Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF PENDEKATAN


ORDINAL

DI SUSUN OLEH:
M. RAFLI MUADZ
1594041011

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK
2019-2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perekonomian ada tiga pelaku penting, yaitu produsen, konsumen
dan distributor. Namun dalam makalah kali ini kita akan membahas tentang satu
pelaku yang memiliki peran penting dalam jalannya perekonomian suatu negara
yaitu konsumen. Konsumen adalah pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan
konsumsi. Dimana mereka membeli atau menggunakan suatu produk baik barang
ataupun jasa. Dalam melakukan kegiatan atau aktivitasnya pasti akan nampak
tentang perilaku yang dilakukannya, perilaku ini lebih dikenal dengan perilaku
konsumen.
Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang
atau suatu organisasi berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan,
menikmati, mengevaluasi serta melepas produk yang telah mereka pakai atau
nikmati (dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi memenuhi
kebutuhannya. Perilaku konsumen berlaku pada beberapa tahap, yaitu pada tahap
awal sebelum pembelian, saat pembelian dan setelah pembelian. Sebelum
melakukan pembelian para konsumen menggali informasi tentang produk yang
mereka inginkan.sedangkan pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan
transaksi dengan produsen, membayar produknya. Dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen menggunakan dan menikmati produk yang dibelinya,
melakukan evaluasi serta melepas atau membuang produknya ketika mereka
sudah bosan.
Teori konsumen mengenal dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna
kardinal atau cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal
utility approach. Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang tidak hanya dapat dibandingkn, akan tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorng tidak dapat diukur, maka
asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikaitkan tidak realistik. Inilah yang
biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebuah teori

2
konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility
approach.
Dalam makalah ini kita akan membahas lebih mendalam teori pendekatan
konsumen dalam perspektif pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku konsumen?
2. Apa pengertian pendekatan ordinal?
3. Bagaimana kurva indiferensia?
4. Bagaimana ciri-ciri kurva indferensia?
5. Bagaimana garis anggaran ?
6. Bagaimana perilaku konsumen dalam belanja online?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku konsumen
2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan ordinal
3. Agar memahami kurva indiferensia
4. Untuk mengetahui ciri-ciri kurva indiferensia
5. Untuk mengetahui garis anggaran
6. Agar memahami perilaku konsumen online

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan
proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti
melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian.
Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas
produk, juga meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk
tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu
untuk memikirkan dan melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga
suatu barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen
tersebut akan memberikan effort lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut
akan semakin lama melakukan perilaku konsumen, seperti melihat, menanyakan,
mengevaluasi, dan mempertimbangkan.

Berikut adalah beberapa definisi perilaku konsumen menurut para ahli :


 Menurut Engel, Blackwell dan Miniard
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan produk dan jasa, termasuk
didalamnya adalah proses keputusan yang mengawali serta mengikuti tindakan
pembelian tersebut. Tindakan tersebut adalah terlibat secara langsung dalam
proses memperoleh, mengkonsumsi bahkan membuang atau tidak jadi
menggunakan suatu produk atau jasa tersebut.
 Menurut The American Marketing Association
Perilaku konsumen adalah proses membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan
kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana seseorang melakukan pertukaran
aspek kehidupannya.
 Menurut Mowen
Perilaku konsumen merupakan aktivitas ketika seseorang mendapatkan,
mengkonsumsi atau membuang barang atau jasa pada saat proses pembelian.

4
 Menurut Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh seorang pembeli dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi serta bertindak pada konsumsi
produk dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
seseorang tersebut.

B. Pengertian Pendekatan Ordinal


Pendekatan ordinal menyatakan bahwa kepuasan tidak dapat diukur
melainkan hanya dapat dibandingkan. Dalam pendekatan ordinal ini, kita akan
mengenal konsep sebagai berikut : Garis Anggaran ( Budget Line ) Kurva yang
menggambarkan kombinasi dari dua macam barang yang dikonsumsi yang
menghabiskan anggaran yang sama. Kurva Indiferens ( Indifference Curve )
Kurva yang menggambarkan kombinasi dari dua macam barang yang dikonsumsi
yang menghabiskan anggaran yang sama.
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan
antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat
kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang
sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan
tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent.
Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang
yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh
penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan,
pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya
bagus, sangat bagus, paling bagus.
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan
bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan
satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal
(relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva
indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang
dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

