net/publication/337740312
CITATIONS READS
0 133
1 author:
Muh Farhan
Universitas Hasanuddin
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Muh Farhan on 04 December 2019.
DISUSUN OLEH ;
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan artikel sedimentologi. Artikel sedimentologi ini
secara garis besar membahasan mengenai “Prinsip sedimentologi dan stratigrafi”
sebagai materi fundamental sedimentologi. Pinsip sedimentologi dan stratigrafi
merupakan awalan materi sedimentologi dan sebagian besar merupakan cabang
ilmu dari geologi. Artikel ini jauh dari kata sempurna maka dari itu saran dan
masukn dari pembaca sangat kami butuhkan untuk menambah serta merivisi jika
dalam artikel terdapat kesalahan atau kekeliruan di dalamnya. Semoga isi dari
makalah ini bisa menjawab subtansi materi prinsip sedimentologi dan stratigrafi.
Hormat Kami,
PENDAHULUAN
A. Sedimentologi
Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan,
transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di
dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen (Nichols
G, 1994). Konsep interpretasi batuan dalam proses modern menjadikan
sedimentologi adalah cabang yang berbeda dalam ilmu geologi. Material sedimen
secara alami sangat bervariasi dari asal usul, ukuran, bentuk dan komposisi.
Partikel seperti gravel dan kerikil bisa terbawa dari erosi batuan yang lebih tua
atau secara langsung keluar dari gunung api. Organisme adalah sumber material
sangat penting dari ukuran filamen yang terselubung kalsium karbonat hingga
pecahan cangkang, terumbu karang, dan serbuk tanaman. Presipitasi langsung dari
larutan air juga berkontribusi dalam sedimen pada beberapa situasi.
Pembentukan tubuh sedimen termasuk transportasi partikel ke tempat
pengendapan baik oleh gravitasi, air, udara, es, aliran masa atau kimia atau proses
tumbuh material biologi pada tempat tersebut. Proses transportasi dan
pengendapan dapat ditentukan dengan melihat masing– masing lapisan sedimen.
Ukuran, bentuk, dan distribusi partikel memberikan petunjuk bagaimana material
tertransport dan terendapkan. Maka dengan mempelajari hal tersebut dapat
memberikan informasi lebih luas mengenai sedeimentologi.
Pada 1970an penelitian sedimentologi mulai beralih dari makroskopis dan
fisik ke arah mikroskopis dan kimia. Dengan perkembangan teknik analisa dan
penggunaan katadoluminisen dan mikroskop electron memungkinkan para ahli
sedimentologi mengetahui lebih baik tentang geokimia. Perkembangan yang pesat
ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antara diagenesa, pori-pori dan
pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batupasir dan
batugamping.Saat ini berkembang perbedaan antara makrosedimentologi dan
mirosedimentologi. Makrosedimentologi berkisar studi fasies sedimen sampai ke
struktur sedimen. Di lain fihak, mikrosedimentologi meliputi studi batuan
sedimen di bawah mikroskop ataulebih dikenal dengan petrografi.
B. Stratigrafi
Stratigrafi merupakan cabang Geologi yang membahas tentan pemerian,
pengurutan, pengelompokan, dan klasifikasi tubuh batuan serta korelasinya satu
terhadap lainnya. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda
dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi),
kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya
(kronostratigrafi). stratigrafi :
Strata = Perlapisan, sedimen
Grafi = Pemerin / Uraian
Dalam arti sempit Stratigrafi adalah ilmu yang membahas tentang uraian /
pemerian perlapisan batuan. Sedangkan arti luasnya adalah aturan, hubungan dan
kejadian macam-macam batuan dialam, dalam dimensi ruang dan waktu geologi
A. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan
parameter fisik, kimia dan biologi tertentu yang berhubungan dengan suatu unit
geomorfik yang memiliki geometri dan ukuran tertentu dimana sedimen dapat
diendapkan (Boggs, 2006). Untuk penentuan lingkungan pengendapan, studi
litofasies merupakan salah satu cara yang selama ini banyak diterapkan oleh para
peneliti, baik menggunakan data permukaan maupun data bawah permukaan.
Menurut Selley (2000), ada lima parameter pada stusi litofasies yang dapat
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014 641
digunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan, yaitu geometri, litologi,
struktur sedimen, pola arus purba, dan fosil.
Walker (1984) mempelajari hubungan penting diantara fasies dan
lingkungan pengendapan yang dikenal sebagai Hukum Walther. Konsep ini
dikembangkan oleh Busch (1971) yang mendefinisikan genetic increment dan
genetic sequence. Genetic increment adalah masa batuan sedimen dengan fasies
atau sub-fasies yang secara genetik berhubungan satu dengan yang lain.
Proses fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun
kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang
disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir
secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water).
Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat
tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat
terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh
air permukaan.
Tiga aktivitas utama penyebab terjadinya bentuk lahan pengendapan asal fluvial ;
a) Erosi
Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai. Erosi yang
dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Quarrying,
yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya.
Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan
sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.
Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
c) Deposisi
Proses sedimentasi yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut
material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka
material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru
kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang
diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga
semakin ke arah hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus
2. Dataran banjir
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan
sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut.
Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.
3. Tanggul alam sungai (natural levee)
Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah
yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan
yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung
kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya
membentuk tanggul alam.
5. Kipas alluvial
Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit
atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan
gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat,
yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas,
berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu
gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal
ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung
sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.
6. Teras sungai
Teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahuiproses-proses yang
telah terjadi di masa lalu. teras sungaimerupakan satu morfologi yang sering
dijumpai pada sungai. Proses deposisi,proses migrasi saluran, proses erosi sungai
meander dan aliran overbank sangat berperan dalam pembentukan dan
perkembangan dataran banjir. Faktor yangmempengaruhi proses pembentukan
dan perkembangan teras sungai adalah perubahan base level of erosion dan
perubahan iklim
Deflasi (deflation)
Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi
batuan, baik berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses
ini sering terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, misalnya
di basin kecil atau pada bukit pasir. Deflasi cenderung menyebabkan
terbentuknyaa formasi-formasi baru di daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi
air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang berelief tinggi
sangat kuat, sebaliknya erosi angin/deflasi di daerah cekungan/basin sangat kuat.
Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian
dan kemudian dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan
tersebut pada umumnya berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.
Korasi (corrasion)
Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat
luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena
angin tidak dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.
c. Faceting
Batuan yang telah berkeping-keping berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses
perubahan batuan menjadi bagian lebih kecil disebut dengan faceting. Kecepatan
korasi terhadap massa batuan di daerah kering sangat tergantung dari tingkat
kekerasan batuan dan kekuatan angin itu sendiri.
Saltasi (saltation)
Yaitu gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan
pantulan angin yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan
tekanan angin terhadap butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya
mempunyai gerakan saltasi.
1. Desert pavement
Permukaan yg terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, akibat
bahan-bahan halus mengalami deflasi.
2.Blow out
Cekungan di daerah gurun akibat deflasi pada material halus hasil pelapukan di
permukaan yg berukuran halus.
c. Bentuk lahan pengendapan asal lacustrine
3. Ice cap
Merupakan ice sheet yang lebih kecil, terdapat pada daerah pegunungan seperti
valley glacier contohnya di Laut Arktik, Canada, Rusia dan Siberia. Ice sheet dan
ice cap mengalir ke bawah dan keluar dari pusat
(titik tertinggi)
4. Ice berg
Ice shet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang
/ terbuang dalam jumlah besar, bila mengenai tubuh air maka balok-balok es
tersebut akan pecah dan mengapung bebas di permukaan air, hal ini disebut ice
berg.
Cirque
Merupakan bentukan destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak
pada bagian atas lembah yang dalam. Cirque dicirikan oleh sedikitnya massa es
yang terdapat pada cekungan. Adapun bentuk cekungan tersebut sangat
dipengaruhi oleh batuan dasarnya.
Morena
Merupakan bentuklahan hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till,
lapisan sedimen, atau bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena
dapat diklasifikasikan berdasar arah aliran glasial yaitu:
• morena yang paralel terhadap arah aliran es, dapat terletak pada bagian tepi
atau disebut morena lateral atau pada bagian tengah disebut morena medial
• morena yang melintang terhadap arah aliran es, misalnya end moraines dan
push moraines,
• morena dengan arah tidak teratur
Dead ice
Merupakan bentuklahan glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan kumpulan
debris dengan susunan tak teratur
Drumlin
Drumlin terbentuk oleh deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai
morena subglasial karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar
glacier. Sumbu memanjang menunjukkan arah pergerakan glasial. Drumlin
dibatasi oleh melt water
Meltwater
Meltwater adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan
glasial, subglasial atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada
kondisi iklim. Melt water mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan
deposisi. Sedimen dalam aliran melt water bersifat mengerosi (bank
erosion) sehingga saluran meltwater (meltwater channel) semakin lebar dan
dalam. Sedimen yang tertransport meltwater dapat mengalami deposisi.
Mekanisme pengendapannya sama dengan pengendapan pada aliran sungai
Esker
Esker adalah bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang berkelok,
kadang terputus. Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.
Kame
Bentuklahan dengan morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan pada
lokasi tertentu, misal didalam atau di sepanjang glasial
Kettle lakes
Kettle lakes adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame,
sehingga bentuknya menyerupai danau
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permukaan bumi itu tidak tetap atau dapat dikatan dinamis, dimana selalu
mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu, dimana perubahan tersebut
merupakan akibat dari suatu proses yang dinamakan proses geomorfologi. Dari
proses tersebut berbagai bentukan lahan pengendapan terjadi mulai dari fluvial
yang disebabkan adanya aliran sungai, eolin yang disebabkan oleh faktor
utamanya pergerakan massa udara yakni angin da, glasial terjadi akibat adanya
tekanan pencairan gletser.
Fenomen-fenomena dapat terklasifikasikan secara tersendiri yang
disebabkan oleh faktor terjadinya sehingga bentukan lahan dapat terjadi. Konsep
dan klasifikasi lingkungan pengendapan sebenanrnya masih banyak terdapat di
berbagai lingkungan tergantungr faktor yang menyebabkan bentukan lahan
tersebut dapat terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Flint, J. J., and C. C. Swisher, III, 1957, Genozoic South American land mammal
ages: Correlation to global geochronologies, in Berggren, W.A., D.V. Kent, M-P.
http://sim.nilim.go.jp/ge/SEMI2/Presentation/1Sampurno/Seminar.doc
www.uwsp.edu/geo/.../alluvial_landforms_page_1.html