Anda di halaman 1dari 13

JURNAL TERAPI KOMPLEMENTER

“Aromaterapi Lavender untuk Mengurangi Kecemasan dalam Memperbaiki


Kualitas Tidur pada Lansia”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Komplementer


Dosen Pengampu :
Khusna Rahma., S.kep., M.Tr.Kep

Disusun oleh :
Dani Ayu Pratiwi (CKR0160182)
Derih (CKR0160183)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2019
Aromaterapi Lavender untuk Mengurangi Kecemasan dalam Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia

A. Lansia
Pertambahan umur pada individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada
setiap manusia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai masalah tersendiri baik
secara fisik, mental, maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu
gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau
lebih yang tinggal dirumah dan 66% lansia yang tinggal di fasilitas jangka panjang. (Adiyati, 2010)
Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai 80% dibandingkan
dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami oleh orang yang lebih tua, dimana
1 dari 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Lansia beresiko mengalami
gangguan tidur yang disebabkan oleh banyak faktor misalnya pensiunan dan perubahan pola sosial,
kematian pasangan hidup atau teman dekat, kecemasan, rasa tidak nyaman, peningkatan penggunaan
obatobatan, penyakit yang dialami, dan perubahan irama sirkadian. (Adiyati 2010)
Gangguan mood, ansietas, kepercayaan terhadap tidur, dan perasaan negatif merupakan
indikator terjadinya insomnia. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat
digunakan untuk mengatasi insomnia. Aromaterapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk
beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Terapi komplementer
dan Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek keperawatan, hal tersebut dimasukkan dalam
kepercayaan holistik manusia yaitu keperawatan secara menyeluruh bio, psiko, sosial, spiritual, dan
kultural yang tidak dipandang pada keadaan fisik saja tetapi juga memperhatikan aspek lainnya yang
bertujuan untuk penekanan dalam penyembuhan, pengakuan bahwa penyedian hubungan klien sebagai
partner, dan berfokus terhadap promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. (Adiyati, 2010)
B. Konsep Kecemasan
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan
khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi
dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. (Suprijati, 2014)
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
kekhawatiran, kepribadian, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-
beda (Alqinson, 1999). Kecemasan pada lansia bisa menyebabkan terganggunya kualitas tidur.
Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keaadaan emosi ini tidak
mwemiliki obyek yang spesifik kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian
intelektual terhadap suatu yang berbahaya (stuard dan sundeen, 1998).
Perbedaan rasa takut dan kecemasan, ketakutan adalah merasa gentar atau rasa tidak berani
terhadap suatu obyek yang konkret, misalnya : takut akan harimau, polisi (kartini Krtono, 1989).
C. Konsep Aromaterapi
Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan menggunakan/ memanfaatkan
minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat dengan cara penghirupan, pengompresan,
pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan
adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar,
batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi (Hutasoit, 2002 dalam
Wahyuningsih, 2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/Per/X/2004, tentang Pedoman
Persyaratan kesehatan Pelayanan Sehat pakai air (SPA) mengemukakan beberapa persyaratan minyak
yang dapat digunakan sebagai aromaterapi antara lain;
a) Minyak Atsiri
Produk minyak atsiri (essential oil) yang digunakan minimal berkualitas dan atau berlabel “Therapeutical
grade” dan “Natural”.
b) Bentuk produk minyak atsiri (essential oil) yang lebih tinggi kualitasnya harus berlabel “Pure plant
essential oil”.
c) Minyak atsiri yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan “Parfume oil” sama sekali tidak
boleh digunakan pada perawatan terapi aroma.
d) Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin Tanaman asal, cara pengolahan dan konsentrasi
minyak esensial atau untuk produk import tercantum peraturan CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard
Information and Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi supplier, identifikasi produk,
komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat negatif bahaya penggunaan bahan
kimia.
e) Tidak dibolehkan/dilarang menggunakan minyak atsiri bukan dari hasil sulingan (steamdistilasi) dan
hasil Rekonstruksi atau RCO/Reconstructed Oil (minyak ini khusus untuk produk minyak wangi),
berhubung minyak atsiri jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya di laboratorium guna
penyesuaian bagi pengunaan dalam industri makanan dan wewangian
f) Wadah minyak atsiri harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup yang rapat dan
mempunyai pipet.
g) Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak terkena sinar matahari
langsung dan aman dari jangkauan anak-anak. Untuk stock/persediaan harus terisi penuh dan tertutup
rapat.
h) Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak atsiri. Tidak menggunakan plastik atau logam
sebab minyak atsiri dapat melarutkan plastik dan menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan
tidak dari gabus (dengan sil). (Suprijati, 2014)
Jenis aroma terapi dan manfaatnya:
Aroma terapi memiliki beberapa keuntungan sebagai tindakan suppotive beberapa keuntungan
dari penggunaan aroma terapi berdasarkan jenisnya yaitu :
Lavender

