Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengendalian mutu merupakan keseluruhan rangkainan terpadu (sistem) yang efektif


guna melakukan pengembangan kualitas,menjaga dan meningkatkan mutu kerja, melalui
usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi, sehingga memungkinkan untuk
memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO). Pengendalian mutu
adalah suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan
dari semua tingkat jabatan secara musyawarah untuk meningkatkan mutu serta
produktivitas kerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan.
(Pusat Produktivitas Nasional, 1985)
Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara
menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan
global dengan produk perusahaan lain. Perusahaan yang fleksibel dalam memenuhi
tuntutan konsumen, senantiasa berubah serta menghasilkan produk berkualitas yang
kemungkinan besar akan berhasil.
The International Organization for Standardization (ISO), yaitu Organisasi
Internasional untuk Standardisasi yang menetapkan standar internasional di bidang
industrial dan komersial dunia dimana tujuan pembentukannya untuk meningkatkan
perdagangan antar negara-negara di dunia. Prawirosentono (2004), mengemukakan ISO
adalah badan standar yang meliputi 100 negara untuk mencapai standar mutu produk
secara internasional, yang meliputi keperluan teknik (technical requirement) dan
berbagai peraturan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi industri. Dan untuk meraih
sertifikat tersebut, sebuah perusahaan menerapkan paradigma baru dalam manajemen,
yaitu manajemen pengendalian mutu.
Berdasarkan uraian diatas pengendalian mutu dalam sebuah perusahaan merupakan
aspek utama dalam persaingan baik dalam skala nasional maupun internasional. Penulis
melakukan observasi pada PT. Dirgantara Indonesia untuk memperdalam pengetahuan
penulis mengenai penerapan pengendalian mutu di industri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian mutu di industri?
2. Bagaimana kebijakan mutu yang diterapkan pada PT. Dirgantara Indonesia?
3. Bagaimana sasaran mutu yang ada di PT. Dirgantara Indonesia?
4. Bagaimana manual mutu yang diterapkan oleh PT. Dirgantara Indonesia?
5. Bagaimana prosedur sistem mutu yang diterapkan oleh PT. Dirgantara Indonesia?
6. Bagaimana hambatan dan solusi yang dihadapi PT. Dirgantara Indonesia?
1.3 TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI
1. Mendapatkan informasi tentang sistem pengendalian mutu di PT. Dirgantara
Indonesia
1.4 TUJUAN PENULISAN LAPORAN
1. Sebagai bukti pertanggungjawaban penulis yang telah melakukan kunjungan
industri.
2. Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Pengendalian Mutu
1.5 MANFAAT KUNJUNGAN INDUSTRI
1. Mendapatkan informasi yang akurat langsung dari pihak industri.
2. Mendapatkan pengalaman yang positif untuk menambah wawasan.
1.6 MANFAAT PENULISAN LAPORAN
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai sistem pengendalian mutu di
PT. Dirgantara Indonesia
1.7 WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan kunjungan industri ini dilaksanakan pada tanggal 16 November 2019 di
PT. Dirgantara Indonesia yang beralamat di Jalan Pajajaran no.154, Kecamatan Cicendo,
Kota Bandung, Jawa Barat 40174.
1.8 PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data diantaranya:
1. Metode wawancara
2. Metode Observasi
3. Metode Dokumentasi

