Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ICT dalam strategi manajemen pendidikan di era modern

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ICT

Dosen Pengampu : Sugiyono

Disusun oleh:

Baiti salsa bhila (1811102117)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SAMARINDA 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT , kerena berkat limpahan
Rahmat dan Karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya . Makalah ini membahas tentang ICT dalam strategi manajamen
pendidikan di era modern.

Dalam penyususnan makalah ini , kami banyak menemui beberapa kendala akan
tetapi tidak membuat saya berhenti dan dalam penulisan ini saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
dan materinya . dan juga kami menerima kritik kontruktif dari berbagai pihak atas
kelemahan dan keterbatasan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membawa manfaat kebaikan dalam
urusan pendidikan terutama pendidikan islam yang bertujuan membentuk insan
yang berakhlaqul karimah , amin

2
DAFTAR ISI

BAB I pendahuluan ..............................................................................................(4)

a. Latar belakang...........................................................................................(4)
b. Rumusan masalah.....................................................................................(5)
c. Tujuan.......................................................................................................(5)

BAB II pembahasan ..............................................................................................(5)

a. Pengertian ICT...........................................................................................(5)
b. Pengertian pendidikan..............................................................................(6)
c. Manajemenpendidikan.............................................................................(7)
d. Peran ICT dalam bidang pendidikan.........................................................(7)
e. Definisi di era digital .................................................................................(9)
f. Pendidikan di era digital ...........................................................................(9)
g. Fungsi manajemen pendidikan...............................................................(10)

BAB III penutup...................................................................................................(14)

Kesimpulan...................................................................................................(14)

Daftarpustaka...............................................................................................(15)

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) sangat begitu cepat. Hal ini, berpengaruh terhadap dunia
pendidikan kita, baik terhadap aspek infrastruktur, maupun content berupa:
metode, model, strategi, pendekatannya. Selain itu, juga bergeser system
kerja dari manual (konvensional atau tradisional) ke modern, IT atau
digital (Kristiawan, 2014). Oleh karena itu, dibutuhkan SDM yang terapil,
profesional dari para pendidik dan tenaga kependidikan. Sebab, dengan
adanya tenaga SDM pendidik dan tenaga kependidikan yang terapil dan
profesional bukan hal yang mustahil akan melahirkan pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan tercermin dalam pribadi
peserta didik yang berkualitas, lewat perubahan sikap, perilaku, tutur kata
dan perbuatan yang menyenangkan, beradab dan berbudaya
Apalagi saat ini, kita telah memasuki pendidikan abad 21, yang
cirinya menurut kemendikbud adalah tersedianya informasi dimana saja
dan kapan saja, adanya implementasi penggunaan mesin (komputirisasi),
mampu menjangkau semua pekerjaan rutin (otomatisasi) dan bisa
dilakukan di mana saja dan kemana saja (komunikasi). Ditemukan bahwa
dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, telah terjadi pergeseran
pembangunan pendidikan ke arah ICT, sebagai salah satu strategi
manajemen pendidikan abad 21 yang di dalamnya meliputi tata kelola
kelembagaan dan SDM (Soderstrom, From, Lovqist & Tornquist, 2011)1.
Abad ini memerlukan transformasi pendidikan secara menyeluruh,
sehingga terbangun kualitas guru yang mampu memajukan pengetahuan,
pelatihan, ekuitas peserta didik dan prestasi peserta didik (Darling-
Hammond,2006; Azam & Kingdon, 2014).
Namun, apapun itu namanya entah pendidikan di era digital dan
atau pendidikan abad 21, yang pasti muaranya untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, seperti yang tertuang dalam Undang-undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, yakni
mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggunjawab. Dan untuk mencapai tujuan pendidikan
Nasional ini, maka semua pihak harus bisa memahami terlebih dahulu
makna pendidikan Nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 sebagai dasar
untuk untuk berpijak, yakni usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

4
suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk dapat diterima di masyarakat
bangsa dan Negara dengan memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran ICT dalam dunia pendidikan ?
2. Bagaimana tantangan pendidikan di era digital ?
3. Perencanaan seperti apa yang dilakukan untuk menentukan suatu
job ?
C. Tujuan
Tujuan pendidikan yang efektif dan efisien adalah tujuan yang bersifat
jelas, mengunakan bahasa-bahasa operasional agar mudah dipahami, penyusunan
program harus menyeluruh dan saling bersinergi dengan program yang lain
sehingga saling memberi manfaat yang positif.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ICT

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berasal dari bahasa Inggris yaitu Information
and Communication Technologies (ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup
seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup
dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi
informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi
Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar
media. Istilah ICT muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik
perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada
pertengahan abad ke-20.

