PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektronika dan instrumentasi merupakan cabang ilmu yang
menghubungkan antara pengetahuan elektronika dan instrumentasi dalam
suatu bidang industri. Instrumentasi juga dapat diartikan sebagai alat-alat
yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang
lebih besar dan lebih kompleks. Secara umum instrumentasi mempunyai tiga
fungsi utama yaitu sebagai alat pengukuran, alat analisis dan alat kendali.
Sebagai alat pengukuran, efek pembebanan adalah salah satu akibat dari
proses pengukuran oleh alat ukur ammeter dan voltmeter yang menyebabkan
berkurangnya nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian. Karena arus
yang mengalir pada rangkaian terbagi oleh nilai tahanan pada alat ukur
sehingga energi atau arus pada tahanan digunakan untuk mengoperasikan alat
ukur tersebut.
Jika efek pemebebanan pada ammeter semakin kecil nilai tahanan dalam
ammeter atau maksimal nol pada suatu rangkaian yang terpasang seri. Maka
persen kesalahan yang akan dihasilkan akan kecil karena nilai arus yang
mengalir pada nilai tahana kecil, maka pembacaan dapat mendekati nilai
aslinya. Untuk membuktikannya maka dilakukanlah percobaan efek
pembebanan agar pemahaman praktikan bertambah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana penyebab dan akibat pembebanan sebuah voltmeter pada
pengukuran tegangan ?
2. Berapa besar kesalahan dari pengukuran tegangan akibat efek pembebanan
sebuah voltmeter ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan III ini agar mahasiswa :
1. Mampu menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan sebuah voltmeter
pada pengukuran tegangan.
2. Mampu menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan akibat efek
pembebanan sebuah voltmeter.
BAB II
LANDASAN TEORI
tegangan pada sebuah resistor ditentukan oleh rasio atau perbandingan nilai
tahanan tersebut terhadap nilai tahanan dari total rangkaian. Untuk rangkaian yang
dibangun menggunakan resistor dengan nilai yang sama maka tegangan sumber
akan terbagi sama besar untuk tiap resistor (Yohandri, 2016).
Teknik pembagi tegangan ini tidak hanya dapat digunakan pada dua resistor
yang dipasang secara seri, namun juga dapat digunakna pada beberapa resistor.
Rangkaian pembagi tegangan
terkadang dihubungkan dengan
sebuah beban pada keluarannya. Efek
pemberian beban dapat memengaruhi
keluaran dari rangkaian pembagi
disebut juga dengan efek
pembebanan (loading effect). Rangkaian pembagi tegangan dengan R L seperti
terlihat dalam gambar 3.13. Berdasarkan gambar 3.13, tegangan keluaran tanpa
R2
beban dapa dihitung Vo = R E dan arus yang mengalir pada rangkaian tanpa
1 +R2
E
beban : I = R . Jika pada bagian keluaran rangkaian dipasang beban RL, maka
1 +R2
tahanan R2 akan parallel denga RL dan Tegangan dalam keadaan terbeban Vob
𝐸
dapat ditulis Vob = I (R2 // R1) dimana nilai I saat terbeban adalah I = R1 +(R2 // 𝑅1 )
A. ANALISIS
Hasil pengamatan
Arus defleksi penuh basic meter (Ifs) : 1 × 104 A
Sensivitas basic meter (S) : 1 × 104 Ω/V
Batas ukur basic meter (Vfs) : 10 V dan 10-1 V
Resistansi internal basic meter (RM) : 103 Ω dan 105 Ω
Resistansi internal voltmeter digital (RM) : 10 MΩ
Hambatan : |100kΩ±5| dan |100Ω±5|
Kegiatan 1 : Pengukuran untuk R1 = 100 Ω dan R2 = 100 Ω dirangkai seri