5
C. Kurva Indiferensia
Kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam
barang konsumsi yang memberikan tingkat utilitas yang sama.
Kurva indiferen digagas pertama kali oleh ekonom kelahiran Irlandia,
Francis Edgeworth (1845-1926) dan ekonom kelahiran Italia, Vilfredo Pareto
(1848-1923). Mereka berdua menyatakan bahwa pendekatan ordinal seharusnya
membentuk basis analisis ekonomi ketimbang pendekatan kardinal. Edgeworth
dan juga Pareto mengembangkan perangkat analisis yang sekarang disebut kurva
indeferen (indifference curve).
Seorang konsumen membeli sejumlah barang, misalnya, makanan dan
pakaian dan berusaha mengombinasikan dua kebutuhan yang menghasilkan
utilitas yang sama, digambarkan dalam tabel di bawah ini, yaitu sebagai berikut.

Tabel Kombinasi Kebutuhan Makanan dan Pakaian


Situasi Makanan Pakaian
A 4 3
B 2 4

Apabila konsumen menyatakan bahwa:


 A > B, berarti makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali setahun
lebih berdaya guna dan memuaskan konsumen daripada makan 3 kali
sehari dan membeli pakaian 4 kali setahun.
 A < B, berarti makan 3 kali sehari dengan membeli pakaian 4 kali setahun
lebih berdaya guna dan memuaskan konsumen daripada makan 4 kali
sehari dengan membeli pakaian 2 kali setahun.
 A = B, berarti makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali setahun
dan makan 3 kali sehari dengan membeli pakaian 4 kali setahun
memberikan utilitas yang sama kepada konsumen.

6
Contoh situasi tersebut dapat digambarkan dalam kurva indiferen
sebagaimana ditunjukkan dalam kurva berikut ini :

Kurva Indiferen Kombinasi Makanan dan Pakaian

Dari Kurva di atas, terlihat bahwa dengan memperoleh lebih banyak barang
yang satu akan menyebabkan kehilangan sebagian barang yang lain. Kombinasi
makanan dan pakaian yang memberikan utilitas sama digambarkan sebagai
kurva indiferen.

D. Ciri-ciri Kurva Indiferensia


1) Turun dari kiri atas ke kanan bawah, hal ini berakibat pada terjadinya keadaan
yang saling meniadakan (trade-off), yaitu jika konsumen ingin menambah
konsumsi atas satu barang, ia harus mengurangi konsumsi atas barang lainnya.
2) Cembung ke arah titik asal (angka 0), yang menunjukkan jika konsumen
menambah konsumsi satu unit barang, jumlah barang lain yang dikorbankan
semakin kecil. Dalam analisis ilmu ekonomi hal ini sering disebut sebagai
tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution atau MRS), yaitu
tingkat ketika barang X bisa disubstitusikan dengan barang Y dengan tingkat
utilitas yang tetap.

7
3) Kurva indiferen tidak saling berpotongan.
4) Jika kombinasi barang yang dikonsumsi memiliki kualitas yang semakin
banyak, maka akan memberikan utilitas yang semakin tinggi yang ditunjukkan
oleh kurva indiferen yang semakin menjauhi titik 0.

E. Garis Anggaran
Adanya keterbatasan pada pendapatan akan membatasi pengeluaran
konsumen untuk mengonsumsi sejumlah barang. Hal ini digambarkan dalam
garis anggaran (budget line), yaitu garis yang menunjukkan berbagai kombinasi
dari dua macam barang yang berbeda oleh konsumen dengan pendapatan yang
sama.

Persamaan garis anggaran adalah: I = Px.X + Py.Y Misalnya seorang


konsumen mengonsumsi barang X dan Y, harga barang X (Px) dan harga barang
Y (Py) adalah Rp1.000,00 dan pendapatan konsumen (I) pada saat itu adalah
Rp10.000,00 dan semuanya dibelanjakan untuk barang X dan Y.

Garis Anggaran Barang X dan Barang Y

Jika konsumen membelanjakan semua pendapatannya untuk barang Y, dia


dapat membeli sebanyak 10 unit barang Y (10.000/1000 = 10), hal tersebut

8
ditunjukkan oleh titik A. Sebaliknya jika konsumen membelanjakan semua
pendapatannya untuk barang X, dia dapat membeli sebanyak 10 unit barang X
(10.000/1000 = 10), ditunjukkan oleh titik B.
Menghubungkan titik A dan B dengan suatu garis lurus dapat diperoleh
garis anggaran AB yang memperlihatkan kombinasi yang berbeda dari dua jenis
barang yang dapat dibeli konsumen dengan tingkat pendapatan yang terbatas.
Selanjutnya untuk mengetahui pada saat kapan konsumen optimalisasi
dalam mengonsumsi secara optimal, yaitu pada saat kurva indiferen (IC2)
bersinggungan dengan garis anggaran (AB), terjadi di titik (E).
Adapun kurva indiferen (IC1) dan kurva indiferen (IC3) merupakan kurva
yang tidak diharapkan oleh konsumen, karena kurva-kurva tersebut tidak
menunjukkan keseimbangan barang dan jasa yang dikonsumsi.

