01 GDL Faridaluth 671 1 Faridal I PDF
01 GDL Faridaluth 671 1 Faridal I PDF
DISUSUN OLEH :
FARIDA LUTHFI FAUZI
P11018
DISUSUN OLEH :
FARIDA LUTHFI FAUZI
P11018
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 08 Mei 2014
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PEGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kepeawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN TERAPI BATUK EFEKTIF DALAM
PENGELUARAN SPUTUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S
DENGAN PPOK DI RUANG BUGENVIL RS Dr.SOEDIRAN MANGUN
SUMARSO WONOGIRI.”
Dalam penyusunan karya tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program studi
DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam membimbing serta memfalitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
4. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
5. Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
v
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,yang
telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
9. Tn.S yang telah bersedia saya rawat dan kooperatif saat proses pengkajian,
hingga evaluasi hasil yang didapatkan.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan. Amin.
PENULIS
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................. 5
C. Manfaat Penulisan ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) ............................ 7
B. Oksigenasi ............................................................................ 27
C. Batuk efektif ......................................................................... 32
BAB III LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ...................................................................... 34
B. Pengkajian ............................................................................ 34
C. Perumusan Masalah Kesehatan ............................................ 38
D. Perencanaan Keperawatan ................................................... 40
E. Implementasi Keperawatan .................................................. 41
F. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................ 46
B. Diagnosa Keperawatan......................................................... 51
C. Intervensi .............................................................................. 57
D. Implementasi ........................................................................ 60
E. Evaluasi ................................................................................ 63
vii
F. Keterbatasan Penulis ............................................................ 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................. 67
B. Saran ..................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
diobati dan dicegah yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak
2010). Penyakit paru obstruksi kronis merupakan salah satu dari kelompok
dunia saat ini, tidak hanya bagi negara maju namun juga bagi Indonesi
bidang pelayanan kesehatan, namun juga dapat memiliki dampak yang cukup
langsung yang ditimbulkan oleh PPOK cukup besar yakni lebih dari biaya
2004 dalam Helmi, dkk, 2013). Penyakit Paru Obstruksi Kronis sering
ditandai oleh sekresi yang sangat banyak dan sekresi tersebut harus di
dan presisten dari jalan nafas di dalam paru, yang termasuk dalam kelompok
1
2
ini adalah: bronkitis menahun, empisema paru, asma terutama yang menahun,
penyebab utama kesakitan dan kematian didunia. Data badan kesehatan dunia
(4.2 juta kematian), setelah penyakit kardiovaskular (17 juta kematian) dan
kanker (7.6 juta kematian) (WHO, 2008 dalam Astuti, dkk, 2010). Di
Indonesia sendiri, belum ada data yang akurat tentang prevalensi PPOK. Pada
survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM dan PL di lima
rumah sakit provinsi di Indonesia (Jawa Tenggah, Jawa Barat, Jawa Timur,
bronkhial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%) (Depkes RI, 2004
yang muncul), sesak nafas diberi posisi yang nyaman semi fowler, dehidrasi
3
timbul, mengatur posisi dan pola bernafas untuk mengurangi jumlah udara
mukus atau lendir agar saluran pernafasan kembali efektif. Salah satunya
membersihkan sekresi dari saluran nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah
Dengan batuk efektif pasien tidak harus mengeluarkan banyak tenaga untuk
sebelum dilakukan batuk, klien dianjurkan untuk minum air hangat dengan
inspirasi dalam. Hal ini dilakukan selama dua kali. Kemudian setelah
efektif pada pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis, karena pada kasus ini
pernafasan pada area jalan nafas dan paru-paru serta menutup sebagian jalan
udara yang kecil sehingga menyebabkan ventilasi menjadi tidak adekuat dan
bagaimana tekhnik terapi batuk efektif kepada klien sehingga klien tidak
kenyataan yang sering kita temukan pasien tidak melakukan batuk efektif
pasien PPOK untuk membantu pengeluaran sputum yang lebih dominan dari
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Sumarso.
5
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
Obstruksi Kronis.
3. Bagi Perawat
Kronis.
