Laporan Kunyit Dan Temulawak
Laporan Kunyit Dan Temulawak
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH :
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI TANAMAN
a. Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
b. Temulawak
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
a. Makroskopik
b. Mikroskopik
Kunyit memiliki satu lapis sel, pipih berbentuk piligonal, dinding sel
menggabus rambut penutup berbentuk kerucut lurus atau agak bengkak
panjang 250cm, sampai 890mm dinding tebal. Satu lapis sel, pipih
berbentuk piligonal, dinding sel menggabus rambut penutup berbentuk
kerucut lurus atau agak bengkak panjang 250cm, sampai 890mm dinding
tebal.
Temulawak memiliki Epidermis bergabus dan terdapat sedikit
rambut yang berbentuk kerucut bersel satu, hipedermis agak menggabus,
kortek silinder dan sel parenkimatik terdiri dari sel parenkimberisi butir pati.
c. Senyawa Kimia
Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan
senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang
sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer,
glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang
tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti
inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
a. Pengertian
b. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran
antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya
menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya
disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau
campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen, Semakin dekat
kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin
terbawa oleh fase gerak tersebut.
b. Pada UV 366 nm
METODE KERJA
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
BAB IV
Sampel yang tersedia dalam bentuk serbuk diberi kode 1 dan kode
2. Pada pengamatan organoreptis, sampel A memiliki bau yang khas dan
rasanya agak pedas sewaktu menyentuh lidah. Sedangkan sampel B,
dilihan dari warnanya lebih cerah daripada warna sampel A, dan baunya
tidak terlalu menusuk.
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
V.2 SARAN
LAMPIRAN:
Skema Kerja
Pembuatan larutan uji
SAMPEL 1 GR
MASUKKAN KE DALAM
ERLENMEYER
+10 ML ETANOL
ADUK
SARING
Analisis Mikroskopik
FRAGMEN
SERBUK
OBJECT GLASS
+KLORALHIDRAT
FIKSASI
+FLOROGLUSIN
AMATI
Pengamatan KLT
SAMPEL
(LARUTAN)
TOTOLKAN
PADA LEMPENG
MASUKKAN DALAM
CHAMBER
LEMPENG
DIELUSI
AMATI DI BAWAH
LAMPU UV