Anda di halaman 1dari 258

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI


SISWA KELAS X SMA NEGERI 29 JAKARTA

SKRIPSI

Diajukkan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MUHAMAD RIZKY
NIM : 1111015000098

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK

Muhamad Rizky, Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning


Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 29 Jakarta,
Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan
desain penelitian the post-test only control design.
Populasinya adalah seluruh siswa kelas X IIS SMA Negeri 29 Jakarta,
dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. dipilih dua
kelas sebagai sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas X IIS 2 sebagai kelas
Eksperimen dan kelas X IIS 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan
adalah tes hasil belajar sosiologi berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t
dan uji Mann-Whitney (Uji “U”).
Rata-rata nilai hasil belajar diperoleh nilai 77,63 untuk kelas eksperimen
dan 71,8 untuk kelas kontrol. yang berarti nilai rata-rata hasil belajar sosiologi
siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih
tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran tradisional.
Berdasarkan perhitungan uji-t pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen
menunjukkan diperoleh hasil nilainya Sig (2-tailed) (0,909) yang berarti lebih
besar dari a (0,05) yang artinya Sig (2-tailed) (0,909) > a (0,05) atau sama
dengan thitung < ttabel yang berarti H0 diterima , jadi hasil pengujian hipotesis
dapat disimpulkan bahwa Berarti tidak ada pengaruh terhadap nilai tes. Hasil
perhitungan untuk nilai postest ternyata didapat sebesar 0,227 yang artinya
Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama dengan U > Ukritis yang berarti H0
diterima. Berarti tidak ada pengaruh dan perbedaan setelah menggunakan model
pembelajaran discovery learning dengan pembelajaran konvensional.

Kata kunci: model pembelajaran discovery learning, hasil belajar

i
ABSTRACT

Muhammad Rizky, Discovery Learning Model Learning Effect Learning


Outcomes Of Sociology Class X SMA Negeri 29 Jakarta, Thesis Department of
Education of Social Sciences, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the effect of discovery learning model
learning on learning outcomes of sociology students. The method used is
quantitative method with a quasi-experimental research design of the post-test
only design.
The population is all students of class XI IS SMA Negeri 29 Jakarta, with
sampling using purposive sampling. two classes chosen as samples in this study,
namely the class X IIS 2 as a class experiment and IIS 3 class X as the control
class. The instruments used were the test results of studying sociology with five
multiple choice answers. The data analysis technique used in this study is t-test
and Mann-Whitney test (Test "U").
The average value of learning outcomes obtained value 77.63 to 71.8 for
the experimental class and control class. which means that the average value of
the results of studying sociology students are taught using learning discovery
learning model is higher than the average value of the results of studying
sociology students are taught using traditional learning models.
Based on the calculation of the t-test for a class pretest control and
experimental result shows the value Sig (2-tailed) (0.909) which is longer than a
(0.05), which means Sig (2-tailed) (0.909)> a (0 , 05) or equal to tcount <ttabel
meaning H0 is accepted, so results of hypothesis testing can be concluded that
means there is no effect on test scores. Results of calculation for the value
obtained for 0.227 postest turns which means Sig. (2-tailed) (0.227)> a (0,05) or
equal to U> Ukritis meaning H0 is accepted. Means no influence and difference
after using discovery learning model learning with conventional learning.

Keywords: discovery learning model, outcomes

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis
diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Kelas X SMA Negeri 29 Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya
hingga insya Allah sampai kepada kita selaku umatnya yang selalu mengikuti
ajarannya serta selalu taat kepada Allah SWT. Aamiin yaa Robbal Aalamiin.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah bekerjasama dan sangat
membantu proses penyelesaian pelaksanaan penelitian sehingga laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua & Bapak Syaripulloh,
M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan
3. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu membimbing saya dalam perkuliahan.
4. Bapak Dr. Nurochim, MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Tri
Hajarwati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberi
masukan, ilmu, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis
selama melaksanakan penelitian.

iii
5. Para dosen-dosen jurusan pendidikan IPS yang telah memberikan
ilmu-ilmunya selama proses perkuliahan ini yang diberikan kepada
penulis.
6. Ibu Dra. Carol Titaley selaku kepala sekolah SMA Negeri 29 Jakarta
yang sudah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
7. Bapak Drs. Sugiatno selaku wakil kepala sekolah yang selalu
memberikan pesan, saran dan arahan kepada penulis selama
melaksanakan penelitian.
8. Bapak Sururudin, S.Pd selaku guru mata pelajaran sosiologi yang
senantiasa memberikan kesempatan, saran, serta arahan kepada
penulis selama melaksanakan penelitian.
9. Kedua orang tua penulis, alm. papa Apid Ruskandi serta mama Iis
Rohmaniah yang tidak henti-hentinya memberikan do’a dan
dukungannya baik moril maupun materil
10. Saudara dan sepupu penulis Yunita Damayanti, Achmad Faridz,
Firman Hidayah, Yuliani, Teh iyang, Vira, Vini, Vany, dan Reza yang
selalu memberikan semangat kepada penulisselama proses
perkuliahan.
11. Bibi Titin Lisnawati, bibi Anih, Mang Asep, Mang Wawan yang selalu
memberikan motivasi yang begitu besar selama ini.
12. Para siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 29 Jakarta yang selama ini
telah bersedia belajar bersama-sama dengan praktikan.
13. Teman-teman BDS Fari Agung, Firdaus, Akmal M, Khoirul F, Dedi P,
Emil DF, Sadam H, Delvi A, Jonathan A, Dendy H, Ibent dan Antoni
yang senantiasa bbersama penulis dikala suka maupun duka.
14. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2011 dan teman-teman
konsentrasi Sosiologi yang senantiasa membantu memberi masukkan
untuk peneliti dalam proses selama melaksanakan penelitian.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iv
Tiada untaian kata yang terindah dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobbil’alamiin atas rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu
yang penulis miliki.

. Jakarta, 29 Oktober 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACK ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah........................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis ............................................................................ 9

1. Hakikat Model Pembelajaran Discovery Learning ...................... 9

a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................... 9

b. Pengertian Discovery Learning ................................................ 11

c. Fungsi Model Pembelajaran Discovery Learning .................... 13

d. Langkah-langkah Discovery Learning ..................................... 13

vi
e. Keunggulan & Kelemahan Discovery Learning ...................... 15

f. Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning .................... 17

2. Hakikat Hasil Belajar ..................................................................... 20

a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 21

c. Pengukuran Hasil Belajar ......................................................... 22

3. Hakikat Sosiologi ........................................................................... 24

a. Pengertian Sosiologi.................................................................. 24

b. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi .............................................. 26

c. Karakteristik Sosiologi .............................................................. 27

d. Manfaat Sosiologi ..................................................................... 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 30

C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 32

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34

B. Metode Penelitian ............................................................................ 35

C. Desain Penelitian ............................................................................. 35

D. Prosedur Penelitian .......................................................................... 36

E. Populasi dan Sampel........................................................................ 39

F. Variabel Penelitian .......................................................................... 39

vii
G. Teknik & Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 40

H. Teknik Validasi Data ....................................................................... 44

1. Uji Validitas .................................................................................. 44

2. Uji Reliabilitas............................................................................... 45

3. Taraf Kesukaran ............................................................................ 46

4. Daya Beda ..................................................................................... 46

I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 47

1. Uji Normalitas ............................................................................... 47

2. Uji Homogenitas ........................................................................... 48

3. Uji Hipotesis.................................................................................. 48

J. Hipotesis Statistik ............................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Hasil Validasi Data .......................................................................... 51
1. Uji Validitas .................................................................................. 51
2. Uji Reliabilitas............................................................................... 51
3. Taraf Kesukaran ............................................................................ 52
4. Daya Beda ..................................................................................... 52
B. Hasil Belajar Siswa.......................................................................... 54
1. Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ................................ 54

2. Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................. 55

3. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........ 56

4. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen . 57

5. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Pretest dan Postest .................. 59

viii
C. Hasil Analisis Data .......................................................................... 60

1. Uji Normalitas ............................................................................... 60

2. Uji Homogenitas ........................................................................... 62

3. Uji Hipotesis.................................................................................. 64

D. Hasil Observasi ................................................................................ 66

E. Hasil Wawancara ............................................................................. 66

F. Pembahasan Penelitian .................................................................... 67

G. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian ............................................................32

Tabel 3.2 Desain Penelitian.................................................................................34

Tabel 3.3 Kisi-kisi Butir Soal .............................................................................39

Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi ..............................................................................39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Terhadap Guru ..................................................39

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Terhadap Siswa ................................................40

Tabel 3.7 Kategori Besarnya Reliabilitas............................................................42

Tabel 4.1 Klasifikasi Uji Validitas ......................................................................47

Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ..........................................48

Tabel 4.3 Klasifikasi Daya Beda .........................................................................49

Tabel 4.4 Kesimpulan Instrumen Penelitian .......................................................50

Tabel 4.5 Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ......................................51

Tabel 4.6 Hasil Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen .....................................51

Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol .........................52

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ..................53

Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol..............................56

Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen .....................57

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ................58

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ................58

Tabel 4.13 Uji Hipotesis Pretest Kontrol & Eksperimen Melalui Uji t ..............60

Tabel 4.14 Uji Hipotesis Nilai Postest Kontrol & Eksperimen Melalui Uji U ...6

x
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Line Nilai perkembangan Pretest dan Postest .......................55

Grafik 4.2 Grafik Batang Nilai Perkembangan Pretest dan Postest ..................55

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah


Lampiran 2 Lembar Observasi 1
Lampiran 3 Lembar Observasi 2
Lampiran 4 Lembar Observasi 3
Lampiran 5 Kutipan Wawancara
Lampiran 6 Hasil Wawancara
Lampiran 7 Hasil Pengujian ANATES
Lampiran 8 Hasil Soal yang Valid
Lampiran 9 RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 10 RPP Kelas Kontrol
Lampiran 11 Hasil Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil
Pretest nt

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting karena
melalui pendidikan bisa membentuk sebuah karakter seorang anak, dan
dengan pendidikan pun seseorang bisa mengembangkan potensinya
didalam pendidikan. Didalam kamus besar bahasa Indonesia, “secara
bahasa pendidikan berasal dari kata dasar didik yang diberi awalan me-
menjadi mendidik (kata kerja) yang artinya memelihara dan memberi
latihan”.1 Sedangkan pengertian pendidikan menurut beberapa ahli adalah
menurut John Dewey dalam menjelaskan “pendidikan adalah rekonstruksi
atau reorganisasi pengalaman yang konstan dari pengalaman, dan yang
menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya”.2
Menurut Mudyahardjo “pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta
pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal”. 3
Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional juga dijelaskan pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses
pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 4

Dari beberapa pendapat diatas, bisa disimpulkan bahwa pendidikan


adalah usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana

1
Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 96.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 41
3
Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h.
52.
4
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h. 2

1
2

(bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala


aspeknya menuju terbentuknya kepribadian dan akhlak mulia dengan
menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna
melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Implementasi sistem di Indonesia saat ini menggunakan kurikulum
2013, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya, dari kurikulum 2004 dan KTSP 2006. Dalam
pengimplementasian kurikulum 2013 banyak sekali kendala yang dihadapi
didalam prosesnya. Menurut Furqon Hidayatullah yang merupakan
Pemerhati pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
menyatakan bahwa ada delapan masalah. Yaitu :
Sulitnya mengubah mindset guru, perubahan proses pembelajaran
dari teacher centered ke student centered, rendahnya moral spiritual,
budaya membaca dan meneliti masih rendah. Kemudian, kurangnya
penguasaan teknologi informasi, lemahnya penguasaan bidang
administrasi, dan kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan
aspek kognitif. Padahal, semestinya guru juga harus memberikan porsi
yang sama pada aspek afektif dan psikomotorik. Permasalahan
kedelapan atau yang terakhir, masih banyak guru yang belum mau
menjadi manusia pembelajar. Padahal, seorang guru dituntut untuk
terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya, terlebih
setelah diberlakukannya kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini
menuntut guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Artinya, guru
harus menjadi manusia pembelajar.5

Pembelajaran itu sebenarnya sangat terkait pada bagaimana bisa


menyatukan dan membangun interaksi antara dua komponen yaitu guru
dan juga peserta didik. Dalam hubungan interaksi dikelas guru menjadi
pusat perhatian dari para peserta didik. Mulai dari gaya pembelajaran,
sikap, kedisiplinan, pengetahuan, serta hal-hal lainnya. Guru pun bisa jadi
objek penilaian yang dilakukan oleh peserta didik, tak jarang peserta didik
melakukan imitasi dari kebiasaan atau pola pikir yang dilakukan oleh
gurunya.

5
Ferdinandus,” Ini Delapan Masalah dalam Implementasi Kurikulum 2013”, metronews.com,
Surakarta, 19 Oktober 2014, h. 1.
3

Interaksi yang baik dapat dilihat dari suatu keadaan dimana guru
mampu membuat peserta didik bisa belajar dengan mudah dan terdorong
oleh kemauan dan keinginannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada
didalam kurikulum untuk kebutuhan dari mereka sendiri. Karena itu, setiap
pembelajaran, terutama pembelajaran sosiologi hendaknya berupaya
menggambarkan nilai-nilai yang terkandung pada kurikulum dan
menghubungkan dengan kenyataan yang ada pada peserta didik.
Mata pelajaran Sosiologi sendiri pun sangat penting didalam dunia
pendidikan, karena disitu kita akan mempelajari banyak apa-apa yang
harus dilakukan oleh manusia. Contohnya, interaksi sosial yang harus
dilakukan peserta didik disekolah dan nilai dan norma sosial apa saja yang
harus ditaati peserta didik. Sosiologi juga berperan sangat penting didunia
pendidikan karena dari belajar sosiologi lah peserta didik dapat
menerapkan perilaku yang baik itu seperti apa. Untuk mengarah ke efiensi
dalam mengolah pendidikan, kegiatan belajar-mengajar harus mengarah
kepada kemandirian peserta didik dalam belajar. Menurut teori
konstruktivisme peserta didik harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks. Mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak
sesuai lagi.6
Selama ini dari apa yang saya amati masih ada guru sosiologi yang
menjelaskan materi hanya dengan ceramah namun jarang sekali peserta
didik diikut sertakan aktif dalam mengembangkan materi sehingga hanya
terjadi guru mentransfer ilmu ke siswa namun tanpa adanya timbal balik
didalam prosesnya.
Mata pelajaran sosiologi di tingkat sekolah menengah atas
merupakan mata pelajaran yang memiliki cakupan materi yang cukup
abstrak dan harus mampu berfikir kritis. Oleh karena itu, diperlukan
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model,

6
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta Prestasi
Pustaka, 2007) h. 13.
4

strategi, dan media pembelajaran yang tepat, sehingga target ketuntasan


belajar siswa dapat tercapai. Peran model pembelajaran sosiologi pun
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengan model
pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mendalam tentang materi pelajaran sosiologi yang
diajarkan oleh guru.
Akan tetapi, pada kenyataannya penggunaan model pembelajaran
sosiologi oleh guru belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
Banyak permasalahan yang menyebabkan guru kurang memaksimalkan
peran model untuk pembelajaran sosiologi. Adapun permasalahan tersebut
diantaranya adalah keterbatasan model pembelajaran sosiologi yang
diajarkan guru. Dengan adanya keterbatasan model pembelajaran
sosiologi, maka dalam proses belajar pada pelajaran sosiologi membuat
siswa menjadi kurang tertarik dengan mata pelajaran sosiologi, sehingga
hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar sosiologi yang didapat
siswa.
Hal serupa juga dialami siswa kelas X SMA Negeri 29 Jakarta,
dimana siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran sosiologi, hal ini
dikarenakan guru sosiologi hanya ceramah di depan kelas dan tidak
menggunakan model pembelajaran yang bervariatif untuk membuat siswa
tertarik dengan pelajaran sosiologi. Terbukti dari hasil studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 29 Jakarta, dari kelas X IIS ada
sekitar 45% siswa yang memperoleh nilai sosiologi berkisar antara 50-70.
Sementara nilai sosiologi mencapai standar ketuntasan yakni 75. Hal lain
juga ditunjukkan dari hasil wawancara kepada 20 siswa pada hari Kamis
23 April 2015 pukul 11.45 WIB, diperoleh data yang menyatakan bahwa
siswa merasa kurang tertarik dengan pelajaran sosiologi karena siswa
mengaku bahwa pelajaran sosiologi selalu menekankan pada aspek
membaca, menulis, dan menghafal.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas X IIS SMA Negeri
29 Jakarta, menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang
5

maksimal. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan yang


mendalam tentang materi yang diajarkan oleh guru, siswa memerlukan
model pembelajaran yang menarik. Dalam pembelajaran sosiologi
dibutuhkan pemilihan model pembelajaran yang tepat.
Mengajar harus bertitik tolak dari kondisi siswa untuk diberi
berbagai pengalaman baru, serta pemberian bimbingan untuk memperoleh
berbagai pengalaman baru guna mencapai berbagai kemajuan. 7 Dan
didalam kurikulum 2013 pada jenjang SMP dan SMA dilaksanakan
menggunakan pendekatan ilmiah demi mencapai kemajuan tersebut.
Sebagaimana permendikbud no 65 tahun 2013 tentang proses pendidikan
dasar dan menengah mengisyaratkan perlu kaidah-kaidah pendekatan
saintifik ilmiah. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif
dibandingkan pembelajaran tradisional.8
Banyak para ahli mengatakan pembelajaran menggunakan
pendekatan ilmiah/saintifik siswa bisa mengembangkan dan
mengkontruksi pengetahuan dan keterampilan yang dia miliki. Dan siswa
juga bisa menyelidiki fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang sedang
terjadi. Artinya disini siswa diajarkan bagaimana cara menemukan
kebenaran ilmiah dan bukan opini apalagi fitnah didalam sebuah fenomena
yang terjadi.
Untuk memperkuat pendekatan saintifik perlu diaplikasikan
pembelajaran berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Model discovery learning adalah didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be
defined as the learning that takes place when the student is not presented

7
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana Prenanda Media
Group, 2007), h. 92.
8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam
Pembelajaran “dalam Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013; Konsep
Pendekatan Scientifiic, 2013, h. 1-3.
6

with subject matter in the final form, but rather is required to organize it
him self”. Ide gagasan dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang
menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di dalam kelas.
Model discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan,
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan
proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps
and principles in the mind. Seseorang guru yang mengajar mengunakan
model ini harus menjelaskan tugas apa yang harus peserta didik lakukan.
Apa tujuan dari tugas itu lalu kemana mereka harus mencari informasi,
mengolah, membahas, dalam kelompoknya masing-masing.
Tujuan digunakan pendekatan saintifik dengan model
pembelajaran discovery learning adalah supaya pembelajaran lebih
menarik dan peserta didik bisa ikut aktif. Pengetahuan siswa semakin luas,
interaksi dengan guru bisa terjalin dan para peserta didik bisa memecahkan
masalah dari suatu permasalahan.
Hasil penelitian sebelumnya Skripsi yang ditulis oleh Siti
Zubaedah mahasiswa jurusan pendidikan matematika fakultas sains dan
teknologi UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Kemandirian dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
melalui Metode Discovery Learning di kelas X MAN Kebumen 2 Tahun
Pelajaran 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
discovery learning yang dilakukan melalui kegiatan investigasi berupa
pengumpulan dan pemprosesan data oleh peserta didik untuk menemukan
suatu konsep, refleksi dan penemuan tugas ternyata dapat meningkatkan
dan kreatifitas peserta didik difokuskan pada saat investigasi. Dari melihat
hasil Penelitian yang sudah pernah dilaksanakan maka dari itu peneliti
menawarkan pembelajaran Sosiologi menggunakan pendekatan saintifik
7

model discovey learning. Hal inilah yang menjadikan alasan peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X
SMA Negeri 29 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas maka yang jadi
permasalahan terkait penelitian ini adalah:
1. Minat belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi masih rendah.
2. Guru masih kurang kreatif didalam proses pembelajaran sosiologi.
3. Guru sosiologi selalu menggunakan model pembelajaran konvensional,
sehingga menumbuhkan rasa kejenuhan didalam diri para peserta didik.
4. Sebagian besar hasil belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pada mata pelajaran sosiologi.

C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas, maka peneliti sangat
menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki
keterbatasan dalam melakukan penelitian, baik tenaga, biaya, maupun
waktu. Agar lebih terarah, maka peneliti membatasi permasalahan pada:
1. Guru sosiologi selalu menggunakan model pembelajaran konvensional,
sehingga menumbuhkan rasa kejenuhan didalam diri para peserta didik.
2. Sebagian besar hasil belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pada mata pelajaran sosiologi.
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil belajar
sosiologi.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “adakah
8

pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar


sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 29 Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh model
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa
kelas X SMA Negeri 29 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Kalau dilihat secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk menjadi bahan referensi untuk para guru, untuk
mengembangkan terutama di bidang pendidikan. Karena penelitian
ini berhubungan dengan bidang pendidikan.
2. Untuk menambah wawasan yang lebih luas di bidang pendidikan
mengenai pendekatan saintifik didalam pembelajaran terutama
model discovery learning.

