Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan akuntansi mengikuti perkembangan dua bisnis.ketika dua bisnis masih
sederhana, sistem akuntansinya juga sederhana kerena terjadi perkembamgan alat kerja atau
teknologi bisnis terus-menerus sepanjang waktu,maka sistem akuntansinya juga
mengikutinya Manajemen memerlukan informasi setiap saat untuk mengambil keputusan rutin dan
keputusan khusus. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan karena
menyangkut tentang keputusang apa yang akan diambil oleh manajer. Peran manajemen sangat
dibutuhkan dalam sebuah organisasi terkait dengan keberlangsungan sebuah organisasi untuk
mencapai tujuan utamanya. Dalam hal tersebut manajemen harus bisa menbedakan antara
akuntnasi manajemen dan akuntansi keuangan. Jadi manajer harus memiliki pemikiran mengenai
pengorbanan penting untuk kebaikan anggota lain dan harus bersifat dan berfikir secara rasional,
jujur, adil, setia, kepedulian terhadap sesama, dan penghargaan kepada orang lain.
B. TUJUAN
1. Menjelaskan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
2. Menjelaskan Akuntansi Keuangan Vs Akuntansi Manajemen
3. Nebjelaskan Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
4. Menjelaskan Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen
5. Menjelaskan Peran Akuntan Manajemen
6. Menjelaskan Akuntansi Manajmen dan Prilaku Etis
BAB II
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) adalah sistem informasi yang menghasilkan
keluaran (output) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.
Proses adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk
penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus,
harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal.
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang
menjelaskan sifat dari masukan atau proses bahkan keuarannya. Kriteria tersebut fleksibebel dan
bardasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai
perbaikan berkelanjutan.
masalah, menyelesaikan masalah dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan
pengambilan keputusan). Selain itu, kubutuhan atas informasi tidak terbatas hanya pada organisasi
dagangan jasa.
perbaikan dan untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam mengimplementasikan
1. Perencanaan
Formula terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas
manajemen yang disebut perencanaan. Oleh sebab itu perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan
2. Pengendalian
pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut sebagai
pengendalian. Pengendalian biasanya dacapai dengan menggunakan suatu umpan balik (feedback).
Umpan Balik adalah informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau memperbaiki
Balik, menajer atau pekerja dapat memutuskan untuk membiarka pelaksanaan tersebut berlangsung,
mengambil beberapa jenis tindakan korektif agar langkah yang diambil sesuai dengan rencana
3. Pengambilan Keputusan
disajikan kepada para manajer. Salah satu peran utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah
2006,4-8)
Informasi Akuntansi Manajemen yang berguna untuk membantu para pekerja, manajer
dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson 1995 dalam Prasetyo 2002).Bukti
empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial adalah
terdiri dari informasi broad scope, timeliness, aggregation dan informasi yang memiliki sifat
intergration (Chenhal dan Morris, 1986) Informasi akuntansi manajemen yang semakin handal
Informasi sistem manajemen bersifat broad scope mewakili dimensi focus, time horizon
dan kuantifikasi (Gordon & Narayana, 1984 dalam Gudono, 2000). Informasi broad scope memberikan
informasi tentang faktor-faktor eksternal maupun internal perusahaan, informasi broad scope juga
mencakup tentang info non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang, serta aspek-aspek lingkungan (Chenhall dan Morris, 1986). Nazaruddin (1998) menyatakan
adanya perbedaan tingkat ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi berdampak positif terhadap
terjadi dalam lingkungan kerja mereka (Amey, 1979, Gordon dan Narayana 1984 dalam Nzaruddin,
1998). Tingkat desentralisai yang tinggi dan informasi yang akan berpengaruh positif karena mampu
kemungkinan terjadinya overload informasi (Iselin, 1988 dalam Prasetyo 2002) Kebutuhan informasi
yang dapat mencerminkan area pertanggungjawaban dapat diperoleh dari informasi teragregasi
(Hongren, 1982, Chenhall dan Morris 1986 dalam Nazaruddin 1998) Informasi agregasi memberikan
informasi mengenai area pertanggungjawaban mereka sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik
dan mendukung para manajerial untuk mengatasi adanya info overload(Iselin 1998 dalam Prasetyo
2002)
Informasi integrasi mencakup aspek seperti keutuhan target antar ahli utang yang
terhitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi kompleksitas dan saling keterkaitan
ataupun ketergantungan sub unit satu dengan yang lainnya akan tercermin dalam informasi
intergation (Ferrara, 1964, Hongren, 1982, serta Chenhall dan morris, 1986 dalam Nazaruddin 1998
Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasi kebijakan organisasi yang memiliki
tingkat desentralisasi tinggi, agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utuh perusahaan.
