Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Efek Fotolistik
Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal istilah sel surya.
Namun tahukah kita bahwa sel surya itu sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek
ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan benda tertentu.
Cahaya tersebut mendorong elektron keluar dari benda tersebut yang jumlahnya dapat diukur
dengan meteran listrik. Konsep yang sederhana ini tidak ditemukan kemudian dimanfaatkan
begitu saja, namun terdapat serangkain proses yang diwarnai dengan perdebatan para ilmuan
hingga ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili pemikiran para ilmuan tersebut, yakni
cahaya dapat berprilaku sebagai gelombang dapat pula sebagai pertikel. Sifat mendua dari
cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya.

Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke-19,
ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat diterangkan dengan sifat
gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu keping itu mula-
mula positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa suatu keping yang
netral akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan yang dapat ditarik dari
pengamatan-pengamatan di atas adalah bahwa chaya ultraviolet mendesak keluar muatan litrik
negatif dari permukaan keping logam yang netral. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.

Sinar X
Seiring dengan perkembangsn zaman, manuia atau ahli medis menggunakan teknologi
untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut terhadap mahkluk hidup
juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk keadaan pasien.

Salah- satu teknologi yang dhikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati
pasienya adalah Sinar X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk memotret kedudukan tulang
atau organ dalam tubuh manusia.

Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya.
Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang
kedokteran . Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang
untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi maka photo
Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT.
Scan (Computed Tomography Scan). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X
maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga
dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

Tetapi apakah penggunaan Sinar X itu tidak berbahaya bagi manusia. Padahal daya
tembus Sinar X cukup besar, apakah jaringan tubuh manusia aman kalau terkena paparan sinar-x

1
terlalu lama. Dan sinar X juga merupakan salah satu gelombang elektromaknetik yang dimana
radiasi dari gelombang elektromaknetik bisa membahayakan kesehatan manusia.

1.2 TUJUAN
1) Mengetahui Pengertian Efek Fotolistrik, Efek Comton dan Sinar X?
2) Mengetahui Kegunaan Efek Fotolistrik, Efek Comton dan Sinar X?
3) Mengetahui Aplikasi Efek Fotolistrik, Efek Comton dan Sinar X dalam kehidupan
sehari-hari?

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 Efek Fotolistrik
A. Pengertian Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi
ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama
untuk efek fotolistrik adalah efek hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati
dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan
bunga api listrik lebih mudah.

Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai
lebih dari 1 mev unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-
langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi
pembentukan konsep dualitas gelombang-partikel. Fenomena di mana cahaya mempengaruhi
gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia.

a. Mekanisme Emisi

Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya.
Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu
foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat
elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar
dari materi.peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan
dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap
elektron yang dimemiliki.energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada intensitas
cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual.ini adalah interaksi
antara foton dan elektron terluar.

Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya
mengikuti prinsip "semua atau tidak" .semua energi dari satu foton harus diserap dan digunakan
untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi dipancarkan
kembali.jika energi foton diserap, sebagian energi membebaskan elektron dari atom, dan sisanya
dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai partikel bebas.

Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena
elektron tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom.elektron yang
dipancarkan biasanya disebut fotoelektron dalam banyak buku pelajaran. Efek fotolistrik banyak
membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini)
dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah
konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan

3
secara matematis oleh albert einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh max
planck. Hukum emisi fotolistrik:

1) Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding
lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2) Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. Di bawah frekuensi ini
fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3) Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak
bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4) Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari
10-9 detik.
b. Deskripsi Matematika

Maksimum energi kinetik k maks dari sebuah elektron yang dikeluarkan dituliskan
sebagai berikut:

1) Di mana h adalah konstanta planck dan f adalah frekuensi foton. Lambang φ adalah
fungsi kerja (kadang dilambangkan w), yang memberikan energi minimum yang
diperlukan untuk memindahkan elektron terdelokalisasi dari permukaan logam.
Fungsi kerja memenuhi
2) Dimana f 0 adalah frekuensi ambang batas untuk logam. Maksimum energi kinetik
dari sebuah elektron dikeluarkan kemudian
3) Energi kinetik adalah positif, jadi kita harus memiliki f> f 0 untuk efek fotolistrik
terjadi.
c. Potensial Penghenti

Hubungan antara arus dan tegangan diterapkan menggambarkan sifat efek fotolistrik.
Untuk diskusi, sumber cahaya menerangi p piring, dan lain elektrode pelat q mengumpulkan
setiap elektron yang dipancarkan. Kami bervariasi potensial antara p dan q dan mengukur arus
yang mengalir dalam sirkuit eksternal antara dua lempeng.

Jika frekuensi dan intensitas radiasi insiden adalah tetap, arus fotolistrik meningkat secara
bertahap dengan peningkatan potensi positif sampai semua foto elektron yang dipancarkan
dikumpulkan.arus fotolistrik mencapai nilai saturasi dan tidak meningkatkan lebih lanjut untuk
peningkatan potensi positif.arus saturasi tergantung pada intensitas pencahayaan, tapi tidak
panjang gelombang.

Jika kita menerapkan potensi negatif ke piring q sehubungan dengan plat p dan secara
bertahap meningkatkan itu, berkurang saat fotolistrik sampai nol, pada potensial negatif tertentu
di piring q. Potensi negatif minimum yang diberikan ke piring q di mana arus fotolistrik menjadi
nol disebut potensial menghentikan atau memotong potensial.

Untuk frekuensi yang diberikan radiasi insiden, potensi berhenti adalah independen dari
intensitasnya. Untuk frekuensi yang diberikan radiasi insiden, potensi vo berhenti berhubungan

4
dengan energi kinetik maksimum fotoelektron yang hanya berhenti dari t. Piring mencapai jika m
adalah massa dan v adalah kecepatan maks maksimum fotoelektron dipancarkan, maka jika e
adalah muatan pada elektron dan v 0 adalah potensial penahan, maka pekerjaan yang dilakukan
oleh potensi perlambatan dalam menghentikan elektron = e v 0, yang memberikan

Hubungan di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum fotoelektron dipancarkan


tidak tergantung pada intensitas cahaya insiden. Oleh karena itu, tegangan menghentikan
bervariasi secara linear dengan frekuensi cahaya, tapi tergantung pada jenis bahan.untuk materi
tertentu, ada frekuensi ambang yang harus dilampaui, independen dari intensitas cahaya, untuk
mengamati emisi elektron.
d. Tiga Langkah Model
Dalam rezim sinar-x, efek fotolistrik dalam bahan kristal sering didekomposisi menjadi
tiga langkah:
1) Inner efek fotolistrik (lihat diode di bawah). Lubang tertinggal dapat menimbulkan
efek auger , yang terlihat bahkan ketika elektron tidak meninggalkan materi. Dalam
padatan molekul fonon sangat antusias dalam langkah ini dan dapat terlihat sebagai
garis dalam energi elektron akhir. The inner photoeffect has to be dipole allowed.
Para photoeffect batin harus dipol diperbolehkan. Para aturan transisi untuk atom
menerjemahkan melalui model ketat mengikat ke kristal. Mereka adalah serupa
geometri untuk osilasi plasma dalam bahwa mereka harus transversal.
2) Balistik transportasi setengah dari elektron ke permukaan. Some electrons are
scattered. Beberapa elektron tersebar.
3) elektron melarikan diri dari bahan di permukaan.

Dalam model tiga langkah, elektron dapat mengambil beberapa jalur melalui tiga
langkah.semua jalan dapat mengganggu dalam arti formulasi jalan terpisahkan.untuk negara
permukaan dan molekul model tiga langkah apakah masih masuk akal bahkan beberapa sebagai
yang paling atom memiliki elektron yang dapat menyebarkan beberapa elektron yang
meninggalkan.

B. Aplikasi Efek Fotolistrik Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Sangat mengherankan jika kita mendengar bahwa aplikasi pertama efek fotolistrik berada
dalam dunia hiburan.Dengan bantuan peralatan elektronika saat itu suara dubbing film direkam
dalam bentuk sinyal optik di sepanjang pinggiran keping film. Pada saat film diputar, sinyal ini
dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya diperkuat dengan
menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film bersuara.

Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda


(photomultiplier tube).Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spektrum radiasi
elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan ia
sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini, kelompok
peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang akhirnya

5
dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik eksternal juga dapat
dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang bernama photoelectron
spectroscopy atau PES.

Efek fotolistrik internal memiliki aplikasi yang lebih menyentuh masyarakat.Ambil


contoh foto-diode atau foto-transistor yang bermanfaat sebagai sensor cahaya berkecepatan
tinggi.Bahkan, dalam komunikasi serat optik transmisi sebesar 40 Gigabit perdetik yang setara
dengan pulsa cahaya sepanjang 10 pikodetik (10-11 detik) masih dapat dibaca oleh sebuah foto-
diode.

Foto-transistor yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi matahari
menjadi energi listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang disinari
dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang
disertai dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan
menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan
kamera CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera digital dengan
resolusi hingga 12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang dipakai diseluruh
supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam mengubah citra yang
dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya dapat diproses oleh komputer.

2.2 Efek Comton


A. Pengertian Efek Comton

Penemu dari efek compton ini adalah arthur holly compton. Awalnya tahun 1923 terjadi
peristiwa pergeseran compton yaitu ketika panjang gelombang sinar x hamburan lebih panjang
sebelum sinar x berinteraksi dengan elektron bebas. Efek compton adalah sinar x ditembakan
sejumlah elektron maka hamburan sinar x memiliki frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi
semula

Percobaan dapat dilakukan pada keping tipis berilium yang dikenakan sinar x yang
memiliki panjang gelombang tunggal (monokromatik). Kemudian dipasang detektor untuk
mengamati elektron yang berhamburan dan foton dari sinar x. Hasil pengamatan energi sebagian

6
terserap elektron sehingga sinar x yang berhamburan panjang gelombangnya lebih besar dari
semula. (baca juga: contoh radiasi benda hitam)

Sinar x yang menumbuk elektron membentuk sudut hamburan θ terhadap arah semula
karena sebagian energinya hilang. Jika hf dilambangkan untuk energi foton sinar x mula mula
maka energi foton yang berhamburan menjadi (hf – hf’) jika f > f’dan dampaknya panjang
gelombang yang terhambur menjadi tambah besar λ2 > λ1. Konsep hamburan compton
diterapkan pada teleskop pencar compton atau comptel (compton telescope) dan spektroskopi
gamma.

B. Aplikasi Efek Comton


 Teleskop Compton (Comptel)

Teleskop pencar Compton biasanya memiliki dua tingkat instrumen. Pada tingkat atas,
sinar gamma Compton menyebarkan kosmik dari sebuah elektron dalam suatu sintilator. Foton
tersebar kemudian bergerak kebawah ketingkat kedua bahan sintilator yang benar-benar
menyerap foton tersebar.

 NCT

Teleskop compton nuklir (nct) adalah γ ditanggung balon-ray-lembut (0,215mev)


teleskop dirancang untukm engetahui sumber astrofisika dari garis emisi nuklir dan pola isasi γ-
ray. Nct menggunakan sebuah array dari 12 detekto rpencitraan 3-d germanium (geds)

2.3 Sinar X
A. Pengertian Sinar X

Sinar-x atau sinar röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke
100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 phz to 60 ehz). Sinar-x umumnya
digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan kristalografi sinar-x. Sinar-x adalah bentuk
dari radiasi ion dan dapat berbahaya.

Sinar-x ini banyak digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan
tulang atau organ dalam tubuh manusia. Meskipun besar menfaatya, penggunaan sinar-x harus
memperhatikan prosedur keadaan pasien. Karana daya tembusnya cukup besar, jaringan tubuh
manusia dapat rusak terkena paparan sinar-x terlalu lama. Oleh karana itu, pemancaran sinar-x
pada pasien diusahakan sesingkat mungkin.

Sinar x merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang


radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek
sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar x ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan
jerman yaitu w. C. Rontgen tahun 1895. Dan sinar x mempunyai sifat- sifat sebagai berikut

7
Mempunyai daya tembus yang tinggi sinar x dapat menembus bahan dengan daya tembus yang
sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi.