4. Bagi Penulis
5. Bagi Pembaca
LANDASAN TEORI
1. Definisi
terhadap partikel atau udara yang berbahaya (Rubenstein, dkk, 2005: 64).
ini juga mengenai parenkim paru dan sirkulasi pulmonal (Francis, 2008:
dan faktor resiko host (usia, jenis kelamin, adanya riwayat gangguan
Paru Obstruksi Kronis sering ditandai oleh sekresi yang sangat banyak
7
8
2. Klasifikasi
a. Bronkitis kronis
berturut-turut. Hal ini terdapat pada TBC paru, tumor paru dan abses
paru.
b. Empisema
c. Bronkitis empisema
3. Etiologi
lingkungan dan gaya hidup, yang sebagian besar bisa dicegah. Merokok
a. Usia
b. Merokok
pack years, Satu pack years = menghisap 20 batang rokok per hari
batang rokok per hari selama satu tahun atau mereka yang merokok
4. Manifestasi klinis
a. Batuk yang sangat produktif, purulen dan mudah terkena iritasi oleh
e. Takipnea.
5. Patofisiologi
vital kuat (forced vital capacity, FPC) menurun, hal ini berhubungan
alveolar dan penurunan recoil elastis paru. Sering kali tanda pertama
6. Komplikasi
c. Ulkus peptikum.
kegiatan sehari-hari.
(Muwarni, 2011:25)
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan farmakologi
1) Bronkodilator
2) Antibiotik
2008: 82).
3) Indikasi oksigen
asma.
2) Konseling nutrisi
3) Penyuluhan
8. Pemeriksaan diagnostik
untuk akurasi yang lebih baik. Hal ini sangat berguna jika
nilai laju aliran ekspirasi puncak yang normal saja tidak dapat
2008: 70-71).
2) Spirometri
batas normal atas dan bawah. Hal ini tidak khas pada PPOK
3) Pemeriksaan laboratorium
a) Leukosit
b) Eritrosit
16
c) Hemoglobin
(Murwani,2012: 25)
4) Photo thoraks
a) Bayangan lobus
(Murwani,2012: 25)
1) Pengkajian
b) Sianosis
d) Edema perifer
f) Tingkat kegelisahan
2) Diagnosa keperawatan
analis atau sintesis data dasar menjadi pola yang bemakna dan
ketidaksamaan ventilasi-perfusi.
19
batuk efektif
3) Intervensi keperawatan
ketidaksamaan ventilasi-perfusi.
Intervensi keperawatan:
intervensi.
perawat.
(Muttaqin, 2008:162)
efektif.
Intervensi keperawatan:
ringannya obstruksi.
nafas.
batuk efektif.
23
Intevensi keperawatan:
Intervensi keperawatan:
membungkuk).
Intervensi keperawatan:
selanjutnya.
dalam satu hari, hal ini terutama tampak nyata pada saat
individu berbaring.
Intevensi keperawatan:
terkondisi.
Intervensi keperawatan:
B. Oksigenasi
1. Definisi
2. Etiologi
a) Faktor fisiologis
c) Faktor lingkungan
Polutan dan alergen di udara (missal serbuk sari, kabut asap, zat
kimia beracun) dan juga asap rokok sekunder dapat merusak paru-
oksigen di udara.
29
d) Makanan
oksigenasi.
e) Gaya hidup
f) Gangguan kesehatan
3. Manifestasi klinis
a) Cemas,binggung, disorientasi
c) Nafas pendek
d) Sianosis
g) Batuk
jaringan periferal)
o) Kram otot
Batasan karakteristik:
2) Orthopneu
3) Sianosis
5) Kesulitan berbicara
7) Mata melebar
8) Produksi sputum
9) Gelisah
POK, infeksi.
d) Intoleransi aktivitas
295).
C. Batuk efektif
dimana saja dalam saluran pernafasan. Batuk hebat, berulang, atau tidak
setiap iritan yang kambuh secara konstan, tindakan yang bisa dilakukan untuk
mobilisasi sputum secara mandiri yaitu dengan terapi batuk efektif (Smeltzer
& Bare, 2002: 530). Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar
33
dan pasien dapat mengeluarkan dahak dengan maksimal. Namun latihan ini
hanya bisa dilakukan pada orang yang sudah bisa diajak kerja sama
(kooperatif) (potter & pery, 2005: 165). Pemberian latihan batuk efektif
akumulasi sekret pada jalan nafas yang sering diakibatkan oleh kemampuan
batuk yang menurun atau adanya nyeri sehingga pasien malas untuk
1. Tujuan
2008:169).