Lavender merupakan bunga yang berwarna lembayung muda, memiliki bau yang khas dan
lembut sehingga dapat membuat seseorang menjadi rileks ketika menghirup aroma lavender, lavender
banyak dibudidayakan diberbagai penjuru dunia. Sari minyak bunga lavender diambil dari bagian pucuk
bunganya (Hutasoit 2002 dalam Wahyuningsih, 2014).
Minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi bunga. Komponen kimia utama yang
dikandungnya adalah lianil asetat, linalool. Minyak lavender digunakan secara luas dalam aroma terapi.
Aroma lavender dapat meningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam otak dan gelombang inilah
yang membantu untuk menciptakan keaadan yang rileks (Maifrisco, 2008 dalam Wahyuningsih 2014).
Lavender mempunyai banyak manfaat yaitu, sebagai pencegah infeksi menunjukan efek sebagai
anti sepsis, antibioti, anti jamur. Minyak esensial lavender banyak digunakan untuk mengobati insomnia,
kualitas tidur, dan memperbaiki tidur pasien di rumah sakit yang cukup lama, serta mengurangi
kebutuhan obat penenang di malam hari. Minyak essensial lavender bisa mengurangi kecemasan.
Pemijatan dengan menggunakan lavender menunjukkan mengurangi tingkat kecemasan pada pasien
intensif, dan menurunkan kecemasan pada pasien yang akan cuci darah (hemodialisa). Karena manfaat
tersebutlah aromaterapi dengan lavender ini baik digunakan untuk mengurangi kecemasan lansia dalam
memperbaiki kualitas tidur.
Lavender yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfat untuk mengurangi kecemasan pada
pasien yang mengalami dialisis, meningkatkan kenyamanan tidur, meningkatkan kecermatan dalam
berhitung, dan menurunkan agitasi pasien dengan dimensia. Lavender dapat memberikan ketenangan,
keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. Di samping itu lavender juga dapat
mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, historia, rasa frustasi, dan
kepanikan. Lavender dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, dan dapat memberikan relaksasi
(Hutasoit, 2002 dalam Wahyuningsih, 2014)
Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk bertahan
hidup dan meningkatkan kualitas hidup kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23.040 kali.
Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya bahaya dan juga dapat memberikan
efek menenangkan (relaksasi). Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di
tubuh kita dalam keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan menurunkan tingkat
stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan teratur. Minyak lavender dengan
kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik
secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan
melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma akan diproses
sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan
masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Limbic adalah struktur bagian dalam
dari otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53
daerah dan 35 saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan hipocampus.
Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem
limbic menerima semua informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman.
Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai
bagian dari sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus
bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat dimana bahan kimia pada
aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan
baubauan. (Dewi, 2013)
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek menenangkan.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap tikus, minyak lavender memiliki efek sedasi yang cukup
baik dan dapat menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%11, sehingga sering digunakan untuk
manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia,
memperbaiki mood seseorang, dan memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)
Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek aromaterapi lavender untuk
relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram)
menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan
gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil
yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang
menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Dewi, 2013)
Berbagai penelitian sudah membuktikan manfaat ganda dari minyak aroma. Penelitian medis
pada tahun belakangan telah mengungkapkan kenyataan bahwa bau yang terhirup memiliki dampak
signifikan terhadap perasaan. Baubauan berpengaruh secara langsung terhadap otak. Penelitian
sebelumnya juga menyatakan bahwa ada perubahan tingkat kecemasan setelah diberi aromaterapi.
Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan
bersantai (relaksasi). Selain itu lavender juga berguna untuk menenangkan rasa nyaman, keterbukaan,
keyakinan, cinta kasih, mengurangi sakit kepala, stres, frustasi, mengobati kepanikan, mereda histeria,
serta mengobati insomnia.
Lavender juga membantu penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala.
Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji efek penggunaan aromaterapi Lavender pada Lansia yang
mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengembangkan
manajemen gangguan tidur yang bersifat jangka panjang.
D. Cara penggunaan aromaterapi
Aroma terapi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui :
a. Inhalasi
Aromaterapi yang digunakan melalui inhalasi caranya ialah minyak aromaterapi ditempatkan diatas
peralatan listrik, dimana peralatan listrik ini sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus dicek oleh
petugas sebelum digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2 -5 tetes minyak
aroma terapi dalam vaporiser dengan 20 ml air untuk dapat menghasilkan uap air. Minyak yang umum
digunakan adalah peppermint untuk mual lavender untuk relaksasi rose baik digunakan dalam suasana
sedih, floral citrus dapat memberikan kesegaran (department of health). Dalam menggunakan aroma
terapi secara inhalasi dapat dicampur dengan air, dengan komposisi 4 tetes aromaterapi untuk 20 ml air,
sehingga dapat menghasilkan aroma yang segar (Kohatsu 2008 dalam Wahyuningsih, 2014).
Pemakaian aroma terapi dapat menggunakan anglo pemanas agaer mendapatkan uap dari aroma terapi
sehingga tercium aroma yang wangi dan dapat menimbulkan efek relaksasi serta dapat menyegarkan
pikiran. Caranya adalah menyalakan lilin yang berada dibawah mangkuk. Isi mangkuk dengan air,
diamkan hingga panas, setelah itu tuangkan 8 tetes dari 3 pilihan kombinasi isensial oil kedam mangkuk
yang berisi air hangat itu tadi. Aroma terapi dapat dihirup secara langsung, caranya dengan mencampur
3-5 tetes kedalam mangkuk steinlistell atau kaca yang berisikan air panas. Tutup wajah da kepala
dengan handuk, lalu uapnya hirup dalam-dalam. Lakukan kurang lebih 10 menit, lindungi area mata.
Cara ini dapat membuat tubuh seimbang dan pikiran terasa lega karenalepas dari tekanan emosi
(hutasoid 2002).
Penggunaaan melalui penyemprotan atau sprey dari minya yang telah dipilih sebanyak 100 ml
denganmenggunakan botol yang memiliki alat penyemprot kemudian smprotkan pada tubuh sebagai
penyagar ( MacKinnun 2004 ).
b. Pijat
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang dikandung minyak
essensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi jaringan internal dan
organ organ tubuh. Karenan minyak essensial sangat berbahaya bila diaplikasikan langsung ke kulit
dalam bentuk minyak yang murni. Minyak essensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan dengan
minyak dasar seperti, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya (Departemen of
Health, 2007).
Aroma terapi apabila dilakukan melalui pijat dapat dilakukan dengan langsung mengoleskan minyak
aromaterapi yang telah dipilih di atas kulit. Sebelum menggunakan minyak tersebut perlu diperhatikan
adanya kontra indikasi maupun adanya riwayat alergi yang dimiliki. Minyak lavender terkenal sebagai
minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi. Pijat kaki atau merendam kaki dalam panci dalam air
yang sudah diberi minyak peppermint dipercaya memberikan efek meredakan (Departemen of Health,
2007)
Aroma terapi yang digunakan dengan cara pijat merupakan cara yang sangat digemari untuk
menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk
mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan 2 tetes
essensial oil ditambah 1 ml minyak pijat (Hutasoit, 2002)
c. Kompres
Penggunaan aromaterapi melaui kompres hanya sedikit membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres
hangat dengan menggunakan aroma minyak terapi bisa digunakan untuk menurunkan nyeri punggung
dan nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada bagian parineum
saat kala kedua persalinan (Department of Health, 2007).
d. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aroma terapi adalah dengan menambahkan tetesan minyak esensial
kedalam air hangat yang digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak esensial akan
membuat perasaan dan membuat pasien rileks, melarutkan pegal- pegal dan nyeri, juga memberi efek
yang merangsang dan mengembalikan energi. Pasien akan memperoleh manfaat tambahan dari
menghirup uap harum minyak esensial aromaterapi yang menguap dari air panas (Hadibroto & Alam
2006).
DAFTAR PUSTAKA
Adiyati, Sri. 2010. Pengaruh aromaterapi terhadap insomnia pada lansia Di Pstw Unit Budi Luhur Kasongan Bantul
Yogyakarta. Jurnal Kebidanan, vol. II (2). Hal 21-28.
Dewi. 2013. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Diakses pada 28 Oktober 2015 dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14456&val=970
Kurnia, Anggraini Dwi., Wardhani, Viera., & Rusca, Kuswantoro Tri. 2009. Lavender Aromatherapy Improve Quality
of Sleep in Eldery People. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV (2). Hal 83-86
Suprijati. 2014. Efektivitas Pemberian Aromaterapi Untuk Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam
Persiapan Menghadapi Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi Kecamatan/ Kabupaten
Madiun. Diakses pada 29 Oktober 2015 dari
http://akbidharapanmulya.ac.id/atm/konten/editor/samples/ jurnal/file_jurnal/t_10.pdf