Menurut Fitrihana (2007), ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi
batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan,
menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi. Dan, dalam
konteks pembelajaran, ICT meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan

5
komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai
sumber informasi bagi guru dan siswa.

B. Pengertian Pendidikan

Pengertian Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan semangat religiositas,, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan emosional, budi pekerti, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan dapat juga diartikan
sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk
kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat mewujudkan karakter
melalui berbagai jenis kegiatan, misalnya penanaman nilai, pengembangan
budi pekerti, nilai religius, pembelajaran dan pelatihan nilai-nilal moral,
dan lain sebagainya (Kristiawan dkk, 2017).

Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses


pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan
membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Setiap pengalaman yang
memiliki dampak formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan
dapat dianggap pendidikan (Kristiawan, 2016).

Tujuan pendidikan sendiri sangat banyak, salah satunya seperti


yang tercantum dalam undang undang no. 20 tahun 2003, yaitu untuk
menciptakan kemampuan peserta didik supaya menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang
demokratis juga bertanggung jawab. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk dapat memiliki
semangat religiositas, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Berbicara mengenai menciptakan suasana pembelajaran, tidak
dapat dilepaskan dari upaya mewujudkan lingkungan belajar, diantaranya
mencakup: (a) lingkungan fisik, seperti: bangunan sekolah, ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, taman
sekolah dan lingkungan fisik lainnya; dan (b) lingkungan sosio-psikologis
(iklim dan budaya belajar/akademik), seperti: komitmen, kerja sama,
ekspektasi prestasi, kreativitas, toleransi, kenyamanan, kebahagiaan dan
untuk melakukan aktivitas belajar.

6
C. Manajemen Pendidikan

Perubahan sosial dan globalisasi telah menimbulkan ekonomi


pengetahuan baru di mana isu esensialnya adalah apa yang kita sebut
sebagai pengetahuan dalam sebuah organisasi, bagaimana pengetahuan ini
ditransmisikan dan dipelihara, siapa yang memilikinya, dan bagaimana ini
menjadi milik bersama. Demikianlah, globalisasi mempengaruhi segi-segi
ekonomi, politik, kultural, teknis, dan sosial di semua negara, yang secara
tak terelakkan membawa pada ketidakpastian (uncertainty); misalnya,
dalam pasar kerja yang sedang berubah. Di sinilah manajemen pendidikan,
sebagai suatu ilmu khusus yang menangani pengorganisasian pendidikan,
perlu memberikan jawaban pada ketidakpastian tadi dalam rangka
perannya sebagai perangkat untuk memerangi eksklusi sosial. Manajemen
pendidikan dituntut untuk memposisikan kembali (repositioning) lembaga
pendidikan untuk memenuhi keperluan abad ‘super-kompleks.’

D. Peran ICT Dalam Bidang Pendidikan

Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah
dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran
sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu:

1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu
pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti
(core content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya
pembelajaran (content suplement). Pada fungsi ini internet memiliki peran besar
sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang
didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan
artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.

2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini
lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat
disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan
media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar,
display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video
Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ICT
sebagai fasilitas pendidikan.

7
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang
melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitas-
fasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di
laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara, studio musik,
studio produksi video dan editing.

4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang
kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.

5. ICT sebagai penunjang administrasi pendidikan. Misalnya pemanfaatan


software aplikasi untuk membantu administrasi sekolah seperti pembuatan jadwal,
pembuatan database siswa, pembuatan laporan sekolah dan rapot siswa,
pengolahan nilai siswa dan lai-lain.

6. ICT sebagai alat bantu manajemen sekolah. Manajemen terkait dengan


perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan evaluasi penyelengaraan pendidikan
di tingkat sekolah. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibantu dengan pemanfaatan ICT,
misalnya melalui program aplikasi pengolah kata dapat membuat dokumen-
dokumen perencanaan sekolah, SIM atau sistem informasi Manajemen sekolah
dapat dibuat sekolah sebagai sumber informasi untuk mempermudah akses
informasi. Melalui Jardiknas, akan terbangun komunitas antar sekolah yang
memudahkan komunikasi antar sekolah. Melalui CCTV saat ini dapat
dimanfaatkan sekolah sebagai salah satu bentuk pengawasan pembelajaran.

7. ICT sebagai infrastruktur pendidikan. infrastruktur terkait dengan sarana dan


pra sarana lebih luas yang dibutuhkan sekolah termasuk gedung sekolah, ruang
kelas virtual, kelas multimedia, dan pembangunan koneksi internet seperti
pemasangan tower internet.

