DISKEL KETOASIDOSIS DIABETIK, Tutor E
DISKEL KETOASIDOSIS DIABETIK, Tutor E
Disusun oleh :
Tutorial IV E
Ketua : Yukeu Nopiyanti (213116094)
Scriber 1 : Annisa Shafira (213116009)
Scriber 2 : Windri Kurnialita (213116060)
Anggota :
Puji syukur kehadirat allah SWT karena dengan rahmat, karunia serta taufik
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan hasil diskel tentang “Ketoasidosis
Diabetik”.Dalam penyusunan laporan diskel ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan hasil laporan
tutorial ini, terutama kepada dosen pembimbing Bapak Suharjiman, S.Kp., M.Kep
yang telah membimbing dan memberi petunjuk kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan diskel ini. Serta tidak lupa penyusun
ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan tutor kelompok 4E yang telah ikut serta
dalam membuat laporan ini.
Semoga dengan adanya saran dan kritikan dari semua pihak dapat
menyempurnakan kekurangan laporan diskel ini. Dan penyusun berharap semoga
Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada pihak yang berpartisipasi
dan semoga apa yang telah disampaikan dalam laporan diskel ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua khususnya bagi kita yang masih dalam tahap pembelajaran
dan umumnya bagi kita yang ingin mengetahui lebih tentang Ketoasidosis
Metabolik. Sekian yang dapat penyusun ucapkan, jika terdapat kekurangan mohon
dimaafkan karena manusia tiada yang sempurna dan kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketoasidosis diabetic adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang
disebabkan oleh defisiensi insulin relative atau absolut. Ketoasidosis
diabetic juga merupakan komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Ketoasidosis diabetic
ini diakibatkan oleh defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolism protein, karbohidrat, dan lemak. Keadaan ini merupakan
gangguan metabolism yang paling serius pada diabetes ketergantungan
insulin.
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut yang
mengancam jiwa seorang penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Ketoasidosis diabetik (KAD)adalah keadaan dekompensasi metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif. Kondisi kehilangan urin, air, kalium,
amonium, dan natrium menyebabkan hipovolemia, ketidakseimbangan
elektrolit, kadar glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak
bebas menyebabkan asidosis dan sering disertai koma. KAD merupakan
komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan membutuhkan
pengelolaan gawat darurat (Tarwoto,2012).
Pasien dengan KAD sering dijumpai dengan penurunan kesadaran, bahkan
koma (10% kasus). Beberapa faktor yang dapat berperan dalam terjadinya
KAD yaitu diabetes mellitus yang tidak terkontrol, infeksi dan riwayat
stroke (Tarwoto,2012).
Ketoasidosis diabetic lebih sering terjadi pada usia <65 tahun.
Ketoasidosis diabetic lebih sering terjadi pada perempuan disbanding laki-
laki. Surveillance Diabetes Nasional Program Centers for Disease Control
(CDC) memperkirakan bahwa ada 115.000 pasien pada tahun 2003 di
Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 1980 jumlahnya 62.000. Disis lain,
kematian KAD per 100.000 pasien diabetes menurun antara tahun 1985 dan
1
2001 dengan penggurangan kematian terbesar di antara mereka yang berusia
65 tahun atau lebih tua dsri 65 tahun.
Adanya gangguan dalam regulasi insulin dapat cepat menjadi
ketoasidosis diabetik manakala terjadi diabetic tipe I yang tidak terdiagnosa,
ketidakseimbangan jumlah intake makanan dengan insulin, adolescen dan
pubertas, aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes dan stress yang
berhubungan dengan penyakit, trauma atau tekanan emosional. Perawatan
pada pasien yang mengalami KAD antara lain meliputi rehidrasi, pemberian
kalium melewati infus, dan pemberian insulin.
B. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami :
1. Efek samping dari penggunaan obat Glibenclamid jangka panjang efek
samping dari penggunaan obat Glibenclamid jangka panjang
2. Rasionalisasi dari pemberian insulin pada kasus diatas? Dan hitung
berapa tetes permenit (nikro) pemberian insulin tersebut bila diketehaui
50 unit (RI) regular insulin dilarutkan di dalam NaCL 0,9 % sebanyak
500 cc
3. Intrepretasi AGD dan mengapa pasien tersebut mengalami kondisi yang
demekian
4. Patoflow manifestasi klinis dalam scenario
5. Diagnosa keperawatan utama pada kasus
C. Sistematika Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan yaitu suatu pengumpulan yang diperoleh dengan
cara penelusuran buku-buku tentang tata tulis karya ilmiah untuk
memperoleh ketentuan-ketentuan dasar terhadap materi yang akan
dibahas. Dan juga mencari buku-buku sumber untuk materi yang
bersangkutan.
2
2. Pencarian Internet
Pencarian Internet yaitu penelusuran dari berbagai macam alamat
website mengenai karya tulis ilmiah yang ada di internet untuk
memperoleh materi yang akan dibahas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario Kasus
B. Klasifikasi Istilah
1. Glibenclamid (Sinta)
2. Kreatinin (Itcah)
3. Ureum ( Ardita )
4. Pernafasan Kusmaul (Rina)
Jawaban :
1. Obat yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah yang tinggi
pada penderita diabetes Tipe 2 (Kaffa)
2. Keratinin adalah limbah hasil metabolisme protein yang ditemukan
dalam otot serta darah dan diekresikan kedalam urin normal (Ganes)
Asam amino yang diproduksi oleh hati, pancreas, ginjal. (Yuke)
4
Produk limbah hasil metabolisme protein yang bersifat racun bagi tubuh
(Jajang)
3. Ureum adalah Pernapasan yang dalam dengan frekuensi yang normal
atau semakin kecil (Mayang)
Nilai normal ureum :
- Laki-laki dewasa = 8-20 mg/dl
- Wanita dewasa = 6-20 mg/dl . (Amirah)
4. Pernapasan Kussmaul adalah pola pernapsan yang sangat dalam dengan
frekuensi yang normal atau semakin kecil, dan sering ditemukan pada
penderita asidosis. (Windri)
C. Identifikasi Masalah
1. Adakah efek samping dari penggunaan obat Glibenclamid jangka
panjang?
2. Apakah rasionalisasi dari pemberian insulin pada kasus diatas? Dan
hitung berapa tetes permenit (mikro) pemberian insulin tersebut bila
diketehaui 50 unit (RI) regular insulin dilarutkan di dalam NaCL 0,9 %
sebanyak 500 cc?
3. Apakah intrepretasi AGD diatas dan mengapa pasien tersebut mengalami
kondisi yang demekian?
4. Bagaimana patoflow manifestasi klinis dalam scenario diatas?
5. Apakah diagnose keperawatan utama pada kasus diatas?
D. Analisis Masalah
1. Efek samping dari penggunaan obat Glibenclamid jangka panjang yaitu:
a. Hipoglekemia , demam rendah, muntah, diare, nyeri perut, Gg
fungsi hati
b. Penurunan jumlah sel darah baik sel darah merah, putih, maupun
trambosit
c. Urin berwarna gelap, BAB berwarna keruh
d. Kulit pucat (Riska)
e. Nyeri ulu hati
f. Kenaikan BB
5
g. Reaksi alergi / gatal
h. Sensitivitas terhadap cahaya (Itcah)
i. Gg berat fungsi tiroid atau adrenal (Ardita)
j. Sakit kepala
k. Hiponatremia / gg. Keseimbangan elektronik (Mayang & Windri)
l. Mata, kulit berwarna kuning
m. Mudah memar, berdarah
n. Tanda Infeksi (nyeri tenggorok presisten, demam)
o. Perubahan suasana mood
p. Kejang (Desyana&Nia)
Ditanya:
Berapa tetes permenit (Mikro) pemberian insulin?
6
Jawab :
Dosis : 0,1 x KgBB = 0,1 x 80 = 8 unit
Jika 8 unit/ jam maka 8 x 10 cc = 80 cc
Jadi, dibutuhkan 80 cc
Rumus Mikro :
Dosis x 60 = 80 x 60 = 4800 = 80 tetes/menit
Pelarut 60 60
(Alfi, desyana, Amirah)
7
c. Polidipsi,
d. Penglihatan yang kabur
e. Dehidrasi
f. Hipovolemi dan syok
g. Pernapasan Kussmaul
h. Kelemahan
i. Sakit Kepala
j. Asidosis Metabolik
k. Penurunan volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai
dengan denyut nadi lemah dan cepat. (Rina & Itcah)
5. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan kemampuan bernafas
b. Defisit volume cairan b.d pengeluaran cairan yang berlebihan akibat
hiperglikemia
c. Resiko tinggi terjadinya Gg. Pertukaran gas b.d peningkatan
keasaman (Ph menuru) akibat hiperglikemia, gluconeogenesis,
hipolisis. (Jajang)
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut diabetes
mellitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis.
Ketoasidosis diabetic ini diakibatkan oleh defisiensi berat insulin dan
disertai gangguan metabolism protein, karbohidrat, dan lemak. Ketoasidosis
diabetic lebih sering terjadi pada usia <65 tahun. Ketoasidosis diabetic lebih
sering terjadi pada perempuan disbanding laki-laki. Adapun manifestasi
klinis KAD yaitu : Hiperglikemi ,Poliuri ,Penglihatan yang kabur, Polidipsi
,Kelemahan ,Sakit Kepala dan Penurunan volume dapat menimbulkan
hipotensi yang nyata disertai dengan denyut nadi lemah dan cepat.
Perawatan pada pasien yang mengalami KAD antara lain meliputi rehidrasi,
pemberian kalium melewati infus, dan pemberian insulin.
B. Saran
Semoga laporan mengenai Ketoasidosis Diabetik ini bisa
memberikan pengetahuan tambahan bagi pembaca serta dapat menambah
keterampilan kita sebagai perawat untuk lebih professional dalam melayani
klien dengan kasus KAD. Dan dapat diaplikasikan oleh kita sebagai perawat
dalam pelayananya dan menambah wawasan baru untuk kita.
9
DAFTAR PUSTAKA
Morton, P. G., Fortaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2012). Keperawatan
Kritis Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: EGC.
10