1) Mempunyai panjang gelombang yang pendek yaitu : 1/10.000 panjang gelombang


yang kelihatan
2) Mempunyai efek fotografi. Sinar x dapat menghitamkan emulsi film setelah
diproses di kamar gelap.
3) Mempunyai sifat berionisasi.efek primer sinar x apabila mengenai suatu bahan
atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut.
4) Mempunyai efek biologi. Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi

B. Proses terjadinya sinar x


 Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament)
dipanaskan lebih dari 20.000 derajat c sampai menyala dengan mengantarkan
listrik dari transformator,
 Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas,
 Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat
gerakannya menuju anoda (target),
 Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk
panas (99%) dan sinar x (1%),
 Sinar x akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang
disebut diafragma,
 Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.

C. Manfaat sinar x
Mamfaat sinar x pada kehidupan manusia yaitu sebagai berikut:
 Bidang kesehatan
 Sinar-x lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai
radiograf. Sinar-x boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian
yang lebih tumpat seperti tulang.
 Sinar-x keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal
sebagai radioterapi.
 Dalam bidang perindustrian
 Mengetahui kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam mesin
dan engin.
 Memperbaiki rekahan dalam pipa logam, dinding konkrit dan tekanan tinggi.
 Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
 Dalam bidang penyelidikan

penyelidikan sinar-x digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan
antara atom-atom dalam suatu bahan hablur.

 Kegunaan lainnya

8
 Sinar x digunakan untuk mengesahkan pada suatu lukisan atau objek seni purba
benar atau tiruan.
 Dilapangan kapal terbang, sinar x digunakan untuk memeriksa barang atau beg
penumpang.
 Bahaya radiasi sinar x

Walaupun sinar-x sangat berguna kepada manusia, tetapi pemakaian secara berlebihan
kepada sinar x dapat menyebabkan yaitu:

 Pemusnahan sel-sel dalam badan


 Perubahan struktur genetik suatu sel
 Penyakit kanser barah
 Kesan-kesan buruk seperti rambut gugur
 Kulit menjadi merah dan berbisul
 Radiasi sinar x dapat membunuh monosit (salah satu jenis sel darah putih) yang
terdapat pada dinding arteri sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya kadar
monocyte chemo-attractant protein 1 (mcp-1) yang dapat mengarah kepada
penyakit kardiovaskular.
 Kanker.
Selain penyebab yang disebutkan diatas ada beberapa efek merugikan yang
muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-x segera teramati beberapa saat
setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut yaitu berupa kerontokan rambut dan
kerusakan kulit. Pada tahun 1897 di amerika serikat dilaporkan adanya 69 kasus
kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar-x, sedang pada tahun 1902 angka yang
dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun 1911 di jerman juga
dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar x. Meskipun
beberapa efek merugikan dari sinar x telah teramati, namun upaya perlindungan
terhadap bahaya penyinaran sinar x belum terfikirkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

9
Penerapan efek fotolistrik, efek compton dan sinar X dalam kehidupan seari-hari
sangatlah masif dan dapat dengan mudah kita dapatkan di sekitar kita, dikarenakan melalui
teorema-teorema ini kita dapat meghasilkan alat-alat yang sangat berguna dalam mempermudah
urusan manusia seperti: efek fotolistrki digunakan untuk dubbing film, tabung foto-pengganda
(photomultiplier tube), diode laser photo, sel surya (Solar Cell) serta efek compton digunakan
untuk teleskop compton (Comptel), NCT dan sianar X digunakan dalam dunia kesehatan, bidang
perindustrian, bidang keamanan/security, bidang kesenian, bidang pertanian. Sesungguhnya
masih banyak lagi alat-alat yang menggunakan prisip kerja efek fotolistrik, efek compton dan
sinar X namun mungkin belum terpublikasikan secara luas terkhusus dalam dunia militer.

DAFTAR PUSTAKA

Nasional.Handayani, Sri. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Departemen
Pendidkan Nasional.
10
Pujianto. 2016. Fisika. Klaten :Intan Pariwara
Siswanto. 2008. Kompetensi Fisika Untuk SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan

11

Anda mungkin juga menyukai