Analisi data
Basic Meter
1. Tegangan Ideal
Kegiatan 1 : Pengukuran untuk R1 = 100 Ω dan R2 = 100 Ω dirangkai seri
a. Untuk R1 = |100 Ω ± 5| dengan Vs = |2,0 ± 0,1| Volt
1) Tegangan Ideal (Videal)
𝑅1
Videal = Vs (𝑅 )
1 +𝑅2
100
= 2 V (100+100)
=1V
2) Ketidakpastian (∆Videal)
𝑑𝑉𝑡ℎ 𝑑𝑉𝑡ℎ 𝑑𝑉𝑡ℎ
𝑑𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = | | 𝑑𝑅1 + | −1
| 𝑑(𝑅1 + 𝑅2 ) + | | 𝑑𝑉𝑆
𝑑𝑅1 𝑑(𝑅1 + 𝑅2 ) 𝑑𝑉𝑆
𝑑(𝑉𝑠.𝑅1 (𝑅1 +𝑅2 )−1 ) 𝑑(𝑉𝑠.𝑅1 (𝑅1 +𝑅2 )−1 )
𝑑𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = | | 𝑑𝑅1 + | | 𝑑(𝑅1 +
𝑑𝑅1 𝑑(𝑅1 +𝑅2 )−1
∆𝑅 ∆(𝑅1 +𝑅2 ) ∆𝑉
∆𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = {| 𝑅 1 | + | | + | 𝑉 𝑆 |} 𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
1 𝑅1 +𝑅2 𝑆
= 15% (2 AB)
4) Pelaporan Fisika (PF)
Videal = |1.0 ± 0.1| V
Dengan cara yang sama diperoleh :
Kegi Penguku Vs Videal
∆Videal (Volt) KR (%) AB PF Videal (Volt)
atan ran (Volt) (Volt)
100000
= 1 V (100000+50)
= 0.9995 V
2) Ketidakpastian (∆VAB)
∆𝑉
∆VAB = {| 𝑉 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 |} ×VAB
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
0.15
= {| |} × 1
1
= 0.15
3) Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑉𝐴𝐵
KR = × 100%
𝑉𝐴𝐵
0.15
= × 100%
1
= 15 % (2 AB)
4) Pelaporan Fisika (PF)
VAB = |1.0 ± 0.1| V
Dengan cara yang sama diperoleh :
Kegiata Penguku VAB ∆VAB
KR (%) AB PF VAB (Volt)
n ran (Volt) (Volt)
3. Persentase Kesalahan
Kegiatan 1 : Pengukuran untuk R1 = 100 Ω dan R2 = 100 Ω dirangkai seri
a. Untuk R1 = |100 Ω ± 5| dengan Vs = |2,0 ± 0,1| Volt
𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
% Error =| |× 100%
𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
1−0.9
=| | × 100%
1
0.1
= | 1 | × 100%
= 10%
Dengan cara yang sama diperoleh:
1. R1 = 1x10² Ω 1 0.9 10
2 1.4 30
3 2.8 6.666667
1 0.8 20
R2 = 1x10² Ω 2 1.8 10
3 2.6 13.33333
1 1.2 20
R1 = 1x105 Ω 2 1.4 30
2. 3 2.4 20
1 0.8 20
R2 = 1x105 Ω 2 1.6 20
3 2.4 20
0.001998 0.002 0.1
R1 = 1x102 Ω 0.003996 0.003 24.925
3. 0.005994 0.006 0.1
1.998002 1.8 9.91
R2 = 1x105 Ω 3.996004 3.8 4.905
5.994006 5.8 3.236667
4. Persentase Perbedaan
Kegiatan 1 : Pengukuran untuk R1 = 100 Ω dan R2 = 100 Ω dirangkai seri
a. Pengukuran R1 = 100 Ω dengan Vs = 2 Volt
𝑉𝐴𝐵 − 𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
% Diff =| ̅
| × 100%
𝑉
1−0.9
= | 0.95 | × 100%
0.1
= |0.95| × 100%
= 10.5%
Dengan cara yang sama diperoleh
Digital Multimeter
1. Tegangan Ideal
Kegiatan 1 : Pengukuran untuk R1 = 100 Ω dan R2 = 100 Ω dirangkai seri
a. Untuk R1 = |100 Ω ± 5| dengan Vs = |2,0 ± 0,1| Volt
1) Tegangan Ideal (Videal)
𝑅1
Videal = Vs (𝑅 )
1 +𝑅2
100
= 2 V (100+100)
=1V
2) Ketidakpastian (∆Videal)
∆𝑅 ∆(𝑅1 +𝑅2 ) ∆𝑉
∆𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = {| 𝑅 1 | + | | + | 𝑉 𝑆 |} 𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
1 𝑅1 +𝑅2 𝑆
∆𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 0.105 V
3) Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
KR = × 100%
𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
0.105
= × 100%
1
= 10.5 % (2 AB)
4) Pelaporan Fisika (PF)
Videal = |1.0 ± 0.1| V
Dengan cara yang sama diperoleh :
Kegi Penguk Vs Videal ∆Videal
KR (%) AB PF Videal (Volt)
atan uran (Volt) (Volt) (Volt)
R1 = 2 1 0.105 10.5 2 |1.0 ± 0.1|
1x10² 4 2 0.205 10.25 2 |2.0 ± 0.2|
Ω 6 3 0.305 10.16667 2 |3.0 ± 0.3|
1.