8
E. Definisi Era Digital
Digital berasal dari bahasa Yunani yaitu Digitus yang berarti Jari Jemari.
Biasanya mengacu pada sesuatu yang menggunakan angka, terutama bilangan
angka biner. Bahasa biner adalah jantung dari komunikasi digital. Menggunakan
bilangan 1 dan 0, diatur dalam kode yang berbeda untuk memudahkan pertukaran
informasi. 1 dan 0 juga disebut sebagai bit (Binary Digit) dari kata digit biner
yang mewakili potongan terkecil dari informasi dalam sistem digital.
Perkembangan teknologi yang hadir dengan sistem digital telah memicu
pengembangan garis komunikasi baru, informasi teknik manipulasi, dan peralatan
komunikasi yang sudah ada sebelumnya saluran dan perangkat juga telah
terpengaruh. Ini adalah salah satu kekuatan pendorong revolusi komunikasi ini.
Teknologi digital, merupakan teknologi yang tidak lagi
menggunakan tenaga manusia, atau manual. Tetapi cenderung pada sistem
pengoperasian yang otomatis dengan sistem komputerisasi atau format
yang dapat dibaca oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya
hanyalah sistem penghitung yang sangat cepat yang memproses semua
bentuk-bentuk informasi sebagai nilai-nilai numeris. Teknologi digital
memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet.
selain internet seperti media cetak, telivisi, majalah, Koran dan lain-lain
bukanlah termasuk dalam kategori teknologi digital.
Era digital adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan
teknologi digital, jaringan internet khususnya teknologi informasi
komputer. Suatu era dimana teknologi digital muncul di segala bidang
kehidupan. Era Digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling
berkomunikasi sedemikian dekat walaupun saling berjauhan. Kita dapat
dengan cepat mengetahui informasi tertentu bahkan real time. Era digital
bisa juga disebut dengan globalisasi. Globalisasi adalah proses integrasi
internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk,
pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang banyak disebabkan
oleh kemajuan infrastruktur telekomunikasi, transportasi dan internet.

F. Pendidikan di Era Digital


Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang seiring
dengan globalisasi, sehingga dengan interaksi dan penyampaian informasi
dapat berlangsung dengan cepat. Pengaruh globalisasi ini dapat berdampak
positif dan negative pada suatu Negara. Persaingan yang terjadi pada era
digital ini menumbuhkan kompetisi antarbangsa sehingga menuntut
adanya pengembangaqn kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah
salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dan
bagi Indonesia hal ini menjadi tantangan dalam meningkatkan mutu

9
pendidikan. Pendidikan Digital merupakan konsep/cara memberikan
pelajaran kepada peserta didik dengan menggunakan media multimedia
antara lain menggunakan bantuan computer/notebook, smartphone, video,
Audio dan visual. Menurut Kristiawan dkk (2019) dalam dunia pendidikan
tidak hanya fokus pada satu teknologi yang digunakan, namun teknologi
sangat banyak ragamnya dan akan digunakan sesuai dengan kebutuhan
dari pembelajaran (Kristiawan dkk ,2019)

Tantangan Pengembangan Pendidikan Keguruan di Era Global


Globalisasi mewariskan rentetan perubahan besar pada tatanan dunia
secara menyeluruh. Era ini ditandai dengan proses kehidupan mendunia,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang
transformasi dan komunikasi serta terjadinya lintas budaya.
Perubahan yang dibawa oleh globalisasi ini juga dialami oleh dunia
pendidikan dengan guru sebagai praktisinya. Tantangan yang dihadapi guru
di era global, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat dan mendasar; krisis moral yang melanda bangsa dan negara,
krisis sosial dan krisis identitas sebagai bangsa. Semua itu jelas menuntut
calon guru yang profesional dan bermutu. Program pendidikan guru harus
mampu memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa sehingga mampu
mencetak guru yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan ini akan
menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga tetap eksis di masa
datang.