Sistem informasi akuntansi pada suatu perusahaan memiliki dua subsistem utama yaitu sitem
akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Dalam prakteknya dapat dikatakan terdapat
hubungan yang sangat erat antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan karena data yang
diproses agar menjadi informasi yang diperlukan dan bermanfaat berasal dari data yang sama yaitu
Pengguna Pihak luar: pemegang saham, Pihak intern: Direktur, Manajer dan
keputusan.
Tujuan Melaporkan prestasi perusahaan Melaporkan pada atasan apa yang telah
pada pihak luar, adanya kontrak dilakukan bawahan, umpan balik dan
ukaran peraturan
Orientasi waktu Informasi berorientasi masa lalu Informasi sekarang dan berorientasi
pesaing
Pembatasan pada Adanya prosedur akuntansi yang Manajer bebas memeliki informasi
input dan proses harus diikuti untuk pelaporan yang dibutuhkan, biasanya
Sifat informasi Objekctive, dapat diaudit, dapat Lebih bersifat subyektif dan penuh
akurat
kebanyakan prosedur perhitungan harga pokok produk dan akuntansi manajemen yang
digunakan pada abad ke-20 dikembangkan antara tahun 1880 dan 1925. satu hal yang menarik adalah
banyak perkembangan sebelumnya (samapi tahun 1914) menekankan pada perhitungan penetapan
harga pokok produk pada tingkat manajerial-menelusuri tingkat laba perusahan ke tiap produk dan
menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis.Akan tetapi, pada tahun 1925,
penekanan pada hal tersebut ditinggalakan,seiiring dengan munculnya pendekatan perhitungan biaya
kepada pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan Laporan keuangan telah menjadi
kekuatan yang membentuk desain sistem akuntansi biaya. Manajer dan perusahaan bersedia
menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap produk, karena mereka merasa tiap
produk, membutuhkan biaya masing-masing produk yang lebih terinci dan akurat mengenai tiap
pada tingkat yang hampir sama, informasi biaya rata-rata yang disediakan oleh system biaya yang
dipengaruhi oleh sistem keuanagan, sudah cukup memadai. Lagi pula,pada beberapa perusahaan,
walaupun keanekaragaman jenis produk meningkat, kebutuhan akan informasi biaya yang lebih
akuran akan kalah dari tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut. Pada
banyak perusahaan, biaya yang dikeluarkan untuk menyusun sistem biaya yang lebih terinci lebih
Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sisitem biaya konvensional,
dilakukan pada tahun 1950an dan 1960an para pengguna mediskusikan kelemahan yang disediakan
oleh sistem yang dirancang untuk menyusun laporan keuanagan. Akan tetapi,usaha-usaha untuk
memperbaiki sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk membuat informasi akuntansi keuangan
yang lebih berguna bagi penggunanya,daripada untuk menghasilkan seperangkat informasi dan
Pada tahun 1980an dan 1990an, banayak ditemukam bahwa praktik-praktik akuntansi
manajemen trdisioanal sudah tidah mampu lagi melayani kebutuhan mnajerial. Beberapa pihak
menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen yang ada sudah usang tidak berguna.kalkulasi biaya
produk yang lebih akuran,lebih berguna,dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan,
Perkembanagan akuntansi manajemen itu disebabkan oleh perusahaan kondisi lingkungan khususnya
lingkungan ekonomi. Perubahan lingkungan ekonomi menyebabkan perubahan lingkungan bisnis dan
selanjutnya mengakibatkan sistem akuntansi manajemen. Oleh sebab itu dengan perkembangan itu
akuntansi majemen tradisional tidak digunakan lagi. Perusahan dewasa ini menggunakan sistem
akuntansi kontoporer yang berorientasi pada perolehan laba melalui kepuasan pelanggan.(Darsono
Prawironegoro,2005,12)
manajemen yang inovatif dan relevan. Beberapa tema baru dalam Akuntansi Manajemen adalah:
adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap aktivitas dengan tujuan untuk
meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari penyediaan value tersebut. Dari definisi ini,
a) Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem terhadap aktivitas. Yaitu serangkaian
kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Di dalam
manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa dipecah ke dalam
bagianbagian yang lebih kecil, karena diyakini jika pengerjaan bagian-bagian yang lebih kecil
dilaksanakan secara berkualitas dan efisien, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa secara
keseluruhan akan berkualitas dan efisien. Oleh karena itu, manajemen berbasis aktivitas berusaha
memadukan kembali proses pembuatan produk dan penyerahan jasa yang telah difragmentasi dalam
manajemen tradisional tersebut, dengan memfokuskan ke pengelolaan secara terpadu dan berbasis
b) Bertujuan untuk meningkatkan customer value (nilai pelanggan dan laba. Tujuan manajemen
berbasis aktivitas adalah untuk improvement secara berkelanjutan terhadap customer value dan
penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan tersebut, biaya dapat berkurang dan
sebagai akibatnya laba akan meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat dari dihilangkannya
activity) dan aktivitas penambah nilai (value-added activity) yang tidak dilaksanakan secara efisien.
Dengan demikian fokus manajemen berbasis aktivitas adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri.
Manajemen berbasis aktivitas mencakup analisis nilai proses (process value analysis) dan penentuan
biaya proses. Analisis nilai proses adalah evaluasi terhadap nilai yang dapat dihasilkan oleh suatu
proses. Suatu proses terdiri dari serangkaian aktivitas untuk menghasilkan nilai bagi customer.
Rangkaian aktivitas untuk menghasilkan nilai bagi customer dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
perhitungan nilai sumber daya yang dikorbankan untuk menjalankan suatu proses penciptaan nilai
bagi customer. Dengan demikian manajemen aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu : analisis terhdap
nilai yang dihasilkan oleh proses (process value analysis) dan biaya yang diperlukan untuk
2. Orientasi pada pelanggan Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan
nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena
perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai pelanggan yang
lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama
dengan biaya lebih rendah dari pesaing. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan
terima (produk total) dengan apa yang pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan).
3. Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management). Perbaikan berkelanjutan adalah hal yang
manufaktur adalah kunci utama bertahan hidup dalam lingkungan persaingan global. Filosofi dari
manajemen kualitas total, dimana perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang
memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang sempurna (zero defect), sedang menggantikan
mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan
mengirim produk dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah. Pengurangan
waktu yang tidak bernilai tambah semakin besar seiring dengan meningkatnya kualitas. Tujuan
5. Efisiensi. Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatkan dimensi tersebut
tanpa peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia. Meningkatkan efisiensi adalah juga hal
vital. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai, biaya
harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat; lebih jauh lagi, produksi keluaran harus
berhubungan dengan masukan yang dibutuhkan, dan keseluruhan efek finansial perubahan
6. Bisnis secara elektronik (E-business). E-business adalah semua transaksi bisnis dan pertukaran
informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Perdagangan
secara elektronik (Ecommerce) adalah jual beli produk dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Bisnis dengan cara ini menyediakan kesempatan bagi sebuah perusahaan untuk
memperluas penjualannya di seluruh dunia dan dapat menurunkan biaya secara siggnifikan jika
Empat tema baru akuntansi manajemen lainnya yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Memusatkan pada pengaruh perilaku (Mengaitkan strategi organisasi pada tindakan). Akuntansi
manajemen inovatif berguna untuk mendorong para karyawan agar berperilaku sesuai dengan
strategi organisasi sehingga termotivasi untuk berpikir dan bertindak secara strategic dan
berpikir untuk memberikan prioritas pada kebutuhan pasar atau para karyawan di atas keterbatasan-
keterbatasan teknologi. Di atas semua itu, manajemen harus memperhatikan trend pasar dan apa
3) Pendekatan dinamik. Pendekatan dinamis memandang bahwa kinerja harus didasarkan pada jangka
waktu panjang dan tidak hanya menekankan pada jangka waktu pendek secara individual.
4) Pendekatan berorientasi tim. Pendekatan berorientasi tim mensyaratkan para akuntan manajemen
harus memudahkan penggunaan secara bersama-sama pengetahuan dan pengalaman dalam
organisasi agar dapat melakukan pengukuran kinerja keunangan maupun nonkeuangan.