R2 = 2 1 0.105 10.5 2 |1.0 ± 0.1|
1x10² 4 2 0.205 10.25 2 |2.0 ± 0.2|
Ω 6 3 0.305 10.16667 2 |3.0 ± 0.3|
R1 = 2 1 0.0051 0.51 3 |1.00 ± 0.01|
1x105 4 2 0.0052 0.26 4 |2.000 ± 0.005|
Ω 6 3 0.0053 0.176667 4 |3.000 ± 0.005|
2.
R2 = 2 1 0.0051 0.51 3 |1.00 ± 0.01|
1x105 4 2 0.0052 0.26 4 |2.000 ± 0.005|
Ω 6 3 0.0053 0.176667 4 |3.000 ± 0.005|
= 0.999995 V
2) Ketidakpastian (∆VAB)
∆𝑉
∆VAB = {| 𝑉 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 |} ×VAB
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
0.105
= {| |} × 0.999995
1
= 0.00599997 V
3) Kesalahan Relatif (KR)
0.00599997
KR = × 100%
0.999995
0.00599997
= × 100%
0.999995
= 0.6 % (3 AB)
4) Pelaporan Fisika (PF)
VAB = |1.00 ± 0.01| V
Dengan cara yang sama diperoleh :
Kegiata Penguk
VAB (Volt) ∆VAB (Volt) KR (%) AB PF VAB (Volt)
n uran
= 18%
Dengan cara yang sama diperoleh:
= 10.5%
Dengan cara yang sama diperoleh
A. KESIMPULAN
1. Pembebanan pada tegangan terjadi apabila nilai resistansi lebih besar dari
hambatan dalam voltmeter. Hal ini terjadi karena apabila resistansinya
lebih besar daripada hambatan dalam maka arus listrik akan cenderung
mengalir ke voltmeter. Hal ini disebabkan karena arus akan mengalir pada
hambatan yang lebih rendah dari hambatan yang tinggi.
2. Setelah melakukan percobaan maka diperoleh besar kesalahan dari
pengukuran tegangan akibat efek pembebanan sebuah volmeter yaitu
dengan menggunkan basic meter (BM) diperoleh persentase kesalahan
(%Error) tertinggi untuk setiap kegiatan yaitu 30%, 30% dan 24%. Adapun
dengan menggunakan digital multimeter (DMM) diperoleh persentase
kesalahan (%Error) tertinggi untuk setiap kegiatan yaitu 18%, 11% dan
3.43%.
B. SARAN
1. Praktikan, diharapkan agar memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari
pembimbing, dan lebih berhati-hati serta fokus pada saat praktikum
terutama dalam pengambilan data agar praktikum bisa berjalan dengan
baik dan hasil yang diperoleh sesuai harapan.
2. Diharapakn untuk mempelajari dan mengetahui rangkaian yang akan
dilakukan pada praktikum ini, agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan data.
3. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap alat-
alat serta kelengkapan laboratorium, karena beberapa alat seperti kabel
penghubung banyak yang sudah tidak berfungsi dengan baik, sehingga
baik pembimbing maupun praktikan tidak kewalahan dan kehabisan waktu
untuk pengambilan data
DAFTAR PUSTAKA
A. KESIMPULAN
1. Prinsip dasar pengukuran tegangan dengan menggunakan multimeter
digital yaitu merangkai parallel resistor dengan power supply. Untuk
pengukuran arus multimeter dirangkai secara seri dengan power supply
dan resistor. Adapun resistansi dapat diukur secara langsung menggunakan
ohmmeter atau hukum ohm.
2. Untuk menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya
berdasarkan nilai yang tertera dapat dilihat pada spesifikasi resistor
tersebut setelah itu hitung nilai toleransi sesuai dengan nilai huruf yang
tertera pada resistor. Adapun dengan pembacaan langsung menggunakan
multimeter digital nilai resistansi yang diperoleh dapat langsung dilihat
hasilnya namun untuk mengetahui nilai toleransinya maka nilai resistansi
yang terukur harus dikalikan dengan ketelitian alat ukur yang digunakan
Dan dengan menggunakan hukum Ohm maka resistor dirangkai secara
parallel dengan voltmeter dan secara seri dengan ampermeter. Kemudian
nilai dari masing-masing alat ukur digunakan pada hukum ohm untuk
mendapatkan nilai resistansi dan toleransinya.
B. SARAN
Diharapkan kedepannya praktikan lebih terampil dalam melakukan sebuah
pengukuran agar hasil pengukuran dan analisis pengukuran yang di
perolehnya dapat lebih baik dan ideal.