2. Prosedur
tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa
detik.
kedua untuk mengeluarkan sekret. Jika klien merasa nyeri dada pada
saat batuk, tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum
sempit.
e. Istirahat
terinfeksi.
bronkhiektasis.
LAPORAN KASUS
lakukan pada Tn.S dengan diagnosa medis Penyakit Paru Obstruksi Kronis,
dilaksanakan pada tanggal 10-11 April 2014. Asuhan keperawatan di mulai dari
A. Identitas Klien
Dari pengkajian pada tanggal 10 April 2014 jam 11.30 WIB, pada
menelaah catatan medis dan cacatan perawat. Dari data pengkajian tersebut
didapat hasil identitas klien bahwa klien bernama Tn.S umur 54 tahun,
beragama Islam, dengan alamat Joho, Jati mulyo, Jati puro. Tn.S dirawat
mulai tanggal 10 April 2014 dan di diagnosa dokter bahwa Tn.S menderita
SD, beragama Islam, dengan alamat Joho, Jati mulyo, Jati puro.
B. Pengkajian
minggu yang lalu klien batuk, batuk timbul saat klien melakukan aktifitas
35
36
yang lalu pernah dirawat di puskesmas Jati pura karena batuk, klien
bersaudara, klien mempunyai dua anak, anak pertama laki-laki dan anak
pertama yaitu beli obat diwarung dan kerokan, jika sakitnya tidak kunjung
sembuh pasien periksa ke dokter praktek ataupun di rumah sakit, selama sakit
pasien berhenti merokok, pasien berharap cepet sembuh sehingga dia bisa
nasi, sayur, lauk, 1 porsi habis, tidak ada keluhan, selama sakit frekuensi 3x
sehari, jenis nasi, sayur, lauk, 1 porsi habis, tidak ada keluhan.
37
BAB 1x per hari dan teratur tiap pagi hari, konsistensi lunak berbentuk, BAK
lancar tidak ada keluhan 6-7 kali per hari , dengan karakteristik urine warna
kuning, selama sakit klien mengatakan sampai saat di kaji belum BAB, BAK
lancar tidak ada keluhan 6-7 kali per hari, dengan karakteristik urine kuning
jernih.
istirahat tidur klien mengatakan sebelum sakit tidur pukul 21.00 – 05.00 WIB
dengan kualitas tidur nyenyak, klien tidak pernah mengunakan obat sedative,
selama sakit dan di rawat di rumah sakit klien mengatakan tidur mulai pukul
masih lengkap.
Allah SWT masih di beri anggota tubuh yang lengkap meskipun saat ini
terganggu karena tidak bisa bekerja seperti biasanya, pasien adalah seorang
keluarga, hubungan dengan keluarga baik, begitu juga klien dengan tenaga
mengatakan saat ini tinggal bersama istrinya, jika klien mempunyai masalah
di bicarakan dengan istrinya. Pola nilai dan keyakinan klien beragama Islam
pengukuran respirasi 28 kali per menit, nadi 110 kali per menit, tekanan darah
100/70 mmHg, suhu 36,7 derajat celcius. Bentuk kepala meshocepal, kulit
kepala bersih, rambut hitam sedikit uban, pemeriksan mata palbebra tidak
odema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, pupil isokor, diameter
kanan kiri sama, reflek terhadap cahaya positif, tidak mengungakan alat bantu
kebersihan telinga terjaga tidak ada serumen berlebihan, leher tidak ada
bentuk dada barel chest (dada tong), simetris kanan dan kiri, palpasi vokal
dan terdapat suara ronkhi, pemeriksaan jantung: inspeksi bentuk dada simetris
39
tidak ada luka dan jejas, palpasi ictus cordis teraba di SIC V, perkusi
terdengar bunyi tambahan, pemeriksaan abdomen: inspeksi tidak ada luka dan
jejas, auskultasi bising usus terdengar 8 kali per menit, perkusi tympani,
palpasi tidak ada nyeri tekan. Genetalia kebersihan terjaga dan tidak terpasa
kanan kiri kekuatan penuh, ROM kanan kiri baik, capilary refile kurang dari
dua detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, perabaan akral hangat,
pemeriksaan pada ekstremitas bawah kekuatan otot kanan kiri penuh, ROM
kanan kiri baik, capilary refile kurang dari dua detik, tidak ada perubahan
dapatkan data hasil, WBC 8,7 k/ul, RBC 4,61 m/ul, HGB 14,4 g/dl, HCT
45,1%, MCV 97,9, MCHC 31,9, RDW 14,3, PLT 452 k/ul, MPV 6,8 fl. Gula
kreatinin 0,5 mg/dl. Terapi yang diberikan oleh dokter adalah inful RL 20
tpm, ranitidin 25mg/12 jam, ceftriaxon 1g/12 jam, antalgin 500mg/8 jam,
dan lemes, data obyektif adalah Tn.S terlihat sering batuk, pada pemeriksaan
fisik paru hasilinspeksi bentuk dada barel chest (dada tong), simetris kanan
dan kiri, palpasi vokal fremitus kanan kiri sama, perkusi hipersonor,
auskultasi ronkhi, klien terlihat lemas, mukosa bibir kering, tekanan darah:
100/70 mmHg, nadi: 110 kali per menit, respirasi: 28 kali per menit. Jam
lemas, gemetaran, selalu batuk jika duduk, berjalan, atau pun kurang istirahat,
data obyektif adalah Tn.S klien tampak terbaring di tempat tidur, ADL
dibantu keluarga, klien tampak lemah, dan lemas, tekanan darah: 100/70
mmHg, nadi 110 kali per menit, respirasi 28 kali per menit. Jam 11.45 penulis
D. Perencanaan Keperawatan
hasil menurut Nic dan Noc : klien tidak sesak napas, tidak ada sianosis, tidak
ada secret, tanda-tanda vital dalam batas normal. Intervensi atau rencana
batuk efektif, posisikan semi fowler, ajarkan teknik batuk efektif, dampingi
obat sesuai resep mukolitik dan ekspektoran untuk mengencerkan sekret agar
mudah di keluarkan, anjurkan minum kurang lebih 2 liter per hari bila tidak
dengan kriteria hasil sesuai Nic dan Noc : tanda-tanda vital dalam batas
aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik untuk melatih klien
melakukan aktifitas.
dengan kriteria hasil sesuai Nic dan Noc : klien dan keluarga paham tentang
yang akan dilakukan adalah jelaskan kepada klien dan keluarga tentang
penyakit yang dialami,tanda dan gejala yang bisa muncul agar klien
batuk efektif agar klien mampu melaksanakan terapi batuk efektif dengan
benar.
E. Implementasi
berikut :
43
hari kamis 10 April 2014 jam 11.30 yaitu mengukur tanda-tanda vital di
obyektif klien tampak kooperatif,TD: 100/70 mmHg, nadi 110 kali per menit,
suhu 36,7 derajat celcius, respirasi 28 kali per menit. 11.35 memposisikan
minum obat dan data obyektif klien tampak kooperatif, obat oral sudah di
untuk banyak minum air putih 6-8 gelas per hari di dapatkan respon subyektif
Tindakan keperawatan hari kedua yang dilakukan pada hari jum’at tanggal 11
April 2014 jam 05.40 yaitu mengukur tanda-tanda vital di dapatkan respon
tampak kooperatif, TD: 110/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, respirasi 20
kali per menit. Jam 05.45 mengajarkan klien batuk efektif di dapatkan respon
subyektif klien mengatkan mau mengikuti yang di ajarkan, dan data respon
obyektif klien tampak antusias melakukan teknik terapi batuk efektif. Jam
44
sputum kurang lebih 0,20 cc. Jam 08.00 melaksanakan kolaborasi pemberian
minum obat dan respon obyektif klien tampak kooperatif obat masuk melalui
IV dan oral ambroxol 30mg dan salbutamol 2mg. Jam 09.00 mendampingi
dan respon obyektif klien tampak melakukan teknik terapi batuk efektif
respon subyektif klien mengatakan jika duduk akan batuk, data obyektif
pasien hanya bisa bertahan duduk selama 5 menit, karena sering batuk. Jam
pasien mengatakan mau mengikuti yang diajarkan dan respon obyektif pasien
badannya sudah tidak lemas lagi, sudah bisa melakukan aktivitas secara
45
mandiri.
tentang penyakit, tanda dan gejala dan penyebab di dapatkan respon subyektif
keperawatan hari kedua yang dilakukan pada hari jum’at tanggal 11 April
2014 jam 13.45 menjelaskan kepada klien untuk tidak merokok dan
mengatakan selama sakit tidak merokok, setelah pulang dari rumah sakit akan
memperhatikan.
F. Evaluasi
evaluasi yang dilakukan pada hari kamis, 10 April 2014 jam 13.50 dengan
berdahak, batuk bertambah ketika klien banyak melakukan aktifitas, dari hasil
observasi Tn.S tampak sering batuk, tekanan darah: 100/70 mmHg, nadi 110
kali per menit, respirasi 28 kali per menit, suhu 36,7 derajat celsius, dari
46
dilanjutkan untuk observasi tanda-tanda vital dan ajarkan teknik batuk efektif.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada hari jum’at, 11 April 2014 jam 13.50
masih batuk,batuk lebih sering terjadi ketika malam hari, dari hasil observasi
di dapatkan hasil klien tampak batuk, tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi 80
tanda vital, anjurkan klien untuk selalu menggunakan teknik terapi batuk
hasil evaluasi yang dilakukan pada hari kamis, 10 April 2014 jam 13.50
badannya lemas jika akan melakukan aktifitas minta bantuan keluarga dari
hasil observasi Tn.S tampak lemas, klien hanya terbaring di tempat tidur,
ketergantungan pasien. Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada hari jum’at,
11 April 2014 jam 13.55 dengan mengatakan badannya sudah tidak lemas
47
lagi, sudah bisa melakukan aktivitas secara mandiri dari hasil observasi Tn.S
tampak melakukan aktivitas secara mandiri, dari semua tindakan yang telah
hasil evaluasi yang dilakukan pada hari kamis, 10 April 2014 jam 13.55
dialaminya saat ini, dari semua tindakan yang telah dilakukan didapatkan
keperawatan di hentikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
kesenjangan antara teori dengan kasus. Terkait dengan hal tersebut pada bab
keperawatan utama, alasannya karena yang paling aktual dan harus terlebih
dahulu ditangani.
1. Pengkajian
Adapun hasil pengkajian data fokus yang terdapat pada teori dan
48
49
a. Riwayat kesehatan
Batuk yang sangat produktif, purulen dan mudah terkena iritasi oleh
inspeksi bentuk dada barel chest (dada tong), simetris kanan dan
bibir kering, penafasan 28 kali per menit. Dari tanda dan gejala yang
yaitu pada Tn.S penulis tidak menemukan tanda dan gejala sesak
nafas, hal ini bisa terjadi pada pasien PPOK dengan stadium 0
(PPOK Sedang),VEP1/KVP < 70%, 30% < VEP1< 80% prediksi, (II
A : 50% < VEP1 < 80% prediksi), (II B : 30% < VEP1 < 50%
produktif), sesak nafas saat aktivitas yang tidak terlalu berat, mengi,
nafas saat aktivitas ringan, gagal nafas serta kor pulmonal (Rani,
keluarga ataupun alat, hal ini di karenakan pada pasien PPOK terjadi
sakit alternatif pertama yaitu beli obat diwarung dan kerokan, jika
tahun yang lalu pernah dirawat di puskesmas jati pura karena batuk,
penyebab PPOK yang paling umum, dan mencakup 80% dari semua
kasus PPOK yang ditemukan. Diduga bahwa sekitar 20% orang yang
bebas dari iritan, bakteri dan benda asing lainnya yang terhirup
merokok.
simetris kanan dan kiri, palpasi vokal fremitus kanan kiri sama,
dari hasil tersebut dalam batas normal, sputum berwana putih. Dari
2. Diagnosa keperawatan
atau sintesis data dasar menjadi pola yang bemakna dan menuliskan
penyakit
gejala sesak nafas, hal ini juga disampaikan pada klasifikasi PPOK
menurut National Heart Lung and Blood Institute dan WHO pada
55
menahun atau pun batuk yang tidak produktif (Murwani, 2011: 23).
dan oksigen.
dan keletihan
mmHg, nadi 110 kali per menit, respirasi 28 kali per menit.
(Muttaqin, 2008:157).
keperawatan kooperatif.
pengetahuan.