G. Fungsi manajemen
Menurut (Nurdyansyah,2015), Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis
tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan
bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Fungsi-fungsi manajemen diantaranya dibagi menjadi
enam macam fungsi, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam proses manajemen.
Menurut Robbins (2011:16) perencanaan adalah proses menentukan tujuan
dan menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan dan menetapkan cara
terbaik untuk mencapai tujuan. Mondy dan Premeaux menjelaskan bahwa
“Perencanaan adalah proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan
bagaimana mencapainya”. Manajemen Sekolah Berbasis ICT 27 Mengapa
para manajer harus membuat perencanaan?. Dengan adanya perencanaan
akan dapat mengarahkan, mengurangi pengaruh lingkungan,
mempengaruh tumpang tindih, serta merancang standar untuk
memudahkan pengawasan. Dengan perencanaan yang dibuat akan dapat
mengkoordinir berbagai kegiatan, mengarahkan para manajer dan pegawai

10
kepada tujuan yang akan dicapai. Kemana mereka akan pergi, apa yang
mereka harapkan dari semua itu sehingga berkontribusi terhadap
pencapaian tujuan, maka mereka seharusnya berkoordinasi, bekerjasama
dan sama-sama bekerja. Tidak itu saja perencanaan adalah konsep matang
yang harus dapat melihat sepuluh tahun kedepan, dua puluh tahun kedepan
apa dan bagaimana gambaran yang diinginkan. Dengan perncanaan itu kita
dapat menentukan job describtion masingmaing unit dan bidang yang ada
dalam organisasi kita.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi adalah berkumpulnya sejumlah orang yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah rencana
disusun oleh manajer atau kepala sekolah dan tim, maka tugas selanjutnya
adalah mengorganisir sumber daya manusia dan sumber daya fisik,
sehingga dapat termanfaatkan secara tepat. Sedangkan pengorganisasian
(organizing) adalah proses di mana pekerjaan yang ada dibagi dalam
komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas mengkoordinasa
hasil-hasil yang akan dicapai sehingga tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai. Jadi proses pengorganisasian adalah kegiatan menempatkan
seseorang dalam struktur organisasi sehingga memiliki tanggung jawab,
tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan fungsi organisasi dalam
pencapaian tujuan yang disepakati bersama melalui perencanaan.
Pengorganisasian dalam aktivitasnya mencakup hal-hal berikut: a. Siapa
melakukan apa Maksudnya adalah penentuan Job description orang-orang
di unit kerja atau bidang yang harus menjadi tugas di masingmasing unit
atau bidang tersebut. b. Siapa pemimpin siapa. Maksudnya adalah
menentukan tanggungjawab orang-orang di unit kerja atau bidang masing-
masing. c. Menetapkan arah komunikasi. Maksudnya adalah pembagian
kebijakan dan wewenang dimaing-masing unit atau bidang. Misalnya
Wakil Kepala Sekolah berwenang mengambil kebijakan dalam hal
akademik sekolah. Maka Wakil Kepala Sekolah harus bertangungjawab
secara administrative kepada kepala sekolah. d. Memusatkan sumber-
sumber daya terhadap sasaran. Pengorganisasian sebagai proses
kepenPendidiksan adalah mencakup:1. Membagikan pekerjaan yang harus
dikerjakan.2. Membagi tugas kepada karyawan untuk melakspeserta
didikannya. Manajemen Sekolah Berbasis ICT 29 3. Mengalokasikan
sumber daya-sumber daya yang memberikan bantuan. 4. Mengkoordinir
pekerjaan untuk mencapai hasil.
3. Menggerakkan (Actuating)
Menggerakkan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat terlaksana dengan
baik. Dalam konteks Actuating diperlukan kerja praktis dan aksi nyata,

