BLOK ANAK
SCENARIO 1
Referensi by :
Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari
3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram per hari) dan konsistensi
(feses cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali
dalam sehari. (Smeltzer,2012).
Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (WHO,2018).
Definisi diare yang diberikan oleh Depkes RI (2013) adalah penyakit yang ditandai
dengan perubahan bentuk dan konsistensi feses melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar (BAB) lebih banyak dari biasanya (lazimnya 3
kali atau lebih dalam sehari).
Beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, menjelaskan definisi diare berdasarkan
konsistensi dan bentuk tinja (feses) yang melembek dengan atau tanpa menunjuk pada
frekuensi diarenya. Bahkan definisi diare yang diberikan WHO secara spesifik juga
menyebutkan diare dengan feses yang berwarna hijau, bercampur lendir dan atau darah.
Dengan demikian, secara umum berdasarkan beberapa definisi diare dapat disebutkan
bahwa diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang sering melebihi
keadaan biasanya dengan konsistensi tinja yang melembek sampai cair dengan atau tanpa
darah dan atau lendir dalam tinja.
2. KLASIFIKASI DIARE
1. Diare akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara cepat
atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula menetap dan melanjut
menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila menyerang bayi
biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada bayi dan anak-anak
adalah intoleransi laktosa.
Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lender dianggap disentri yang disebabkan
oleh shigelosis sampai terbukti lain. Sedangkan kolera, memiliki manifestasi klinis antara
lain diare profus seperti cucian air beras, berbau khas seperti “bayklin/sperma”, umur
anak lebih dari 3 tahun dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa
kemudian baru pada anak. Sedangkan kasus yang bukan disentri dan kolera
dikelompokkan kedalam diare akut.
2. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare yang
disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena,
diare dapat diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.
Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari,
umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik lebih ditujukan untuk
diare yang memiliki manifestasi klinis hilang-timbul, sering berulang atau diare akut
dengan gejala yang ringan yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya disebabkan oleh
agen non infeksi.
3. ETIOLOGI DIARE
Ada banyak kemungkinan penyebab yang paling umum. Infeksi diare terjadi karena
kontaminasi makanan dan air. Virus adalah penyebab yang paling besar, yaitu rotavirus,
norwalk,danadenovirus. Pasien secara tiba-tiba demam, muntah, dan feses berair. Bakteri
juga merupakan salah satu infeksi diare yaitu Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella
sp, Vibrio cholera, dan Clostridium difficile. Protozoajuga merupakan salah satu infeksi
diare seperti Entamoeba histolytica, Microsporidium, Giardia lamblia, dan
Cryptosporidium parvum.
Penyebab selain infeksi dari diare akut terdiri dari obat dan racun, efek samping laksatif,
makanan, irritabel bowel syndrome, radang perut, kekurangan laktase, anemia, diabetes
mellitus, malabsorbsi, faecal impaction, dan celiac sprue. Obat-obat yang dapat
menyebabkan diare akut adalah antibiotik, digitalis, laksatif, manitol, metformin,
misoprostol, quinidin, sorbitol dan teofilin. Suplemen makanan yang bisa menyebabkan
diare akut yaitu Echinacea, ginseng, dan Aloe vera. Bahan (racun) yang menyebabkan
diare adalah arsen, cadmium, dan merkuri.
Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besar patogenesisnya
adalah sebagai berikut :
Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian
berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus dan
menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus bagian
apikal akan digantikan oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang berbentuk
kuboid atau gepeng.
Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan. Sebagai
akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus halus kemudian akan memendek sehingga
kemampuannya untuk menyerap dan mencerna makanan pun akan berkurang. Pada saat
ini biasanya diare mulai timbul, setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian
akan terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propia untuk mengatasi infeksi sampai
terjadinya penyembuhan.
Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan osmotik di dalam lumen (hiperosmolar).
Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan
dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus halus ke lumen usus
besar (colon). Dan bila kemampuan penyerapan colon berkurang atau sekresi cairan
melebihi kapasitas penyerapan colon, maka akan terjadi diare.
4. TANDA GEJALA
Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin
mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena
tercampur empedu.
Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi
semakin asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang
tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala dehidrasi. Berat
badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput
lendir mulut dan bibir terlihat kering.
Pengobatan Diare
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengobatan diare yang baik untuk
diberikan kepada penderita, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian Cairan
Pemenuhan cairan pada tubuh penderita diare sangat penting mengingat komplikasi yang sering
terjadi pada diare adalah dehidrasi. Pemberian banyak cairan memiliki tujuan untuk
menggantikan cairan yang keluar saat diare. Jika tidak digantikan, maka tubuh akan mengalami
defisit cairan dan menyebabkan perubahan keasaman darah. Kondisi ini dapat mengurangi
volume darah yang menghantarkan oksigen sehingga dapat mengganggu metabolisme sel dan
bisa berakibat fatal. Pada bayi, pemberian ASI harus terus diberikan ketika mengalami diare.
Namun, Anda perlu membatasi penggunaan susu yang mengandung laktosa. Sebaiknya
konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mengantisipasi adanya gangguan penyerapan zat
tertentu. Oralit juga menjadi alternatif yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi saat mengalami
diare. Oralit memiliki tingkat kelarutan yang baik sehingga mudah diserap di usus. Anda juga
dapat menggantikan larutan oralit dengan larutan gula garam. Caranya cukup mencampurkan
satu sendok teh gula dan garam ke dalam satu gelas (200 cc) air minum. Jika pemberikan cairan
secara oral tidak bisa diupayakan seperti mengalami muntah berat, maka perlu dilakukan
penggantian cairan dengan intravena atau infus.
Pengobatan terbaik pada penderita diare adalah pemberian nutrisi yang baik dan seimbang.
Jangan sampai ketika Anda mengalami diare, konsumsi makanan menjadi menurun. Anda harus
tetap makan seperti biasanya. Pada bayi yang masih menyusui pun harus tetap diberikan ASI
secara intensif. Bila mengalami mual, makanan bisa diberikan sedikit -sedikit tetapi lebih sering.
Konsumsi serat sebaiknya agak dikurangi agar konsistensi tinja lebih padat.
3. Pemberian Obat-obatan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebenarnya menunjukkan bahwa konsumsi obat-obatan
tidak dapat menyembuhkan kondisi diare yang dialami. Obat antidiare tidak mengatasi penyebab
diare sehingga pemakaian obat-oabtan antidiare sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter. Pemberian antibiotik pun hanya untuk indikasi tertentu, misal pada disentri dan
kolera. Pemakaiannya pun harus dibatasi karena jika digunakan dengan tidak benar dapat
mengganggu keseimbangan bakteri normal pada usus. Untuk diare yang disebabkan oleh virus
tidak membutuhkan antibiotik.
Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila diare yang dialami disertai dengan
demam, diare berdarah, berkurangnya nafsu makan, dehidrasi, dan tidak sembug lebih dari 3
hari.
Terapi Non-Farmakologi
Imunisasi
untuk mengurangi tingkat keparahan dan durasi diare. Suplemen zinc dapat mengurangi
produksi tinja dan pengurangan pengeluran tinja. Pada dosis 20 mg/5 mL sirup yang
mengandung zinc atau 20 mg pada tablet yang mengandung zinc sulfas, glukonat atau
asetat.
Untuk mencegah berulangnya episode diare.
Pada studi menunjukkan bahwa 10-20 mg (anak-anak) dan 10 mg (bayi < 6 bulan) pemberian
zinc per hari selama 10-14 hari akan mengurangi berulangnya episode diare 2-3 bulan setelah
pemberian regimen terapi zinc diberikan.