Wahyuningsih, Marni. 2014. Efektifitas Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) dan Massage Effleurage
terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida di BPS Utami dan Ruang Ponek
RSUD Karanganyar. Diakses pada 2 November 2015 dari
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-marniwahyu-547-1-skripsi-i.pdf
CARA KERJA AROMATERAPI

Aromaterapi adalah penggunaan minyak essensial dari tanaman untuk meningkatkan kesehatan,
vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topikal dan
pijat. Pemakaian minyak essensial secara komersial untuk terapi stres dan pencegahan penyakit sudah
dilakukan sejak ratusan tahun (Rho dkk, 2006).
Hasil penelitian yang telah ada memperlihatkan bahwa aromaterapi dapat mempengaruhi denyut
nadi, tekanan darah, kekuatan otot, kesadaran otak, temperatur tubuh dan sirkulasi darah (Field dkk,
2005).
Aromaterapi tidak berdiri sendiri namun digabungkan dengan praktik komplementer yang lain.
Menurut Davis dkk (2005), pijat aromaterapi dan musik mampu menurunkan tingkat stres kerja pada
perawat di ruang gawat darurat.
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman.
Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang
berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8
molekul sudah dapat memicu impuls elektris pada ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung
saraf yang harus dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang dicium (Deveraux, 2003).
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara. Apabila masuk ke rongga hidung
melalui penghirupan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman
terbagi dalam tiga tahap; dimulai dengan penerimaan molekul bau tersebut oleh olfactory epithelium,
yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan
ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung
(Howard dan Hughes, 2007).
Pusat penciuman sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron
menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke
hipotalamus untuk diolah (Deveraux, 2002).
Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang
terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. Rambut getar yang terdapat dalamnya,
yang berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat
seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi
(Howard dan Hughes, 2007).
Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan
substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang. Melalui penghirupan,
sebagian molekul akan masuk ke dalam paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa
pada saluran pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada saat terjadi
pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-paru.
Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke dalam tubuh (Deveraux, 2002).
Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Sebagai contoh, bau yang
menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai
penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang (Howard dan Hughes, 2007).
Kelenjar pituitari juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur fungsi
kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah di
otak yang disebut raphe nucleus untuk mengeluarkan sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk
tidur (Howard dan Hughes, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Davis C, Marie C, Kerri H, Mark J, Julie F. 2005. The Effect Of Aromatherapy Massage with Music on the Strss and
Anxiety Levels of Emergency Nurses. Australasian Emegency Nursing Journal. 8: 43-50
Deveraux C. 2003. Aromatheraphy: Essential Oil and How to Use Them. United States: Tutle Publishing, pp: 73-75
Field T, Diego M, Hernandez-reif M, Cisneros W, Feijo L, Vera Y, Gil K, Grina D, Claire He Q. 2005. Lavender
Fragrance cleansing gels effect on relaxation. International Journal of Neurosciene, 115 (2): 207-222

Howard S, Hughes BM Expectancies.2007. Not aroma, explain impact of lavender aromatherapy .New England
Journal of Medicine. 5(365):479-485

Rho, Han, Kim, Lee. 2005. Effects of Aromatherapy Massage on Anxietas and Self-Esteem in Korean Elderly Woman:
A pilot Study. International Journal of Neurosciene, 116: 1447-1455

Anda mungkin juga menyukai