Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH LAPORAN OBSERVASI

KONSELING DI SD
“Program BK di SD N 08 Surau Gadang”

Dosen Mata Kuliah:


Drs. Yusri, M. Pd., Kons.

Oleh:

1. Ulvy Witri Humairah 18006057


2. Mawaddah 18006108
3. Nur Azizah 18006118
4. Rizka Lailatul R. 18006161
5. Adhilla Melynia 18006165
6. Cherly Afriyani Putri 18006174
7. Ronald Wardey Putra 18006320

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaika tepat
pada waktunya. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Layanan
Konseling di SD.
Dalam penyelesaian penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari pihak, maka tidak berlebihan kiranya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih, demikianlah makalah ini disusun semoga bermafaat,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan.

Padang, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................

D. Manfaat..........................................................................................................

E. Metode Penelitian...........................................................................................

F. Waktu dan Tempat...........................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................

BAB III HASIL WAWANCARA......................................................................................

A. Identitas..........................................................................................................

B. Hasil Wawancara............................................................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap siswa mempunyai kemampuan diri masing-masing, mempunyai karakter,

kepribadian, masalah masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran,

hingga yang lambat. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak selalu bermasalah.

Pada setiap kelas di Sekolah Dasar tidak jarang dijumpai peserta didik yang

bermasalah baik dalam hal interaksi dengan sesama temannya, maupun dalam hal

belajar. Mereka dapat dikategorikan sebagai kelompok yang menuntut layanan

bimbingan yang khusus. Temuan lapangan Sunaryo dkk dalam Sunaryo menunjukkan

bahwa masalah-masalah siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik,

kognitif, pribadi, dan sosial.

Adanya rentang keragaman individual siswa yang amat lebar memunculkan populasi

khusus target layanan bimbingan, antara lain mencakup: siswa yang mengalami kesulitan

belajar dan siswa dengan perilaku bermasalah.

Karena tidak adanya pelayanan khusus Bimbingan dan Konseling di SD, Untuk itu

guru SD atau wali kelas perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis

data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan

prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul data

serta penggunannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sangat berguna dalam

mengidentifikasi peserta didik. Selanjutnya wali kelas bisa langsung menyerahkan data

data yang ada langsung kepada kepala sekolan tanpa adanya guru BK,karena memang di

Sekolah Dasar belum ada penerapan khusus untuk Bimbingan dan Konseling.

B. Rumusan Masalah
Pada penelitian kali ini, penulis memfokuskan penelitian pada siswa dan guru wali

kelas mengenai bagaimana pelaksanaan program layanan BK disekolah Dasar dan

bagaimana cara guru wali kelas dalam menghadapi siswa siswanya yang mengalami

masalah serta kesulitan dalam belajar.

C. Tujuan

Tujuan diadakannya observasi melalui wawancara ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan layanan BK di Sekolah Dasar, mengidentifikasikan peserta didik

yang bermasalah, baik dalam pelajaran dan perilakunya serta untuk mengetahui

bagaimana cara dari guru wali kelas dalam menghadapi masalah dan kesulitan dalam

belajar para siswanya.

D. Manfaat

Laporan hasil observasi wawancara ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis,

karena:

1. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempelajari, mengamati, dan

mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SD.

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal calon

anak didiknya dalam berbagai aspek yang ada dalam diri mereka dan masalah yang

mereka hadapi, khususnya anak yang berkesulitan belajar dan perilaku bermasalah.

3. menambah pengetahuan penulis untuk dapat mengetahui bagaimana pelayanan

Bimbingan dan Konseling di terapkan di Sekolah Dasar.

4. Sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam implementasi Bimbingan Konseling

ke lapangan dengan menghadapi siswa-siswi langsung ke sekolahnya.

E. Metode Penelitian
Dalam melakukan observasi ini, penulis menggunakan teknik Wawancara dan Soft

Copy serta hard copy Dokumen.

F. Waktu dan Tempat

Penulis melakukan 2 kali kunjungan ke SD Negeri 08 Surao Gadang Kec.Nanggalo

Kota Padang Sumatera Barat pada tanggal 19 November 2019 dan 23 November 2019.