E. Peran Akuntansi Manajemen
Peran akuntan managemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung.
Mereka membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan dasar organisasi.
Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini. Posisi
yang mendukung dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut
Sebagai contoh, misalkan misi suatu organisasi adalah memproduksi dan menjual printer
laser. Wakil direktur bidang manufaktur dan pemasaran, manager pabrik, dan perakit termasuk dalam
posisi lini. Wakil direktur bidang keuangan dan sumber daya manusia, akuntan biaya, dan manager
Dalam diagram parsial yang tampak menggambarkan posisi organisasional bagian produksi
dan keuangan. Karena salah satu tujuan dasar dari organisasi adalah untuk memproduksi, maka orang-
orang yang secara langsung terlibat dibagian produksi termasuk dalam posisi lini. Meskipun akuntan
managemen seperti controller dan manager akuntan biaya juga berpengaruh terhadap organisasi,
namun mereka tidak punya wewenang terhadap manager bagian produksi. Manager lini adalah orang
yang membuat kebijakan dan dan mebuat keputusan yang berpengaruh terhadap produksi. Namun,
melalui penyediaan dan penginterpretasian informasi akuntansi, akuntan managemen dapat memiliki
Controller, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua bagian departemen akuntansi. Karena
perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang sebagai anggota
dari tim managemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller bertanggung jawab terhadap kebutuhan
akuntansi baik secara internal maupun eksternal. Tanggung jawab tersebt dapat mencakup
pertanggung jawaban langsung kepada pemeriksaan internal, akuntansi biaya, akuntansi keuangan,
akuntansi system, dan perpajakan. Tugas dan organisasi bagian controller berbeda antara satu
Bendahara bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan. Tepatnya bendahara mencari dana
dan mengelola kas serta investasi. Bendahara dapat juga bertanggung jawab atas pemberian kredit
dan penagihan serta asuransi. Bendahara tugasnya melaporkan apa yang menjadi tugasnya kepada
wakil direktur bidang keuangan.( Hansen Mowen, akuntansi manajemen, hal 18-19)
Sebagai suatu system informasi, akuntansi managemen sangatlah diperlukan baik oleh pihak
interen maupun eksteren perusahaan. Sebagai garis besar pihak-pihak yang memerlukan informasi
akuntansi adalah:
1. Manager
2. Investor
Para investor sangat memerlukan data akuntansi suatu organisasi untuk menganalisis
perkembangan organisasi yang bersangkutan. Investor telah melakukan penanaman modal pada
suatu usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil. Sehingga investor harus melakukan analisis
laporan keuangan perusahaan yang akan dipilihnya untuk disuntik dana dari investor.
3. Kreditor
Kreditor berkepentingan dengan data akuntansi, seperti untuk pemberian kredit kepada calon
nasabahnya. Nasabah yang dipilih kreditor adalah nasabah yang mampu mengembalikan pokok
4. Instansi pemerintah
dari informs keuangan suatu organisasi, pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang
5. Organisasi nirlaba
Organisasi ini masih sangat memerlukan informasi keuangan untuk tujuan penyusunan
Dalam prakteknya akuntan managemen bertindak sebagai pengawas interen perusahaan atau
sebagai pembantu pelaksana mangemen. Sebagai pengawas akuntan interen mencatat dan
melaporkan apa adanya terhadap managemen akan kinerja atau prestasi masing-masing unit.
Sedangkan sebagai helpers akuntan interen membantu manager dalam memecahkan masalah dan
Secara spesifik perananan akuntan managemen adalah menyediakan informasi bagi manager
bertanggung jawab kepada top manager atas dipercayainya laporan-laporan prestasi masing-masing
unit yang disampaikannya. Membantu manajer dalam mengarahkan dan mengendalikan operasi
perusahaan. Memotivasi menejer dan karyawan lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan
perusahaan. Mengukur kinerja sub unit, menejer, dan karyawan lain dalam organisasi.(Armila Krisna
Untuk memperoleh laba, perusahaan harus berperilaku baik terhadap masyarakat dan
pelanggannya. Salah satu wujud berperilaku baik itu adalah bahwa akuntan manajemen harus
laba. Secara tradisional, kiinerja ekonomi perusahaan menjadi suatu pertimbangan. Namun, manajer
dan akuntan manajemen seharusnya tidak terlalu fokus pada laba sehingga mereka dapat
membangun suatu keyakinan bahwa satu-satunya tujuan bisni adalah memaksimumkan kekayaan
bersih (net worth). Tujuan memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba
dicapai melalui cara-cara yang sah dan etis. Hal ini selalu menjadi asumsi implisit dari akuntansi
manajemen, padahal asumsi tersebut seharusnya dibuat eksplisit. Untuk mencapai tujuan ini, banyak
soal dalam buku ini menekankan pertimbangan eksplisit terhadap isu-isu etika.