1. Penambahan vitamin A pada bayi dan anak untuk pencegahan diare karena infeksi dan
paparan HIV.
Rekomendasi dosis :
Bayi dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun (100.000 IU untuk usia 6-12 bulan dan 200.000
IU untuk usia > 12 bulan) diberikan setiap 6 bulan.
Terapi Farmakologi
1. Terapi kausal misalnya penyebabnya adalah bakteri maka diberi obat antibiotik.
2. Terapi simptomatis
6. KOMPLIKASI DIARE
Diare dapat juga terjadi karena terbatasnya kemampuan penyerapan usus besar pada
keadaan sakit, misalnya karena virus, disentri basiler, ulkus, tumor dan sebagainya.
Setiap perubahan mekanisme normal absorpsi dan sekresi di dalam lumen usus halus,
maupun usus besar (colon) dapat menyebabkan diare, kehilangan cairan, elektrolit dan
akhirnya terjadi dehidrasi.
Secara garis besar diare dapat disebabkan oleh diare sekretorik, diare osmotik,
peningkatan motilitas usus dan defesiensi umum, terutama IgA. Diare yang disebabkan
oleh infeksi bakteri akan menyebabkan diare sekretorik.
Makanan yang tidak diserap atau dicerna, misalnya laktosa (dari susu), merupakan
makanan yang baik bagi bakteri. Laktosa ini akan difermentasikan oleh bakteri anaerob
menjadi molekul yang lebih kecil, misalnya H2, CO2, H2O, dan sebagainya.
Dan menyebabkan tekanan osmotik didalam lumen usus meningkat. Keadaan dalam
lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan menyerap air dari intraseluler, diikuti
peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare osmotik. Peristaltik usus juga dapat
meningkat karena adanya zat makanan yang merangsang misalnya pedas, asam, terlalu
banyak lemak, serat dan dapat juga karena terdapatnya toksin dalam makanan (food
poisoning) yang akhirnya menyebabkan diare.
Akhirnya imunodefisiensi baik seluler maupun humoral terutama defisiensi IgA didalam
lumen usus akan menyebabkan diare karena ketidakmampuan usus untuk menetralisir
enteropatogen dalam lumen usus. Bukan saja bakteri tetapi juga virus, parasit dan jamur
dapat menyebabkan diare.
Pengeluaran cairan selain melalui anus dalam keadaan normal, juga melalui ginjal berupa
urine, juga melalui pori kulit berupa keringat dan melalui pernafasan berupa uap air.
Dalam keadaan normal, pengeluaran air dari tubuh anak usia 0-2 tahun sekitar 100ml
sehari. Bila jumlah cairan yang masuk dan keluar setiap hari selalu seimbang, tidak akan
terjadi diare atau defisit cairan, tetapi pengeluaran cairan melebihi pemasukan seperti
pada diare akan terjadi defisit cairan tubuh yang lebih dikenal dengan dehidrasi.
7. NURSING CARE PLAN DIARE
DATA FOKUS
DO :
. Dalam 6 jam
terakhir diare 5 kali.
Turgor kulit 4 detik
DS : Pemaparan pada kontaminan Diare
Ibunya mengatakan
bahwa diarenya itu
mungkin dari
makanan yang
terkontaminasi dan
meminum susu
disoreharinya yang
disajikan pada pagi
hari.
DO ;
Dari Abu Malik al-as'ari berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Bersuci itu sebagian dari
iman, membaca alhamdulillah adalah memenuhi timbangan amal, membaca subhanallah
wal hamdulillah adalah memenuhi seisi langit dan bumi, salat sunah adalah cahaya,
sedekah adalah petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar, dan Al-Qur'an adalah
hujjah (argumen) dalam pembicaraanmu. Setiap manusia pada waktu pagi hari,
hakekatnya harus memperjual belikan dirinya. Ada kalanya ia laba (selamat dari
maksiat) dan ada kalanya rugi (terseret maksiat) (H.R. Muslim: 328).