BAB II

LANDASAN TEORI

Layanan bimbingan dan konseling di SD merupakan layanan spesifik yang


didiberikan kepada siswa untuk dapat mencapai perkembangan optimal, mampu mencapai
tugas. Berdasar ketentuan yang termaktub dalam Peraturan Menteri Negara pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN dan RB) nomor 16 tahun 2009 tanggal
10 Nopember 2009 pasal 13 ditetapkan rincian kegiatan Guru Kelas sebanyak 15. Pada butir i
ditetapkan guru kelas bertugas melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa pelaksana program BK di SD itu
ialah guru kelas. Personil lain selain guru kelas seperti guru mata pelajaran tugasnya
membantu guru kelas dalam melaksanakan bimbingan. Berkaitan dengan hal ini Asosiasi
Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) merekomendasikan adanya Konselor Kunjung
untuk yakni seorang konselor beberapa SD. Sebagaimana dinyatakan dalam rambu-rambu
Penyelenggaraan bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal bahwa konselor
juga dapat berperan serta secara produktif di jenjang sekolah dasar bukan memposisikan diri
sebagai fasilitator pengembangan diri peserta didik, melainkan dengan mempossisikan diri
sebagai Konselor Kunjung yang membantu guru sekolah dasar mengatasi perilaku
mengganggu antara lain dengan pendekatan direct behavioral consultation.
Program Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsur – unsur yang
terdapat dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan
diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah. Tujuan
penyusunan program tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah
dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapatdinilai.
Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur
dan persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1999) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan
menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang
dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan
jenis layanan, volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap
siswa. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi
pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan. kelengkapan
program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada satuan
pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan
menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis.
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka sebesar-besamya
memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan
keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan
program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan
program pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya.
Menurut Syaodih (2005) dalam menyusun suatu program bimbingan dan konseling
pada anak usia dini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Prinsip dasar bimbingan dan konseling
Pelaksanaan binbinagn dan konseling pada anak SD tidak menggunakan waktu
dan ruang tersendiri seperti halnya bimbingan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Nuansa bermain menjadi bagian dari pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah
dunia bermain ataupun bermain sambil belajar.
2. Penyusunan program
Menurut Miller (Rochman Natawidjaja, 1988) program bimbingan yang baik,
yaitu program yang apabila dilaksanakan akan efesien dan efekktif. Program tersebut
memiliki ciri seperti:
a. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa
disekolah yang bersangkutan.
b. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan
kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
c. Program dikembangkan berangsur-angsur, dengan melibatkan semua tenaga pendukung
disekolah dalam merencakannya.
d. Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realitas dalam pelaksanaanya.
3. Pelaksanaan program
a. Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada semua anak.
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling kepada masalah yang dihadapi anak.
BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Identitas
Nama Sekolah : SD NEGERI 08 SURAU GADANG
Kepala Sekolah : Raudhati, S. Ag
Guru Wali Kelas : Syaflis Eriani, S. Pd.

B. Hasil Wawancara
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada hari sabtu di tanggal 23
November 2019 kami bisa meneliti dari program guru kelas untuk siswa kelas VB.
Berikut ini hasil wawancara yang telah kami lakukan:
1. Apakah guru kelas mempunyai program mengajar?
Tentu saja kalau untuk program mengajar punya, bahkan semua guru pun
mempunyai program mengajar mereka masing-masing. Kami mempunyai program
tahunan dan ada program bulanan dan di dalam program ini terdapat program K13 dan
RPP dan juga kurikulum di setiap tahun ini selalu saja berubah jadi kami memakai K13
saja untuk program pembelajaran. Dan RPP ini juga membunyai 1 tema dan 3 sub tema,
dan kami pun juga mempunyai sebuah silabus.

2. Apakah dalam program mengajar terdapat program BK?


Program BK secara tertulis tidak ada tapi tapi kalau bimbingan SD harus
guru nya yang bertanggung jawab tapi kalau untuk khusus BK tidak ada. Jika masalah
nya berat kami menyerahkan masalah tersebut kepada kepala sekolah tapi jika masalah
nya sangat berat maka kami sebagai guru-guru memperbicangkan bagaimana solusi
untuk masalah tersebut.