11
tidak memerlukan konsep namun harus berjalan sesui dengan perncanaan
yang telah ditetapkan. Tidak itu saja Actuating juga akan memberikan
gambaran yang nyata bagi pengelola sampai dimana pelaksanaan secara
teknis kerja dan kinerja organisasi yang ada di sekolah untuk mencapai
tujuan-tujuannya.
4. Kepemimpinan (Leadership)
Indikator keberhasilan seorang manajer atau kepala sekolah dalam
mengelolah organisasi adalah keterampilan dan gaya memimpin.
Keterampilan memimpin mencakup keterampilan konseptual
(pengetahuan), keterampilan teknikal, dan keterampilan interpersonal
(komonikasi). Mondy dan Premeaux (2012:65) menjelaskan bahwa
kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa
yang diinginkan pemimpin untuk mereka lakukan. Jadi kepemimpinan
berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
mempengaruhi orang lain, karena itu intinya adalah hubungan antar
manusia. Gaya kepemimpinan paling tidak ada empat, yaitu: 30
Nurdyansyah, S.Pd., M.Pd., Andik Widodo, M.M a. Pemimpin Otokratik:
menyuruh para bawahannya melakukan sesuatu dan diharapkannya tanpa
boleh ada pertanyaan. b. Pemimpin Partisipatif: selalu melibatkan
bawahannya dalam pengambilan Pengambilan Kebijakan tetapi otoritas
akhirnya sering berada di tangan pimpinan. c. Pemimpin Demokratis:
selalu mencoba memperhatikan dan melakukan apa yang diinginkan
kebanyakan bawahannya. d. Pemimpin yang Membebaskan Bawahan
(Laissez Faire): pemimpin seperti ini cenderung tidak melibatkan diri
kepada pekerjaan-pekerjaan bawahan atau bagian. Biasanya gaya
pemimpin seperti ini hanya mungkin dilakukan mpeserta didikala staf atau
bawahannya yang ahli dan professional.
5. Pengawasan (Controlling) Fungsi pengawasan mencakup semua
aktifitas yang dilakspeserta didikan oleh manager dalam upaya
memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncpeserta
didikan. Pengawasan secara internal organisasi mencakup berbagai
kegiatan yaitu: a. Pengawasan input: jumlah dan kualitas bahan-bahan,
para anggota staf, peralatan, fasilitas dan informasi yang dicapai oleh
organisasi yang bersangkutan b. Pengawasan aktivitas/proses: yaitu
penjadwalan dan pelaksanaan aktivitas, oprasional, transformasi serta
distribusi yang terjadi dalam organisasi Manajemen Sekolah Berbasis ICT
31 c. Pengawasan out put: Pengawasan terhadap ciri-ciri out put yang
diinginkan/ standar, out put yang tidak diinginkan, (polusi, bahan buangan,
sampah) dari organisasi yang bersangkutan. 6. Penyusunan (Staffing)
Penyusunan disini termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan sarana dan
prasarana, pelatihan, pendidikan dan pengembangan sumber daya
karyawan tersebut dengan efektif. Keenam Fungsi manajemen tersebut

12
akan dapat melihat kondisi global yang bergulir dan peluang masa depan.
Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan
pendidikan khususnya manajemen sekolah. Pada titik inilah diperlukan
berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Ketika melihat peluang, dan
peluang itu dijadikan modal, kemudian modal menjadi pijakan untuk
mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi, maka
secara otomatis akan terjadi sebuah efek domino (positif) dalam
pengelolaan organisasi, strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran, biaya,
serta pengelolaan pendidikan. Untuk menuju point education change
(perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan
adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan
sehingga menghasilkan output yang diinginkan. Walaupun masih terdapat
institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam
pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih
konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan
terkesan tertinggal dari modernitas. 32 Nurdyansyah, S.Pd., M.Pd., Andik
Widodo, M.M Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan
membumi, niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah
yang buruk, minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana
tidak memadai, pungutan liar, hingga kekerasan dalam pendidikan. Semua
itu juga harus didukung oleh kebijakan pendidikan yang juga mengarah
pada perkembangan mandiri di setiap sekolah.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian
luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah ICT muncul setelah
adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun
perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.

Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik
agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan semangat religiositas,, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan emosional, budi pekerti serta keterampilan dari dirinya dan
masyarakat. manajemen pendidikan, sebagai suatu ilmu khusus yang
menangani pengorganisasian pendidikan, perlu memberikan jawaban pada
ketidakpastian tadi dalam rangka perannya sebagai perangkat untuk
memerangi eksklusi sosial. Manajemen pendidikan dituntut untuk
memposisikan kembali (repositioning) lembaga pendidikan untuk
memenuhi keperluan abad ‘super-kompleks.’ Era Digital adalah masa
dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedemikian dekat
walaupun saling berjauhan. Kita dapat dengan cepat mengetahui informasi
tertentu bahkan real time. Era digital bisa juga disebut dengan globalisasi.
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya yang banyak disebabkan oleh kemajuan infrastruktur
telekomunikasi, transportasi dan internet. Pendidikan Digital merupakan
konsep/cara memberikan pelajaran kepada peserta didik dengan
menggunakan media multimedia antara lain menggunakan bantuan
computer/notebook, smartphone, video, Audio dan visual.Ada beberapa
fungsi manajemen yaitu;perencanaan (planning),pengorganisasia (
organizing),menggerakan (actuating ),kepemimpinan ( actuating ) itulah
fungsi manajamen yang memiliki arti masing-masing dan peranannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://damayanti1431711007.blogspot.com/2015/01/makalah-peran-ict-
dalampembelajaran.html

PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL Verdinandus Lelu


Ngongo¹https://jurnal.univpgri
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/viewFile/3093/2912

http://digilib.uinsgd.ac.id/15943/

DOI: http://dx.doi.org/10.21580/nw.2013.7.2.562

Nurdyansyah, Nurdyansyah and Andiek, Widodo (2017) Manajemen Sekolah


Berbasis ICT. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo http://eprints.umsida.ac.id/1624/

15

Anda mungkin juga menyukai