Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN

Disusun oleh :

Roses White Romauli Br. Matondang

1806541008

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum

Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas merupakan hukum yang


dirumuskan oleh G. J. Mendel pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Secara garis
besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan sepasang faktor
yang mengendalikan setiap karakter akan memisah pada waktu pembentukan
gamet. Pada hukum pilihan bebas, Mendel menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
menentukan karakter-karakter yang berbeda diwariskan secara bebas satu sama
lain (Klug, dkk., 2012; Snustad dan Simmons, 2012; Corebima, 2013). Istilah
faktor yang dijelaskan oleh Mendel tersebut dikemudian hari dikenal dengan
istilah gen.
Setiap individu tanaman memiliki dua factor (sepasang) untuk masing-
masing sifat yang kemudian dikenal dengan istilah sepasang alel, satu berasal dari
tetua jantan dan yang lain dari tetua betina. Dalam penggabungan (pembuahan)
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat
pembentukan gamet, setiap faktor dapat bersegregasi/berpisah kembali dalam
jumlah yang sama. Konsekuensinya setiap gamet akan membawa satu anggota
dari sepasang faktor. Ini kemudian dikenal sebagai hukum Mendel I (equal
segregation) yaitu setiap alel dari sepasang alel akan memisah sewaktu
pembentukan gamet dalam jumlah yang seimbang/sama.
Hasil persilangan dihybrid yang dilakukan oleh Mendel menunjukkan
pewarisan sifat berbentuk bji tidak di pengatuhi oleh pewarisan sifat warna
biji.Persilangan dihybrid menghasilkan hokum Mendel II yang dikenal dengan
principle of independent assortment.Hukum Mendel II menyatakan bahwa pada
pembentukan gamet, alel dari gen yang berbeda terpisah secara independent (tidak
bergantung satu sama lain).

1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh persilangan tiruan antara dua individu
yang heterozigot pada salah satu gennya mendekati kebenaran Hukum Mende

2
BAB 2

DASAR TEORI

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang pemindahan


informasi genetik dari sel ke sel, dari tetua kepada ketrunannya dan dari generasi
kie generasi. Mendel merupakan orang pertama yang merumuskan aturan pola
pewarisan sifat dari generasi ke generasi berdasarkan hasil percobaannya pada
tanaman kapri. Faktor-faktor pewarisan atau unit-unit pewarisan sifat Mendel ini
dinamakan gen dan bentuk-bentuk alternatif dari gen dinamakan alel. Pada
individu diploid biasanya mempunyai sepasang alel pada gennya.

Individu-individu yang mempunyai dua alel yang sama pada gennya


disebut homozigot dan individu yang mempunyai alel yang berbeda pada gennya
disebut heterozigot. Penampakan atau penampilan suatu organisme disebut
fenotipe sedangkan susunan genetik yang mempengaruhinya disebut genotipe.

Dari hasil percobaannya Mendel mengambil kesimpulan bahwa:

1. Pewarisan sifat tertentu dari orgnisme adalah berdasarkan pada unit-unit


faktor yang tidak berubah yang diwariskan dari tetua kepada keturunannya
dan bukan merupakan campuran sifat tetuanya karena fenotipe dari
keturunannya adalan identik dan bukan intermediat dari dua fenotipe tetua.
2. Masing-masing individu mempunyai sepasang alel yang menentukan sifat-
sifat tertentu seperti tinggi tanaman, warna biji dan sebagainya. Alel
mungkin identik atau berbeda.
3. Pasangan alel-alel ini akan memisah ke dalam gamet-gamet selama
reproduksi seksual.
4. Fertilisasi menghasilkan kombinasi baru dari pasangan alel kepada
keturunannya.
Alel ini tidak berubah atau hilang selama pemindahan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Sehingga dari sini lahir Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.

3
Persilangan-persilangan Mendel ini bisa ditiru dengan memakai bahan-
bahan mati misalnya dengan kancing baju atau biji-bijian yang diberi warna yang
beraneka ragam dan akan dapat menunjukkan dengan mudah dan jelas bahwa
kejadia-kejadian secara kebetulan ini akan sesuai dengan perbandingan-
perbandingan Hukum Mendel.

Dalam analisis genetik kita mengharapkan perbandingan-perbandingan


tertentu dari genotipe maupun fenotipe yang akan terbentuk pada keturunannya
berdasarkan hipotesis tertentu dari distribusi alel tetua kepada keturunannya.

Untuk menguji hasil atau data yang didapat apakah sesuai dengan
perbandingan yang diharapkan maka digunakan Chi-square Test (X2).

X2 = Σ (d2/E)

Keterangan :

Σ = jumlah

d = deviasi (O-E)

O = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diharapkan

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal :Kamis, 24 Oktober 2019

Waktu : 11.00-13.30 WITA

Tempat :Lab Pemuliaan Tanaman, Gd. Agrokomplek Lt. 2, Kampus Sudirman,


Universitas Udayana, Denpasar.

3.2 Alat dan Bahan


Alat: kantong plastik atau kantong kertas
Bahan: butir-butir kancing baju yang berwarna putih dan merah
Cara Kerja :
1. Ambil dua buah kantong, masing-masing kantong diisi dengan 200 butir
kancing baju berwarna merah dan 200 butir kancing baju berwarna putih.
Masing-masing kantong ini kita anggap sebagai individu yang akan
dikawinkan dan biji-biji jagung merupakan gamet-gamet yang dibentuk.
2. Kocok kantong-kantong tersebut sehingga butir-butir kancing baju
tercampur dengan merata.
3. Dari masing-masing kantong diambil satu butir kancing baju, kemudian
dicatat.
Bila yang terambil putih dan putih beri kode mm
Bila yang terambil merah dan merah beri kode MM
Bila yang terambil merah dan putih beri kode Mm
(kedua butir kancing baju yang terambil menggambarkan dua gamet
masing-masing dari gamet jantan dan gamet betina yang membentuk
zigot)
4. Pada praktikum ini dilakukan empat kali ulangan masing-masing
persilangan 60 kali, 80 kali, 100 kali dan 120 kali.
5. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel kemudian dihitung dengan
rumus X2. Hasil perhitungan dibandingkan dengan X2 tabel untuk
mengetahui apakah hasil persilangan yang kita lakukan sesuai dengan
perbandingan yang diharapkan.

5
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan

Percobaan di lakukan dalam 4x persilangan. Yaitu 60x, 80x, 100x dan 120 x

1. Tabel Persilangan pertama ( 60x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII 55
3 mm IIIII II 8
Total 60

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 55 45 7 49 1,09
Mm
mm Putih 8 15 -7 49 3,26
Totak 60 60 60 0 X2 = 4,35

Kesimpulan :Jadi, karena X2 tabel lebih besar dari X2 hitung maka tidak sesuai
dengan nisbah 3:1

2. Tabel Persilangan kedua( 80x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 66
IIIII I
3 mm IIIII IIIII IIII 14
Total 80

6
Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E
MM
Merah 66 60 6 36 0,6
Mm
mm Putih 14 20 -4 63 1,8
Total 80 80 80 0 0 X2=2,4

Kesimpulan :Jadi, karena X2 tabel lebih kecil dan X2 hitung maka sesuai dengan
nisbah 3:1

3. Tabel Persilangan ketiga( 100x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 76
IIIII IIIII IIII I
3 mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIII 24
Total 100

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 76 75 1 1 0,013
Mm
Mm Putih 24 25 -1 1 0,04
Total 100 100 100 0 X2=0,053

Kesimpulan :Jadi, karena X2 tabel lebih kecil dari nilai X2 hitung maka sesuai
dengan 3:1

7
4. Tabel Persilangan keempat( 120x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 80
IIIII IIIII IIIII IIIII
3 mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 40
IIIII IIIII
Total 120

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 80 90 -10 100 1,11
Mm
mm Putih 40 30 10 100 3,33
Totak 120 120 120 0 X2=4,44

Kesimpulan :Jadi, karena X2 tabel lebih besar dari nilai X2 hitung maka tidak
sesuai dengan nisbah 3:1

8
BAB 5

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil dari praktikum percobaan tiruan persilangan,


didapatkan bahwa, hasilnya sesuai dengan nisbah 3:1.
2. Bedasarkan hasil dari praktikum adapun percobaan tiruan persilangan
yang di dapatkan hasilnya tidak sesuai dengan nisbah 3:1.
3. Didapatkan juga hasil dari frekuensi yang di harapkan dan di amati tidak
terlalu jauh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, dkk.2016. Pemanfaatan Drosophile melanogaster Sebagai


Organisme Dalam Mepelajari Hukum Pewarisan Mendel.Malang :
Universitas Negeri Malang

Purminah, Siti. 2014. Genetika Pertanian. Riau : UIN SUSKA RIAU

Artdama, dkk. 2018. Dasar-Dasar Genetika Mendel dan


Pengembangannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai