Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KLINIK

PRAKTIKUM 5
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA

Disusun Oleh:
Dita Rizki Amalia 31117011
Muhammad Ikhlas P 31117027
Nurul Kamila 31117032
Sophia Dena 31117046
Farmasi 3A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2019/2020
PRAKTIKUM 5
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
Tanggal Praktikum: 3 Oktober 2019

A. Tujuan Praktikum
Menganalisis kadar trigliserida dalam darah dan menginterpretasikan hasil serta
menghubungkan dengan keadaan patologi klinik..

B. Dasar Teori

Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul
asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan
trigliserid yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan.
Dengan masuk dan keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam
lemak merupakan bahan untuk konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta
untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan energy (Dipiro, 2008).
Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya
dibandingkan dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Trigliserida adalah
lemak darah yang dibawah oleh serum lipoprotein. Bila terjadi peningkatan
trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan
hiperlipoproteinemia (Baron, 1995).
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut
dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama
yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid
(Baron, 1995).
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan
glukosa yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat
disimpan. Lebih dari 95% lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida.
Proses pencernaan trigliserida dari asam lemak dalam diet (eksogenus), dan
diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet lemak kecil yang
diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu atau krim pada
serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya (Baron,
1995).
Serum adalah cairan yang tersisa setelah darah menggumpal atau membeku.
Koagulasi mengubah semua fibrinogen menjadi fibrin yang padat dan dalam
prosesnya mengonsumsi factor VIII, factor V, dan protrombin. Protein-protein
koagulasi lainnya dan protein yang tidak terkait dengan hemostasis, tetap berada
dalam serum dengan kadar serupa dengan dalam plasma. Serum normal tidak
mengandung fibrinogen, protrombin, factor VIII, factor V dan factor XIII, tetapi
mengandung factor XII, XI, X, IX, dan VII. Apabila proses koagulasi berlangsung
secara abnormal, serum mungkin mengandung sisa fibrinogen atau protrombin
yang belum dikonversi (Ronald, 2004 ).
Penentuan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan metode enzimatik. Dimana
reaksi yang terjadi pada penetapan kadar trigliserida adalah dengan terbentuknya
senyawa kompleks 4-(p-benzokinon-monoimino)-fenazon yang berwarna kuning
kecoklatan, yang kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 500 nm.
Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: trigliserida dengan adanya enzim
lipoprotein lipase akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol
dengan adanya adenosine trifosfat (ATP) oleh enzim gliserol kinase dirubah
menjadi gliserol-3-fosfat. Selanjutnya gliserol-3-fosfat dioksidasi oleh enzim
gliserol fosfat oksidase menjadi dihidroksiasetonfosfat dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-
klorofenol membentuk senyawa 4-(p-benzokuinon-monoimino)-fenazon yang
berwarna kuning kecoklatan (Dachriyanus, et al., 2007).
Ambang batas kadar trigliserida dalam darah adalah sebagai berikut (Budi,
2011):
1. Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
2. Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
3. Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
4. Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih
Patofisiologi
Kadar trigliserida yang meningkat dapat menyebabkan pengerasan pembuluh
darah yang disebut Arteri. Keadaan ini disebut “Atherosclerosis”, yang
meningkatkan resiko stroke, serangan jantung.Hipertrigliseridemia sering sebagai
petanda ada penyakit lain, dapat pula meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner, stroke. Kegemukan, meningkatnya lingkar perut karena bertambahnya
lemak dipinggang dan dikenal sebagai “metabolic syndrome” yang disertai
tekanan darah tinggi, diabetes dan kadar hormon trioid yang rendah (hipotiroidi),
penyakit hati (liver disease), gangguan ginjal atau suatu kelainan genetik yang
jarang dimana ada kelainan cara tubuh anda mengubah lemak menjadi energi
(Rubenstein, 2005).
Ateriosklerosis, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan yang
ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Dikenal 3
bentuk arteriosclerosis yaitu aterosklerosis, arterioskleriosis Monckeberg dan
arteriolosclerosis. Aterosklerosis adalah bentuk arteriosclerosis yang paling umum
ditemukan, ditandai dengan terdapatnya aterom pada bagian intima arteri yang
berisi kolesterol, ditandai dengan terdapatnya aterom pada bagian intima arteri
yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Pembuluh darah yang terkena adalah
arteri besar dan sedang yaitu pembuluh serebral, vertebral, koroner, renal, aorta
dan pembuluh di tungkai (Ganiswarna, 2007).
C. Prinsip Percobaan
Prinsipnya adalah pengukuran Trigliserida setelah pemecahan enzimatik dengan
lipoprotein lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang dihasilkan dari 4 –
aminoantipyrine dan 4 – klorofenol oleh hidrogen peroxsidase di bawah aksi
katalitik dari peroxsidase.
D. Alat dan Bahan
1. Alat :
 Spektrofotometer
 Kuvet
 Mikropipet (ukuran 10µl dan 1000 µl)
 Tabung reaksi
 Tip kuning dan biru
 Sentrifugator
 Efendorf
 Spuit 3 mL
 Kapas alkohol
 Tissue
2. Bahan :
 Sampel serum/plasma (antikoagulan EDTA)
 Reagen CHOD – PAP
 Aquadest

E. Prosedur Kerja

Siapkan larutan Larutan standar dan Campur dan inkubasi


blanko, standar sampel dipakai sesuai selama 20 menit pada suhu
dan sampel dengan reagen kit yang 20-25⁰C atau 10 menit
digunakan dalam suhu 37⁰C

Baca terhadap reagen blanko Ukur absorban


Hitung kadar
dalam waktu kurang dari 60 sampel sampel
konsentrasi glukosa
menit pada panjang dan standar
dalam sampel
gelombang 546 nm

Trigliserida sampel (mg/dL)=


( A sampel / A standar) x
konsentrasi standar (mg/dL)
Efendorf Blanko (µL) Standar (µL) Sampel (µL)

Serum - - 5
Standar - 5 -
Reagen 500 500 500

F. Hasil Pengamatan
Konsentrasi
Pengulangan Absorbansi Trigliserida
(mg/dL)
1 0,191 200
Standar
Rata-rata - -
Sampel 1 1 0,260 272
Sampel 2 2 0,082 85
Rata-rata 0,171 178,5
Perhitungan:
A sampel1 0,260
Konsentrasi = × konsentrasi standar = 0,191 × 200mg/dL =
A standar

272mg/dLentrasi=A sampel1/A standar×konsentrasi


standar=0,260/0,191×200mg/dL=272mg/dL

A sampel2 0,082
Konsentrasi = × konsentrasi standar = 0,191 × 200mg/dL =
A standar

85mg/dLentrasi=A sampel2/A standar×konsentrasi


standar=0,082/0,191×200mg/dL=85mg/dL
G. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu pemeriksaan kadar trigliserida yang bertujuan
untuk menentukan kadar trigliserida dalam darah dan menginterpretasikan hasil
laboratorium yang diperoleh. Pada percobaan ini, reaksi yang terjadi adalah enzim
lipase akan memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam-asam
lemak. Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim
gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol-3-fosfat. Kemudian gliserol-3-fosfat
akan dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen peroksida
(H2O2). Pada tahap selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang akan bereaksi
dengan 4-aminoantipiryn dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim peroksidase
membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah muda yang kemudian dapat
diukur secara fotometrik.

Prinsip dari pengujian ini adalah dengan menembakkan energi dengan


panjang gelombang tertentu (dalam percobaan ini λmaks yang digunakan adalah
546nm) pada suatu senyawa (dalam hal ini adalah kuinonimin). Hal ini membuat
elektron dari senyawa tersebut akan tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. Setelah
mengalami eksitasi, elektron tersebut akan turun kembali ke ground state (keadaan
dasar), sambil melepaskan emisi yang akan terukur oleh detektor. Salah satu yang
memegang peranan penting dalam pengujian kali ini adalah adanya gugus kromofor
dalam kuinonimin berupa ikatan rangkap terkonjugasi, keton, dan imina.

Dari hasil pengukuran kelompok didapatkan hasil kadar trigliserida sebesar 272
mg/dl.

Berdasarkan literatur, ambang batas kadar trigliserida dalam darah adalah sebagai
berikut (Budi,2011):

· Kadar yang diinginkan (Normal) : maksimal 150 mg / dl

· Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl

· Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl

· Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih.

Maka pasien tersebut dinyatakan kadar trigliseridanya tinggi.


H. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum jadi kadar TG dari pasien berinisial M dengan


usia 20 tahun dan berat badan 55 Kg, memiliki kadar Trigliserida sebesar 272 mg/dl
sehingga dapat dikatakan tinggi.
Evaluasi
a. Fungsi trigliserida dalam tubuh?
b. Jenis trigliserida?
c. Prinsip pengujian kadar trigliserida?

Jawaban :
1. Sebagai cadangan energy, membantu pada proses metabolisme, melindungi
tulang, melindungi organ tubuh dari cedera (kalau kadar trigliseridanya
normal)
2. a) lemak jenuh (lemak jahat) : menyebabkan kadar trigliserida meningkat
dan kadar kolesterol juga meningkat. Contohnya seperti keju, coklat, hati
ayam
b) lemak tidak jenuh (lemak baik) : menyebabkan kadar kolesterol dalam
darah menurun
c) lemak trans : lemak yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dan
kolesterol karena dibentuk dalam proses kimiawi dari adanya hidrogenase.
Lemak trans dapat berubahmenjadi lemak padat
3. Prinsipnya adalah pengukuran Trigliserida setelah pemecahan enzimatik
dengan lipoprotein lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang dihasilkan
dari 4 – aminoantipyrine dan 4 – klorofenol oleh hidrogen peroxsidase di
bawah aksi katalitik dari peroxsidase.
DAFTAR PUSTAKA
Baron, D. N. 1995. Kapita Selekta patologi Klinik Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Budi. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada:


http://www.jakartalantern.com/thegreatbiz/wellness-and-nutrition/atasi-
kolesterol-sekarang/kolesterol-dalam-darah/trigliserida.html.(diakses tanggal
7 Oktober 2019)

Dachriyanus, et al. 2007. Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total,
Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih
Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50). Padang. Jurusan Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Andalas.

Dipiro, J., T. 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. The


McGraw-Hill Companies. United States of America.

Ganiswarna, S. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI. Jakarta.

Ronald, A. S. 2004. “Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium”. Penerbit


Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Rubenstein, D. 2005. Kedokteran Klinis. Erlangga. Jakarta.


LAMPIRAN

Proses pemasukan
Mikropipet 10 µL Serum serum pada tabung
reaksi menggunakan
mikropipet

Serum + Reagen Kit


Hasil absorbansi sampel no 1
CHOD-PAP
EVALUASI
d. Fungsi trigliserida dalam tubuh?
e. Jenis trigliserida?
f. Prinsip pengujian kadar trigliserida?

Jawaban :
4. Sebagai cadangan energy, membantu pada proses metabolisme, melindungi
tulang, melindungi organ tubuh dari cedera (kalau kadar trigliseridanya
normal)
5. a) lemak jenuh (lemak jahat) : menyebabkan kadar trigliserida meningkat
dan kadar kolesterol juga meningkat. Contohnya seperti keju, coklat, hati
ayam
b) lemak tidak jenuh (lemak baik) : menyebabkan kadar kolesterol dalam
darah menurun
c) lemak trans : lemak yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dan
kolesterol karena dibentuk dalam proses kimiawi dari adanya hidrogenase.
Lemak trans dapat berubahmenjadi lemak padat
6. Prinsipnya adalah pengukuran Trigliserida setelah pemecahan enzimatik
dengan lipoprotein lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang dihasilkan
dari 4 – aminoantipyrine dan 4 – klorofenol oleh hidrogen peroxsidase di
bawah aksi katalitik dari peroxsidase.

Anda mungkin juga menyukai