Anda di halaman 1dari 15

LEARNING OBJECTIVE

BLOK ANAK
SCENARIO 1
Referensi by :

Bates. B, 2015. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed


2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2010. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada
Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 2014. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD
Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 2009. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 2017. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 20155. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2010. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2009. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC.
Jakarta
‘’DIARE’’
1. DEFINISI DIARE

Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari
3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram per hari) dan konsistensi
(feses cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali
dalam sehari. (Smeltzer,2012).

Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (WHO,2018).

Definisi diare yang diberikan oleh Depkes RI (2013) adalah penyakit yang ditandai
dengan perubahan bentuk dan konsistensi feses melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar (BAB) lebih banyak dari biasanya (lazimnya 3
kali atau lebih dalam sehari).

Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya


encer,dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah. Sehingga diare
dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita diare
banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian
terutama pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun (Ummuauliya. 2008).

Beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, menjelaskan definisi diare berdasarkan
konsistensi dan bentuk tinja (feses) yang melembek dengan atau tanpa menunjuk pada
frekuensi diarenya. Bahkan definisi diare yang diberikan WHO secara spesifik juga
menyebutkan diare dengan feses yang berwarna hijau, bercampur lendir dan atau darah.
Dengan demikian, secara umum berdasarkan beberapa definisi diare dapat disebutkan
bahwa diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang sering melebihi
keadaan biasanya dengan konsistensi tinja yang melembek sampai cair dengan atau tanpa
darah dan atau lendir dalam tinja.

2. KLASIFIKASI DIARE

1. Diare akut

Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara cepat
atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula menetap dan melanjut
menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila menyerang bayi
biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada bayi dan anak-anak
adalah intoleransi laktosa.

Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lender dianggap disentri yang disebabkan
oleh shigelosis sampai terbukti lain. Sedangkan kolera, memiliki manifestasi klinis antara
lain diare profus seperti cucian air beras, berbau khas seperti “bayklin/sperma”, umur
anak lebih dari 3 tahun dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa
kemudian baru pada anak. Sedangkan kasus yang bukan disentri dan kolera
dikelompokkan kedalam diare akut.

2. Diare kronis

Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare yang
disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena,
diare dapat diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.

Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari,
umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik lebih ditujukan untuk
diare yang memiliki manifestasi klinis hilang-timbul, sering berulang atau diare akut
dengan gejala yang ringan yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya disebabkan oleh
agen non infeksi.

3. ETIOLOGI DIARE

Ada banyak kemungkinan penyebab yang paling umum. Infeksi diare terjadi karena
kontaminasi makanan dan air. Virus adalah penyebab yang paling besar, yaitu rotavirus,
norwalk,danadenovirus. Pasien secara tiba-tiba demam, muntah, dan feses berair. Bakteri
juga merupakan salah satu infeksi diare yaitu Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella
sp, Vibrio cholera, dan Clostridium difficile. Protozoajuga merupakan salah satu infeksi
diare seperti Entamoeba histolytica, Microsporidium, Giardia lamblia, dan
Cryptosporidium parvum.

Penyebab selain infeksi dari diare akut terdiri dari obat dan racun, efek samping laksatif,
makanan, irritabel bowel syndrome, radang perut, kekurangan laktase, anemia, diabetes
mellitus, malabsorbsi, faecal impaction, dan celiac sprue. Obat-obat yang dapat
menyebabkan diare akut adalah antibiotik, digitalis, laksatif, manitol, metformin,
misoprostol, quinidin, sorbitol dan teofilin. Suplemen makanan yang bisa menyebabkan
diare akut yaitu Echinacea, ginseng, dan Aloe vera. Bahan (racun) yang menyebabkan
diare adalah arsen, cadmium, dan merkuri.

Mekanisme dasar timbulnya diare adalah :


1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dalam elektrolit ke
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan,
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis Diare Karena Virus

Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besar patogenesisnya
adalah sebagai berikut :

Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian
berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus dan
menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus bagian
apikal akan digantikan oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang berbentuk
kuboid atau gepeng.

Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan. Sebagai
akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus halus kemudian akan memendek sehingga
kemampuannya untuk menyerap dan mencerna makanan pun akan berkurang. Pada saat
ini biasanya diare mulai timbul, setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian
akan terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propia untuk mengatasi infeksi sampai
terjadinya penyembuhan.

Patogenesis Diare Akibat Bakteri


Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak didalamnya.
Bakteri kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga
terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase (bila toksin bersifat tahan panas/labil
toksin/LT) atau enzim guanil siklase (bila toksin bersifat tahan panas/stabil/ST) sebagai
akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim ini akan terjadi peningkatan cAMP (cyclic
adenosine monophospate) atau cGMP (cyclic guanosine monophospate) yang
mempunyai kemampuan merangsang sekresi klorida, natrium, dan air dalam sel ke lumen
usus serta menghambat absorbsi natrium, klorida dan air dari lumen usus ke dalam sel.

Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan osmotik di dalam lumen (hiperosmolar).
Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan
dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus halus ke lumen usus
besar (colon). Dan bila kemampuan penyerapan colon berkurang atau sekresi cairan
melebihi kapasitas penyerapan colon, maka akan terjadi diare.
4. TANDA GEJALA

Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin
mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena
tercampur empedu.

Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi
semakin asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang
tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala dehidrasi. Berat
badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput
lendir mulut dan bibir terlihat kering.

 Diare dibagi menjadi dua, diare akut dan kronik


 Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri parasit maupun virus.
Penderita diare akut sering mengeluh flatulen, malaise, nyeri lambung, diikuti berat adan
turun, anoreksia, dan lemah.
 Diare yang menyebabkan kekurangan cairan akan menyebabkan pasien merasa haus,
lidah kering, tulang pipi menonjol, tugor kulit menurun, hipotensi, takikardi, dan suara
menjadi serak. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolic akan menyebabkan
frekuensi pernapasan menjadi lebih cepat dan dalam.
 Komplikasi, dehidrasi merupakan akibat yang paling utama dari kehilangan cairan dan
elektrolit secara mendadak. Berdasarkan derajatnya dibagi menjadi 3, yaitu dehidrasi
ringan (bila kehilangan cairan mencapai 5% berat badan), dehidrasi sedang (bila
kehilangan cairan antara 5-10% berat badan), dan dehidrasi berat (jika kehilangan cairan
lebih dari 10% berat badan)
5. PENATALKSANA DIARE

Pengobatan Diare

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengobatan diare yang baik untuk
diberikan kepada penderita, yaitu sebagai berikut:

1. Pemberian Cairan

Pemenuhan cairan pada tubuh penderita diare sangat penting mengingat komplikasi yang sering
terjadi pada diare adalah dehidrasi. Pemberian banyak cairan memiliki tujuan untuk
menggantikan cairan yang keluar saat diare. Jika tidak digantikan, maka tubuh akan mengalami
defisit cairan dan menyebabkan perubahan keasaman darah. Kondisi ini dapat mengurangi
volume darah yang menghantarkan oksigen sehingga dapat mengganggu metabolisme sel dan
bisa berakibat fatal. Pada bayi, pemberian ASI harus terus diberikan ketika mengalami diare.
Namun, Anda perlu membatasi penggunaan susu yang mengandung laktosa. Sebaiknya
konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mengantisipasi adanya gangguan penyerapan zat
tertentu. Oralit juga menjadi alternatif yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi saat mengalami
diare. Oralit memiliki tingkat kelarutan yang baik sehingga mudah diserap di usus. Anda juga
dapat menggantikan larutan oralit dengan larutan gula garam. Caranya cukup mencampurkan
satu sendok teh gula dan garam ke dalam satu gelas (200 cc) air minum. Jika pemberikan cairan
secara oral tidak bisa diupayakan seperti mengalami muntah berat, maka perlu dilakukan
penggantian cairan dengan intravena atau infus.

2. Pemberian Nutrisi yang Baik

Pengobatan terbaik pada penderita diare adalah pemberian nutrisi yang baik dan seimbang.
Jangan sampai ketika Anda mengalami diare, konsumsi makanan menjadi menurun. Anda harus
tetap makan seperti biasanya. Pada bayi yang masih menyusui pun harus tetap diberikan ASI
secara intensif. Bila mengalami mual, makanan bisa diberikan sedikit -sedikit tetapi lebih sering.
Konsumsi serat sebaiknya agak dikurangi agar konsistensi tinja lebih padat.

3. Pemberian Obat-obatan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebenarnya menunjukkan bahwa konsumsi obat-obatan
tidak dapat menyembuhkan kondisi diare yang dialami. Obat antidiare tidak mengatasi penyebab
diare sehingga pemakaian obat-oabtan antidiare sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter. Pemberian antibiotik pun hanya untuk indikasi tertentu, misal pada disentri dan
kolera. Pemakaiannya pun harus dibatasi karena jika digunakan dengan tidak benar dapat
mengganggu keseimbangan bakteri normal pada usus. Untuk diare yang disebabkan oleh virus
tidak membutuhkan antibiotik.

4. Pemberian Seng atau Zink


Seng, zink, atau zat besi merupakan salah satu zat mikronutrisi. Zat ini dapat menurunkan
frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta mengatasi diare berulang. Anda dapat
mengonsumsi seng atau zink selama 10-14 hari dengan kadar 20 mg per hari. Pada anak usia di
bawah 6 tahun dosisnya ialah 10 mg per hari.

5. Perawatan Lebih Lanjut

Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila diare yang dialami disertai dengan
demam, diare berdarah, berkurangnya nafsu makan, dehidrasi, dan tidak sembug lebih dari 3
hari.
Terapi Non-Farmakologi

Pemberian edukasi sebagai langkah pencegahan, meliputi :

 Higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.


 Mengkonsumsi makanan yang sehat.
 Menghindari makanan yang merangsang peristaltik usus, seperti makanan padat, pedas,
produk susu dan makanan berserat.

 Imunisasi

Pemberian vaksin seperti : Salmonella typhi vaccine, Shigella vaccine, V. cholera


vaccine, Rotavirus vaccine seperti : live oral vaccine (RotaTeq™) produksi Merck
digunakan untuk anak-anak dan GSK’s Rotarix™.

1. Penambahan suplemen zinc pada anak-anak.

 untuk mengurangi tingkat keparahan dan durasi diare. Suplemen zinc dapat mengurangi
produksi tinja dan pengurangan pengeluran tinja. Pada dosis 20 mg/5 mL sirup yang
mengandung zinc atau 20 mg pada tablet yang mengandung zinc sulfas, glukonat atau
asetat.
 Untuk mencegah berulangnya episode diare.
Pada studi menunjukkan bahwa 10-20 mg (anak-anak) dan 10 mg (bayi < 6 bulan) pemberian
zinc per hari selama 10-14 hari akan mengurangi berulangnya episode diare 2-3 bulan setelah
pemberian regimen terapi zinc diberikan.

1. Penambahan vitamin A pada bayi dan anak untuk pencegahan diare karena infeksi dan
paparan HIV.

Rekomendasi dosis :

Bayi dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun (100.000 IU untuk usia 6-12 bulan dan 200.000
IU untuk usia > 12 bulan) diberikan setiap 6 bulan.

Terapi Farmakologi

1. Terapi kausal misalnya penyebabnya adalah bakteri maka diberi obat antibiotik.
2. Terapi simptomatis

 Zat – zat penekan peristaltik misalnya : atropin, belladonnae ekstrak,difenoksilat,


loperamid.
 Adstringensia ( menciutkan selaput lendir usus ), misalnya : garam – garam bismuth dan
alluminium tanin.
 Adsorbensia ( menyerap zat – zat beracun ), misalnya : carbo adsorben ( norit ), zat – zat
lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka – lukanya dengan suatu lapisan
pelindung seperti kaolin, pektin.

6. KOMPLIKASI DIARE

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan


keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan sebagainya)
2. Hipoglikemia
3. Gangguan Gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah)
4. Gangguan sirkulasi darah
Dalam keadaan normal usus besar dapat meningkatkan kemampuan penyerapan sampai
4400 ml sehari, bila terjadi sekresi cairan yang berlebihan dari usus halus (ileosekal). Bila
sekresi melebihi 4400 ml maka usus besar tidak mampu menyerap seluruhnya lagi,
selebihnya akan dikeluarkan bersama tinja dan terjadilah diare.

Diare dapat juga terjadi karena terbatasnya kemampuan penyerapan usus besar pada
keadaan sakit, misalnya karena virus, disentri basiler, ulkus, tumor dan sebagainya.
Setiap perubahan mekanisme normal absorpsi dan sekresi di dalam lumen usus halus,
maupun usus besar (colon) dapat menyebabkan diare, kehilangan cairan, elektrolit dan
akhirnya terjadi dehidrasi.

Secara garis besar diare dapat disebabkan oleh diare sekretorik, diare osmotik,
peningkatan motilitas usus dan defesiensi umum, terutama IgA. Diare yang disebabkan
oleh infeksi bakteri akan menyebabkan diare sekretorik.

Makanan yang tidak diserap atau dicerna, misalnya laktosa (dari susu), merupakan
makanan yang baik bagi bakteri. Laktosa ini akan difermentasikan oleh bakteri anaerob
menjadi molekul yang lebih kecil, misalnya H2, CO2, H2O, dan sebagainya.

Dan menyebabkan tekanan osmotik didalam lumen usus meningkat. Keadaan dalam
lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan menyerap air dari intraseluler, diikuti
peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare osmotik. Peristaltik usus juga dapat
meningkat karena adanya zat makanan yang merangsang misalnya pedas, asam, terlalu
banyak lemak, serat dan dapat juga karena terdapatnya toksin dalam makanan (food
poisoning) yang akhirnya menyebabkan diare.

Akhirnya imunodefisiensi baik seluler maupun humoral terutama defisiensi IgA didalam
lumen usus akan menyebabkan diare karena ketidakmampuan usus untuk menetralisir
enteropatogen dalam lumen usus. Bukan saja bakteri tetapi juga virus, parasit dan jamur
dapat menyebabkan diare.
Pengeluaran cairan selain melalui anus dalam keadaan normal, juga melalui ginjal berupa
urine, juga melalui pori kulit berupa keringat dan melalui pernafasan berupa uap air.

Dalam keadaan normal, pengeluaran air dari tubuh anak usia 0-2 tahun sekitar 100ml
sehari. Bila jumlah cairan yang masuk dan keluar setiap hari selalu seimbang, tidak akan
terjadi diare atau defisit cairan, tetapi pengeluaran cairan melebihi pemasukan seperti
pada diare akan terjadi defisit cairan tubuh yang lebih dikenal dengan dehidrasi.
7. NURSING CARE PLAN DIARE

DATA FOKUS

DATA OBJEKTIVE DATA SUBJEKTIVE

 Pasien terlihat mengantuk  Ibu mengatakan bahwa demamnya


 Dalam 6 jam terakhir diare 5 kali. sejak dari kemarin.
 Turgor kulit 4 detik  Ibunya mengatakan bahwa diarenya
 BB sekarang 12 kg. itu mungkin dari makanan yang
 Pasien terlihat takut dan mulai terkontaminasi dan meminum susu
menangis karena perawat disoreharinya yang disajikan pada
mendekatinya. pagi hari.
 Ibunya mengatakan BB sebelumnya
13kg
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN

DO :
 . Dalam 6 jam
terakhir diare 5 kali.
 Turgor kulit 4 detik
DS : Pemaparan pada kontaminan Diare
 Ibunya mengatakan
bahwa diarenya itu
mungkin dari
makanan yang
terkontaminasi dan
meminum susu
disoreharinya yang
disajikan pada pagi
hari.