3. Apakah siswa SD tidak punya masalah, jika ada bagimana cara ibuk mengatasi hal
tersebut ?
Masalah pada anak sd tentu saja ada , tetapi tidak seberat masalah pada anak
SMP ataupun SMA, masalah SD tu biasanya berkelahi dengan teman , dan biasanya
untuk mengatasi hal tersebut tidak terlalu sulit, sedangkan untuk masalah siswa yang
kadang ada sakit, jatuh sampai berdarah di pekarangan sekolah itu kami bekerjasama
dengan UKS dan kebetulan disini juga ada dokter kecil, namun jika tidak dapat teratasi
barulah kami bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Untuk sebagai contoh
dalam mengatasi masalah siswa SD, minggu kemaren saya baru melakukan kunjungan
rumah ke rumah siswa yang mana siswa ini setiap hari senin tidak masuk, dan
kebetulan hari senin itu mata pelajarannya adalah Agama, sayangnya pada saat
kunjungan rumah saya tidak bertemu dengan orang tua dan hanya bertemu dengan
kakaknya, dan menurut informasi dari kakak si anak dia mengatakan memang pada
setiap senin pagi susah di bangunkan dan mengatkan bahwa dia pusing dan hal tersebut
terjadi hanya sampai pukul 9 pagi. Dsn untuk kelanjutannya akan saya lihat pada senin
depan apakah sudah berubah atau bagaimana, jika masih belum maka ini akan
diteruskan ke kepala sekolah.

4. Jika guru BK tidak ada siapa yang berfungsi sebagai guru BK di sekolah?
Ya seperti tadi yang berfungsi sebagai guru BK disekolah yaitu guru-guru
yang ada disekolah seperti wali kelas, guru olahraga dan kepala sekolah.
Seperti jika ada yang berkelahi atau yang sedang terjatuh maka yang
mengatasi masalah tersebut adalah guru yang berada di sekitar jika guru kelas tidak ada
maka guru yang ada saja untuk mengatasi siswa tersebut. Pokoknya kerja sama guru
karena siswa itu siswa kita semua.
5. Apakah di sekolah ada silabus BK?
Kalau untuk silabus BK kami tidak ada, kami hanya mempunyai silabus
pembelajaran.

6. Apakah program RPP ada disekolah?


Kalau RPP ada.

7. Bagaimana cara ibuk melakukan pendekatan dengan siswa?


Kita sama anak-anak tidak boleh terlalu dekat dan tidak boleh terlalu jauh,
jika waktu dekat ya kita bersenda gurau bersama-sama dan jika waktu belajar kita
belajar dengan disiplin. Ada tempatnya kapan kita bermain dan kita belajar di sekolah
atau di kelas, jika kita seperti itu anak akan tau kapan waktunya bercanda dengan guru
dan kapan waktunya belajar serius dengan guru.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adanya perbedaan program mengajar antara guru BK dan guru kelas yakni pada guru
BK mempunyai RPL, sementara guru kelas mempunyai RPP. Guru kelas mempunyai
program mengajar masing-masing. Guru kelas juga mempunyai program tahunan dan
program bulanan yang terdapat pada program K13 dan RPP, guru kelas hanya memakai K13
untuk program pembelajaran dikarenakan kurikulum disetiap tahun selalu berubah. Dalam
program mengajar tidak terdapat program BK secara tertulis, tetapi tugas yang seharusnya
menjadi tanggungjawab dari guru BK dirangkap oleh guru kelas dikarenakan tidak adanya
guru BK di SD.
Untuk mengatasi masalah pada peserta didik di SD, guru kelas akan membantu
mengatasi permasalahan semaksimal mungkin seperti kunjungan rumah, membawa siswa ke
UKS atau puskesmas jika sakit, dsb. Akan tetapi, jika masalah dikategorikan berat, maka
guru kelas akan menyerahkan masalah tersebut kepada kepala sekolah sebagai tindak lanjut.
Jika guru BK tidak ada, maka yang berfungsi sebagai guru BK di sekolah adalah guru kelas.
Guru kelas tidak mempunyai silabus BK, tetapi mempunyai silabus pembelajaran. Guru kelas
juga mempunyai RPP. Guru kelas melakukan pendekatan kepada siswa yaitu dengan memilih
tidak terlalu dekat atau terlalu jauh dengan siswa dengan cara membagi waktu antara belajar
dan bermain.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan pada makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

KEPUSTAKAAN

Natawidjaja, R. 1988. Peranan Guru dalam Bimbingan di Sekolah. Bandung: Abardin.

Syaodih, S. N. 2005. Konseling, Pembelajaran dan Kreativitas dalam Pendidikan dan


Konseling di Era Global. Bandung: Rizki.

Prayitno. 1999. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai