Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ENZIM ANTIOKSIDAN
DISUSUN OLEH :
N0111 71 356
KELAS BIOKIMIA A
FAKULTAS FARMASI
INIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sel manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya membutuhkan energi yang
dihasilkan dari metabolisme dan pernafasan sel dari berbagai tingkat proses atau reaksi oksidasi
kimiawi intraseluler. Reaksi oksidasi yang terjadi dalam tubuh dapat menyebabkan terbentuknya
radikal bebas. [1]
Radikal bebas terbentuk dari adanya elektron yang tidak memiliki pasangan sehingga menjadi
molekul yang sangat reaktif yang menyerang molekul stabil terdekat untuk mendapatkan elektron.
Sehingga molekul yang ditargetkan akan menjadi radikal bebas dan terbentuk kaskade peristiwa
yang bisa menyebabkan kerusakan sel. Namun secara fisiologi radikal bebas juga dapat membantu
melestarikan hemostatik dengan bertindak sebagai sinyal transducer. [2]
Antioksidan merupakan kelompok metabolit sekunder yang dibentuk oleh organisme aerobic
untuk menggagalkan stress oksidatif dikarenakan adanya ROS (Reactive Oxygen Species). Sistem
antioksidan secara alami hadir untuk mengais radikal bebas. Sistem antioksidan dibagi atas 3 yaitu
antioksidan premier, sekunder dan tersier. [3][4]
a. Apa yang dimaksud dengan antioksidan, radikal bebas dan enzim antioksidan ?
ISI
Menurut Halliwel (1991) radikal bebas merupakan suatu atom, gugus, molekul atau senyawa
yang dapat berdiri sendiri yang mengandung satu atau lebih electron yang tidak berpasangan.
Kehadiran satu atau lebih electron tak berpasangan menyebabkan molekul mudah tertarik pada
suatu medan magnetic (paramagnetic) dan menyebabkan molekul menjadi reaktif yang dapat
bermuatan positif (kation), bermuatan negative (anion) dan tidak bermuatan. [1]
Radikal bebas dapat membentuk senyawa radikal baru yang apabila bereaksi dengan molekul
lain akan terbentuk senyawa radikal yang baru lagi, demikian seterusnya hingga terbentuk reaksi
berantai (chain reaction), reaksi ini berlangsung terus menerus hingga akan berhenti ketika ada
peredaman oleh senyawa lain yang bersifat antioksidan. [1]
II.II Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menyerap atau menetralisir radikal bebas,
diperlukan tubuh untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel
normal, protein, dan lemak. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang dapat memberikan
elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan dapat
memutus reaksi berantai dari radikal bebas. [4]
Dalam tubuh manusia terdapat 3 sistem antioksidan yang dapat melawan bahaya radikal bebas
eksogen maupun endogen yaitu [4]:
1. Antioksidan yang telah diproduksi di dalam tubuh manusia (Endogen) atau enzim
antioksidan (enzim Superoksida Dismutase (SOD), Glutation Peroksidase (GPx), dan
Katalase (CAT).
2. Antioksidan sintetis merupakan antioksidan yang banyak digunakan pada produk pangan
seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat dan Tert-
Butil Hidroksi Quinon (TBHQ).
Dari gambar diatas dapat diketahui O2* (radikal superoksida) yang dihasilkan
dalam perubahan NADH berubah menjadi NAD, PADH2 menjadi PADH kemudian
dirubah menjadi H2O2 oleh MnSOD dan selanjutnya produk H2O2 dirubah menjadi H2O
dan O2oleh Katalase.
3. Glutation Peroksidase (GPx)
Glutation peroksidase adalah selanoprotein yang terdiri 4 sub unit protein yang
mengkatalis reaksi reduksi H2O2’ menjadi senyawa organik hidroperoksida (ROOH).
Glutathione (γ-glutamylcysteinylglycine, GSH) adalah antioksidan sulfhydryl (- SH),
antotoksin dan kofaktor enzim. GSH dapat ditemukan pada hewan, tumbuhan, tanaman
dan mikroorganisme, larut dalam air dan berada pada sitosol dari sel atau substrat.
Mekanisme kerja GSH dalam mengatasi radikal bebas yaitu dalam segi
kemampuananya mereduksi hidroksil radikal (-OH) yang berasal dari reaksi Fenton.
Disamping itu enzim glutathione peroxidase menetralisir Hidrogen Peroksida (H2O2)
dengan cara mengambil hidrogen untuk membentuk 2 H2O dan satu GSSG, sedangkan
enzim glutathione reduktase akan menjadikan GSSG, dengan menggunakan enzim
NADPH sebagai sumber hydrogen, menjadi GSH kembali.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Radikal bebas tidak hanya memberikan dampak negatif tapi juga dapat memberikan
dampak positif seperti membantu dekstruksi sel-sel mikroorganisme, kanker dan proses
pematangan sel-sel didalam tubuh. Akan tetapi produksi radikal bebas yang berlebihan dan tidak
disesuaikannya dengan produksi antioksidan dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan sel-sel
jaringan dan enzim-enzim. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga keseimbangan radikal
bebas dan antioksidan.
Daftar Pustaka
1. Yuslianti, E.R., Pengantar Radikal Bebas dan Antioksidan, Yogyakarta : DeePublish, 2018
2. Starlin, T., dan Gopalakrishnan K.V., Enzymatic And Non-Enzymatic Antioxidant
Properties Of Tylophora pauciflora Wight and Arn. – An In Vitro Study, ASIAN Journal
Of Pharmaceutical And Clinical Research Vol 6 Suppl 4, 2013. ISSN : 0974-2441
3. Moattar, F.S., dkk. Enzymatic And Non-Enzymatic Antioxidant Properties Of Calamintha
officinalis Moench Extracts, Journal of Applied Biotechnology Reports Vol 3, Issue 4
Autumn : 2014 489-494
4. Parwata, I. M. O. A., Bahan Ajar : Antioksidan, Bali : Universitas Udayana, 2016