2. Manfaat praktis
Secara praktis mudah-mudahan penelitian ini mempunyai manfaat
sebagai :
1. Menjadi bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah SMA
Negeri 29 Jakarta dalam memahami pentingnya pembelajaran
menggunakan pendekatan sanitifik terutama di mata pelajaran
sosiologi.
2. Menjadi bahan masukan bagi guru-guru SMA Negeri 29 Jakarta
untuk memahami pendekatan saintifik model discovery learning
terutama di mata pelajaran sosiologi.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang dilakukan melalui pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik dan model discovery learning adalah suatu
pendekatan dan model pembelajaran wajib yang harus diterapkan
didalam kurikulum 2013. Pendekatan Saintifik adalah konsep
dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan
berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan
konsepsi tersendiri bahwa pendekatan saintifik (scientific
appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen:
mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta,
1
menyajikan/mengkomunikasikan. Model pembelajaran discovery
learning salah satu model pembelajaran yang sangat mendukung
dalam pengimplementasiannya.

a. Pengertian Model Pembelajaran


Sebelum membahas tentang model pembelajaran terlebih
dahulu dikaji secara mendalam apakah yang dimaksud dengan
model. Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan
untuk mempresentasikan sesuatu hal. Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran dikelas
atau pembelajaran dalam melakukan suatu tutorial dan untuk

1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.“Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam
Pembelajaran“ dalam diklat guru dalam rangka implementasi kurikulum 2013; konsep pendekatan
scientific, Bandung, 2013.

9
10

menentukan suatu perangkat yang akan dipakai dalam proses


tersebut.
Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.2 Artinya setiap aktivitas pembelajaran akan selalu
menggunakan model sebagai peninjau kesuksesan proses
belajar mengajar karena model pembelajaran merupakan suatu
perangkat yang telah tersedia untuk kelangsungan belajar.
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Salah satu
contoh model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana
kelompok-kelompok siswa bekerja sama dalam memecahkan
suatu masalah yang telah disepakati bersama dan disepakati
guru. Ketika guru menerapkan model tersebut tuntutan kepada
siswa harus mampu berpiki kritis dan mampu menggali
keterampilan yang ada dalam dirinya untuk memecahkan suatu
masalah.
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajarannya. Sebagai salah satu contoh berdasarkan
tujuan yaitu pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran
yang baik untuk membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar seperti memahami kebutuhan dalam
kegiatan ekonomi atau topik-topik bahasan lain yang berkaitan
dengan penggunaan alat.

2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana, 2009) h.
22
11

Setiap model pembelajaran membutuhkan lingkungan yang


berbeda. Misalnya pembelajaran kooperatif memerlukan
lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedianya meja dan
kursi yang dapat dengan mudah untuk dipindahkan. Pada
model diskusi para siswa membutuhkan duduk bersamaan dan
berhadap-hadapan untuk mencurahkan pendapat dari masing-
masing siswa tersebut.
Menurut Khabibah, bahwa untuk melihat tingkat kelayakan
model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan
praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang
3
dikembangkan. Yang dimaksud ahli dan praktisi disini adalah
seorang guru, dimana guru dituntut mampu mengembangkan
model pembelajaran agar suatu proses pembelajaran dengan
topik tertentu dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu guru
harus mampu memilih model yang sesuai dengan kebutuhan
pengajaran tersebut dan terutama sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih model
pembelajaran harus perlu dipertimbangkan terlebih dahulu agar
model tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain harus
mempertimbangkan guru juga harus mampu mengembangkan
potensi dirinya agar model pembelajaran berlangsung secara
sempurna dan materi yang akan disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh siswa.

b. Pengertian Discovery Learning


Discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan para peserta didik utuk mencari dan menyelidiki

3
Ibid h. 25
12

secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat


menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan
sebagai wujud adanya perubahan perilaku.4
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi
objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner
menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar.
Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan
melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang
dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental
yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan
teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran
discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak
dapat belajar sendiri.
Metode ini mencoba menggabungkan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan peserta didik lebih
mandiri, dan reflektif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses

4
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep dan Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama,
2009) h. 77.
13

belajar-mengajar guru memperkenankan peserta didiknya


menemukan sendiri beragam informasi yang dibutuhkan.5

c. Fungsi Model Pembelajaran Discovery Learning


Ada beberapa fungsi model discovery learning, yaitu
sebagai berikut :
a. Membangun komitmen dikalangan peserta didik untuk
belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan
dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu
dalam pembelajaran.
b. Membangun sikap, kreatif, dan inovatif dalam proses
pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
c. Membangun sikap percaya diri (self Confidance) dan
terbuka (openess) terhadap hasil penemuannya.6

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning


Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan
model discovery learning yaitu ada persiapan dan pelaksanaan
untuk persiapan terdiri dari:
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan
awal, minat, gaya, belajar dan sebagainya).
c. Memilih mata pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi).
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari
siswa.

5
Ahmad Munjir Nasih dan Lilik Nur Kholidah. Metode dan teknik pembelajaran pendidikan
agama islam, (Bandung: PT. Refika Aditama: 2009), h. 94.
6
op. cit., h. 78.
14

f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke


kompleks dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Dan pada tahap pelaksanaan mempunyai beberapa langkah


pula sebagai berikut:
a. Stimulasis (pemberian perangsangan)
Guru mulai bertanya mengajukan persoalan, atau menyuruh
peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang
memusat permasalahan.
b. Problem stetement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang
dipandang lebih menarik dan fleksibel untuk dipecahkan.
c. Data Collection (pengumpulan data)
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,
dengan jelas membaca literatur, mengamati objeknya,
mencoba sendiri dan sebagainya
d. Data proccesing (pengolahan data)
Semua informasi itu diolah, diacak, diklarifikasi, ditabulasi,
bahkan kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta
diitafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
e. Verifikasi
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi
yang ada tersebut, pertanyaan yang telah dirumuskan
terdahulu dicek, apakah terbukti apa tidak.
15

f. Generalisasi
Berdasarkan verifikasi, siswa belajar menarik verifikasi
atau kesimpulan tertentu.7

Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak


digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode
discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan
suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2)
dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang
dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam
ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang
ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi
lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar
menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat
dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri,
kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.

e. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran


Discovery Learning
Dalam menggunakan model pembelajaran discovery
learning mempunyai Beberapa keuntungan yaitu:
a. pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.
b. hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih
baik dari pada hasil lainnya.
c. secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan
penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.
Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-

7
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar-mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), h. 117.
16

keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan


memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan


oleh Suherman, dkk sebagai berikut:
a. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
b. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami
sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh
dengan cara ini lebih lama diingat.
c. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan
batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi
sehingga minat belajarnya meningkat.
d. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode
penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya
ke berbagai konteks.
e. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery


(penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
a. membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan
dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan
tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru
dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan
dan dengan memberikan informasi secara singkat.
Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam
lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh
guru sebelum pembelajaran dimulai.
b. Metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran
untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
17

mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang


tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan
akan timbulnya kegiatan diskusi.
c. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
d. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat
buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah
terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
e. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
f. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas
untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para
siswa.
g. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan bagi berfikir
yang akan ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu
oleh guru, dan proses penemuannya adalah dengan
bimbingan guru.8

f. Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning


Pendekatan saintifik dan discovery learning merupakan
pendekatan dan model atau strategi pembelajaran aktif, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar peserta
didik berusaha menemukan sendiri beragam informasi yang
dibutuhkan. Dalam pembelajaran bukan hanya guru yang aktif
atau menjelaskan terus-menerus materi yang dipelajari tapi

8
Oemar Hamalik. Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1986) h. 122.
18

peserta didik juga berperan aktif mencari sendiri informasi-


informasi untuk melengkapi materi pembelajaran yang
dipelajari.
Pendekatan saintifik ini juga disebut pendekatan 5 M, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan menyajikan
(mempublikasikan). Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran) dan tematik
(dalam satu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning).9
Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik model
discovery learning:
a. Mengamati melalui problem statement
Dalam langkah mengamati peserta didik mencari informasi
dengan cara melihat, membaca, mencermati, dan
menyimak. Sedangkan model discovery learning pada
tahap problem statement peserta didik diminta untuk
mengidentifikasi suatu problem yang ada. Maka langkah
mengamati bisa melalui problem statement karena langkah-
langkahnya atau tahapannya hampir sama yaitu dengan cara
mencari informasi
b. Menanya melalui Stimulasi
Dalam langkah menanya ini guru menstimulus peserta
didik untuk dapat bertanya kepada guru, jadi tidak hanya
guru yang bertanya tetapi peserta didik juga aktif bertanya.
Maka langkah menanya disini dapat melalui stimulus,
karena untuk mengajak peserta didik aktif dalam menanya,
guru menstimulus peserta didik terlebih dahulu.

9
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3
19

c. Mengumpulkan data melalui data colection


Tindak lanjut dari bertanya yaitu menggali dan
mengumpulkan informasi atau data dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Mengumpulkan data ini dapat
dilakukan melalui data colection karena pada intinya
merupakan teknik mengumpulkan data. Dan ini dapat
dilaksanakan dengan metode diskusi, jadi peserta didik
dapat mencari informasi bersama kelompok belajarnya
untuk berdiskusi dan mendapatkan berbagai informasi yang
relevan.
d. Mengasosiasi data melalui Data proccesing dan
Generalization
Dari informasi dan data-data yang didapat peserta didik
mengolah data melalui data prosessing. Semua data diolah,
diacak, diklarifikasi atau dengan cara tertentu untuk
menyajikan data dan informasi yang didapat. Kemudian
peserta didik belajar menarik kesimpulan tertentu. Maka
langkah mengasosiasi ini dapat melalui data prosessing dan
generalization atau menyimpulkan.
e. Mengkomunisasikan melalui verifikasi
Untuk mengecek berhasil atau tidaknya hasil penemuan
tersebut dibutuhkan pembuktian/verifikasi, maka disini
peserta didik dapat mengkomunikasikannya atau
mempresentasikannya hasil tersebut di depan kelas. Pada
saat mengkomunikasikan hasil tersebut, maka peserta didik
yang lain dapat mencermati apakah hasil diskusi/penemuan
itu ada atau tidak.
20

2. Hakikat Hasil Belajar


a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan keterampilan dan
nilai sikap.10 Sedangkan menurut pandangan Benjamin Bloom
belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai
pribadi masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan yang Maha
Esa.11 Dengan demikian belajar merupakan hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan kemampuan tingkah laku dan keterampilan kearah
yang lebih baik.
Sedangkan hasil belajar menurut Purwanto “hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk
mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil
belajarharus sesuai dengan tujuan pendidikan”.12
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.13 Hasil belajar merupakan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima belajar.14 Belajar dikatakan
berhasil bila terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik,
penambahan pengetahuan, dan juga lebih terampil dari
sebelumnya.

10
Suroto, “Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Prisma dan
Limas Kelas VIII”, Journal of Primary Education, Vol 1, 2012, h. 52.
11
Syaifurahman & Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h.
58.
12
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, h. 54
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2012) h. 3.
14
Ibid h. 22
21

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif).15 Proses
dan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal baik
yang bersifat fisik maupun psikis, dan faktor eksternal dalam
lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, ataupun masyarakat
luas.16
Dalam hal ini ada berbagai model klasifikasi pembagian
macam-macam faktor psikologis yang diperlukan dalam
kegiatan belajar. Thomas F. Staton menguraikan enam macam
faktor psikologis itu :
1. Motivasi, Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau
pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan
atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan
motivasi.
2. Konsentrasi, Konsentrasi dimaksudkan memusatkan
segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar.
3. Reaksi, Belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan
ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan
dan kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide
sebagaimana disampaikan oleh pengajarnya. Jadi kecepatan
jiwa seseorang dalam memberikan respons pada suatu
pelajaran merupakan faktor yang penting dalam belajar.
4. Organisasi, Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-

15
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 62
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h.172
22

bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian.


Dalam hal ini, dibutuhkan keterampilan mental untuk
mengorganisasikan stimulus (fakta-fakta, ide-ide).
5. Pemahaman, Pemahaman atau comprehension dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu
belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan
filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-
aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami
suatu situasi.
6. Ulangan, Mengulangi atau memeriksa dan mempelajari
kembali apa yang sudah dipelajari, maka kemungkinan
untuk mengingat bahan pelajaran menjadi lebih besar.
Hanya perlu ditegaskan bahwa kegiatan mengulang harus
disertai dengan pemikiran dan bertujuan.17

c. Pengukuran Hasil Belajar


Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler dan tujuan intruksional
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu :
1. Ranah Kognitif. Ranah ini memiliki enam jenjang
kemampuan, yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)

17
Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi: Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.
39-44
23

Kedua aspek disebut kognitif tingkat rendah dan


keempat aspek berikutnya kognitif tingkat tinggi.18
2. Ranah Afektif, yaitu internalisasi sikap yang menunjukkan
ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku. Domain ini terdiri atas:
a. Kemauan menerima (receiving).
b. Kemauan menanggapi/menjawab (responding).
c. Menilai (valuing).
d. Organisasi (organization).
e. Karakterisasi (characterization).
3. Ranah Psikomotorik, yaitu kemampuan peserta didik yang
berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.
Namun pengukuran ranah psikomotorik biasanya disatukan
atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.19
Ada enam aspek psikomotorik yaitu:
a. Gerakan reflek.
b. Keterampilan gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual.
d. Keharmonisan atau ketetapan.
e. Gerakan keterampilan kompleks.
f. Gerakan ekspresif dan intrepretatif.20

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil


belajar. Hasil belajar sebagai objek penilaian dapat
dibedakan kedalam beberapa kategori. Kategori yang paling
banyak digunakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2012) h. 22.
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h.182.
20
Nana Sudjana, loc. cit.
24

afektif dan psikomotorik. Dari masing-masingranah


mempunyai aspek yang mempunyai keterkaitan. Di antara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pembelajaran.

3. Hakikat Sosiologi
a. Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang
memiliki arti teman atau kawan, dan Logos memiliki arti ilmu
pengetahuan. Permulaan definisi sosiologi ini dipublikasikan
dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive"
yang di tulis oleh Auguste Comte. Sosologi adalah suatu ilmu
mengenai “das sein” dan bukan “das sollen”. Sosiologi
menyelidiki masyarakat serta perubahannya menurut keadaan
kenyataan.21
Masyarakat adalah kumpulan individu yang memiliki
hubungan, kepentingan bersama dan budaya. Sosiologi
bertujuan mempelajari perilaku sosial masyarakat kegiatan
masyarakat itu sendiri dengan mengamati perilaku kelompok
yang dibangunnya. Sosiologi merupakan pengetahuan tentang
masyarakat yang tumbuh dari hasil pemikiran ilmiah yang bisa
dikontrol secara kritis oleh orang lain. Kelompok atau
masyarakat tersebut terdiri atas keluarga, negara, suku bangsa
dan berbagai organisasi sosial, politik dan ekonomi. Berikut
definisi menurut beberapa ahli :
1. Pitirim Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

21
Phil. Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Binacipta,
1992), h. 11.
25

gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan


gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis
gejala-gejala sosial lain.
2. Roucek dan Warren Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok.
3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf Sosiologi
adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya, yaitu organisasi sosial.
4. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya
memahami tindakan-tindakan sosial.
6. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial
(yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang
pokok seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga
sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan sosial) dan
proses-proses sosial (yang berupa pengaruh timbal balik
antara berbagai kehidupan bersama seperti kehidupan
ekonomi dan kehidupan politik, kehidupan hukum dan
kehidupan agama, dan lain sebagainya), termasuk
didalamnya adalah perubahan-perubahan sosial.22

22
Elly M.Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 2.
26

b. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi


Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih
mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya
seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di
Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja
tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal,
sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut.
Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota
baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang
cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah.
Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial
lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup
semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian
sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal,
misalnya antara lain:
1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang
berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan
sumber-sumber kekayaan alam.
2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat
kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan
kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta
prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.

Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu


pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian
sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah,
sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian
proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau
27

beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok


manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari
dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu
negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai
perjalanan negara pada masa yang akan datang.
Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan
kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam
kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang
dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama
kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-
bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan
perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut
dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh
terhadap analisis sosiologi.23

c. Karakteristik Sosiologi
Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi
menurut Soekanto mencakup hal-hal berikut.
1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan
merupakan bagian ilmu kerohanian. Perbedaan tersebut
bukan semata-mata perbedaan metode, namun menyangkut
perbedaan substansi,, yang kegunaannya untuk
membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif,
melainkan suatu disiplin yang bersifat kategoris. Artinya
sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi saat ini, dan

23
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, sosiologi, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi. Di akses pada 6 Desember 2015, pukul 14.42
28

bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau


seharusnya terjadi.
3. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-
pengertian dan pola umum (nomotetik). Berbeda dengan
sejarah misalnya, (lebih banyak meneliti dan mencari pola-
pola khusus atau ideografik) yang menekankan tentang
keunikan sesuatu yang dikaji.
4. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan
rasional. Dalam istilah Spencer dan Inkeles dan Popene
mereka menyebutnya the science of the obvious atau jelas
nyata.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak,
bukan tentang ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya,
bahan kajian yang diperhatikan dalam sosiologi adalah
bentuk-bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat,
dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang konkret.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan
pengertian dan pola-pola umum. Karena dalam sosiologi,
meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip-prinsip atau
hukum-hukum umum daripada interaksi antarmanusia dan
juga perihal sifat hakikat, bentuk, isi, dan struktur dari
masyarakat.24

d. Manfaat Sosiologi
Ada eberapa manfaat mempelajari ilmu sosiologi sebagai
berikut:
1. Sosiologi bermanfat menumbuhkan kepekaan masyarakat
terhadap toleransi sosial dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga akan terwujud masyarakat yang saling mengerti.