Perilaku Etis
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang “benar” “sesuai” serta “adil”.
Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, layak atau tidak layak, dan keputusan yang kita buat dapat
adil atau berat sebelah. Meskipun orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi
tampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem etika. Prinsip ini diekspresikan
oleh keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk kebaikan anggota
lainnya. Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan yang
etis.
beberapa nilai inti, nilai-nilai yang menjelaskan arti dari benar dan salah secara lebih konkret. James
W. Brackner, penulis “Ethics Column” dalam managenment Accounting. Melakukan observasi berikut
ini:
Agar pendidikan etika dan moral mempunyai arti, harus ada kesepakatan mengenai nilai-nilai
yang dianggap “benar”. Sepuluh dari nilai ini diidentifikasi dan dijelaskan oleh Michael Josephson
dalam “Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning”. Studi terhadap sejarah, filsafat,
dan agama melahirkan suatu konsesus yang kuat mengenai nilai-nilai tertentu yang bersifat universal
Sepuluh nilai inti ini menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam istilah
Sepuluh nilai inti yang dimaksudkan dalam kutipan di atas adalah sebagai berikut:
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
9. Pencapaian kesempurnaan
10. Akuntabilitas
bersama tidak hanya benar dan memberi suatu nilai bagi individu tetapi juga baik untuk bisnis.
Perusahaan dengan kode etik yang kuat dapat menciptakan loyalitas yang tinggi bagi konsumen dan
pekerjanya. Meskipun kebohongan dan kecurangan kadang dapat menghasilkan kemenangan, namun
kemenangan tersebut hanya bersifat sementara. Perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka
panjang menemukan bahwa ada manfaat dari memperlakukan segala sesuatunya dengan jujur dan
loyal.
Organisasi pada umumnya menetpkan standar perilaku untuk para manajer dan pekerjanya. Asosiasi-
asosiasi profesional juga menetapkan standar etika. Sebagai contih, Insitute of Management
Accountants (IMA) telah membuat standar etika untuk akuntan manajemen. Pada tanggal 1 juni 1983,
Management Accounting Practices Committee dari IMA mengeluarkan sebuah pernyataan yang
menguraikan tentang standar perilaku etis akuntan manajemen. Didalam pernyataan ini, akuntan
Untuk menggambarkan aplikasi koda etika akuntan manajemen, umpamakan bonus yang diterima
manajer dikaitkan dengan laba yang dilaporkan. Bonus akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
laba. Jadi, manajer tersebut memiliki insentif untuk berusaha meningkatkan laba, termasuk dengan
i.Kompetensi
3. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis
ii. Kerahasiaaan
1. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa izin informasi rahasia yang diperoleh
tempat kerja, dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut.
3. Menahan diri untuk menggunakan atau tampak menggunakan informasi rahasia yang
diperoleh dari tempat kerjanya untuk tujuan yang tidak etis dan tidak sah baik secara
iii. Integrasi
1. Menghindari konflik kepentingan yang aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan
2. Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan
bertugas.
4. Menahan diri untuk tidak melakukan pengikisan terhadap legitimasi organisasi dan
lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung jawab atau
6. Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk, dan penilaian atau opini
profesional.
iv. Objektivitas
KESIMPULAN
sederhana, sistem akuntansinya juga sederhana kerena terjadi perkembamgan alat kerja atau
teknologi bisnis terus-menerus sepanjang waktu,maka sistem akuntansinya juga mengikutinya. Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran
(output) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses
adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah
masukan menjadi pengeluaran yang memenuhitujuan suatu sistem. Peran akuntan managemen
dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung. Mereka membantu orang-orang yang
PENDAHULUAN
Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam proses pengambilan keputusan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya merupakan hal penting
dalam suatu perusahaan yang mana mempengaruhi laba perusahaan. Akan tetapi, beberapa manajer
tidak memahami secara jelas konsep dasar akuntansi manajemen sehingga informasi akuntansi yang
disajikan akuntan menjadi sia-sia.
Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep pembebanan biaya yang mana menujukkan
bagaimana suatu biaya dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya produk baik produk
berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep pelaporan eksternal yang menujukkan
bagaimana biaya-biaya tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan konsep system akuntansi
manajemen yang terbagi atas dua jenis, yaitu system akuntansi manajemen berdasarkan fungsional
dan aktivitas.
1.2. Tujuan
A. Pembahasan
Organisasi akan menghasilkan dua jenis output, yaitu produk berwujud (tangible product) dan jasa
(service). Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui
penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan dan mesin. Contoh produk
berwujud antara lain: televisi, mobil, handphone, pakaian dsb. Jasa adalah tugas atau aktivitas yang
dilakukan untuk pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan dengan menggunakan
produk atau fasilitas organisasi (Hanson dan Mowen, 2009:53). Contohnya persewaan, jasa audit, jasa
penilai, perbankan, dsb.
Perbedaan jasa terhadap barang yang utama dapat diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain
(Hanson dan Mowen, 2009:53):
1. Tidak berwujud (Intangibility)
Tidak berwujud berarti pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar atau mencicipi
suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli.
2. Tidak tahan lama (Perishability)
Tidak tahan lama berarti jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan.
Beberapa jasa seperti operasi plastik, memberi pengaruh jangka panjang dan tidak perlu diulangi oleh
pelanggan tersebut. Contoh jasa yang berulang adalah jasa rekening giro, jasa penjagaan rumah dsb.
3. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Tidak dapat dipisahkan berarti produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan kontak
langsung saat terjadi penukaran. Contoh pemeriksaan gigi mengharuskan dokter dengan pasiennya.
4. Tidak selalu sama (Heterogenity)
Tidak selalu sama berarti terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa
daripada produksi produk. Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan
kepentingan konsumen. Pengukuran produktivitas dan kualitas serta pengendalian harus dilakukan
secara terus menerus.
Harga pokok produk (product cost) adalah biaya yang dibebankan pada produk yang memenuhi
tujuan manajerial tertentu. Karena tujuan manajerial bisa berbeda-beda, definisi harga pokok produk
pun bisa berbeda tergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai (Hanson dan Mowen,
2009:55).
Contoh pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat laba strategis. Informasi yang diperlukan
manajer adalah semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk. Pada kasus ini
rantai nilai harga pokok telah sesuai karena memperhitungkan semua biaya yang diperlukan untuk
menilai tingkat laba strategis. Rantai nilai perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan
untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani
produk. Apabila tujuan manajer adalah jangka pendek atau tingkat laba taktis, maka biaya desain dan
pengembangan mungkin tidak relevan, khususnya untuk produk yang sudah ada.
Biaya dikelompokkan kedalam dua kategori fungsional utama, yaitu biaya produksi dan biaya non
produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.
Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan, pemasaran,
distribusi, layanan pelanggan, dan adminsitrasi umum. Biaya non produksi sering dibagi menjadi dua
kategori yaitu: biaya umum dan biaya administrasi. Biaya umum adalah biaya penjualan yang
mencakup baiaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan. Biaya administrasi mencakup biaya
desain, pengembangan dan administrasi umum (Hanson dan Mowen, 2009:56).
Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut biaya manufaktur dan non
manufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead. Dalam pelaporan eksternal hanya tiga elemen biaya ini yang dapat
dibebankan pada produk (Hanson dan Mowen, 2009:57).
a. Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang
sedang diproduksi. Contoh kain pada kemeja, kayu pada kursi.
b. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang
atau jasa yang sedang diproduksi. Contoh karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
jasa.
c. Overhead
Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Pada perusahaan manufaktur overhead juga dikenal dengan beban pabrik (factory burden) atau
overhead manufaktur (manufacturing overhead). Contoh penyusutan mesin, pemeliharaan,
perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, listrik, lembur yang tidak dapat di identifikasi
penyebabnya dan sebagainya. Apabila lembur karena adanya pesanan khusus, dengan kapasitas
produksi yang sudah 100%, maka lembur masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung.
d. Biaya utama dan konversi
Biaya utama adalah (prime cost) adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah dari biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead
e. Biaya penjualan dan administrasi
Biaya penjualan atau pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa. Contoh biaya penjualan antara lain: gaji dan komisi
tenaga penjualan, iklan, pergudangan, pengiriman, dan layanan pelanggan.