F. Perilaku Konsumen Dalam belanja Online


1. Pengertian Online Shopping
Belanja online juga di sebut dengan istilah perdagangan elektronik (
Electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti
internet atau televisi, www atau jaringan komputer Lainnya.
Pengertian Electronic Commerce ( EC) juga dapat didefinisikan konsep
baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada
World Wide Web Internet Shim et al (2000) dalam Suyanto (2003:11)
atau proses jual beli produk, jasa dan informasi melalui jaringan
informasi termasuk internet menurut Turban et al (2000) dalam Suyanto
(2003:11).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Membeli melalui Online shop
Konsumen merupakan seorang raja dalam sebuah perdagangan. Konsumen
selalu menginginkan sesuatu dengan harga murah dan kualitas baik, selain itu
juga seorang konsumen biasanya menginginkan kemudahan dalam proses
berbelanjanya. Untuk mempermudah konsumen dalam mebeli suatu produk
maka muncullah cara berbelanja secara online atau juga dikenal sebagai
online shop.

9
Cara belanja secara online ini maksudnya adalah konsumen tidak melihat
secara langsung barang yang dijual, tapi hanya bisa melihatnya melalui
foto/ gambar. Jika sudah cocok/ sesuai dengan model, keinginan dan harga
produk yang diinginkan maka konsumen akan memesan kepada penjual.
Penjual dan pembeli lalu melaksanakan proses transaksi secara lebih
intensif. Biasanya prosuk yang sudah dibeli dikirimkan melalui jasa
pengiriman kilat. Dengan syarat konsumen harus mentransfer terlebih
dahulu uang pembelian dan mengirimkan bukti transfernya. Dengan
adanya media jejaring sosial sistem penjualan secara online ini semakin
banyak digunakan baik oleh konsumen maupun oleh penjual. Ditambah
juga sekarang semakin banyak konsumen menggunakan handphone
blackberry yang juga merupakan salah satu media berjualan online.
Ada banyak alasan konsumen untuk menggunakan media berbelanja
secara online ini salah satunya adalah efisiensi waktu untuk mencari
sebuah barang. Alasan lainnya adalah harga yang sama dengan harga toko,
jenisnya berfariatif, bisa dilihat dalam satu tempat dan lain-lain.
Berbelanja secara online memang sangat memudahkan konsumen yang
tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja tetapi ingin mengikuti
perkembangan model. Namum diantara kemudahan tersebut berbelanja
secara onlinepun ternyata memiliki kekurangan. Kekurangannya antara
lain terkadang apa yang diinginkan berbeda dengan yang didapatkan,
proses pengiriman yang cukup lama dan tidak bisa melihat langsung
sebuah produk.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut pendekatan ordinal, utilitas suatu barang tidak perlu diukur, cukup
untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas
yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang atau jasa.
Kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam
barang konsumsi yang memberikan tingkat utilitas yang sama.
Garis anggaran (budget line), yaitu garis yang menunjukkan berbagai
kombinasi dari dua macam barang yang dibeli oleh konsumen dengan pendapatan
yang sama.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain. Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen
tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau
jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen antara lain pengaruh lingkungan, perbedaan
dan pengaruh individu, proses psikologis, faktor eksternal, faktor internal. Online
shop menjadi salah satu media untuk memenuhi keinginan konsumen terhadap
suatu barang/ jasa. Media ini dinilai memberikan kemudahan berupan
pengefisienan waktu berbelanja. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan
media online shop antara lain terkadang apa yang diinginkan berbeda dengan
yang didapatkan, proses pengiriman yang cukup lama dan tidak bisa melihat
langsung sebuah produk, namun tetap saja media online shop ini menjadi
primadona berbelanja konsumen.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kekhilafan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan supaya kedepannya
bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Kami segenap penulis mengucapkan
terimakasih.

11

Anda mungkin juga menyukai