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis).
 Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat
minggu sebelumnya, daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit
yang bersangkutan.
9. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih
sebagai KLB.
 Keracunan makanan
 Keracunan pestisida
10. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani
seperti penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB
dan perlu penanganan khusus.

5
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu
wabah (pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena:
 Perubahan cara pencatatan
 Ada cara – cara dignosis baru
 Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
 Ada penyakit lain dengan gejala sama
 Jumlah penduduk bertambah
(Rianti, 2009)
2.4 Tujuan Penyelidikan Wabah
Menurut Notoatmojo (2003) penyelidikan wabah ini memiliki dua tujuan
yaitu tujuan umum dan khusus.
 Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah
a. Upaya penanggulangan dan pencegahan
b. Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )
c. Penelitian
d. Pelatihan
e. Menjawab keingintahuan masyarakat
f. Pertimbangan program
g. Kepentingan politik dan hokum
h. Kesadaran masyarakat
 Tujuan khusus penyelidikan KLB / wabah
a. Memastikan diagnose
b. Memastikan bahwa terjadi KLB/ wabah
c. Mengidentifikasi penyebab KLB
d. Mengidentifikasi sumber penyebab
e. Rekomendasi : cepat dan tepat
f. Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode
KLB, serta tempat terjadinya KLB (variabel orang, waktu dan tempat)

2.5 Permasalahan Bencana Wabah


2.6 Dampak Terjadinya Wabah

6
2.7 Pencegahan Bencana Wabah Penyakit di Indonesia
Seperti pada definisi wabah, maka upaya pencegahan yang dilakukan
selama ini adalah upaya bagaimana mencegah kondisi wabah agar tidak
terjadi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan selama ini adalah bagaimana
menangani terjadinya KLB (kondisi sebelum wabah terjadi) di
Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut
dilakukan jauh lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi,
melalui Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).
Kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa secara umum
meliputi :
a. Kajian epidemiologi ancaman KLB
b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
c. Peningkatan Kewaspadan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB (Santoso,
2005).

2.8 Penanggulangan Bencana Wabah Penyakit di Indonesia


Upaya penanggulangan KLB dilaksanakan dengan tujuan untuk
memutus rantai penularan sehingga jumlah kesakitan, kematian maupun
luas daerah yag terserang dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam
operasionalnya maka kegiatan penanggulangan selalu disertai kegiatan
penyelidikan yang selanjutnya digunakan istilah penyelidikan dan
penanggulangan KLB. Upaya penyelidikan dan penanggulangan secara
garis besar meliputi:
a. Persiapan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
b. Memastikan adanya KLB
c. Menegakkan Etiologi KLB
d. Identifikasi gambaran epidemiologi KLB
e. Mengetahui sumber dan cara penyebaran KLB
f. Menetapkan cara- cara penanggulangan KLB
g. Rekomendasi
Penanggulangan akan diikuti upaya pencegahan agar wabah
tidak terjadi lagi dengan mengaktifkan sistim yang sudah ada agar

7
bisa berfungsi lebih baik lagi di masa depan. Sayangnya sistim yang ada
mungkin belum dapat menampung semua yang dibutuhkan. Contohnya,
dalam wabah flu burung yang saat ini terjadi, sistim yang ada tidak cukup
efektif untuk melokalisir maupun memberikan peringatan dini tentang
wilayah yang akan terjangkit. Kejadian semacam ini kemungkinan
besar akan sering terjadi dengan timbulnya penyakit-penyakit baru,
terutama yang epidemiologi, patofisiologi dan riwayat alamiahnya belum
diketahui dengan jelas. Selain itu, beberapa penyakit zoonosis, yang
dapat ditularkan dari manusiake hewan dan sebaliknya, misalnya
rabies, penyakit sapi gila, pes, penyakit demam kuning dll,
menimbulkan wabah pada manusia setelah lebih dulu terjadi pada hewan
yang menjadi inangnya. Dengan sendirinya, surveilansnya
membutuhkan kerjasama lintas sektor sehingga SKD dapat bermanfaat
untuk menghindarkan korban yang lebih besar. Pengalaman SARS di
Vietnam membuktikan bahwa tindakan yang cepat dapat memperkecil
dampak wabah, diperkuat oleh bukti dari RRC yang sampai sekarang
belum berhasil menanggulangi SARS dengan tuntas akibat
keterlambatan penangulangannya. Sistim SKD ini harus dibangun dan
difungsikan secara optimal sehingga dapat memberikan peluang
untuk penangkalan wabah yang berpotensi menyerang (Santoso, 2005).

BAB III
PENUTUP

8
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rajab Wahyudin, M, Epid. 2008. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Rianti,Emy, dkk. 2009. Buku Ajar Epidemiologi dalam Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media.
Santoso, Hari. 2005. Tentang Wabah Penyakit Menular. Jakarta : Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia RI.

10

Anda mungkin juga menyukai