Biaya administrasi mencakup biaya penelitian, pengembangan dan administrasi umum. Contoh
biaya administrasi umum antara lain: gaji eksekutif puncak, biaya jasa konsultan hukum, pencetakan
laporan tahunan dan akuntansi umum.
Organisasi Manufaktur
Penjualan 2.800.000
Beban Operasi
Organisasi Manufaktur
Pembelian 450.000
Bahan baku yang tersedia 650.000
Overhead Manufaktur:
Depresiasi 177.500
Sewa 50.000
Organisasi Jasa
Penjualan 300.000
Beban:
Harga pokok penjualan jasa
Total 225.000
Beban operasi:
Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas
dapat dilihat sebagai berikut:
Model manajemen berdasarkan fungsi dan aktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi vertikal
menggambarkan bagaimana biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk dan pelanggan.
Dimensi horizontal memperhatikan bagaimana sistem mencoba memperbaiki efisiensi operasional
dan mengendalikan biaya.
Perbedaan Sistem Akuntansi FBM versus ABM
2. Intensif dalam pengalokasian. Biaya dibebankan2. Intensif dalam penelusuran. Biaya ditelusuri
pada unit-unit yang berfungsi, kemudian produk. hingga aktivitas, kemudian produk.
Menggunakan penelusuran langsung dan Menggunakan fungsi penelusuran langsung
penelusuran penggerak. Penelusuran penggerak dan penelusuran penggerak. Penggunaan
hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat pengerak unit dan non unit, kualitas
unit) atau pendekatan produksi atau fungsi keseluruhan, dan informasi biaya yang relevan.
(functional based costing-FBC) seperti jam kerja dari Contoh “mengerakkan bahan mentah dan
tenaga kerja langsung, bahan langsung, dan jam bahan setengah jadi dari satu titik ke titik lain
kerja mesin. dalam suatu pabrik”.
3. Perhitungan harga pokok produk secara sempit dan3. Perhitungan harga pokok produk secara luas
kaku dan fleksibel
4. Berfokus pada pengelolaan biaya yang menjadi4. Berfokus pada pengelolaan aktivitas dengan
tanggung jawab manajer. tujuan memperbaiki nilai yang diterima
pelanggan dan laba organisasi.
6. Maksimalisasi kinerja unit individual. Sistem6. Maksimalisasi kinerja seluruh sistem. Aktivitas
penghargaan bagi manajer untuk memotivasi dalam lintas fungsi dan garis departemen adalah
mengelola biaya dengan meningkatkan efisiensi sistem meluas dalam fokus tertentu dan
operasional unit organisasi mereka. membutuhkan pendekatan global untuk
mengendalikannya.
7. Penggunaan ukuran keuangan untuk kinerja7. Penggunaan ukuran keuangan dan non
dengan membandingkan hasil aktual dengan keuangan untuk kinerja.
standar atau hasil yang dianggarkan.
KESIMPULAN
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba. Oleh karena itu, informasi yang bermutu
tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui keakuratan
pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar yang
dikonsumsi objek biaya.
Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui tiga cara yaitu melalui penelusuran
langsung dan penelusuran penggerak untuk pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan
biaya tidak langsung. Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik. Sementara,
penelusuran penggerak bergantung pada faktor- faktor sebab akibat, yaitu penggerak, untuk
membebankan biaya pada objek biaya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu biaya produksi yang
berkaitan dengan pembuatan produk/ jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas biaya
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya nonproduksi
umumnya terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk
menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa).
Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan disajikan dalam laporan keuangan
eksternal. Seluruh biaya tersebut disajikan pada laporan laba rugi baik pada perusahaan
manufaktur, dagang, atau bahkan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus menghitung harga
pokok produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa tidak menggunakan harga pokok produksi.