24
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 74.
29

2. Sosiologi membantu setiap masyarakat tentang tempat kita


dalam masyarakat maupun budaya lain yang belum
diketahui.
3. Sosiologi membantu masyarakat untuk mengontrol dan
mengendalkan tindakan dan perilaku pada tiap-tiap
interaksi masyarakat.
4. Sosiologi juga diharapkan mampu membuat masyarakat
semakin mengerti norma, tradisi, keyakinan, dan nilai –
nilai yang dianut oleh masyarakat lain serta mampu
memahami perbedaan – perbedaan uang ada pada
masyarakat.
5. Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari
konflik sosial terutama konflik antargolongan, antarsuku,
maupun antarras.
6. Sosiologi bermanfaat untuk menghindari dominasi sosial
misalnya: dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun
dominasi kebudayaan.
7. Sosiologi sebagai interaksi sosial yang merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang didalamnya
menyangkut hubungan antara individu, kelompok maupun
individu dengan kelompok.
8. Sosiologi dalam masyarakat bermanfaat sebagai ahli riset.
Para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data
tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Dari hasil
penelitian tersebut sosiolog harus menghasilkan kebenaran-
kebenaran agar dampak dampak negatif dalam masyarakat
bisa dihindari.
9. Sosiologi sebagai konsultn kebijakan, artinya sosiologi
dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan-
kebijakan sosial yang mungkin terjadi dalam masyarakat.
30

10. Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa,


sosiologi akan membuat kita lebih tanggap, kritis, dan
rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat
yang semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap
dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap situasi sosial
yang dihadapi sehari-hari.25

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Ada sebuah penelitian yang cukup relevan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan penulis, penelitian tersebut :
1. Skripsi yang ditulis oleh Siti Zubaedah mahasiswa jurusan
pendidikan matematika fakultas sains dan teknologi UIN Sunan
Kalijaga yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan
Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Metode
Discovery Learning di kelas X MAN Kebumen 2 Tahun Pelajaran
2009-2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
discovery learning yang dilakukan melalui kegiatan investigasi
berupa pengumpulan dan pemprosesan data oleh peserta didik
untuk menemukan suatu konsep, refleksi dan penemuan tugas
ternyata dapat meningkatkan dan kreatifitas peserta didik
difokuskan pada saat investigasi.26
2. Skripsi yang ditulis Reni Sintawati mahasiswi Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Sunan
Kalijaga yang berjudul “Implementasi pendekatan Saintifik Model
Discovery Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMA Negeri 1 Jetis Bantul”, hasil penelitian ini menunjukkan

25
Abi Muda, 14 Manfaat Sosiologi dalam Kehidupan dan Bermasyarakat, dari
http://www.abimuda.com/2015/08/14-manfaat-sosiologi-dalam-kehidupan-bermasyarakat.html. Di
akses pada 19 agustus 2014 pukul 20:10
26
Siti Zubaedah, “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Kreatifitas Siswa dalam
Pembelajaran Matematika melalui Metode Discovery Learning di kelas X MAN Kebumen 2
Tahun Pelajaran 2009/2010, Skripsi UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2013).
31

bahwa implementasi discovery learning disekolah itu berjalan


dengan baik dan mengalami peningkatan nilai setiap tahunnya.27
3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Mutoharo Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
yang berjudul “Pengaruh Model Guided Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Laju Kreasi”, hasil
penelitian ini menunjukkan ada pengaruh model guided discovery
learning terhadap hasil belajar kimia siswa.28

27
Reni Sintawati, Implementasi pendekatan Saintifik Model Discovery Learning dalam
Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis Bantul, Skripsi
UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014).
28
Siti Mutoharo, Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia
pada Konsep Laju Kreasi, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011).
32

C. Kerangka Konseptual

1. Guru sosiologi
menggunakan model
pembelajaran
konvensional
2. Hasil belajar siswa di
bawah KKM

Proses Pembelajaran

Discovery Learning sebagai


Model Pembelajaran

Konsep Sosialisasi &


Enkulturasi

Hasil Belajar
Meningkat

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual


33

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir yang telah
dikemukakan, maka perumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut :
Ho = tidak terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning
terhadap hasil belajar siswa
Ha = terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning
terhadap hasil belajar siswa
BAB III
Metodologi Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 29 Jakarta yang terletak di
jalan Kramat raya No 6 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Alasan
peneliti mengambil tempat penelitian disini, dikarenakan beberapa
pertimbangan: peneliti sudah banyak mengetahui bagaimana kondisi
disekolah itu, sekolah itu salah satu sekolah yang tetap melaksanakan
kurikulum 2013 dan peneliti ingin mengetahui apakah metode
pendekatan saintifik disekolah itu berjalan dengan baik. Penelitian ini
direncanakan bulan Mei 2015.
Tabel 3.1
Perencanaan waktu Penelitian

No. Tahap Penelitian Bulan

1 2 3 4 5

1. Pengajuan Proposal

2. Revisi Bab 1, 2, 3

3. Susunan Instrumen

4. Observasi

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan Data

7. Bab 4, 5

8. Pelengkapan Data

34
35

9. Sidang Munaqosah

10. Revisi Skripsi

B. Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong
penelitian dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental
design). Penelitian quasi eksperimental design adalah suatu penelitian
yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis berarti menguji
parameter populasi yang berbentuk perbandingan. Metode ini dipilih
karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu
mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar sosiologi
dengan perlakuan yang berbeda.
Peneliti menganalisis pengaruh yang terjadi antara variabel bebas
dan variabel terikat berdasarkan perbedaan hasil belajar siswa antara
kelas yang menggunakan model pembelajaran discovery learning
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menggunakan model
biasa. Eksperimen merupakan kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang
berhubungan dengan hipotesis yang diajukan, meneliti adanya akibat
setelah subjek dikenai perlakuan pada variabel bebasnya.
Subjek diambil dari kelompok tertentu yang terbagi menjadi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan dari metode ini
yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh suatu variabel
dengan variabel lain yang menjadi objek penelitian melalui
pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data serta
pengambilan kesimpulan.

C. Desain Penelitian
Penelitian bersifat quasi eksperimen. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
36

mengontrol variable-variable luar yang mempengaruhi pelaksanaan


eksperimen.1 Penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu
pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah
manusia.

Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini


tertera dalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 Y T2

Keterangan :
X : Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
discovery learning
Y : Pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan model
tradisional
T1 : Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol
T2 : Hasil Postest kelas Eksperimen dan Kontrol

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut
sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah:

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2011.)
cet. 20 h. 77.
37

a. Membuat izin penelitian ke sekolah


b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakan penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan
kelas pembanding.
d. Membuat instrument soal pretest berupa soal pilihan ganda.
e. Membuat media pembelajaran tentang materi yang akan
diajarkan.
f. Membuat perangkat pembelajaran terdiri dari Power Point dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
g. Membuat intrumen evaluasi yaitu soal postest berupa soal
pilihan ganda.

2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran menerapkan pembelajaran
menggunakan media grafis untuk kelas pembanding dan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning
untuk kelas eksperimen.
a. Kelas Pembanding
1) Pendahuluan
a) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan
pertanyaan.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan.
b) Guru menggunakan model tradisional untuk menjelaskan
materi sebagai kegiatan pembelajaran.
38

c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang


diberikan lalu mengumpulkannya.
d) Guru membahas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa
dan membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum jelas.
3) Penutup
Guru mengadakan tes akhir (postest) sebanyak 8 soal pilihan
ganda mengenai materi yang telah dipelajari.
b. Kelas Eksperimen
1) Pendahuluan
a) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan
pertanyaan.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan.
b) Guru menggunakan model discovery learning untuk
menjelaskan materi sebagai kegiatan pembelajaran.
c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal lalu
mengumpulkannya.
d) Guru membahas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa
dan membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum jelas.
3) Penutup
Guru mengadakan tes akhir (postest) sebanyak 8 soal pilihan
ganda mengenai materi yang telah dipelajari.
39

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah kelompok yang menjadi perhatian peneliti,
kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil
penelitian berlaku.2 Penelitian yang penulis lakukan menggunakan
objek siswa kelas X IIS SMA Negeri 29 Jakarta, dimana kelas X
IIS terdapat 3 kelas. Keseluruhan siswa kelas X IIS berjumlah 84
orang. Untuk itulah penulis menggunakan penelitian sampel.
2. Sampel
Sampel adalah cara untuk memperoleh informasi
mendalam, terperinci dan efisien tentang kelompok individu atau
bukan (populasi) dengan cara hanya mengambil sebagian kecil
(sampel) dari populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu pemilihan
sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.3 Sehingga peneliti
dapat memperoleh hasil penelitian sesuai dengan prosedur yang
telah dipilih dalam desain penelitian. Terpilihlah kelas X IIS 2
sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 3 sebagai kelas kontrol.

F. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel Bebas (X) adalah penggunaan model
pembelajaran discovery learning dalam pelajaran sosiologi, dan
variabel terikat (Y) adalah hasil belajar sosiologi siswa.

2
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013) hal. 228
3
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 8, hal. 128
40

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu
teknik tes dan non tes.

1. Teknik Tes
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
tes objektif, tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang
diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar
sosiologi pada materi sosialisasi dan enkulturasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar sosiologi untuk mengukur sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes yang diberikan
adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda sebanyak 8 butir soal
dengan 5 pilihan jawaban. Sebelum tes ini diberikan, terlebih
dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan realibilitasnya.
Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes

Kompetensi Dasar Indikator No Butir Soal

Mendeskripsikan Proses Mendeskripsikan 1, 2, 4, 5, 18.


Sosialisasi & Enkulturasi Sosialisasi & Enkulturasi 19, 22, 25, 29,
30.
Materi : Sosialisasi &
Enkulturasi Mendeskripsikan nilai & 6, 9, 10, 11,
norma dalam sosialisasi & 12, 13, 14, 24,
enkulturasi 26, 27.
41

Mendeskripsikan proses 3, 7, 8, 15, 16,


sosialisasi & pembentukan 17, 20, 21, 23,
kepribadian melalui media 28.
sosialisasi

2. Non Tes

Bentuk-bentuk instrumen mana yang akan dipilih


tergantung beberapa faktor, diantaranya adalah teknik
pengumpulan data yang akan digunakan. Observasi digunakan bila
obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala
alam, responden kecil. Wawancara digunakan bila ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta
jumlah responden sedikit.4 Dalam penelitian ini digunakan teknik
observasi dan wawancara.

a. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam penelitian
kuantitatif instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai
alat pelengkap instrumen lain. Lembar observasi ini berkaitan
dengan aktivitas atau kegiatan selama pembelajaran discovery
learning dengan materi sosialisasi dan enkulturasi. Observasi
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan observasi dilakukan
berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat. Adapun kisi-
kisinya sebagai berikut:

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 172
42

Tabel 3.4

Pedoman Observasi
Aspek yang diamati
NO
x Guru mempersiapkan Rpp
x Guru menerangkan tujuan
1 Persiapan
pembelajaran
x Guru mengadakan pretest
x Guru mengadakan apersepsi
x Guru menjelaskan tentang model
pembelajaran discovery learning
x Guru menerangkan manfaat materi
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari
x Guru menerangkan materi sosiologi
dengan sistematis sesuai dengan RPP
x Guru menguasai bahan ajar
x Guru meminta siswa agar aktif dalam
proses pembelajaran
x Guru memperhatikan siswa secara
menyeluruh
Penyajian Informasi dan x Guru mengadakan diskusi
2
Situasi Pembelajaran x Guru menerangkan dengan suara jelas
x Siswa diminta untuk mencari sumber
sebanyak-banyaknya dari imternet
dan perpustakaan sekolah
x Siswa diminta untuk menjelaskan apa
yang telah diperoleh dari internet dan
perpustakaan sekolah
x Guru mengklarifikasi tentang
penjelasan siswa
x Guru menilai dan mengembalikan
hasil diskusi siswa yang telah
dikumpulkan
x Guru memberikan tugas PR individu
x Guru & siswa memberikan
kesimpulan
x Guru memberikan gambaran tentang
materi berikutnya
3 Penutup x Guru memberikan tugas hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang akan
datang
x Guru & siswa menutup pembelajaran
dengan mengucap hamdalla
43

b. Wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.5
Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru dengan waktu dan
tempat wawancara tidak ditentukan. Wawancara kepada siswa
dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Wawancara yang
dilakukan antara peneliti dengan guru meliputi hal-hal sebagai
berikut:
Tabel 3.5

Pedoman Wawancara untuk Guru


No Aspek yang ditanyakan Butir Pertanyaan
Sebelum Perlakuan
1 Hasil Belajar 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
2 Model pembelajaran 7 dan 8
Setelah Perlakuan
3 Model Pembelajaran Discovery Learning 1, 2, 3, dan 4
4 Hasil Belajar 5, 6, 7, dan 8

Tabel 3.6
Pedoman Wawancara untuk Siswa

No Aspek yang ditanyakan Butir Pertanyaan


Sebelum Perlakuan
1 Hasil Belajar 1, 2, dan 3
2 Model pembelajaran 4 dan 5
Setelah Perlakuan
3 Model Pembelajaran Discovery Learning 1, 2,3 dan 4
4. Hasil Belajar 5

5
Ibid h. 198
44

H. Teknik Validasi Data


1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesasihan sesuatu instrumen.6 Untuk
mengukur validitas soal pada penelitian ini digunakan rumus
koefisien korelasi biserial, karena data yang diperoleh dari soal
hanya mempunyai dua alternatif jawaban, sehingga alat ukur yang
tepat adalah koefisien korelasi biserial, sedangkan bila lebih dari
dua alternatif jawaban maka menggunakan alat ukur product
moment angka kasar.

Rumus koefisien korelasi biserial sebagai berikut:

Keterangan:
Ypbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
SDt = standar deviasi dari skor total
P = proporsi siswa yang menjawab benar
Banyaknya siswa
yang benar
P:
Jumlah seluruh
siswa
Q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)

6
Trianto, Pengantar Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 269.
45

Kriteria pengujian jika harga rhitung> rtabel dengan taraf signifikan 0,05
maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga rhitung<
rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.7

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas innstrumen dikatakan reliabel apabila
instrumen tersebut konsisten atau ajek dalam hasil ukurnya sehingga
dapat dipercaya dan reliabilitas juga menunjuk kepada suatu tingkat
keterandalan tertentu.8 Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian
ini, digunakan rumus KR-21 yang digunakan untuk menguji soal
pilihan ganda, karena data yang diperoleh dari soal hanya
mempunyai dua alternatif jawaban, sehingga alat ukur yang tepat
adalah KR-21, sedangkan bila lebih dari dua alternatif jawaban
maka menggunakan rumus alpha, rumus KR-21 yaitu:

r11 =

Keterangan:
r11 = realibilitas tes secara keseluruhan
M = mean atau rerata skor total
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians)

Besarnya realibilitas dikategorikan seperti table berikut:

7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),
h. 79.
8
Trianto, op. cit.,. h. 271.
46

Tabel 3.7

Kategori Besarnya Reliabilitas

Nilai r 11 Keterangan
0,00 sampai 0,20 Sangat Rendah
0,21 sampai 0,40 Rendah
0,40 sampai 0,60 Cukup
0,61 sampai 0,80 Tinggi
0,81 sampai 1,00 Sangat Tinggi

3. Taraf Kesukaran
Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

4. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan suatu soal membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Daya beda soal dapat dicari dengan
menggunakan rumus:

Keterangan :
D = daya beda soal
47

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu


benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi indeks daya beda adalah :


D = 0,00 –0,20 :Jelek
D = 0,20 –0,40 : Cukup
D = 0,40 –0,70 : Baik
D = 0,70 –1,00 : Baik Sekali
D = negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negative sebaiknya dibuang saja.9

I. Teknik Analisis Data


1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors
berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya. Apakah sampel
berdistrubusi normal atau tidak. Menggunakan rumus:

Lo = F (Zi) –S (Zi)
Keterangan :
Lo = harga mutlak terbesar
F (Zi) = peluang angka baku
S (Zi) = proporsi angka baku

9
Suharsimi Arikunto, op. cit.,. h. 218.
48

Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung<Ltabel, dengan


taraf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal,
demikian pula sebaliknya.

2. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus t-tes yang akan digunakan untuk
menguji hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel
homogennya atau tidak. Pengujian homogenitas varians digunakan
uji F dengan rumus sebagai berikut:

Berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung”Ftabel, maka


data sampel homogennya dan apabila Fhitung>Ftabel,maka data
sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n-1.10

3. Uji Hipotesis
statistik uji dengan menggunakan uji t dengan taraf
signifikansi = 0,05, dengan rumus yang digunakan untuk menguji
kebenaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jika dua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan varians datanya homogen

 


Keterangan :
t : hasil hitung distribusi t

10
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Cet 20, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 276.
49

X1 : nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas eksperimen


X2 : nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas kontrol
Sgab : simpangan baku gabungan kelompok eksperimen dan
kontrol
nxΌ : jumlah siswa pada kelompok eksperimen
nx΍ : jumlah siswa pada kelompok kontrol
SΌ² : varians kelompok eksperimen
S΍² : varians kelompok kontrol11

Jika pada uji normalitas diperoleh bahwa kelompok


eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi
yang berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis
digunakan uji non parametrik. Yaitu dengan Uji Mann-Whitney
(Uji “U”) untuk sampel besar dengan taraf signifikasi =0,05. rumus
Uji Mann-Whitney (Uji “U”) yang digunakan yaitu:

n
1(n
11)
U = n1n2+ 2 - R1

Dimana,
U : Statistik Uji Mann Whitney
n1,n2 : Ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2
R1 : Jumlah ranking pada sampel dengan ukuran n1 (n terkecil)

J. Hipotesis Statistik
Penelitian ini menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1> µ2

11
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 192.
50

Dimana:
µ1 = hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajarnya
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
µ2 = hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajarnya menggunakan
model tradisional.

Maksud dari rumusan hipotesis statistik diatas adalah sebagai berikut:


H0 = tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajarnya menggunakan model pembelajaran discovery
dengan hasil belajar siswa yang dalam kegiatan belajar
mengajarnya menggunakan model tradisional.
H1 = hasil belajar siswa yang dalam kegiatan belajar mengajarnya
menggunakan model pembelajaran discovery lebih besar dari
hasil belajar siswa yang dalam kegiatan belajar mengajarnya
menggunakan model tradisional.
BAB IV
Hasil Penelitian

A. Hasil Validasi Data


1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan dan kesahihan sesuai instrumen. Berdasarkan dari
hasil pengolahan data yang melalui program ANA tes maka dari 30
soal yang di ujikan diperoleh soal yang valid berjumlah 8 soal.
Klasifikasinya bisa dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.1
Klasifikasi Uji Validitas
No Butir Korelasi Signifikansi

9 0,784 Sangat Signifikan


10 0,725 Sangat Signifikan
13 0,562 Sangat Signifikan
16 0,777 Sangat Signifikan
18 0,784 Sangat Signifikan
17 0,723 Sangat Signifikan
20 0,385 Signifikan
27 0,608 Sangat Signifikan

Data di atas menunjukkan bahwa dari 30 soal yang di


ujikan yang valid berjumlah 8 soal. Yaitu soal nomor 9, 10, 13, 16,
17, 18,20, 27.

2. Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah berkenaan dengan tingkat keajegan atau
ketepatan hasil pengukuran. Berdasarkan dari hasil pengolahan data
yang peneliti peroleh melalui program ANA tes maka diperoleh

51
52

nilai reliabilitas tesnya adalah 0,77 dan menurut keterangan


kategori bahwa 0,77 masuk ke dalam kategori tinggi maka dengan
kata lain instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang peneliti
peroleh melalui program ANA tes maka dihasilkan data sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kategori Nomor Soal Jumlah Soal
4, 12, 13, 16, 20, 22, 25, 27,
Sangat Sukar 9
29
Sukar 9, 17, 18, 3
Sedang 1, 10 2
Mudah 26 1
2, 3, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16,
Sangat Mudah 15
19, 21, 23, 24, 28, 30
Jumlah Item 30 Soal

Hasil dari klasifikasi tingkat kesukaran di atas


menunjukkan bahwa dari jumlah butir soal sebanyak 30 dengan
subyek 34 siswa yang masuk ke kategori sangat sukar berjumlah 9
soal, yang masuk ke kategori sukar berjumlah 3 soal, yang masuk
ke kategori sedang berjumlah 2 soal, yang masuk ke kategori
mudah berjumlah 1 soal, dan yang masuk kategori sangat mudah
berjumlah 15 soal.

4. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan suatu soal membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
53

berkemampuan rendah. Berdasarkan dari hasil pengolahan data


yang peneliti peroleh melalui program ANA tes maka dihasilkan
data sebagai berikut:
Tabel 4.3
Klasifikasi Daya Beda
Rentang Keterangan Butir Nomor Soal
0.70 – 1.00 Baik Sekali 9, 10, 18
0.40 – 0.70 Baik 13, 16, 17, 26
0.20 – 0.40 Cukup 2, 20, 27
0.00 – 0.20 Jelek 3, 4, 5, 8, 11, 12, 14, 15, 21,
22, 23, 24, 25, 28, 29, 30
Bertanda Negative Jelek Sekali 1, 6, 7, 19

Data di atas menunjukkan bahwa dari jumlah butir soal


sebanyak 30 daya pembeda yang masuk ke dalam kategori dan
yang masuk ke dalam kategori baik sekali berjumlah 3 soal, yang
masuk ke dalam kategori baik sebanyak 4 soal, yang masuk ke
dalam kategori cukup sebanyak 3 soal, yang masuk dalam kategori
jelek sebanyak 16 soal dan yang masuk kategori jelek sekali
sebanyak 4 soal.
Berdasarkan hasil instrumen penelitian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa soal yang valid ada delapan soal yaitu nomor 9,
10, 13, 16, 17, 18, 20, 27 dengan reliabilitas tes 0,77 yang masuk
kategori tinggi dengan tingkat kesukaran nomor 9 = Sukar, 10 =
Sedang, 13 = Sangat Sukar, 16 = Sangat Sukar, 17 = Sukar, 18 =
Sukar, 20 = Sangat Sukar, 27 = Sangat Sukar. Dan daya
pembedanya adalah nomor 9 = 77,78/Baik Sekali, 10 = 88,89/Baik
Sekali, 13 = 44,44/Baik, 16 = 55,56/Baik, 17 = 66,67/Baik, 18 =
77,78/Baik Sekali, 20 = 22,22, 27 = 33,33/Cukup.
54

Tabel 4.4
Kesimpulan Instrumen Penelitian
Nomor Validitas Reliabilitas Tingkat Daya
soal yang Kesukaran Beda
Valid
9 Sangat Signifikan Sukar 77,78
10 Sangat Signifikan Sedang 88,89
13 Sangat Signifikan Sangat Sukar 44,44
16 Sangat Signifikan 0,77 Sangat Sukar 55,56
17 Sangat Signifikan Sukar 66,67
18 Sangat Signifikan Sukar 77,78
20 Signifikan Sangat Sukar 22,22
27 Sangat Signifikan Sangat Sukar 33,33

B. Hasil Belajar Siswa


Hasil nilai pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dengan
banyak soal yang dikasih sebanyak 8 butir soal, maka nilainya sebagai
berikut :

1. Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Dari hasil pretest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi
adalah 75 dan nilai terendah adalah 25 dengan nilai rata-rata 50,89
median 50,00 modus 50,0 dan standar deviasi 14,4. Sedangkan dari
kelompok pretest eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 75
dan nilai terendah adalah 25, dengan nilai rata-rata 51,33, median
50,00 modus 50,0 dan standar deviasi 14.5.
55

Tabel 4.5
Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Pretest
Data
Kontrol Eksperimen
Max 75 75
Min 25 25
Mean 50,89 51,33
Me 50,00 50,00
Mo 50 50
SD 14,4 14,5

Keterangan:
Max : Nilai Tertinggi
Min : Nilai Terendah
Mean : Rerata
Me : Median (Nilai Tengah)
Mo : Modus (Nilai yang sering muncul)
SD : Standar Deviasi

2. Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen


Dari hasil posttest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata 75,8,
median 76,16 modus 75,1 dan standar deviasi 14,7. Sedangkan dari
kelompok posttest eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 100
dan nilai terendah adalah 50, dengan nilai rata-rata 77,5, median
89,5 modus 86,5 dan standar deviasi 15,9.
56

Tabel 4.6
Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Postest
Data
Kontrol Eksperimen
Max 100 100
Min 37,5 50
Mean 71,8 77,6
K Me 75,00 81,25

e Mo 75 87,5

K SD 17,8 15,7

Keterangan:
Max : Nilai Tertinggi
Min : Nilai Terendah
Mean : Rerata
Me : Median (Nilai Tengah)
Mo : Modus (Nilai yang sering muncul)
SD : Standar Deviasi

3. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol


Berikut adalah hasil nilai rekapitulasi dari pretest hingga
posttest untuk kelas kontrol:

Tabel 4.7
Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol

Nilai
No Nama
Pretest Postest
1 Aditiya Eka M 62,5 87,5
2 Alfredo Agustinus 25 37,5
3 Anisa Yustika Dewi 50 62,5
4 Apriyanti F.P 62,5 87,5
57

5 Ariq Rizki 37,5 50


6 Bella Kusmia 75 87,5
7 Christin Samosir 37,5 50
8 Daffa Nabilah 62,5 87,5
9 Febian F.S 50 62,5
10 Hasan Nur Fauzi 50 75
11 Heni Puspa N 62,5 62,5
12 Heviona Prahhansya 50 75
13 Hidego Handaru 75 100
14 Izkhy Luthfi Sentana 25 62,5
15 Jovanka Rachel 50 75
16 Kinanti Febriana 50 75
17 Kurnia Yuningsih 50 50
18 Lia Agistina 62,5 75
19 M. Nurhansah 50 62,5
20 Nawwan Husein 75 100
21 Nasa Bhisma P 37,5 100
22 Putri Melati 62,5 75
23 Rafli Adhi Pratama 37,5 50
24 Rika Imelda Apridia 50 87,5
25 Siti Zuhriyah 50 87,5
26 Sabila Vira Utan 62,5 75
27 Syawindra Abi 37,5 75
28 Yudha Pramono 25 37,5

Bisa dilihat dari hasil rekapitulasi nilai kelas kontrol diatas


siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 17 orang siswa.

4. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen


Berikut adalah hasil nilai rekapitulasi dari pretest hingga
postest untuk kelas eksperimen:
58

Tabel 4.8
Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Nilai
No Nama
Pretest Postest
1 Aldiansyah A 50 62,5
2 Annastasya R 50 87,5
3 Arfia Nurul 62,5 62,5
4 Aulia Pasya 37,5 50
5 Brigitta Kintan F 62,5 75
6 Cahyo Fikri 62,5 87,5
7 Devin Raditya 37,5 87,5
8 Denya Anna R 62,5 87,5
9 Dinari Achmad 50 62,5
10 Dwi Rachmawati 75 100
11 Ega Aulia Safira 37,5 75
12 Erika Fardila 75 100
13 Fitrina Cahyani 62,5 75
14 Indah P 50 87,5
15 Indra Saputra 37,5 50
16 Januar Farhan Aulia 25 62,5
17 M. Rosy Aldino 62,5 75
18 M. Fajar A 37,5 87,5
19 Nabila Syifa 75 87,5
20 Ni Luh Ariel 50 75
21 Nur Afni 75 100
22 Putri Malahati H 50 87,5
23 Putti 50 87,5
24 Rendi L A 37,5 50
25 Romi Ramadhan 25 87,5
26 Siti Fitriyani 50 62,5
27 TB.M Fabiansyah 37,5 62,5
28 Vika Dwi Anjani 50 100

Bisa dilihat dari hasil rekapitulasi nilai kelas eksperimen


diatas siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 19 orang siswa.
59

5. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Pretest dan Nilai Postest

Dari hasil pengolahan data yang diperoleh bisa dilihat hasil


dari rekapitulasi hasil nilai pretest dan nilai postest kelas kontrol
dan eksperimen maka bisa dilihat dari grafik berikut :

Grafik 4.1
Grafik Line Nilai Perkembangan Pretest dan Postest

Keterangan:
- Angka yang ke atas adalah nilai siswa
- Angka yang ke samping adalah jumlah siswa
60

Grafik 4.2
Grafik Batang Nilai Perkembangan Pretest dan Posttest

90
80
70
60
50 Kontrol
40 Eksperimen

30
20
10
0
Pretest Posttest
Keterangan:
- Angka yang naik ke atas adalah nilai siswa

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa ada peningkatan


untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen yang sangat signifikan.

C. Hasil Analisis Data


1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel data
yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Dalam menguji
normalitas menggunakan Liliefors dengan taraf signifikansi a =
0.05. Kriteria dalam penerimaan untuk suatu data berdistribusi
normal atau tidak menggunakan rumus sebagai berikut :
61

Jika Lhitung ≤ Ltabel, Ha diterima maka sampel berdistribusi


normal
Jika Lhitung ≥ Ltabel, H0 ditolak maka sampel tidak
berdistribusi normal.

a. Uji Normalitas Kelas Kontrol


Pada hasil perhitungan uji normalitas yang dilakukan
dikelas kontrol diperoleh hasil seperti berikut :

Tabel 4.9
Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

N Hasil Lhitung Ltabel Kesimpulan

Pretest 0,156 Berdistribusi Normal


28 0,167 Berdistribusi tidak
Potstest
0,336 Normal

Pada tabel diatas menunjukkan hasil pretest 0,156 dan hasil


postest 0,336 dengan N (Jumlah Responden) 28 siswa dengan
taraf signifikansi a = 0,05 maka Ltabel = 0,167. Hal ini
menunjukkan untuk kelas pretest Lhitung < Ltabel sehingga H0
diterima dan sampel berdistribusi normal. Sedangkan untuk
kelas posttest Lhitung > Ltabel sehingga H0 ditolak dan sampel
berdistribusi tidak normal.

b. Uji Normalitas Kelas Eksperimen


Pada hasil perhitungan uji normalitas yang dilakukan
dikelas kontrol diperoleh hasil seperti berikut:
62

Tabel 4.10
Uji Normalitas pretest dan posttest Kelas Eksperimen

N Hasil Lhitung Ltabel Kesimpulan

Pretest 0,142 Berdistribusi Normal


28 0,167
Berdistribusi tidak
Postest
0,367 Normal

Pada tabel diatas menunjukkan hasil pretest 0,142 dan hasil


postest 0,367 dengan N (Jumlah Responden) 28 siswa dengan
taraf signifikansi a = 0,05 maka Ltabel = 0,167. Hal ini
menunjukkan untuk kelas pretest Lhitung < Ltabel sehingga H0
diterima dan sampel berdistribusi normal. Sedangkan untuk
kelas posttest Lhitung > Ltabel sehingga H0 ditolak dan sampel
berdistribusi tidak normal.

2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas menggunakan uji fisher pada taraf
signifikansi 5 % (a = 0,05 ). Kriteria nya pun bisa dilihat sebagai
berikut :
Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan kedua sampel homogen
Jika Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak dan kedua sampel tidak homogen

a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen


Hasil untuk pengujian homogenitas untuk kelas pretest
kontrol dan eksperimen bisa dilihat pada tabel berikut :
63

Tabel 4.11
Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

A Fhitung Ftabel N Kesimpulan

H0
0,05 1,02 1,90 28 Diterima

Hasil penelitian uji homogenitas pretest untuk kelas kontrol


dan eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 1,02 dan Ftabel
sebesar 1,90 ini artinya Fhitung < Ftabel. Dengan taraf signifikansi
a = 0,05 (5%) H0 diterima. Dan dapat disimpulkan bahwa
kedua data diatas berdistribusi homogen.

b. Uji Homogenitas Postttest Kelas Kontrol dan Eksperimen


Hasil untuk pengujian homogenitas untuk kelas posttest
kontrol dan eksperimen bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12
Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen

A Fhitung Ftabel N Kesimpulan

0,05 0,77 1,90 28 H0 Diterima

Hasil penelitian uji homogenitas posttest untuk kelas


kontrol dan eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 1,29 dan
Ftabel sebesar 1,90 ini artinya Fhitung < Ftabel. Dengan taraf
signifikansi a = 0,05 (5%) H0 diterima. Dan dapat disimpulkan
bahwa kedua data diatas berdistribusi homogen.
64

3. Uji Hipotesis
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Karena
ada kelompok data yang berdistribusi tidak normal, maka dari itu
digunakan uji “t” untuk data yang berdistribusi normal dan uji non
parametrik yaitu dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”) untuk
menguji data yang berdistribusi tidak normal. untuk kriteria
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji “t” Dengan taraf
signifikansi a = 0,05 bisa dilihat sebagai berikut :

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima


Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

Diketahui data yang berdistribusi normal adalah data


kelompok pretest kelas kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan
pengujian hipotesis menggunakan uji “t” maka diperoleh data
sebagai berikut:

Tabel 4.13
Uji Hipotesis Pretest Kontrol dan Eksperimen Melalui Uji t

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Nilai Equal ,115 54 ,909 ,4464 3,8719 - 8,2091
variances ,059 ,809 7,3163
assumed
Equal ,115 53,993 ,909 ,4464 3,8719 - 8,2092
variances 7,3163
not
assumed
65

Pada hasil untuk perhitungan uji “t” pretest untuk kelas


kontrol dan eksperimen diperoleh hasil nilainya Sig (2-tailed)
(0,909) yang berarti lebih besar dari a (0,05) yang artinya Sig (2-
tailed) (0,909) > a (0,05) atau sama dengan thitung < ttabel yang
berarti H0 diterima. Berarti tidak ada pengaruh terhadap nilai tes.
Selanjutnya perhitungan untuk kelompok posttest kelas
kontrol dan eksperimen. Karena kelompok datanya berdistribusi
tidak normal, maka dari itu digunakan uji non parametrik yaitu
dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”) dengan taraf signifikansi a =
0,05 dan kriterianya sebagai berikut:

Tolak H0 jika statistik U ≤ Ukritis


terima H0 jika U > Ukritis

Diketahui data yang berdistribusi tidak normal adalah


kelompok data posttest kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan
uji non-parametrik Uji Mann-Whitney (Uji “U”) maka diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.14
Uji Hipotesis Nilai Posttest Kontrol dan Eksperimen Melalui
Uji Mann-Whitney

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 320,000

Wilcoxon W 726,000

Z -1,209

Asymp. Sig. (2-tailed) ,227

a. Grouping Variable: Metode


66

Hasil perhitungan untuk nilai posttest ternyata didapat


sebesar 0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau
sama dengan U > Ukritis yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada
perbedaan setelah menggunakan model pembelajaran discovery
learning dengan pembelajaran tradisional.

D. Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan
belajar-mengajar selama pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning, guru mata
pelajaran sosiologi berperan sebagai obsever/pengamat selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan berpacuh dari lembar
observasi yang telah dibuat. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
peneliti mendiskusikan terlebih dahulu tentang proses pembelajaran
yang nanti akan dilaksanakan bagaimana caranya agar proses
pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik. Dan observasi hanya
dilakukan pada kelas eksperimen saja.
Berdasarkan hasil pengamatan yang obsever lakukan maka dapat
dilihat hasilnya sebagai berikut:
Pada awal kegiatan yaitu tahap persiapan berjalan dengan baik,
kemudian pada tahap penyajian informasi dan situasi pembelajaran
lumayan berjalan dengan lancar walau masih ada beberapa kendala
yang dihadapi dari siswa yang masih malas, siswa yang kurang aktif
dan siswa yang bercanda, tapi secara keseluruhan bisa berjalan dengan
lumayan baik. Kegiatan penutup pun berjalan dengan baik.

E. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung teradap guru mata pelajaran
sosiologi bapak sururudin, S.Pd dan siswi bernama Dwi Rahmawati
siswi kelas X IIS 2. Wawancara dilakukan masing-masing dua kali
67

dengan narasumber yang sama yaitu pra penelitian dan pasca penelitian
dari hasil yang didapat dari wawancara pra penelitian yang dilakukan
kepada guru terkait persiapan hasil belajar dan model pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sosiologi siswa selama ini
ternyata masih ada beberapa siswa yang nilainya masih dibawa KKM
dan proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini hanya biasa saja
yaitu diskusi kelompok dan presentasi. Lalu kemudian dari hasil
wawancara pra penelitian kepada salah satu siswi terkait hasil belajar
dan model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya
cukup dan model pembelajaran yang dilaksanakan membuat dia
senang-senang saja namun terkadang membuat dia bosan. Itu hasil
wawancara sebelum melakukan penelitian.
Dan kemudian wawancara setelah dilakukannya penelitian atau
pasca penelitian yang dilakukan kepada guru terkait model
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan hasil belajar dapat
disimpulkan bahwa model discovery learning sangat bagus sekali
karena menuntut anak untuk belajar secara aktif dan mandiri dan hasil
belajarnya pun lumayan meningkat walau tidak terlalu signifikan.

F. Pembahasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ternyata setelah diperlakukannya model
pembelajaran discovery learning hasilnya tidak berpengaruh pada hasil
belajar siswa, ini dibuktikan dengan hasil nilai akhir posttest yang
dimana nilai tersebut perbedaan nilai kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak terlalu jauh, peneliti pun amat merasakan tidak
sempurnanya proses pembelajaran yang dilakukan pada saat penelitian,
menurut peneliti ada beberapa faktor yang membuat penelitian ini tidak
berpengaruh diantaranya yang pertama, kurang tegasnya peneliti yang
pada saat itu bertindak sebagai guru pada saat penelitian, sehingga
banyak siswa yang tidak mendengarkan pada saat peneliti memberikan
instruksi. Yang kedua, ketidaksiapan siswa pada saat belajar
68

menggunakan model pembelajaran discovery learning, ini dibuktikan


dengan banyaknya siswa yang kebingungan dengan cara belajar
discovery learning dan banyak siswa yang tidak peduli pada
kelompoknya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Yang ketiga
adalah tes pretest dan posstest hanya menggunakan 8 soal pilihan
ganda, kesalahan peneliti pada saat uji validitas adalah ketika hasil uji
validitasnya terbukti yang valid 8 soal, peneliti tidak mencoba
mengulang kembali uji validitas tersebut. Sehingga tes pretest dan
posttest siswa pada saat itu hanya menggunakan 8 soal, yang menurut
peneliti kurang bisa mengukur kemampuan siswa pada hasil belajar
sosiologi.
Pada tahap analisis, berdasarkan hasil koreksi nilai didapat nilai
rata-rata pretest untuk kelas kontrol sebesar 50,89 dan kelas eksperimen
sebesar 51,33. Ini menandakan masih lemah nya tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang di ajarkan yaitu sosialisasi. Bisa di lihat dari
nilai rata-ratanya hasil pemahamannya pun tidak begitu jauh.
Untuk nilai postest didapat nilai rata-rata dikelas kontrol sebesar
71,8 dan untuk dikelas eksperimen 77,6 dari hasil nilai rata-rata yang
didapat, dapat disimpulkan ada peningkatan dari nilai pretest ke nilai
posstest namun bisa dilihat bedanya nilai posstest eksperimen dan
kontrol tidak begitu jauh.
Pada saat uji hipotesis uji “t” pretest diperoleh thitung = < ttabel maka
H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada pengaruh
penerapan discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi. Dan pada
saat pengujian hipotesis untuk postest karena berdistribusi tidak normal,
digunakan uji non parametrik yaitu dengan Uji Mann-Whitney (Uji
“U”) dan diperoleh hasil U > Ukritis yang berarti H0 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan tidak ada perbedaan dan pengaruh
penerapan discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi.
Dalam pembelajaran sosiologi menggunakan metode discovery
learning melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan para peserta
69

didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis
sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum
sampai pada generalisasi. Dengan teknik ini siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan intruksi. Sehingga pembelajaran
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak
dapat belajar sendiri.
Namun ada beberapa kelemahan menggunakan metode discovery
learning yaitu Metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami
kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan akan
timbulnya kegiatan diskusi. Metode ini tidak efisien untuk mengajar
jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat
buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama. Pengajaran discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek
konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas
untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa. Tidak
menyediakan kesempatan-kesempatan bagi berfikir yang akan
70

ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu oleh guru, dan proses
penemuannya adalah dengan bimbingan guru.1
Pada tahap kesimpulan, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan discovery learning bisa membuat siswa
bisa lebih aktif didalam pembelajaran, siswa mendapatkan suatu
pengalaman baru dalam belajar. Melihat beberapa kelemahan diatas
bisa disimpulkan peneliti merasakan beberapa kelemahan-kelemahan
diatas, sehingga hasil belajarnya tidak maksimal sehingga tidak
memberi pengaruh lebih terhadap pembelajaran menggunakan metode
biasa, namun peneliti sangat merasakan sekali perbedaan didalam
aktivitas pembelajarannya, metode yang menggunakan discovery
learning yang lebih membuat siswa lebih aktif didalam pembelajaran
dibandingkan metode tradisional.

G. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti begitu menyadari banyak sekali
kekurangan dalam penerapan discovery learning didalam proses
belajar-mengajarnya. Peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin
didalam melakukan penelitian ini namun banyak suatu hambatan yang
tidak pernah diduga-duga datang didalam proses pembelajarannya.
Sehingga peneliti memiliki beberapa keterbatasan penelitian sebagai
berikut:
1. Penelitian hanya pada ruang lingkup pembahasan sosialisasi
sehingga tidak dapat meluas lagi.
2. Ada disatu kelas dimana ketika proses pembelajaran ingin dimulai
kabel proyektor tidak berfungsi, sehingga peneliti harus mengganti
dan meminjam dikelas lain dan membuat waktu terbuang cukup
banyak.

1
Oemar Hamalik. Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1986) h. 122.
71

3. Pembelajaran menjadi kurang maksimal karena waktu yang kurang


akibat kerusakan kabel proyektor yang sehingga membuat waktu
terbuang cukup banyak.
4. Sulitnya mengkondisikan kelas karena penelliti bukan guru asli
sekolah.
5. Terkadang ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran
dan cuek terhadap kelompoknya.
6. Terkadang ada siswa yang menjelaskan teorinya kurang tepat dengan
tema pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
7. Ada beberapa siswa yang kurang disiplin dalam proses
pembelajaran. Seperti di pembelajaran pertama dia hadir, namun di
pembelajaran kedua dia tidak hadir.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian
pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar
sosiologi siswa di kelas X SMA Negeri 29 Jakarta, diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar sosiologi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Dengan nilai rata-rata 77,63 untuk kelas eksperimen dan 71,8
untuk kelas kontrol. Dan kemudian hasil uji hipotesis diperoleh nilai
sebesar 0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama
dengan U > Ukritis yang berarti H0 diterima. yang berarti tidak ada
pengaruh yang didapat dari hasil belajar sosiologi siswa dengan
menggunakan metode discovery learning. Namun walaupun tidak ada
pengaruh tapi bisa dilihat dari nilai rata-ratanya kelas eksperimen lebih
unggul dan juga pembelajaran menggunakan discovery learning bisa
membuat siswa bisa lebih aktif didalam pembelajaran, siswa mendapatkan
suatu pengalaman baru dalam belajar.

B. Saran
Berdasarkan dari apa yang peneliti dapatkan dan rasakan pada saat
melakukan penelitian terdapat beberapa saran diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk sekolah agar memperhatikan alat-alat media yang dipakai dalam
pembelajaran jangan sampai ada alat-alat media yang tidak berfungsi
dengan baik.
2. Untuk para guru yang ingin menggunakan model pembelajaran
discovery learning, agar senantiasa selalu mempersiapkan materi
dengan matang dan sumber belajarnya, agar ketika didalam praktiknya
tidak terjadi kekeliruhan yang dialami guru maupun siswa.