DO ;

 Turgor kulit 4 detik


 BB sekarang 12 kg.
 Pasien terlihat
mengantuk
Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan
DS :
 Ibunya mengatakan
BB sebelumnya 13kg
 Ibu mengatakan
bahwa demamnya
sejak dari kemarin.

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN

Setelah dilakukan tindakan Diare Management


keperawatan 2x24 jam , dengan  Evaluasi efek samping
Diare Kriteria hasil: pengobatan terhadap
Bowel Elimination gastrointestinal
 Ajarkan pasien untuk
 menjaga daerah sekitar rectal dari menggunakan obat anti diare
iritasi  Intruksikan pasien /keluarga
 feses berbentuk,BAB sehari untuk mencatat
sekali tiga hari warna,jumlah,frekuensi dan
 tidak mengalami diare konsistensi dari feses
 menjelaskan penyebab diare dan  Evaluasi intake makanan yang
rasional tindakan masuk
 Identifikasi factor penyebab
dari diare
 Observasi turgor kulit secara
rutin
 Ukur diare/keluaran BAB
 Ajarkan teknik menurunkan
stress
 Intruksikan pasien untuk
makan rendah serat,tinggi
protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan

Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Fluid Managemend


volume cairan keperawatan 2x24 jam , pasien  pertahankan catatan intake
mampu mengontrol kecemasan dan output yang akurat
dengan Kriteria hasil:  monitor status
hydrasi(kelembaban
Fluid Balance membran mukosa,nadi
adekuat,tekanan darah
 mempertahankan urine output ortostatik),jika diperlukan
sesuai dengan usia dan BB  monitor vitl sign
13kg,BJ urine normal HT normal  kolaborasi pemberian
 tekanan darah 120/80mmHg,nadi cairan IV
80-100x/menit,suhu tubuh 37C  monitor status nutrisi
dalam batas normal  Dorong masukan oral
 tidak ada tanda-tanda  Berikan penggantian
dehidrasi,elastisitas turgor kulit nasogatrik sesuai output
baik <2 detik,membran mukosa  Kolaborasi degan dokter
lembab,tidak ada rasa haus yang Hypovolemia Management
berlebihan  Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan
 Monitor tingkat Hb dan Ht
 Onitor tanda vital
 Monitor Berat badan

8. IRK TENTANG KEBERSIHAN DAN MAKANAN


Q.S. Thaha (20) : ayat 81 à 1. Memilih (menyeleksi makanan) yang baik 2. Tidak
berlebihan (seimbang dalam jenis/ukuran/porsi/pola/waktu). Bila nomor 1 dan 2 tidak
terpenuhi, akan muncul penyakit yang pada akhirnya mengantarkan pada kematian. Kita
harus selektif dalam memilih makanan, ini perintah Allah. Namun dalam kehidupan kita,
kadang orang yang selektif dan berhati-hati dalam makanan malah dianggap aneh

Dari Abu Malik al-as'ari berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Bersuci itu sebagian dari
iman, membaca alhamdulillah adalah memenuhi timbangan amal, membaca subhanallah
wal hamdulillah adalah memenuhi seisi langit dan bumi, salat sunah adalah cahaya,
sedekah adalah petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar, dan Al-Qur'an adalah
hujjah (argumen) dalam pembicaraanmu. Setiap manusia pada waktu pagi hari,
hakekatnya harus memperjual belikan dirinya. Ada kalanya ia laba (selamat dari
maksiat) dan ada kalanya rugi (terseret maksiat) (H.R. Muslim: 328).

Anda mungkin juga menyukai