INDONESIA
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebencanaan dan Penanggulangan
Bencana yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M. Si dan
Bapak Agung Mulyo Setiawan, S. Pd., M. Si
Oleh Kelompok 4:
1. AZMIL AZHARI 170351616533
2. MARTA LARASANTI 170351616580
3. SALSABILA FIRDAUSI 170351616590
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.5 .................................................................................................................10
2.6 .................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian wabah
2. Mengetahui dan memahami pembagian wabah menurut sifatnya
3. Mengetahui dan memahami kriteria kerja wabah
4. Mengetahui dan memahami tujuan dari penyelidikan wabah
5. Memahami dampak terjadinya bencana angin puting beliung
6. Memahami dan dapat menerapkan penanggulangan bencana pada pra
saat pasca bencana angin puting beliung di Indonesia.
7. Mengetahui dan memahami pencegahan bencana wabah penyakit di
Indonesia
8. Mengetahui dan memahami penanggulangan bencana wabah penyakit
di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sudah cukup merupakan indikasi untuk menetapkan daerah tersebut sebagai
daerah wabah.
4
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga
kurun waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari
tahun sebelumnya.
6. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari
periode sebelumnya.
7. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan periode, kurun waktu atau tahun
sebelumnya.
8. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean
demam berdarah dengue.
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis).
Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat
minggu sebelumnya, daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit
yang bersangkutan.
9. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih
sebagai KLB.
Keracunan makanan
Keracunan pestisida
10. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani
seperti penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB
dan perlu penanganan khusus.
5
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu
wabah (pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena:
Perubahan cara pencatatan
Ada cara – cara dignosis baru
Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
Ada penyakit lain dengan gejala sama
Jumlah penduduk bertambah
(Rianti, 2009)
2.4 Tujuan Penyelidikan Wabah
Menurut Notoatmojo (2003) penyelidikan wabah ini memiliki dua tujuan
yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah
a. Upaya penanggulangan dan pencegahan
b. Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )
c. Penelitian
d. Pelatihan
e. Menjawab keingintahuan masyarakat
f. Pertimbangan program
g. Kepentingan politik dan hokum
h. Kesadaran masyarakat
Tujuan khusus penyelidikan KLB / wabah
a. Memastikan diagnose
b. Memastikan bahwa terjadi KLB/ wabah
c. Mengidentifikasi penyebab KLB
d. Mengidentifikasi sumber penyebab
e. Rekomendasi : cepat dan tepat
f. Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode
KLB, serta tempat terjadinya KLB (variabel orang, waktu dan tempat)
6
2.7 Pencegahan Bencana Wabah Penyakit di Indonesia
Seperti pada definisi wabah, maka upaya pencegahan yang dilakukan
selama ini adalah upaya bagaimana mencegah kondisi wabah agar tidak
terjadi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan selama ini adalah bagaimana
menangani terjadinya KLB (kondisi sebelum wabah terjadi) di
Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut
dilakukan jauh lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi,
melalui Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).
Kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa secara umum
meliputi :
a. Kajian epidemiologi ancaman KLB
b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
c. Peningkatan Kewaspadan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB (Santoso,
2005).
7
bisa berfungsi lebih baik lagi di masa depan. Sayangnya sistim yang ada
mungkin belum dapat menampung semua yang dibutuhkan. Contohnya,
dalam wabah flu burung yang saat ini terjadi, sistim yang ada tidak cukup
efektif untuk melokalisir maupun memberikan peringatan dini tentang
wilayah yang akan terjangkit. Kejadian semacam ini kemungkinan
besar akan sering terjadi dengan timbulnya penyakit-penyakit baru,
terutama yang epidemiologi, patofisiologi dan riwayat alamiahnya belum
diketahui dengan jelas. Selain itu, beberapa penyakit zoonosis, yang
dapat ditularkan dari manusiake hewan dan sebaliknya, misalnya
rabies, penyakit sapi gila, pes, penyakit demam kuning dll,
menimbulkan wabah pada manusia setelah lebih dulu terjadi pada hewan
yang menjadi inangnya. Dengan sendirinya, surveilansnya
membutuhkan kerjasama lintas sektor sehingga SKD dapat bermanfaat
untuk menghindarkan korban yang lebih besar. Pengalaman SARS di
Vietnam membuktikan bahwa tindakan yang cepat dapat memperkecil
dampak wabah, diperkuat oleh bukti dari RRC yang sampai sekarang
belum berhasil menanggulangi SARS dengan tuntas akibat
keterlambatan penangulangannya. Sistim SKD ini harus dibangun dan
difungsikan secara optimal sehingga dapat memberikan peluang
untuk penangkalan wabah yang berpotensi menyerang (Santoso, 2005).
BAB III
PENUTUP
8
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rajab Wahyudin, M, Epid. 2008. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Rianti,Emy, dkk. 2009. Buku Ajar Epidemiologi dalam Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media.
Santoso, Hari. 2005. Tentang Wabah Penyakit Menular. Jakarta : Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia RI.
10