72
73

3. Siswa harus lebih teliti lagi didalam mencari informasi terkait materi
yang sedang diajarkan, agar bisa tepat dan sesuai dengan tema
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4. Lebih disiplin lagi untuk kehadiran siswa dalam proses pembelajaran,
agar siswa tidak ketinggalan pelajaran dan siswa bisa mengerti dan
memahami setiap tahap demi tahap dalam pembelajaran.
5. Untuk peneliti lain yang ingin meneliti tentang model discovery
learning, disarankan untuk bisa mengkaji lebih dalam lagi tentang
discovery learning sebelum melakukan sebuah penelitian.
6. Untuk peneliti lain disarankan untuk menguji validitas hingga sampai
hasil yang ideal.
7. Untuk peneliti lain disarankan untuk mengambil sampel maksimal dari
subyek yang ada ketika ingin meneliti tentang model discovery
learning.
74

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fandi, Haryanto. Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

A.M., Sadirman. Interaksi & Motivasi: Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


Press, 2012.

Abi Muda, 14 Manfaat Sosiologi dalam Kehidupan dan Bermasyarakat, dari


http://www.abimuda.com/2015/08/14-manfaat-sosiologi-html. Di akses
pada 19 agustus 2014.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2007

-----. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Elly M.Setiadi & Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta:
Kencana, 2011.
Ferdinandus, ”Ini Delapan Masalah dalam Implementasi Kurikulum 2013”, dari
http://news.metrotvnews.com/read/2014/10/19/307023/ini-delapan-
masalah-dalam-implementasi-kurikulum-2013-html. Di akses pada 19
Oktober 2014

Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep dan Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama, 2009.

Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Alumni, 1986.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam


Pembelajaran“ dalam diklat guru dalam rangka implementasi kurikulum
2013; konsep pendekatan scientific, Bandung, 2013.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010


75

Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.

Nasih, Ahmad Munjir dan Lilik Nur Kholidah. Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Refika Aditama, 2009.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65


tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A


Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009

Reni Sintawati, Implementasi pendekatan Saintifik Model Discovery Learning


dalam Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 1 Jetis Bantul, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Prenanda


Media Group, 2007.

Rusyan, A. Tabrani, dkk. Pendekatan dalam Proses Belajar-mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya, 1994.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.

S. Susanto, Phil. Astrid. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung:


Binacipta, 1992.

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2012.

-----. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2011.

Sanjaya, Wina Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2013.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2009.

-----. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2007.

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.


Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
76

Suroto. Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi


Prisma dan Limas Kelas VIII. Journal of Primary Education, 1, 2012.

Syaifurahman & Tri Ujiati. Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks,
2013.

Trihendradi, Cornelius. Langkah Mudah Memecahkan Kasus Statistik:


Desskriptif, Parametrik, dan Non-Parametrik dengan SPSS 12.
Yogyakarta: ANDI, 2004.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan,


dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana, 2009.

-----. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka, 2007.

-----. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi


Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2010.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:


Rineka Cipta, 2008.

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, sosiologi, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi. Di akses pada 6 Desember 2015.
Lampiran 1

PFOFIL SEKOLAH

1. Sejarah SMA Negeri 29 Jakarta


Pada awal bulan September 1966, atas prakarsa Bapak Camat Kebayoran
Lama yang pada saat itu dijabat oleh M.T. Koesnadi, merasa tergugah serta
terpanggil untuk mendirikan dan merintis sebuah lembaga pendidikan tingkat
atas yang berada di wilayah Kebayoran Lama, yang pada saat itu belum ada
sekolah setingkat SLTA. Sehingga dengan adanya sekolah ini akan
mempermudah bagi siswa SLTP untuk melanjutkan ke jenjang SLTA tanpa
mengeluarkan biaya tinggi dan jauh dari domisili tempat tinggalnya. Setelah
melalui beberapa kali proses konsultasi dengan para tokoh pendidik dan ulama
serta bekerja sama dengan SMA VI Bulungan Jakarta Selatan, maka akhirnya
pada tanggal 5 Januari 1967 berhasil didirikan SMA VI Filial di Kebayoran
Lama yang dipimpin oleh Drs. Sunardi dengan menempati gedung bekas SD
Sie Ming Wie di Jalan Kebayoran Lama. Pada saat kunjungan kerja Bapak
Gubernur DKI Ali Sadikin ke Kebayoran Lama, beliau sangat memperhatikan
akan kesulitan tidak adanya sekolah setingkat SLTA di wilayah Kebayoran
Lama. Kemudian beliau menginstruksikan kepada bawahannya untuk segera
membongkar gedung SD tersebut diperuntukan SLTP dan SLTA untuk
sementara waktu, disusul instruksi segera membangun gedung baru baru bagi
SMA VI Filial pada sebidang tanah seluas 3800m2 dekat Komplek Polri di
Jalan Kramat No. 6, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pada tahun 1973, SMA VI Filial yang merupakan cabang dari SMA VI
Bulungan, akhirnya tepat pada bulan Juni 1973 melepaskan diri dari induknya
dan statusnya menjadi SMA 29 Jakarta. Seirama dengan bergulirnya waktu,
pada tahun 1989 di bawah pimpinan R.M. Radjagoekgoek dilakukan
pembangunan gedung baru yang terdiri dari dua lantai, sebanyak 16 ruang
belajar dengan masa penyelesaian gedung selama satu tahun dengan Tipe B.
Awal tahun 1994 dibawah pimpinan Drs. Sutan Achirudin Djamin, berhasil
menambah tiga ruang bangunan yang diperuntukan laboratorium kimia,
laboratorium fisika, dan gudang penyimpanan barang serta satu bangunan
musholla SMA Negeri 29 Jakarta. Pada saat Kepala SMA Negeri 29 Jakarta
dijabat oleh Bapak Drs. Syahrial Gazali, M.Pd., yang menggantikan Bapak
Drs. Sutan Achirudin Djamin sejak tahun 1997. Di bawah pimpinannya, gigih
berbenah diri terhadap situasi dan kondisi sekolah, selalu diadakan
penyempurnaan dan perbaikan sarana gedung, sarana KBM, keindahan kebun
dan pemagaran sekolah serta pengaspalan lapangan upacara / lapangan
olahraga. Hal ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas sekolah agar dapat menjadikan SMA Negeri 29 Jakarta sejajar dengan
SMA unggulan di DKI Jakarta.

PROFIL SEKOLAH

Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Tahun Operasional : 1973
Status tanah : Milik Pemerintah Prov. DKI Jakarta
Perubahan : 2012/2013
Alamat : Jl. Kramat Raya No 6, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon/Fax : 021-7395831

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 29 Jakarta


VISI:

Mewujudkan Institusi Pendidikan Berkualitas Berlandaskan Keimanan dan


Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang Unggul dalam IPTEK,
Berprestasi Tinggi, dan Siap berkompetisi dalam Era Globalisasi ”.
MISI:
1. Meningkatkan keselarasan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual
untuk mewujudkan situasi yang kondusif terhadap terwujudnya tujuan
pendidikan nasional.
2. Menyelenggarakan ibadah keagamaan dalam meningkatkan ketaqwaan
guna membentuk anak didik yang bermartabat.
3. Disiplin dalam bertindak
4. Meningkatkan kemampuan IPTEK di lingkungan sekolah.
5. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing.
6. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
7. Melestarikan 5 S (salam, sapa, senyum, sopan dan santun) dan 7K
(keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan dan
kerindangan).
8. Menghasilkan lulusan yang berakhlak dan berilmu.

TUJUAN:
1. Melaksanakan Kurikulum 2013
2. Tingkat pemahaman keagamaan siswa 95 %
3. Tingkat partisipasi dalam kegiatan ibadah keagamaan 95 %
4. Tingkat pelanggaran kedisiplinan siswa 0 %
5. Prosentasi kehadiran guru dan karyawan 100 %
6. Prosentasi Daya Serap Siswa 85 %
7. Rata – rata perolehan skor NUAN 80 %
8. Prosentasi siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri 73%
9. Sistem Administrasi Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
10. Kemampuan bahasa Inggris lisan baik siswa, guru maupun karyawan
11. Team kesenian dapat tampil ditingkat propinsi
12. Kegiatan olah raga memperoleh prestasi tingkat nasional
13. Prestasi lomba mata pelajaran tingkat propinsi dan nasional
14. Prestasi kebersihan tingkat propinsi
15. Kepribadian dan budi pekerti luhur dengan memasyarakatkan 5 S :
Senyum – Sapa – Salam – Sopan – Santun.

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

MULAI BERTUGAS PEND. TERAKHIR


NO NAMA L/P JABATAN
SMAN 29 Jakarta STRATA
1 Dra. Carol P Ka.Sekolah 2015 S1

2 Wa.Ka.Sek
Drs.
L Kurikulum/Gu 1987 S1
Sugiatno
ru Sosiologi

3 Wa.Ka
Supadiyono,
P Kesiswaan/Gu 1997 S1
S.Pd
ru Matematika

4 Dra. H. Sri Guru


L 1980 S1
Sumaryani Matematika

5 Dra. Hj. Guru Pend.


L 1993 S2
Latifah, MA Agama Islam

6 Drs. H. Guru Pend.


L 1982 S1
Rahmat Agama Islam

7 Agus Nur
Cahyadi, P Guru Sejarah 2004 S1
S.Pd

8 Guru
Sururudin,
L Sejarah/Sosiol 2004 S1
S.Pd
ogi

9 Wijiatun,
P Guru Sejarah 1991 S1
S.Pd

10 Lina
Guru Bhs.
Danawati, P 2014 S1
Indonesia
S.Pd

11 Merlita
Paruri Guru Bhs.
P 2009 S1
Rahayu, Indonesia
S.Pd

12 Syahrir, Guru Bhs.


L 2013 S1
S.Pd Indonesia/PK
N

13 Marapi
Guru Bhs.
Amboko, L 2009 S1
Indonesia
S.Pd

Dra. Sri Guru Bhs.


14 P 1997 S1
Widayati Indonesia

15 Dra. Guru Bhs.


P 1998 S1
Ratnawati Inggris

16 Bisowarno, Guru Bhs.


L 2007 S1
S.Pd Inggris

17 Dra. D.
Guru Bhs.
Radjagukgu P 1990 S1
Inggris
k

18 Guru Bhs.
Faizah, S.Pd P 2007 S1
Jepang

19 Meli
Guru Bhs.
Melgawati, P 2005 S1
Jepang
S.Pd

20 Dra. Hj.
Artika
P Guru Biologi 1987 S1
Damayanti,
MM

21 Susi
Kristanti, P Guru Biologi 1985 S1
S.Pd

22 Rismawati
P Guru Biologi 2005 S1
S.pd

23 Hj. Endang
P Guru Kimia 2000 S1
L., S.Pd

24 Joko
Suryadi, L Guru Kimia 2013 S1
S.Pd

25 Dra. H.
P Guru Kimia 2001 S1
Sriyatun

26 Guru
Mudjiono,
P Kimia/Fisika/ 2002 S1
S.Pd
Komputer

27 Nur Asiah,
L Guru Fisika 1997 S1
S.Pd

28 Ita Yunita,
P Guru Fisika 1998 S1
S.Pd

29 Hj. Miroah, L Guru Fisika 2000 S1


S.Pd

30 Guru
Dra. Ratih Sosiologi/PK 1990 S1
Andayani P N

31 Laili
Hadiati, P Guru Geografi 1999 S1
S.Pd

32 Dra. Juliana
Rosa P Guru Geografi 1997 SI
Monding

33 Dra. Hj.
P Guru Ekonomi 1981 S1
Zulhafna

34 Rafiani,
2008 S1
S.Pd. P Guru Ekonomi

35 Yuni Tri
Retnani, Guru Ekonomi 2014 S1
S.Pd P

36 Feryenti, Guru
L 2014 S1
S.Pd Matematika

37 Rizka
Guru
Fitriani, P 2006 S1
Matematika
S.Pd

38 Dra. Hj. Ani Guru


P 1992 S1
Mardiana Matematika

39 Drs. Agni Guru Pend.


Karnadibrata P Seni 2004 S1

40 Ifa Sarifah, Guru


P 2006 S1
S.Kom Komputer

41 Hj. Afriyanti
P Guru BK 1985 S1
Z. Sani, S.Pd

42 Drs.
L Guru BK 2015 S1
Sukirman

43. Puguh
Guru Seni
Sambodo L 2014 S1
Rupa
S.Pd

44. Hendri
Guru
Mariko, L 2014 S1
Penjaskes
S.Pd

45. Dra. Hj.


Guru
Djamila, P 2014 S2
Penjaskes
M.Pd

46. Dra. Hj. Yuli P Guru 2008 S1


Heriyanti Penjaskes

47. Drs. Guru Pend.


Otomozi L Agama 2014 S1
Jalakhu Kristen

4. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 29 Jakarta
adalah sebagai berikut :

Jumlah
No. SARANA INDOOR Tersedia
Ruangan
1. Ruang Kepala Sekolah 1 √
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 √
3. Ruang Guru 1 √
4. Ruang Kelas 21 √
5. Ruang Tata Usaha 1 √
6. Ruang Tamu 1 √
7. Ruang Aula 1 √
8. Laboratorium Biologi 1 √
9. Laboratorium Fisika 1 √
10. Laboratorium Kimia 1 √
11. Laboratorium Komputer 1 √
12. Laboratorium Bahasa 1 √
13. Ruang Bimbingan dan Konseling 1 √
14. Ruang UKS 1 √
15. Gudang 1 √
16. Toilet 9 √
No. SARANA OUTDOOR Tersedia
1. Lapangan Basket √
2. Lapangan Bola √
3. Kantin √
4. Musholah √

5. Ekstrakulikuler

Berikut daftar kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 29 Jakarta :

NO KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KET**


1. ROHIS ü
2. ROKRIS ü
3. ECC ü
4. PMR ü
5. KIR ü
6. MARAWIS ü
7. VOCAL GROUP ü
8. AKUSTIK ü
9. BASKET PUTRI ü
10. BASKET PUTRA ü
11. FUTSAL ü
12. PRAMUKA ü
13. JURNALISTIK ü
14. FOTOGRAFI ü
15. KARATE ü
16. TAEKWONDO ü
17. PASKIBRA ü
18. CHEERS ü
19. TARI SAMAN ü
20. MODERN DANCE ü
21. TEATER ü
22. BRIDGE ü
Lampiran 2

Lembar Observasi

Lingkungan/Latar Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Sosiologi

Hari / Tanggal : Rabu, 29 April 2015

Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta

Waktu : 09. 45 s/d Selesai

Nama Guru : Sururudin, S.Pd

NO URAIAN YA TIDAK
Pengaturan meja dan kursi dapat diubah ü
1.
sesuai kebutuhan yang diperlukan
2. Pencahayaan ruangan kelas sesuai ü
3. Ventilasi Cukup ü
4. Kegaduhan di luar kelas ü
Pengaturan meja dan kursi memudahkan ü
5.
siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain
Siswa hanya berada dikursinya selama ü
6.
proses belajar mengajar
7. Posisi guru saat memberi materi dapat ü
berubah
8. Penggunaan media pembelajaran dapat ü
meningkatkan ketertarikan dalam belajar
9. Letak papan tulis dapat dilihat semua siswa ü
10. Proyektor dapat digunakan dengan baik ü
11. Siswa memiliki loker untuk menyimpan ü
perlengkapan sekolah
12. Meja siswa memiliki tempat intuk ü
menyimpan buku dan alat tulis
Obsever

Muhamad Rizky
Lampiran 3

Lembar Observasi

Pengamatan Pembelajaran Sosiologi

SMA Negeri 29 Jakarta

Hari / Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015

Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta

Waktu : 09. 45 s/d Selesai

Pertemuan ke : 1 (satu)

NO URAIAN YA TIDAK
Persiapan
1. Guru menyiapkan RPP ü

2. Guru menerangkan tujuan pembelajaran ü


3. Guru mengadakan pretest ü
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran
4. Guru mengadakan apersepsi ü
5. Guru menjelaskan tentang model ü
pembelajaran discovery learning
6. Guru menerangkan manfaat materi ü
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari
7. Guru menerangkan materi sosiologi dengan ü
sistematis sesuai dengan RPP
8. Guru menguasai bahan ajar ü
9. Guru meminta siswa agar aktif dalam ü
proses pembelajaran
10. Guru memperhatikan siswa secara ü
menyeluruh
11. Guru mengadakan diskusi ü
12. Guru menerangkan dengan suara jelas ü
13. Guru memberikan kesempatan untuk ü
bertanya
14. Siswa diminta untuk mencari sumber ü
sebanyak-banyaknya dari imternet dan
perpustakaan sekolah
15. Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang ü
telah diperoleh dari internet dan
perpustakaan sekolah
16. Guru mengklarifikasi tentang ü
penjelasan siswa
17. Guru menilai dan mengembalikan hasil ü
diskusi siswa yang telah dikumpulkan
18. Guru memberikan tugas PR individu ü
Penutup
19. Guru & siswa memberikan kesimpulan ü

20. Guru memberikan gambaran tentang materi ü


berikutnya
21. Guru memberikan tugas hal-hal yang ü
berkaitan dengan materi yang akan datang
22. Guru & siswa menutup pembelajaran ü
dengan mengucap hamdalla

Obsever

Sururudin, S.Pd
Lembar Observasi

Pengamatan Pembelajaran Sosiologi

SMA Negeri 29 Jakarta

Hari / Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015

Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta

Waktu : 09. 45 s/d Selesai

Pertemuan ke : 2 (dua)

NO URAIAN YA TIDAK
Persiapan
1. Guru menyiapkan RPP ü

2. Guru menerangkan tujuan pembelajaran ü


3. Guru mengadakan postest ü
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran
4. Guru mengadakan apersepsi ü
5. Guru menjelaskan tentang model ü
pembelajaran discovery learning
6. Guru menerangkan manfaat materi ü
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari
7. Guru menerangkan materi sosiologi dengan ü
sistematis sesuai dengan RPP
8. Guru menguasai bahan ajar ü
9. Guru meminta siswa agar aktif dalam ü
proses pembelajaran
10. Guru memperhatikan siswa secara ü
menyeluruh
11. Guru mengadakan diskusi ü
12. Guru menerangkan dengan suara jelas ü
13. Guru memberikan kesempatan untuk ü
bertanya
14. Siswa diminta untuk mencari sumber ü
sebanyak-banyaknya dari imternet dan
perpustakaan sekolah
15. Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang ü
telah diperoleh dari internet dan
perpustakaan sekolah
16. Guru mengklarifikasi tentang ü
penjelasan siswa
17. Guru menilai dan mengembalikan hasil ü
diskusi siswa yang telah dikumpulkan
18. Guru memberikan tugas PR individu ü
Penutup
19. Guru & siswa memberikan kesimpulan ü

20. Guru memberikan gambaran tentang materi ü


berikutnya
21. Guru memberikan tugas hal-hal yang ü
berkaitan dengan materi yang akan datang
22. Guru & siswa menutup pembelajaran ü
dengan mengucap hamdalla

Obsever

Sururudin, S.Pd
Lembar Observasi

Pengamatan Pembelajaran Sosiologi

SMA Negeri 29 Jakarta

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015

Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta

Waktu : 09. 45 s/d Selesai

Pertemuan ke : 3 (tiga)

NO URAIAN YA TIDAK
Persiapan
1. Guru menyiapkan RPP ü

2. Guru menerangkan tujuan pembelajaran ü


3. Guru mengadakan postest ü
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran
4. Guru mengadakan apersepsi ü
5. Guru menjelaskan tentang model ü
pembelajaran discovery learning
6. Guru menerangkan manfaat materi ü
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari
7. Guru menerangkan materi sosiologi dengan ü
sistematis sesuai dengan RPP
8. Guru menguasai bahan ajar ü
9. Guru meminta siswa agar aktif dalam ü
proses pembelajaran
10. Guru memperhatikan siswa secara ü
menyeluruh
11. Guru mengadakan diskusi ü
12. Guru menerangkan dengan suara jelas ü
13. Guru memberikan kesempatan untuk ü
bertanya
14. Siswa diminta untuk mencari sumber ü
sebanyak-banyaknya dari imternet dan
perpustakaan sekolah
15. Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang ü
telah diperoleh dari internet dan
perpustakaan sekolah
16. Guru mengklarifikasi tentang ü
penjelasan siswa
17. Guru menilai dan mengembalikan hasil ü
diskusi siswa yang telah dikumpulkan
18. Guru memberikan tugas PR individu ü
Penutup
19. Guru & siswa memberikan kesimpulan ü

20. Guru memberikan gambaran tentang materi ü


berikutnya
21. Guru memberikan tugas hal-hal yang ü
berkaitan dengan materi yang akan datang
22. Guru & siswa menutup pembelajaran ü
dengan mengucap hamdalla

Obsever

Sururudin, S.Pd
Lampiran 4

Lembar Observasi

Instrumen Penelitian Responden Siswa SMA Negeri 29 Jakarta

Hari / Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015


Kelas / Sekolah : X II 2/SMA Negeri 29 Jakarta
Waktu : 09.45 s/d Selesai
Pertemuan : 1 (Satu)
No URAIAN A B C D E KET
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru ü B
2. Siswa mencatat penjelasan guru ü C
3. Siswa antusias dan tertarik dengan ü B
penjelasan guru
4. Siswa aktif bertanya ü B
5. Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun ü C
6. Siswa tidak memahami penjelasan guru ü C
7. Siswa senang mengerjakan tugas ü C
8. Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru ü D
9. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan ü D
materi
10. Siswa bermalas-malasan mengerjakan ü C
latihan
11. Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan ü B
tugas dalam berkelompok
Keterangan:
A = Semua
B = Sebagian Besar
C = Sebagian Kecil
D = Ada Beberapa
E = Tidak Ada
Obsever

Muhamad Rizky
Lembar Observasi

Instrumen Penelitian Responden Siswa SMA Negeri 29 Jakarta

Hari / Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015


Kelas / Sekolah : X II 2/SMA Negeri 29 Jakarta
Waktu : 09.45 s/d Selesai
Pertemuan : 2 (Dua)
No URAIAN A B C D E KET
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru ü B
2. Siswa mencatat penjelasan guru ü C
3. Siswa antusias dan tertarik dengan ü B
penjelasan guru
4. Siswa aktif bertanya ü C
5. Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun ü D
6. Siswa tidak memahami penjelasan guru ü C
7. Siswa senang mengerjakan tugas ü C
8. Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru ü D
9. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan ü D
materi
10. Siswa bermalas-malasan mengerjakan ü C
latihan
11. Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan ü B
tugas dalam berkelompok
Keterangan:
A = Semua
B = Sebagian Besar
C = Sebagian Kecil
D = Ada Beberapa
E = Tidak Ada
Obsever

Muhamad Rizky

Lembar Observasi
Instrumen Penelitian Responden Siswa SMA Negeri 29 Jakarta

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015


Kelas / Sekolah : X II 2/SMA Negeri 29 Jakarta
Waktu : 09.45 s/d Selesai
Pertemuan : 3 (Tiga)
No URAIAN A B C D E KET
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru ü B
2. Siswa mencatat penjelasan guru ü C
3. Siswa antusias dan tertarik dengan ü C
penjelasan guru
4. Siswa aktif bertanya ü B
5. Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun ü C
6. Siswa tidak memahami penjelasan guru ü B
7. Siswa senang mengerjakan tugas ü C
8. Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru ü C
9. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan ü D
materi
10. Siswa bermalas-malasan mengerjakan ü C
latihan
11. Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan ü B
tugas dalam berkelompok
Keterangan:
A = Semua
B = Sebagian Besar
C = Sebagian Kecil
D = Ada Beberapa
E = Tidak Ada
Obsever

Muhamad Rizky
Lampiran 5

KUTIPAN WAWANCARA

Tahap : Pra Penelitian


Hari/tanggal : 5 Mei 2015
Responden : Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pembelajaran sosiologi
Daftar Pertanyaan :
1. Apa yang bapak persiapkan sebelum melaksanakan proses pembelajaran ?
2. Bagaimana dengan nilai hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya ?
3. Apa yang akan bapak lakukan apabila terdapat siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM ?
4. Apakah bapak menerapkan program remedial pada siswa yang nilainya
dibawah KKM ?
5. Apakah siswa memperhatikan bapak saat menjelaskan materi pelajaran
sosiologi ?
6. Apabila siswa tidak memperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan bapak
lakukan ?
7. Media pembelajaran apa saja yang disediakan sekolah untuk menunjang
pembelajaran sosiologi ?
8. Pembelajaran yang seperti apa yang biasa bapak gunakan dalam
pembelajaran sosiologi ?
KUTIPAN WAWANCARA

Tahap : Pasca Penelitian


Hari/tanggal : 22 Mei 2015
Responden : Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sosiologi
terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah menurut bapak, pembelajaran discovery learning ini cocok dalam
pembelajaran sosiologi ?
2. Menurut bapak, apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dari
discovery learning ini?
3. solusi yang seperti apa yang cocok untuk mengatasi kekurangan dalam
penerapan pembelajaran discovery learning ?
4. Akankah ada kemungkinan anda menerapkan model pembelajaran discovery
learning ini di kelas yang anda ajarkan ?
5. Adakah kemajuan siswa setelah anda melakukan pengamatan ?
6. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan, apakah terdapat kemajuan dalam
hasil belajar sosiologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran discovery
learning?
7. Dari pengamatan yang anda lakukan selama ini, bagaimana tingkat perhatian
siswa terhadap pelajaran ?
8. Menurut bapak, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa terkait dengan penggunaan pembelajaran discovery learning sebagai
model pembelajaran ?
KUTIPAN WAWANCARA

Tahap : Pra Penelitian


Hari/tanggal : 5 Mei 2015
Responden : Dwi Rahmawati
Kelas : .X IIS 2
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model
pembelajaran sosiologi
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran sosiologi di kelas ?
2. Apakah kamu merasa senang dengan pelajaran sosiologi ?
3. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu ?
4. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru mengajar pelajaran sosiologi ?
5. Model pembelajaran apa yang sering digunakan guru sosiologi dalam
mengajar ?
KUTIPAN WAWANCARA

Tahap : Pasca Penelitian


Hari/tanggal : 22 Mei 2015
Responden : Dwi Rahmawati
Kelas : X IIS 2
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sosiologi
terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana menurut kamu belajar menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning?
2. Menurut kamu apa kelebihan menggunakan model Discovery Learning?
3. Menurut kamu apa kekurangan menggunakan model Discovery Learning ?
4. Apa kamu suka belajar menggunakan pembelajaran model Discovery
Learning?

5. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu pada materi yang dipelajari


menggunakan model pembelajaran discovery learning ?
Lampiran 6

HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU

Tahap : Pra Penelitian


Hari/tanggal : 5 Mei 2015
Responden : Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model
pembelajaran sosiologi.
Daftar Jawaban :
1. Apa yang bapak persiapkan sebelum melaksanakan proses pembelajaran ?

Jawab; mempersiapkan silabus, RPP, materi pembelajaran


2. Bagaimana dengan nilai hasil belajar siswa pada ulangan harian
sebelumnya ?
Jawab; ada yang bagus dan ada yang buruk, siswa yang dibawah KKM
ada sekitar 14 orang, tapi ketika saya lakukan remedial semuanya
mencapai KKM
3. Apa yang akan bapak lakukan apabila terdapat siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM ?
Jawab; saya akan memberikan remedial dengan cara memberikan tugas-
tugas individu
4. Apakah bapak menerapkan program remedial pada siswa yang nilainya
dibawah KKM ?
Jawab; iya, karena akan membantu mereka untuk memperbaiki nilai-
nilainya yang jelek
5. Apakah siswa memperhatikan bapak saat menjelaskan materi pelajaran
sosiologi ?
Jawab; ya gitulah mas namanya anak-anak ada saja yang tidak
memperhatikan dan ada yg memperhatikan, tapi saya selalu menegur para
siswa yang tidak mendengarkan.
6. Apabila siswa tidak memperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan
bapak lakukan ?
Jawab; biasanya saya menegur dan langsung memberikan mereka
pertanyaan

7. Media pembelajaran apa saja yang disediakan sekolah untuk menunjang


pembelajaran sosiologi ?

Jawab; disekolah ini udah enak mas sekarang, sudah ada proyektor 2 buah
yang satu yang langsung nyala ke papan tulis dan satu touchscreen mas
jadi lebih memudahkan didalam proses pembelajarannya
8. Pembelajaran yang seperti apa yang biasa bapak gunakan dalam
pembelajaran sosiologi ??
Jawab; biasanya saya lebih banyak melakukan diskusi mas dikelas, karena
kan sekarang memakai k13 ya mas jadi lebih banyak memberikan
pembelajaran yang lebih membuat siswa aktif
HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU

Tahap : Pasca Penelitian


Hari/tanggal : 22 Mei 2015
Responden : Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
sosiologi terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Jawaban :

1. Apakah menurut bapak, pembelajaran discovery learning ini cocok dalam


pembelajaran sosiologi ?

Jawab; iya memang pembelajaran yang cocok didalam k13 yang model
seperti ini mas, karena saya melihat disini siswa lebih kreatif didalam
mengekspresikan segala hal yang ada dipikirannya terkait pembelajaran
dan guru hanya sebagai fasilitator .

2. Menurut bapak, apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dari


discovery learning ini?

Jawab; kelebihannya menurut saya adalah disini siswa jadi bisa


mengekspor pemikirannya dan juga mampu berkreasi didalam
pembelajaran, namun kekurangannya yang saya lihat disini masih banyak
juga siswa-siswa yang acuh tak acuh sama kelompoknya sehingga
mungkin yang paham yang kerja didalam kelompok dan yang gak peduli
sama kelompoknya gak bakal bisa ngerti apa-apa.

3. Solusi yang seperti apa yang cocok untuk mengatasi kekurangan dalam
penerapan pembelajaran discovery learning ?

Jawab; menurut saya ya mas, sebenarnya model pembelajaran ini sudah


bagus, mungkin dari gurunya sendiri ya mas harus tegas dan bisa lebih
mengarahkan anak-anak agar tetap fokus pada pembelajaran, memang sulit
mas memanage kelas itu, tapi kalo kita lakukan dengan maksimal mungkin
kita bisa lebih meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

4. Akankah ada kemungkinan anda menerapkan model pembelajaran


discovery learning ini di kelas yang anda ajarkan ?
Jawab; pastinya sangat mungkin ya mas, karena model pembelajaran yang
seperti ini yang bisa membuat siswa-siswa lebih mandiri belajar didalam
kelas dan saya rasa ini model pembeajaran yang modern.

5. Adakah kemajuan siswa setelah anda melakukan pengamatan ?

Jawab; banyak kemajuan mas saya melihat banyak siswa-siswa yang


biasanya malas bisa jadi antusias pada saat membuat peta konsep seperti
januar.

6. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan, apakah terdapat kemajuan


dalam hasil belajar sosiologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran
discovery learning?

Jawab; ya, ada peningkatan dalam hasil belajar siswa karena mereka
tertarik dengan materi yang diberikan.
7. Dengan pengamatan yang anda lakukan selama ini, bagaimana tingkat
perhatian siswa terhadap pelajaran ?
Jawab; tingakt perhatian lumayan banyak ya mas, mungkin mereka
menyukai dengan sesuatu hal yang baru seperti ini, tapi saya mengamati
ya mas masih ada juga yang seperti biasanya siswa-siswa yang malas.

8. Menurut bapak, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil


belajar siswa terkait dengan penggunaan pembelajaran discovery learning
sebagai model pembelajaran ?

Jawab; ya harus lebih mengetahui lagi banyak hal tentang keinginan siswa
itu maunya belajar yang seperti apa si, karena kan ya mas tipe-tipe siswa
kan sangat berbeda-beda ya mas, maka dari itu tugas guru sangat berat
bagaimana caranya men generalisasikan tipe-tipe yang berbeda tersebut
didalam satu pembelajaran.
HASIL WAWANCARA TERHADAP SISWA

Tahap : Pra Penelitian


Hari/tanggal : 5 Mei 2015
Responden : Dwi Rahmawati
Kelas : X IIS 2
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model
pembelajaran sosiologi
Daftar Jawaban :
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran sosiologi di kelas ?

Jawab; bagus kok ka, pelajaran sosiologi materinya enak untuk dibahas
2. Apakah kamu senang dengan pelajaran sosiologi ?
Jawab; iya kak, senang
3. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu ?
Jawab; belum tau kak kalo yang sekarang, tapi kalo yang kemarin lumayan
kak
4. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru mengajar pelajaran sosiologi ?
Jawab; sebenernya enak si kak tapi gurunya jarang masuk kak dan
terkadang ngebosenin.
5. Model pembelajaran apa yang sering digunakan guru sosiologi dalam
mengajar ?
Jawab; paling presentasi kak sama diskusi kelompok, terus kerjain latihan
soal.
HASIL WAWANCARA TERHADAP SISWA

Tahap : Pasca Penelitian


Hari/tanggal : 22 Mei 2015
Responden : Dwi Rahmawati
Kelas : X IIS 2
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
sosiologi
terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Jawaban :
1. Bagaimana menurut kamu belajar menggunakan model pembelajaran
discovery learning?

Jawab; Model pembelajaran seperti ini bisa membuat siswa dapat kerja
mandiri dan memotivasi untuk kreatif, lebih menekankan ditemukannya
konsep yang sebelumnya belum diketahui.

2. Menurut kamu apa kelebihan menggunakan model discovery learning?


Jawab; Melatih kita untuk bisa bekerja sama dalam kelompok dan kita bisa
jadi mandiri dan kreatif.

3. Apa kamu suka belajar menggunakan pembelajaran model discovery


learning?

Jawab; Terkadang banyak siswa yang asal-asalan membuatnya. Suasana


kurang kondusif, siswa yang tidak mendengarkan presentasi kelompok
lain pada model pembelajaran ini mengakibatkan materi tidak
tersampaikan dengan baik karena kurangnya perhatian.
4. Menurut kamu apa kekurangan menggunakan model discovery learning ?
Jawab; Iya, karena dengan menggunakan pembelajaran seperti ini
memberi kebebasan kepada siswa untuk mengeksplor kemampuannya
masing-masing didalam belajar dan tidak terpaku pada sumber buku.
5. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu pada materi yang dipelajari
menggunakan model pembelajaran discovery learning ?

Jawab; Lumayan naik ka, dari pada sebelumnya


Lampiran 7

HASIL PENGUJIAN ANATES

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 34

Jumlah butir = 30

Bobot jwb benar = 1

Bobot jwb salah = 0

Nama berkas: Hasil Ana Tes

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 Achmad Rom... 15 15 0 15 15

2 Aditya Putra 17 13 0 17 17

3 Alifia Sri... 17 13 0 17 17

4 Alyssa Vel... 24 6 0 24 24

5 Anggia Ayasha 21 9 0 21 21

6 Anugrahani... 16 14 0 16 16

7 Aprillia P... 16 14 0 16 16

8 Devi Amelia 16 14 0 16 16

9 Eda Amelinda 16 14 0 16 16

10 Erviana Ad... 16 14 0 16 16

11 Fadhil Muh... 20 10 0 20 20

12 Farah Khai... 20 10 0 20 20

13 Fatimah Um... 16 14 0 16 16

14 Felina Ama... 22 8 0 22 22
15 Fidda Riya... 15 15 0 15 15

16 Geriet Amor 15 15 0 15 15

17 Haliana Pe... 18 12 0 18 18

18 Harmita Ra... 17 13 0 17 17

19 Ilyasa Dwi... 15 15 0 15 15

20 Irvan Faiz 16 14 0 16 16

21 Karlina Am... 22 8 0 22 22

22 Krisna Taufik 15 15 0 15 15

23 Larasati 17 13 0 17 17

24 Mentari Pu... 16 14 0 16 16

25 Muhammad F... 18 12 0 18 18

26 Mustika Ra... 16 14 0 16 16

27 Myra Junia... 17 13 0 17 17

28 Nurliyah Sari 15 15 0 15 15

29 Raka Ahinsa P 15 15 0 15 15

30 Rama Alkadri 22 8 0 22 22

31 Rani Gasetya 17 13 0 17 17

32 Shifa Inda... 18 12 0 18 18

33 Tita Perma... 16 14 0 16 16

34 Tsany Afif... 16 14 0 16 16
RELIABILITAS TES

================

Rata2= 17,29

Simpang Baku= 2,44

KorelasiXY= 0,62

Reliabilitas Tes= 0,77

Nama berkas: Hasil Ana Tes

No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 Achmad Romdoni 5 9 14

2 Aditya Putra 7 9 16

3 Alifia Srikandi 7 9 16

4 Alyssa Velian... 10 13 23

5 Anggia Ayasha 10 10 20

6 Anugrahani Putri 7 8 15

7 Aprillia Pratiwi 7 8 15

8 Devi Amelia 7 8 15

9 Eda Amelinda 7 8 15

10 Erviana Ade K... 7 8 15

11 Fadhil Muhammad 9 10 19

12 Farah Khairiya 8 11 19

13 Fatimah Umi . H 7 8 15

14 Felina Amarissa 9 12 21

15 Fidda Riyaldi... 5 9 14

16 Geriet Amor 5 9 14

17 Haliana Pertiwi 7 10 17

18 Harmita Rahma... 7 9 16

19 Ilyasa Dwi Ca... 5 9 14


20 Irvan Faiz 6 9 15

21 Karlina Amalia 10 11 21

22 Krisna Taufik 5 9 14

23 Larasati 7 9 16

24 Mentari Putri R 7 8 15

25 Muhammad Fadli 8 9 17

26 Mustika Ratna G 6 9 15

27 Myra Juniar .... 7 9 16

28 Nurliyah Sari 6 8 14

29 Raka Ahinsa P 5 9 14

30 Rama Alkadri 10 11 21

31 Rani Gasetya 7 9 16

32 Shifa Indayanti 7 10 17

33 Tita Permata ... 7 8 15

34 Tsany Afifah S 7 8 15

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 34

Klp atas/bawah(n)= 9

Butir Soal= 30

Nama berkas: Hasil Ana Tes

No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 6 7 -1 -11,11

2 7 5 2 22,22

3 9 9 0 0,00
4 0 0 0 0,00

5 9 8 1 11,11

6 7 9 -2 -22,22

7 8 9 -1 -11,11

8 9 8 1 11,11

9 7 0 7 77,78

10 8 0 8 88,89

11 9 9 0 0,00

12 1 0 1 11,11

13 4 0 4 44,44

14 9 9 0 0,00

15 9 9 0 0,00

16 5 0 5 55,56

17 6 0 6 66,67

18 7 0 7 77,78

19 8 9 -1 -11,11

20 2 0 2 22,22

21 9 9 0 0,00

22 1 0 1 11,11

23 9 9 0 0,00

24 9 9 0 0,00

25 1 0 1 11,11

26 8 3 5 55,56

27 3 0 3 33,33

28 8 7 1 11,11

29 0 0 0 0,00

30 9 9 0 0,00
TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 34

Butir Soal= 30

Nama berkas: Hasil Ana Tes

No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 23 67,65 Sedang

2 24 70,59 Sangat Mudah

3 34 100,00 Sangat Mudah

4 0 0,00 Sangat Sukar

5 32 94,12 Sangat Mudah

6 32 94,12 Sangat Mudah

7 33 97,06 Sangat Mudah

8 33 97,06 Sangat Mudah

9 7 20,59 Sukar

10 11 32,35 Sedang

11 34 100,00 Sangat Mudah

12 1 2,94 Sangat Sukar

13 4 11,76 Sangat Sukar

14 34 100,00 Sangat Mudah

15 34 100,00 Sangat Mudah

16 5 14,71 Sangat Sukar

17 7 20,59 Sukar

18 7 20,59 Sukar

19 33 97,06 Sangat Mudah


20 2 5,88 Sangat Sukar

21 34 100,00 Sangat Mudah

22 1 2,94 Sangat Sukar

23 34 100,00 Sangat Mudah

24 33 97,06 Sangat Mudah

25 1 2,94 Sangat Sukar

26 27 79,41 Mudah

27 3 8,82 Sangat Sukar

28 31 91,18 Sangat Mudah

29 0 0,00 Sangat Sukar

30 34 100,00 Sangat Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 34

Butir Soal= 30

Nama berkas: Hasil Ana Tes

No Butir Korelasi Signifikansi

1 0,111 -

2 0,159 -

3 NAN NAN

4 NAN NAN

5 0,134 -

6 -0,177 -

7 -0,051 -

8 0,166 -
9 0,784 Sangat Signifikan

10 0,725 Sangat Signifikan

11 NAN NAN

12 0,196 -

13 0,562 Sangat Signifikan

14 NAN NAN

15 NAN NAN

16 0,777 Sangat Signifikan

17 0,723 Sangat Signifikan

18 0,784 Sangat Signifikan

19 -0,196 -

20 0,385 Signifikan

21 NAN NAN

22 0,340 -

23 NAN NAN

24 0,094 -

25 0,340 -

26 0,334 -

27 0,608 Sangat Signifikan

28 0,081 -

29 NAN NAN

30 NAN NAN
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH

=================

Jumlah Subyek= 34

Butir Soal= 30

Nama berkas: Hasil Ana Tes

No Butir a b c d e *

1 3++ 23** 7--- 0-- 1- 0

2 0-- 0-- 10--- 0-- 24** 0

3 34** 0 0 0 0 0

4 33--- 1-- 0-- 0-- 0** 0

5 0-- 2--- 0-- 32** 0-- 0

6 32** 0-- 2--- 0-- 0-- 0

7 0-- 0-- 33** 1--- 0-- 0

8 0-- 1--- 0-- 33** 0-- 0


9 0-- 7** 0-- 27--- 0-- 0

10 0-- 19--- 11** 4+ 0-- 0

11 0 0 34** 0 0 0

12 4- 0-- 0-- 29--- 1** 0

13 30--- 4** 0-- 0-- 0-- 0

14 0 34** 0 0 0 0

15 34** 0 0 0 0 0

16 5** 2- 27--- 0-- 0-- 0

17 3- 7** 24--- 0-- 0-- 0

18 26--- 7** 1-- 0-- 0-- 0

19 0-- 0-- 1--- 0-- 33** 0

20 0-- 4- 0-- 28--- 2** 0

21 0 0 0 0 34** 0

22 5+ 1** 28--- 0-- 0-- 0

23 0 0 34** 0 0 0

24 0-- 1--- 0-- 33** 0-- 0

25 21--- 12+ 0-- 1** 0-- 0

26 27** 5--- 1+ 1+ 0-- 0

27 0-- 3** 0-- 0-- 31--- 0

28 0-- 3--- 0-- 31** 0-- 0

29 0-- 0-- 34--- 0** 0-- 0

30 0 34** 0 0 0 0

Keterangan:

** : Kunci Jawaban

++ : Sangat Baik

+ : Baik

- : Kurang Baik
-- : Buruk

---: Sangat Buruk


Lampiran 8

Hasil Soal yang Valid

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan

4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi
7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok
serta antar kelompok

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:


1. Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi dan Enkulturasi
2. Mengidentifikasi Perbedaan Sosialisasi dan Enkulturasi
3. Menganalisis Macam-macam Sosialisasi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sosialisasi dan enkulturasi
2. Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan sosialisasi dan enkulturasi
3. Siswa mampu menganalisis macam-macam sosialisasi

E. MATERI AJAR:
1. Sosialisasi dan Enkulturasi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009,
Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X
Kun Maryati, Bahan-bahan dari Internet, Surat Kabar,
Majalah, Buku-buku Perpustakaan.

