Penyaji : Kelompok 1
1. Tujuan
1.Definisi Diare
2.Klasifikasi Diare
3.Penyebab Diare
6. Pencegahan Diare
7. Penanganan Diare
2. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
e. Menjelaskan
relevan dari
materi yang
disampaikan
terhadap
kesehatan.
2 Kerja 10 Menyampaikan Memperhatik Banner dan
menit materi: an dan Leaflet
1.Definisi Diare bertanya
2.Klasifikasi
Diare
3.Penyebab
Diare
4.Tanda Gejala
Diare
5.Media
Penularan Diare
6. Pencegahan
Diare
7. Penanganan
Diare
Tanya jawab
2.Klasifikasi
Diare
3.Penyebab
Diare
4.Tanda Gejala
Diare
5.Media
Penularan Diare
6. Pencegahan
Diare
7. Penanganan
Diare
3. Sasaran
4. Strategi Pelaksanaan
5. Setting
1. Evaluasi Struktural
Membuat SAP
Kontrak Waktu
Menyiapkan Peralatan : Peralatan atau media yang digunakan
adalah leaflet
2. Evaluasi Proses
Peserta
o Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
o Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
o Pertemuan berjalan dengan lancar.
Penyuluh
o Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
o Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung
jawab.
Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
MATERI PENYULUHAN
DIARE PADA ANAK
A. Definisi
Gastroenteritis (Diare) adalah peradangan pada membran mukosa
lambung dan usus halus yang menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi yang lebih dari
biasanya atau lebih dari 4 atau 5 kali sehari konsistensi feses encer dapat
bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
B. Klasifikasi
Depatemen Kesehatan RI mengklasifikasikan jenis diare manjadi empat
kelompok yaitu :
1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya.
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung selama 14 hari secara
terus menerus.
4. Diare dengan masalah lain, yaitu : Anak yang menderita diare (diare akut
dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam,
gangguan gizi atau penyakit lainnya.
C. Penyebab
1. Infeksi atau bakteri : Escherichia Coli, Salmonella, cacing, Entamoeba
histolityca
2. Mal absorbsi : disakarida (intoleransi laktosa,maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa). Pada bayi dan
anak terpenting ialah intoleransi laktosa.
3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan,
susu.
4. Psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.
2. Gejala:
a. Tidak nafsu makan
b. Lemas
c. Dehidrasi
d. Gelisah
e. Cengeng
f. Oliguria
g. Anuria
h. Rasa haus
i. Penularan
E. Media Penularan Diare
1. Menggunakan sumber air yang tercemar
2. BAB sembarang tempat
3. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa) atau oleh tangan
kotor
4. Fecal oral melalui makanan dan minuman yang tercemar
5. Melalui makanan yang terkontaminasi
6. Mengkonsumsi ikan mentah/tidak dimasak yang diambil dari air yang
terkontaminasi.
7. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus
F. Pencegahan
1. Mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi infeksi
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci
tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi
makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian
diare.
2. Mendesinfeksi permukaan peralatan rumah tangga.
3. Gunakan selalu air bersih
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui
jalur fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam
mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum,
jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panik yang dicuci dengan
air tercemar.
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar
bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan
masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih (Depkes RI, 2006).
4. Buang air besar pada tempatnya
5. Mencuci pakaian kotor dengan segera sampai bersih
6. Hindari makanan dan air yang terkontaminasi
7. Pemberian ASI
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama
kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu
formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu
formula biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga oci
mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
G. Penanganan Diare
1. Bawa ke petugas kesehatan bila :
a. BAB encer semakin sering
b. Ada muntah berulang
c. Demam yang tinggi
d. Ada darah dalam tinja
e. Tidak mau makan atau minum