3. Intervensi
tidak ada suarra nafas tambahan, wheezing (-), dan pernfasan klien
normal, tanpa ada penggunaan otot bantu nafas (Muttaqin, 2008: 161).
hal ini betujuan untuk meningkatkan ekspansi dada. Ajarkan cara batuk
jalan nafas dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar
aktifitas klien sesuai kemampuan hal ini bertujuan untuk klien dengan
yang pasti dalam satu hari, hal ini terutama tampak nyata pada saat
dalam paru selama malam hari ketika individu berbaring. Ajarkan latihan
yang menyertai. Dengan kiteria hasil klien dan keluarga mengerti dan
Jelaskan kepada klien tetang penyakit, tanda dan gejala serta pencegahan
4. Implementasi
disusun dalam rencana oleh klien, perawat atau orang lain, implementasi
terapi batuk efektif sputum keluar kurang lebih 0,30cc. Dari hasil
gejala dan penyebab, menjelaskan kepada klien untuk tidak merokok dan
dilakukan penulis sesuai dengan teori yang ada (Muttaqin, 2008: 164).
65
5. Evaluasi
dilakukan setiap hari selama dua hari pengelolaan terhadap klien pada
adalah Tn.S mengatakan masih batuk, batuk lebih sering terjadi ketika
malam hari, dari hasil observasi di dapatkan hasil klien tampak batuk,
tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, respirasi 20 kali
Tn.S masih batuk yang di sertai dengan pengeluaran sputum. Dalam teori
terdapat kriteria hasil yaitu tidak sesak napas, tidak ada sianosis, tidak
ada sekret, tanda-tanda vital dalam batas normal (Muttaqin, 2008: 161).
sputum.
oksigen dari semua tindakan yang telah dilakukan pada tanggal 10 dan 11
April 2014 didapatkan hasil evaluasi yang dilakukan pada hari jum’at, 11
April 2014 jam 13.55 dengan mengatakan badannya sudah tidak lemas
lagi, sudah bisa melakukan aktivitas secara mandiri dari hasil observasi
yang dilakukan pada hari kamis, 10 April 2014 jam jam 13.55 dengan
2008: 164). Dari hasil evaluasi dan teori sesuai maka masalah
6. Keterbatasan penulisan
proses pengkajian yaitu, pada Tn.S tidak ditemukan tanda sesak nafas,
padahal tanda dan gejala pada pasien PPOK salah satunya adalah sesak
Untuk diagnosa yang sesuai atau mendukung dari hasil pengkajian yaitu
yang didapatkan belum sesuai dengan ketentuan kriteria hasil yang telah
A. Simpulan
kesimpulan:
1. Pengkajian dari Tn.S didapatkan hasil bahwa terdapat tanda dan gejala
Tn.S didapatkan hasil inspeksi simetris kanan dan kiri, palpasi vokal
penyakit.
69
70
kepada klien dan keluarga tentang penyakit, tanda dan gejala dan
April 2014 didasarkan pada kriteria hasil yang diharapkan yaitu ketidak
B. Saran
klien.
3. Bagi perawat
dengan tim kesehatan lain seperti dokter, fisioterapi, ahli gizi dan yang
4. Bagi penulis
5. Bagi pembaca
terapi batuk efektif dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis dan menjadi
Astuti, dkk. (2010). Profil Patogen Penyebab Pasien Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (Ppok) Eksaserbasi Akut (Studi Di Rumah Sakit Saiful Anwar
Malang Periode Januari - Desember 2010). Fakultas Kedokteran
Brawijaya. Diakses pada tanggal 15 April 2014
Graber, Mark A. (2006). Buku saku dokter keluarga, edisi 3. Jakarta: EGC
Mubarak, Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Potter, A.P, & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Suradi. (2009). Pengaruh rokok pada penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
tinjauan patogenesis, klinis, dan sosial.
http://fk.uns.ac.id/static/file/suradi
RELATIONSHIP_BETWEEN_UNDERLYING_DISEASE_OF_RESP
IRATORY_FAILURE_WITH_THE_TREATMENTS_OUTCOME.pdf
. Diakses pada tanggal 20 April 2014
Vidianny, A . 2012. Pengaruh batuk efektif dan nafas dalam terhadap kolonisasi
staphylococcus aureus dalam secret pasien post operasi dengan
general anesthesia di RSD Dr. Soebandi Jember. Diakses pada tanggal
20 April 2014