2. Media Pembelajaran
Media : Power Point, Kertas Presentasi.
Alat/Bahan : Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan
laptop.
H. Kegiatan pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan 10 Menit


berdoa bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari
ini
Inti 1. Mengamati 120 menit
guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini
2. Menanya
Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan
guru
3. Mengumpulkan data/informasi
a. Guru memberi arahan mengenai tema pembelajaran
dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk
mencari materi sendiri sesuai dengan tema
pembelajaran dengan sumber data pelajaran dari
berbagai sumber apa saja.
4. Mengasosiasi
a. Guru memberikan soal Pretest
b. Guru menyuruh setiap individu siswa untuk mencari
terkait materi pembelajaran
c. Guru membebaskan siswa untuk mencari sumber di
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

perpustakaan
d. Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat
e. Peserta didik merumuskan diskusi dari hasil curah
pendapat.

5. Mengomunikasikan
a. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis
didepan kelas oleh setiap individu.
b. Peserta didik lain diminta memberi tanggapan atau
pertanyaan terhadap hasil presentasi individu yang
sedang presentasi.
c. Peserta didik mengambil kesimpulan atas materi
yang telah dipresentasikan dan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi 5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan materi yang akan datang
3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian : Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi :

Format
No. Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan
1. Terlampir
Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
2. Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat
3. Terlampir
yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.

b. Sikap Sosial
1) Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi :
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Peserta didik memiliki sikap : Terlampir
a. Bijaksana
b. Peduli
c. Santun
d. Percaya diri

Instrumen: Lihat Lampiran.


c. Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

d. Keterampilan
1) Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

2. Pedoman Penskoran
a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri)
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif
Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang
diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c) Pengetahuan (Tes Tertulis)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat baik = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Baik = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang baik = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak baik = Skor 1 = Skor 4

d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat bagus = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Bagus = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang bagus = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak bagus = Skor 1 = Skor 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Penilai : Diri Sendiri
Pilihan Jawaban
No Kompetensi yang Dinilai Sangat Setuju Ragu Tidak Skor
Setuju -ragu Setuju
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi
1
merupakan ciptaan Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2 muka umi merupakan karunia dan nikmat
Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah
3
memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Jumlah Skor

Keterangan
Nilai Nilai Akhir
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 100 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4
Penilaian Sikap Spiritual

Indikator:
Nama
No. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Peserta didik
(1-4)

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh


2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4

Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2

Kurang : apabila memperoleh skor 1


b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)
Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
Penilai : Teman Kelas
Aspek
No Nama Siswa Jumlah
Bijaksana Peduli Santun Percaya diri

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru
No. Indikator Format Penilaian Bobot
1 Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi 2
dan Enkulturasi dan enkulturasi?

2 Mengidentifikasi perbedaan sosialisasi Jelaskan perbedaan sosialisasi 2


dan enkulturasi dan enkulturasi?
3 Menganalisis macam-macam sosialisasi Sebutkan macam-macam 2
sosialisasi?

Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2

d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai : Guru

Rubrik Penilaian Laporan Tugas


Aspek
No Deskripsi Penilaian Jumlah
1 2 3 4

1 Isi laporan

2 Teknik penulisan

3 Kelengkapan data
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Lengkap sekali = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Lengkap = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Cukup lengkap = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak lengkap = Skor 1 = Skor 4

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Aspek yang dinilai

Nama Kelayakan Bahasa Kreativitas


No. Kelayakan Isi Nilai Akhir
Peserta didik Penyajian
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :
1. Kelayakan isi : Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan
disajikan secara kontekstual
3. Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas : Menarik, ide yang berbeda dan inovatif

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13 - 16

Baik : Apabila memperoleh skor 9 - 12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5 - 8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1 – 4


Terlampir

SOAL PRETEST-POSTEST

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan

4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi

7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok
serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:
1. Mendeskripsikan Pengertian Nilai dan Norma
2. Menganalisis Perbedaan Nilai dan Norma
3. Mengidentifikasi macam-macam Nilai dan Norma

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian nilai dan norma
2. Siswa mampu menganalisis perbedaan nilai dan norma
3. Siswa mampu mengaidentifikasi macam-macam nilai dan norma

E. MATERI AJAR:
1. Sosialisasi dan Enkulturasi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009,
Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X
Kun Maryati, Bahan-bahan dari Internet, Surat Kabar,
Majalah, Buku-buku Perpustakaan.

2. Media Pembelajaran
Media : Power Point, Kertas Presentasi.
Alat/Bahan : Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan
laptop.
H. Kegiatan pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan 10 Menit


berdoa bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari
ini
Inti 1. Mengamati 120 menit
guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini
2. Menanya
Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan
guru
3. Mengumpulkan data/informasi
a. Guru memberi arahan mengenai tema pembelajaran
dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk
membagi kelompok dan mencari sumber data
pelajaran dari berbagai sumber apa saja.
4. Mengasosiasi
a. Guru membagi 5 kelompok untuk metode
pembelajaran discovery learning.
b. Guru membebaskan siswa untuk mencari sumber di
perpustakaan
c. Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat
d. Peserta didik merumuskan diskusi dari hasil curah
pendapat.

5. Mengomunikasikan
a. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis dan
generalisasi semua siswa yang ada dikelompok
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

didepan kelas oleh anggota kelompok masing-


masing.
b. Kelompok lain diminta memberi tanggapan atau
pertanyaan terhadap hasil presentasi kelompok yang
sedang presentasi
c. Peserta didik mengambil kesimpulan atas materi
yang telah dipresentasikan dan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi 5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan materi yang akan datang
3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa dan salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian : Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi :
Format
No. Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan
1. Terlampir
Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
2. Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat
3. Terlampir
yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.

b. Sikap Sosial
1) Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi :
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Peserta didik memiliki sikap : Terlampir
a. Bijaksana
b. Peduli
c. Santun
d. Percaya diri

Instrumen: Lihat Lampiran.

c. Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

d. Keterampilan
1) Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.
2. Pedoman Penskoran
a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri)
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c) Pengetahuan (Tes Tertulis)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat baik = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Baik = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang baik = Skor 2 = Skor 3 = ...
Tidak baik = Skor 1 = Skor 4 Skor maks

d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat bagus = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Bagus = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang bagus = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak bagus = Skor 1 = Skor 4

LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Penilai : Diri Sendiri
Pilihan Jawaban
No Kompetensi yang Dinilai Sangat Setuju Ragu Tidak Skor
Setuju -ragu Setuju
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi
1
merupakan ciptaan Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2 muka umi merupakan karunia dan nikmat
Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah
3
memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Jumlah Skor
Keterangan
Nilai Nilai Akhir
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 100 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

Penilaian Sikap Spiritual

Indikator:
Nama
No. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Peserta didik
(1-4)

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh


2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4

Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2

Kurang : apabila memperoleh skor 1

b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
Penilai : Teman Kelas
Aspek
No Nama Siswa Jumlah
Bijaksana Peduli Santun Percaya diri

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 ------------- X 100
= ...
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4
Skor maks

c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru

No. Indikator Format Penilaian Bobot


1 Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi 2
dan Enkulturasi dan enkulturasi?

2 Mengidentifikasi perbedaan sosialisasi Jelakan perbedaan sosialisasi 2


dan enkulturasi dan enkulturasi?
3 Menganalisis macam-macam sosialisasi Sebutkan macam-macam 2
sosialisasi?

Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2

d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai : Guru
Rubrik Penilaian Laporan Tugas
Aspek
No Deskripsi Penilaian Jumlah
1 2 3 4

1 Isi laporan

2 Teknik penulisan

3 Kelengkapan data

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Lengkap sekali = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Lengkap = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Cukup lengkap = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak lengkap = Skor 1 = Skor 4

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Aspek yang dinilai

Nama Kelayakan Bahasa Kreativitas


No. Kelayakan Isi Nilai Akhir
Peserta didik Penyajian
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)
1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :
1. Kelayakan isi : Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan
disajikan secara kontekstual
3. Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas : Menarik, ide yang berbeda dan inovatif

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13 - 16

Baik : Apabila memperoleh skor 9 - 12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5 - 8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1 – 4


Terlampir

SOAL PRETEST-POSTEST

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan
4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi

7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok
serta antar kelompok

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:


1. Mendeskripsikan Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
2. Menganalisis Proses Enkulturasi dan Pembentukan Pola Pikir Sesuai Konteks Budaya
3. Mengidentifikasi Agen-agen Sosialisasi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu mendeskripsikan proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
2. Siswa mampu menganalisis proses enkulturasi dan pembentukan pola pikir sesuai
konteks budaya
3. Siswa mampu mengidentifikasi agen-agen sosialisasi

E. MATERI AJAR:
1. Sosialisasi dan Enkulturasi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009,
Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X
Kun Maryati, Bahan-bahan dari Internet, Surat Kabar,
Majalah, Buku-buku Perpustakaan.

2. Media Pembelajaran
Media : Power Point, Kertas Presentasi.
Alat/Bahan : Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, laptop.
H. Kegiatan pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan 10 Menit


berdoa bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari
ini
Inti 1. Mengamati 120 menit
guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini
2. Menanya
Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan
guru
3. Mengumpulkan data/informasi
a. Guru memberi arahan mengenai tema pembelajaran
dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk
membagi kelompok dan mencari sumber data
pelajaran dari berbagai sumber apa saja.
4. Mengasosiasi
a. Guru membagi 5 kelompok untuk metode
pembelajaran discovery learning.
b. Guru membebaskan siswa untuk mencari sumber di
perpustakaan
c. Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat
d. Peserta didik merumuskan diskusi dari hasil curah
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

pendapat.

5. Mengomunikasikan
a. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis dan
generalisasi semua siswa yang ada dikelompok
didepan kelas oleh anggota kelompok masing-
masing.
b. Kelompok lain diminta memberi tanggapan atau
pertanyaan terhadap hasil presentasi kelompok yang
sedang presentasi.
c. Peserta didik mengambil kesimpulan atas materi
yang telah dipresentasikan dan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
d. Guru memberikan soal Postest
Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi 5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan materi yang akan datang
3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian : Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi :

Format
No. Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan
1. Terlampir
Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
2. Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat
3. Terlampir
yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.

b. Sikap Sosial
1) Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi :
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Peserta didik memiliki sikap : Terlampir
a. Bijaksana
b. Peduli
c. Santun
d. Percaya diri

Instrumen: Lihat Lampiran.


c. Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

d. Keterampilan
1) Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

2. Pedoman Penskoran
a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri)
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif
Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang
diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c) Pengetahuan (Tes Tertulis)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat baik = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Baik = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang baik = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak baik = Skor 1 = Skor 4

d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat bagus = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Bagus = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang bagus = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak bagus = Skor 1 = Skor 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Penilai : Diri Sendiri
Pilihan Jawaban
No Kompetensi yang Dinilai Sangat Setuju Ragu Tidak Skor
Setuju -ragu Setuju
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi
1
merupakan ciptaan Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2 muka umi merupakan karunia dan nikmat
Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah
3
memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Jumlah Skor

Keterangan
Nilai Nilai Akhir
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 100 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4
Penilaian Sikap Spiritual

Indikator:
Nama
No. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Peserta didik
(1-4)

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh


2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4

Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2

Kurang : apabila memperoleh skor 1


b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)
Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
Penilai : Teman Kelas
Aspek
No Nama Siswa Jumlah
Bijaksana Peduli Santun Percaya diri

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru
No. Indikator Format Penilaian Bobot
1 Mendeskripsikan Proses Sosialisasi dan Sebutkan faktor-faktor 2
Pembentukan Kepribadian pembentukan Kepribadian?

2 Menganalisis Proses Enkulturasi dan Bagaimana cara pembentukan 2


Pembentukan Pola Pikir Sesuai Konteks pola pkir yang baik?
Budaya
3 Mengidentifikasi Agen-agen Sosialisasi Berikan beberapa contoh agen- 2
agen sosialisasi berikut
penjelasannya !

Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2

d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai : Guru

Rubrik Penilaian Laporan Tugas


Aspek
No Deskripsi Penilaian Jumlah
1 2 3 4

1 Isi laporan

2 Teknik penulisan
3 Kelengkapan data

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Lengkap sekali = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Lengkap = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Cukup lengkap = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak lengkap = Skor 1 = Skor 4

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Aspek yang dinilai

Nama Kelayakan Bahasa Kreativitas


No. Kelayakan Isi Nilai Akhir
Peserta didik Penyajian
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)

1.

2.

3.

4.

5.
Keterangan :
1. Kelayakan isi : Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan
disajikan secara kontekstual
3. Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas : Menarik, ide yang berbeda dan inovatif

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13 - 16

Baik : Apabila memperoleh skor 9 - 12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5 - 8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1 – 4


Terlampir

SOAL PRETEST-POSTEST

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan

4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others
6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi

7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok
serta antar kelompok

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:


1. Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi dan Enkulturasi
2. Mengidentifikasi Perbedaan Sosialisasi dan Enkulturasi
3. Menganalisis Macam-macam Sosialisasi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sosialisasi dan enkulturasi
2. Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan sosialisasi dan enkulturasi
3. Siswa mampu menganalisis macam-macam sosialisasi

E. MATERI AJAR:
1. Sosialisasi dan Enkulturasi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Konvensional
2. Model : Ceramah, Tanya Jawab

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009,
Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X
Kun Maryati.

2. Media Pembelajaran
Media : Power Point.
Alat/Bahan : Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan
laptop.
H. Kegiatan pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan 10 Menit


berdoa bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari
ini
Inti 1. guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 120 menit
2. Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan
guru
3. Guru memberikan soal Pretest
4. Guru mulai menjelaskan materi yang sudah ada di power
point
5. Setelah materi yang disampaikan telah selesai guru
membbuka sesi tanya jawab
6. Peserta didik mulai menanyakan terkait materi yang
telah disampaikan
7. Guru mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh beberapa murid yang bertanya
8. Guru mencoba memberikan kesimpulan dari berbagai
pertanyaan yang telah dilontarkan
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi 5 menit


pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan materi yang akan dating dan memberi
tugas pekerjaan rumah (PR)
3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa dan salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian : Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi :

Format
No. Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan
1. Terlampir
Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
2. Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat
3. Terlampir
yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.
b. Sikap Sosial
1) Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi :
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Peserta didik memiliki sikap : Terlampir
a. Bijaksana
b. Peduli
c. Santun
d. Percaya diri

Instrumen: Lihat Lampiran.

c. Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

d. Keterampilan
1) Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.
2. Pedoman Penskoran
a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri)
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c) Pengetahuan (Tes Tertulis)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat baik = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Baik = Skor 3 = Skor 2
Kurang baik = Skor 2 = Skor 3 ------------- X 100
= ...
Tidak baik = Skor 1 = Skor 4
Skor maks

d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat bagus = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Bagus = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang bagus = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak bagus = Skor 1 = Skor 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Penilai : Diri Sendiri
Pilihan Jawaban
No Kompetensi yang Dinilai Sangat Setuju Ragu Tidak Skor
Setuju -ragu Setuju
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi
1
merupakan ciptaan Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2 muka umi merupakan karunia dan nikmat
Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah
3
memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Jumlah Skor

Keterangan
Nilai Nilai Akhir
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 100 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4
Penilaian Sikap Spiritual

Indikator:
Nama
No. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Peserta didik
(1-4)

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh


2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4

Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2

Kurang : apabila memperoleh skor 1


b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)
Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
Penilai : Teman Kelas
Aspek
No Nama Siswa Jumlah
Bijaksana Peduli Santun Percaya diri

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru
No. Indikator Format Penilaian Bobot
1 Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi 2
dan Enkulturasi dan enkulturasi?

2 Mengidentifikasi perbedaan sosialisasi Jelaskan perbedaan sosialisasi 2


dan enkulturasi dan enkulturasi?
3 Menganalisis macam-macam sosialisasi Sebutkan macam-macam 2
sosialisasi?

Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2

d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai : Guru

Rubrik Penilaian Laporan Tugas


Aspek
No Deskripsi Penilaian Jumlah
1 2 3 4

1 Isi laporan

2 Teknik penulisan

3 Kelengkapan data
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Lengkap sekali = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Lengkap = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Cukup lengkap = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak lengkap = Skor 1 = Skor 4

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Aspek yang dinilai

Nama Kelayakan Bahasa Kreativitas


No. Kelayakan Isi Nilai Akhir
Peserta didik Penyajian
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :
1. Kelayakan isi : Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan
disajikan secara kontekstual
3. Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas : Menarik, ide yang berbeda dan inovatif

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13 - 16

Baik : Apabila memperoleh skor 9 - 12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5 - 8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1 – 4


Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
Terlampir

SOAL PRETEST-POSTEST

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan

4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi

7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok
serta antar kelompok

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:


1. Mendeskripsikan Pengertian Nilai dan Norma
2. Menganalisis Perbedaan Nilai dan Norma
3. Mengidentifikasi macam-macam Nilai dan Norma

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian nilai dan norma
2. Siswa mampu menganalisis perbedaan nilai dan norma
3. Siswa mampu mengaidentifikasi macam-macam nilai dan norma

E. MATERI AJAR:
1. Sosialisasi dan Enkulturasi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Konvensional
2. Model : Ceramah, Tanya Jawab

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009,
Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X
Kun Maryati.

2. Media Pembelajaran
Media : Power Point.
Alat/Bahan : Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan
laptop.
H. Kegiatan pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan 10 Menit


berdoa bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari
ini
Inti 1. guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 120 menit
2. Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan
guru
3. Guru mulai menjelaskan materi yang sudah ada di power
point
4. Setelah materi yang disampaikan telah selesai guru
membbuka sesi tanya jawab
5. Peserta didik mulai menanyakan terkait materi yang
telah disampaikan
6. Guru mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh beberapa murid yang bertanya
7. Guru mencoba memberikan kesimpulan dari berbagai
pertanyaan yang telah dilontarkan
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi 5 menit


pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan materi yang akan dating dan memberi
tugas pekerjaan rumah (PR)
3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa dan salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian : Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi :

Format
No. Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan
1. Terlampir
Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
2. Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat
3. Terlampir
yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.
b. Sikap Sosial
1) Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi :
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Peserta didik memiliki sikap : Terlampir
a. Bijaksana
b. Peduli
c. Santun
d. Percaya diri

Instrumen: Lihat Lampiran.

c. Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

d. Keterampilan
1) Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.
2. Pedoman Penskoran
a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri)
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c) Pengetahuan (Tes Tertulis)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat baik = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Baik = Skor 3 = Skor 2
Kurang baik = Skor 2 = Skor 3 ------------- X 100
= ...
Tidak baik = Skor 1 = Skor 4
Skor maks

d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat bagus = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Bagus = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang bagus = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak bagus = Skor 1 = Skor 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Penilai : Diri Sendiri
Pilihan Jawaban
No Kompetensi yang Dinilai Sangat Setuju Ragu Tidak Skor
Setuju -ragu Setuju
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi
1
merupakan ciptaan Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2 muka umi merupakan karunia dan nikmat
Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah
3
memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Jumlah Skor

Keterangan
Nilai Nilai Akhir
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 100 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4
Penilaian Sikap Spiritual

Indikator:
Nama
No. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Peserta didik
(1-4)

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh


2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4

Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2

Kurang : apabila memperoleh skor 1


b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)
Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
Penilai : Teman Kelas
Aspek
No Nama Siswa Jumlah
Bijaksana Peduli Santun Percaya diri

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru
No. Indikator Format Penilaian Bobot
1 Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi 2
dan Enkulturasi dan enkulturasi? Jelaskan
perbedaannya!

2 Mengidentifikasi Perbedaan Nilai dan Jelakan perbedaan nilai dan 2


Norma norma?
3 Menganalisis Macam-macam Nilai dan Sebutkan macam-macam nilai 2
Norma dan norma!

Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2

d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai : Guru

Rubrik Penilaian Laporan Tugas


Aspek
No Deskripsi Penilaian Jumlah
1 2 3 4

1 Isi laporan

2 Teknik penulisan

3 Kelengkapan data
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Lengkap sekali = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Lengkap = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Cukup lengkap = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak lengkap = Skor 1 = Skor 4

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Aspek yang dinilai

Nama Kelayakan Bahasa Kreativitas


No. Kelayakan Isi Nilai Akhir
Peserta didik Penyajian
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :
1. Kelayakan isi : Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan
disajikan secara kontekstual
3. Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas : Menarik, ide yang berbeda dan inovatif

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13 - 16

Baik : Apabila memperoleh skor 9 - 12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5 - 8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1 – 4


Terlampir

SOAL PRETEST-POSTEST

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan

4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi

7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Sosiologi
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok
serta antar kelompok

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:


1. Mendeskripsikan Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
2. Menganalisis Proses Enkulturasi dan Pembentukan Pola Pikir Sesuai Konteks Budaya
3. Mengidentifikasi Agen-agen Sosialisasi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu mendeskripsikan proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
2. Siswa mampu menganalisis proses enkulturasi dan pembentukan pola pikir sesuai
konteks budaya
3. Siswa mampu mengidentifikasi agen-agen sosialisasi

E. MATERI AJAR:
1. Sosialisasi dan Enkulturasi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Konvensional
2. Model : Ceramah, Tanya Jawab

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009,
Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X
Kun Maryati.

2. Media Pembelajaran
Media : Power Point.
Alat/Bahan : Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan
laptop.
H. Kegiatan pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan 10 Menit


berdoa bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari
ini
Inti 1. guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 120 menit
2. Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan
guru
3. Guru mulai menjelaskan materi yang sudah ada di power
point
4. Setelah materi yang disampaikan telah selesai guru
membbuka sesi tanya jawab
5. Peserta didik mulai menanyakan terkait materi yang
telah disampaikan
6. Guru mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh beberapa murid yang bertanya
7. Guru mencoba memberikan kesimpulan dari berbagai
pertanyaan yang telah dilontarkan
8. Guru memberikan soal post test
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi 5 menit


pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan materi yang akan dating dan memberi
tugas pekerjaan rumah (PR)
3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa dan salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian : Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi :

Format
No. Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan
1. Terlampir
Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
2. Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat
3. Terlampir
yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.
b. Sikap Sosial
1) Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi :
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Peserta didik memiliki sikap : Terlampir
a. Bijaksana
b. Peduli
c. Santun
d. Percaya diri

Instrumen: Lihat Lampiran.

c. Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.

d. Keterampilan
1) Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
3) Kisi-kisi :
Instrumen: Lihat Lampiran.
2. Pedoman Penskoran
a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri)
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4

b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c) Pengetahuan (Tes Tertulis)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat baik = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Baik = Skor 3 = Skor 2
Kurang baik = Skor 2 = Skor 3 ------------- X 100
= ...
Tidak baik = Skor 1 = Skor 4
Skor maks

d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja)


Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Sangat bagus = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Bagus = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kurang bagus = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak bagus = Skor 1 = Skor 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Penilai : Diri Sendiri
Pilihan Jawaban
No Kompetensi yang Dinilai Sangat Setuju Ragu Tidak Skor
Setuju -ragu Setuju
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi
1
merupakan ciptaan Tuhan YME .
Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2 muka umi merupakan karunia dan nikmat
Allah YME.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah
3
memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Jumlah Skor

Keterangan
Nilai Nilai Akhir
Pilihan Positif Negatif

Sangat setuju = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Setuju = Skor 3 = Skor 2
------------- X
Ragu-ragu = Skor 2 = Skor 3 100 = ...
Skor maks
Tidak setuju = Skor 1 = Skor 4
Penilaian Sikap Spiritual

Indikator:
Nama
No. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Peserta didik
(1-4)

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh


2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4

Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2

Kurang : apabila memperoleh skor 1


b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)
Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman
Penilai : Teman Kelas
Aspek
No Nama Siswa Jumlah
Bijaksana Peduli Santun Percaya diri

Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Selalu = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Sering = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Kadang-kadang = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak pernah = Skor 1 = Skor 4

c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru
No. Indikator Format Penilaian Bobot
1 Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi 2
dan Enkulturasi dan enkulturasi? Jelaskan
perbedaannya!

2 Mengidentifikasi Perbedaan Nilai dan Jelakan perbedaan nilai dan 2


Norma norma?
3 Menganalisis Macam-macam Nilai dan Sebutkan macam-macam nilai 2
Norma dan norma!

Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2

d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan)


Nama sekolah : SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa : ……………………………………..
Kelas / Semester : X / II
Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai : Guru

Rubrik Penilaian Laporan Tugas


Aspek
No Deskripsi Penilaian Jumlah
1 2 3 4

1 Isi laporan

2 Teknik penulisan

3 Kelengkapan data
Keterangan
Nilai
Pilihan Positif Negatif

Lengkap sekali = Skor 4 = Skor 1 Skor yang


diperoleh
Lengkap = Skor 3 = Skor 2
------------- X 100
Cukup lengkap = Skor 2 = Skor 3 = ...
Skor maks
Tidak lengkap = Skor 1 = Skor 4

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Aspek yang dinilai

Nama Kelayakan Bahasa Kreativitas


No. Kelayakan Isi Nilai Akhir
Peserta didik Penyajian
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :
1. Kelayakan isi : Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan
disajikan secara kontekstual
3. Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas : Menarik, ide yang berbeda dan inovatif

Petunjuk Penyekoran :

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13 - 16

Baik : Apabila memperoleh skor 9 - 12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5 - 8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1 – 4


Terlampir

SOAL PRETEST-POSTEST

1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . .


A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya
B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik
C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh
D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang
mengandung anak pertama
E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat

2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . .
A. Nilai
B. Adat istiadat
C. Norma
D. Pandangan hidup
E. Kebiasaan

3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma
....
A. Agama D. Kebiasaan
B. Kesusilaan E. Hukum
C. Kesopanan

4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya
dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role talking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada
disekitarnya dengan meniru disebut . . . .
A. Play stage
B. Game stage
C. Role taking
D. Looking-glass self
E. Generalized others

6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma,
adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . .
A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi E. Diffusi
C. Integrasi

7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi
sebagai . . . .
A. Lembaga sosial
B. Tempat mencari teman
C. Pengganti peranan keluarga
D. Tempat fasilitas pendidikan
E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial

8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . .
A. Agama D. Hukum
B. Kesopanan E. Kesusilaan
C. Kebiasaan
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. E
8. B
Lampiran 11

Hasil Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas
Kontrol

Statistics
Pretest Kontrol

Valid 28
N
Missing 0
Mean 50,893
Std. Error of Mean 2,7223
Median 50,000
Mode 50,0
Std. Deviation 14,4051
Variance 207,507
Range 50,0
Minimum 25,0
Maximum 75,0
Sum 1425,0

Pretest Kontrol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

25,0 3 10,7 10,7 10,7

37,5 5 17,9 17,9 28,6

50,0 10 35,7 35,7 64,3


Valid
62,5 7 25,0 25,0 89,3

75,0 3 10,7 10,7 100,0

Total 28 100,0 100,0

Dari skor hasil pretest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 75 dan
nilai terendah adalah 25 dengan nilai rata-rata 50,89 median 50,00 modus 50,0
standar deviasi 14,4 standar error 2,7 dan varians 207.
Lampiran 12

Hasil Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas
Eksperimen

Statistics
Pretest Eksperimen

Valid 28
N
Missing 0
Mean 51,339
Std. Error of Mean 2,7533
Median 50,000
Mode 50,0
Std. Deviation 14,5692
Variance 212,260
Range 50,0
Minimum 25,0
Maximum 75,0
Sum 1437,5

Pretest Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

25,0 2 7,1 7,1 7,1

37,5 7 25,0 25,0 32,1

50,0 9 32,1 32,1 64,3


Valid
62,5 6 21,4 21,4 85,7

75,0 4 14,3 14,3 100,0

Total 28 100,0 100,0

Dari skor hasil pretest kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 75
dan nilai terendah adalah 25 dengan nilai rata-rata 51,33 median 50,00 modus
50,0 standar deviasi 14,5 standar error 2,7 dan varians 212.
Lampiran 13

Hasil Perhitungan Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil

Postest Kelas Kontrol

Statistics
Postest Kontrol

Valid 28
N
Missing 0
Mean 71,875
Std. Error of Mean 3,3792
Median 75,000
Mode 75,0
Std. Deviation 17,8811
Variance 319,734
Range 62,5
Minimum 37,5
Maximum 100,0
Sum 2012,5

Postest Kontrol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

37,5 2 7,1 7,1 7,1

50,0 4 14,3 14,3 21,4

62,5 5 17,9 17,9 39,3

Valid 75,0 8 28,6 28,6 67,9


87,5 6 21,4 21,4 89,3

100,0 3 10,7 10,7 100,0

Total 28 100,0 100,0

Dari skor hasil postest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 100
dan nilai terendah adalah 37,5 dengan nilai rata-rata 71,87 median 75,00 modus
75,0 standar deviasi 17,8 standar error 3,3 dan varians 319.
Lampiran 14

Hasil Perhitungan Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil

Postest Kelas Eksperimen

Statistics
Postest Eksperimen

Valid 28
N
Missing 0
Mean 77,679
Std. Error of Mean 2,9712
Median 81,250
Mode 87,5
Std. Deviation 15,7223
Variance 247,189
Range 50,0
Minimum 50,0
Maximum 100,0
Sum 2175,0

Postest Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
50,0 3 10,7 10,7 10,7

62,5 6 21,4 21,4 32,1

75,0 5 17,9 17,9 50,0


Valid
87,5 10 35,7 35,7 85,7

100,0 4 14,3 14,3 100,0

Total 28 100,0 100,0

Dari skor hasil postest kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah
100 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata 77,67 median 81,25
modus 87,5 standar deviasi 15,7 standar error 2,9 dan varians 247.
Lampiran 15

Rekapitulasi Nilai Pretest & Postest Kelas Kontrol

Nilai
No Nama
Pretest Postest
1 Aditiya Eka M 62,5 87,5
2 Alfredo Agustinus 25 37,5
3 Anisa Yustika Dewi 50 62,5
4 Apriyanti F.P 62,5 87,5
5 Ariq Rizki 37,5 50
6 Bella Kusmia 75 87,5
7 Christin Samosir 37,5 50
8 Daffa Nabilah 62,5 87,5
9 Febian F.S 50 62,5
10 Hasan Nur Fauzi 50 75
11 Heni Puspa N 62,5 62,5
12 Heviona Prahhansya 50 75
13 Hidego Handaru 75 100
14 Izkhy Luthfi Sentana 25 62,5
15 Jovanka Rachel 50 75
16 Kinanti Febriana 50 75
17 Kurnia Yuningsih 50 50
18 Lia Agistina 62,5 75
19 M. Nurhansah 50 62,5
20 Nawwan Husein 75 100
21 Nasa Bhisma P 37,5 100
22 Putri Melati 62,5 75
23 Rafli Adhi Pratama 37,5 50
24 Rika Imelda Aprilia 50 87,5
25 Siti Zuhriyah 50 87,5
26 Sabila Vira Utan 62,5 75
27 Syawindra Abi 37,5 75
28 Yudha Pramono 25 37,5
Lampiran 16

Rekapitulasi Nilai Pretest & Postest Kelas Eksperimen

Nilai
No Nama
Pretest Postest
1 Aldiansyah A 50 62,5
2 Annastasya R 50 87,5
3 Arfia Nurul 62,5 62,5
4 Aulia Pasya 37,5 50
5 Brigitta Kintan F 62,5 75
6 Cahyo Fikri 62,5 87,5
7 Devin Raditya 37,5 87,5
8 Denya Anna R 62,5 87,5
9 Dinari Achmad 50 62,5
10 Dwi Rachmawati 75 100
11 Ega Aulia Safira 37,5 75
12 Erika Fardila 75 100
13 Fitrina Cahyani 62,5 75
14 Indah P 50 87,5
15 Indra Saputra 37,5 50
16 Januar Farhan Aulia 25 62,5
17 M. Rosy Aldino 62,5 75
18 M. Fajar A 37,5 87,5
19 Nabila Syifa 75 87,5
20 Ni Luh Ariel 50 75
21 Nur Afni 75 100
22 Putri Malahati H 50 87,5
23 Putti 50 87,5
24 Rendi L A 37,5 50
25 Romi Ramadhan 25 87,5
26 Siti Fitriyani 50 62,5
27 TB.M Fabiansyah 37,5 62,5
28 Vika Dwi Anjani 50 100
Lampiran 17

UJI NORMALITAS DATA

A. Kelas Kontrol

1. Pretest

No X F Zn z f(z) s(z) If(z)-s(z)I


1 25 3 3 -1,26491 0,102952 0,107143 0,004191

2 37,5 5 8 -0,63246 0,263545 0,285714 0,02217

3 50 10 18 0 0,5 0,642857 0,142857

4 62,5 7 25 0,632456 0,736455 0,892857 0,156402

5 75 3 28 1,264911 0,897048 1 0,102952

SD = 19,52 Lhitung = 0,156 Mean = 50


Ltabel = 0,167
Jadi : 0,156 < 0,167
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal

2. Postest

No X F Zn z f(z) s(z) If(z)-s(z)I


1 37,5 2 2 -1,336306 0,090725 0,071429 0,019296
2 50 4 6 -0,801784 0,211339 0,214286 0,002947
3 62,5 5 11 -0,267261 0,394634 0,392857 0,001777
4 75 8 19 0,2672612 0,605366 0,678571 0,073205
5 87,5 6 25 0,8017837 0,788661 0,892857 0,104196
6 100 3 28 1,3363062 1,336306 1 0,336306

SD = 23,38 Lhitung = 0,336 Mean = 68,75


Ltabel = 0,167
Jadi : 0,336 > 0,167
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi tidak normal
B. Kelas Eksperimen

1. Pretest

No X F Zn z F(z) S(z) If(z)-s(z)I

1 25 2 2 -1,264911 0,102952 0,071429 0,031523

2 37,5 7 9 -0,632456 0,263545 0,321429 0,057884

3 50 9 18 0 0,5 0,642857 0,142857

4 62,5 6 24 0,6324555 0,736455 0,857143 0,120687

5 75 4 28 1,2649111 0,897048 1 0,102952

SD = 19,76 Lhitung = 0,142 Mean = 50


Ltabel = 0,167
Jadi : 0,142 < 0,167
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal

2. Postest

No X F Zn z f(z) s(z) If(z)-s(z)

1 50 3 3 -1,26491 0,102952 0,107143 0,004191

2 62,5 6 9 -0,63246 0,263545 0,321429 0,057884

3 75 5 14 0 0,5 0,5 0

4 87,5 10 24 0,632456 0,736455 0,857143 0,120687

5 100 4 28 1,264911 0,897048 1 0,367863

SD = 19,76 Lhitung = 0,367 Mean = 75


Ltabel = 0,167
Jadi : 0,367 > 0,167
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi tidak normal
Lampiran 18

UJI HOMOGENITAS DATA

A. Homogenitas Pretest

Eksperimen Kontrol

S² 212 207

N 28 28

Perhitungan pengujian homogenitas dengan menggunakan rumus


Fisher sebagai berikut:

F=

= 1,02

db = n -1

db = 28 – 1 = 27 pembilang

db = 28 – 1 = 27 penyebut

Berdasarkan rumus diatas maka didapat hasil Fhitung < Ftabel dengan
taraf signifikansi a = 0,05 yaitu 1,02 < 1,90 maka dapat disimpulkan
bahwa data homogen.
B. Homogenitas Postest

Eksperimen Kontrol

S² 247 319

N 28 28

Perhitungan pengujian homogenitas dengan menggunakan rumus


Fisher sebagai berikut:

F=

= 0,77

db = n -1

db = 28 – 1 = 27 pembilang

db = 28 – 1 = 27 penyebut

Berdasarkan rumus diatas maka didapat hasil Fhitung < Ftabel dengan
taraf signifikansi a = 0,05 yaitu 0,77 < 1,90 maka dapat disimpulkan
bahwa data homogen.
Lampiran 19

UJI HIPOTESIS

A. Uji Hipotesis Hasil Pretest


Diketahui data yang berdistribusi normal adalah data kelompok
pretest kelas kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan pengujian
hipotesis menggunakan uji “t”.

Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis maka diperoleh data


sebagai berikut:

Tabel Hasil Pengujian Hipotesis

Group Statistics

Metode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 28 51,339 14,5692 2,7533


Nilai
2 28 50,893 14,4051 2,7223

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Nilai Equal ,115 54 ,909 ,4464 3,8719 - 8,2091
variances ,059 ,809 7,3163
assumed
Equal ,115 53,993 ,909 ,4464 3,8719 - 8,2092
variances 7,3163
not
assumed

Pada hasil untuk perhitungan pretest untuk kelas kontrol dan


eksperimen diperoleh hasil nilainya Sig (2-tailed) (0,909) yang berarti
lebih besar dari a (0,05) yang artinya Sig (2-tailed) (0,909) > a (0,05) atau
sama dengan thitung < ttabel yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada
pengaruh terhadap nilai tes.

B. Uji Hipotesis Hasil Postest


Diketahui data yang berdistribusi tidak normal adalah kelompok
data postest kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan uji non-parametrik
Uji Mann-Whitney (Uji “U”) maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel Hasil Pengujian Hipotesis


Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Percentiles

25th 50th (Median) 75th

Nilai 56 74,777 16,9376 37,5 100,0 62,500 75,000 87,500


Metode 56 1,50 ,505 1 2 1,00 1,50 2,00

Ranks

Metode N Mean Rank Sum of Ranks

1 28 25,93 726,00

Nilai 2 28 31,07 870,00

Total 56

a
Test Statistics

Nilai

Mann-Whitney U 320,000

Wilcoxon W 726,000

Z -1,209

Asymp. Sig. (2-tailed) ,227

a. Grouping Variable: Metode

Hasil perhitungan untuk nilai postest ternyata didapat sebesar


0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama dengan U >
Ukritis yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada perbedaan setelah
menggunakan model discovery learning dengan model biasa.
Lampiran 20

Dokumentasi Penelitian
BIODATA PENULIS

Nama : Muhamad Rizky

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juli 1994

Alamat : Jl. Apus IV no.20 Rt 09/03 Kota Bambu Selatan, Palmerah,


Jakarta Barat.

Email : muhamad.rizky7813@yahoo.com

Telepon : 089689025519

Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara

Nama Orang Tua

Ayah : Apid Ruskandi

Ibu : Iis Rohmaniah

Saudara Kandung : Achmad Faridz, Firman Hidayah

Riwayat Pendidikan : TK Al-Ihsan, Tahun 1998-1999

MI Al-Ihsan, Tahun 1999-2005

SMP Islam Said Na’um, Tahun 2005-2008

SMA Muhammadiyah 15, Tahun 2008-2011

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2011-2015

Motto Hidup : Jangan Takut tuk berlari disini kita semua mampu, hadapi
semua rintanganmu dan gapailah semua mimpi-mimpimu. ^_^

Anda mungkin juga menyukai