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian standar dan ISO


Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya
terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat
yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin
suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah badan standar dunia yang
dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan standar
barang dan jasa. Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang
terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140
negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947.
Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-
kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga
untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-
kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.
2.1.1. Kebutuhan Standar Internasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap teknologi
yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya dapat berakibat
timbulnya semacam “technical barriers to trade (TBT)” atau “hambatan teknis
perdagangan”. Industri-industri pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan
terhadap standar dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam
proses perdagangan internasional. Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi
ISO didirikan. Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup
berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan,
distribusi barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan
jasa keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan
berbagai sektor kegiatan industri pada masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal sebagai
berikut :
 Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
 Penetrasi teknologi antar sector
 Sistem komunikasi di seluruh dunia
 Standar global untuk pengembangan teknologi
 Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor
industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu standar
yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui
konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak
produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai
spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan
mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan.
Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih
teknologi melalui :
 Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
 Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan
pengurangan limbah
 Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai
komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
 Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan
barang dan jasa
 Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah
mendapatkan jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian
tersebut dapat diperoleh baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui
pemeriksaan oleh lembaga independen.
2.1.2. Standar Nasional Indonesia
Berdasarkan keputusan Presiden No. 20 tahun 1984 tentang Dewan Standarisasi
Nasional (DSN) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 7 tahun
1989, stndarisasi merupakan sarana penunjang yang mendayagunakan secara optimal sumber
daya alam dan manusia dengan selalu memperhatikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, maka ruang lingkup penerapan SNI adalah
mencakup semua kegiatan pemberlakuan SNI, akreditasi, pengujian, sertifikasi, penandaan,
inspeksi teknis, pengawasan, dan sanksi terhadap pelanggaran. Dengan demikian, dalam
penerapan SNI perlu adanya suatu panduan atau pedoman penerapan SNI yang disusun
dengan mempertimbangkan penahapan pelaksanaan SNI menuju suatu Sistem Standarisasi
Nasional (SSN) yang baik.
Berdasarkan Peratuaran Pemerintah No. 15 tahun 1991 tentang Standar Nasional
Indonesia dan Keputusan Presiden No. 12 tahun 1991, tentang penyusunan, penerapan, dan
pengawasan Standar Nasional Indonesia, maka Dewan Standarisasi Nsional (DSN)
mengadopsi secara total seri ISO 9000 menjadi standar seri SNI I9-9000.
2.1.3. Macam - Macam ISO
 ISO 9000 :dasar kosakata sistem manajemen mutu
 ISO 9001 :model sistem jaminan kualitas dalam desain / pengembangan
produksi, instalasi dan pelayanan.
 ISO 9002 :model sistem jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi.
 ISO 9003 :model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir.
 ISO 9004 :pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manajemen mutu
 ISO 10005 :manajemen mutu, pedoman untuk rencana mutu, pedoman untuk
membantu dalam persiapan, peninjauan, penerimaan, dan revisi rencana mutu
 ISO 10006 :pedoman mutu dalam proyek, untuk membantu memastikan
mutu dari proses dan produk proyek
 ISO 10007 :pedoman untuk susunan manajemen
 ISO/DIS 10012 :persyaratan jaminan mutuuntuk pengukuran peralatan
 ISO 10013 :pedoman untuk mengembangkan manual mutu, Memberikan
pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu.
 ISO 10014 :pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu, Memberikan
pedoman pedoman bagaimana mencaai keuntungan ekonomi dari penerapan
manajemen mutu.
 ISO 10015 :pedoman pelatihan. Memberikan pedoman dalam pengembangan,
penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan sistem pelatihan
yang mempengaruhi mutu produk.
 ISO 14001 :Standar lingkungan. Memberikan pedoman dalam mengelola
lingkungan dengan identifikasi terhadap aspek dan dampak lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan atau operasi perusahaannya terhadap aspek
lingkungan.
 ISO OHSAS 18001 : Standar Keselamatan dan Kesehatan. Suatu standar
internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja/perusahaan. Untuk mendorong perusahaan dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur
yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan
mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
 ISO 19011 :Pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan.
Memberikan pedoman untuk memverifikasi kemampuansistem
dalammencapai sasaran mutu. Standar ini dapat digunakan untuk auditinternal
ataupun mengaudit pemasok
 ISO 22000 :Standar Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan. Suatu standar
yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini fokus
terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan
minuman.

2.2. Prinsip Manajemen Mutu ISO


Prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip
manajemen kualitas. Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai
suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing organisasi pada peningkatan kinerja.

a. Fokus Pada Pelanggan


Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen
organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang.
Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi
ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu yang
diharuskan memiliki strategi khusus untuk terus - menerus memantau kepuasan
pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
 Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
 Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
 Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan di seluruh tingkatan organisasi.
 Mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan
menindaklanjuti hasilnya.
 Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan
kepuasan pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan,
pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan).
b. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar
orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan
organisasi. Penerapan prinsip kepemimpinan ini nantinya akan mengarah pada:
 Pertimbangan semua kebutuhan pihak terkait sebagai suatu kesatuan.
 Menciptakan visi yang jelas untuk masa depan organisasi.
 Menciptakan target, tujuan, atau sasaran yang menantang.
 Menciptakan sumber daya dan pelatihan.
 Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan budaya.

c. Keterlibatan Orang Dalam Membangun Misi Perusahaan


Orang atau karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat
penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan
memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi. Organisasi
– organisasimengembangkan pernyataan misi untuk membaginya dengan manajer,
karyawan, dan pelanggan. Misi yang baik akan memberikan kepada karyawan rasa
kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang perusahaan.

d. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan
sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses
dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin
dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi
pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
 Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.
 Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk
mengelola kegiatan kunci (utama) organisasi.
 Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
 Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang
lain di dalam organisasi.
 Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-
bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.
 Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada
pelanggan, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.

e. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen


Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas
dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya. Beberapa hal yang harus
dilakukan terkait prinsip ini:
 Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang
paling efektif dan efisien.
 Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
 Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
 Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung
jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan
demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.
 Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya
sebelum mengambil tindakan.
 Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
f. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus
menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan
sebagai suatu proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus
meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan
tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah-
langkah konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu
g. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data
dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-
masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
 Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat
diandalkan.
 Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
 Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
 Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis
faktual, seimbang dengan pengalaman dan intuisi.
h. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan
yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam
menciptakan nilai tambah. Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga
(vendor, rekanan, supplier) sangat mempengaruhi mutu akhir produk (barang maupun
jasa) suatu organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja pemasok merupakan hal
yang sangat ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Hal yang
harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
 Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan
pertimbangan jangka panjang.
 Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk (barang / jasa) yang
mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa) organisai.

ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang (sistem manajemen mutu. Suatu
lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang
independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam
hal sistem manajemen mutu produk/jasa yang dihasilkannya.

Generic Generic berarti standar yang sama dapat diterapkan pada berbagai organisasi, besar
atau pun kecil, apapun product dan layanannya, dalam sembarang aktivitas suatu sektor, dan
apakah itu adalah perusahaan business, layanan publik atau departemen pemerintahan.

Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses, atau
aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya sendiri,
seperti:

 Memenuhi persyaratan kualitas pelanggan,


 Sesuai dengan peraturan, atau
 Tujuan perusahaan atau organisasi.
 Sasaran Mutu.

i.Pendekatan proses dalam iso 9001:2015

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan pendekatan iso 9001:2015.
Pendekatan proses dapat diterapkan untuk setiap organisasi dan sistem menajement terlepas
dari jenis, ukuran atau kompleksitas . Apakah pendekatan proses itu? Semua organisasi
menggunakan proses untuk mencapai tujuannya. Proses ialah kumpulan kegiatan yang saling
terkait atau berinteraksi yang menggunakan input untuk memberikan hasil yang diinginkan,
(catatan input dan output mungkin terwujud contohnya bahan, komponen, atau peralatan.
Tidak berwujud contohnya data, informasi dan pengetahuan)

Pendekatan proses termasuk membangun proses organisasi untuk beroperasi sebagai sistem
yang terintegrasi dan lengkap.

Sistem manajemen mengintegrasikan proses dan langkah-langkah untuk memenuhi tujuan

Proses menentukan kegiatan yang saling terkait dan pemeriksaan, untuk memberikan output
yang diinginkan.

Perencanaan dan kontrol yang terperinci dapat didefinisikan dan didokumentasikan


sebagaimana diperlukan, tergantung pada onteks organisasi.

Pemikiran berbasis resiko, PDCA dan pendekatan proses

Ketiga konsep bersama-sama membentuk bagian integral dari standar iso 9001:2015. Risiko
yang mungkin berdampak pada tujuan dan hasil harus ditangani oleh sistem manajemen.

Pemikiran berbasis risiko digunakan diseluruh pendekatan proses untuk:

Menentukan bagaimana risiko (positif atau negatif) ditujukan dalam membengun proses untuk
meningkatkan output proses dan mencegah dari hasil yang tidak diinginkan

Menentukan tingkat perencanaan proses dan pengendalian yang diperlukan (berdasarkan


risiko)

Meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu

Memelihara dan mengelola sistem yang melekat membahas risiko dan memenuhi tujuannya.
PDCA adalah alat yang dapat digunakan untuk mengelola proses dalam sistem. PDCA
singkatan dari:

P (PLAN): mengatur tujuan dari sistem dan proses untuk memberikan hasil,(“apa yang harus
dilkukan dan bagaimana melakukannya”)

 D (DO):melaksanakan dan mengontrol apa yang direncanakan


 C (Check): memantau dan mengukur proses dan hasil terhadap kebijakan, sasaran dan
persyaratan dan hasil laporan
 A (Act): mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja proses.
 PDCA beroperai sebagai siklus perbaikan berkesinambungan, dengan pemikiran
berbasis risiko pada setiap tahap.

j. Manfaatnya

a. Fokus pada proses yang lebih penting (berisiko tinggi ) dan outputnya

b. Meningkatkan pemahaman, definisi, dan integrasi dari proses saling ketergantungan

c. Manajemen sistematis atas perencanaan, penerapan, pemeriksaan, dan perbaikan proses dan
sistem manajemen secara keseluruhan.

d. Menggunakan sumber daya yang lebih baik dan peningkatan akuntabikitas

e. Pencapaian lebih konsisten dari kebijakan dan tujuan, hasil yang diharapkan dan kinerja
keseluruhan

f. Pendekatan proses dapat memfasilitasi pelaksanaan sistem manajemen apa saja

g. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan

h. Meningkatkan ‘kepercayaan diri’ dalam organisasi.

2.3.Pengertian Standar AS
Indonesia merupakan salah satu sumbu lalu lintas udara di Asia dan dunia,
berdampingan dengan Singapura dan negara lain seperti Malaysia serta Australia. Didorong
dengan semakin meningkatnya kebutuhan transportasi dan mobilitas antar wilayah serta
dunia, industri pemeliharaan pesawat dunia, termasuk di Indonesia, diprediksi akan meningkat
pesat. Sementara, kondisi yang ada saat ini, pesawat terbang yang beroperasi di Indonesia,
hanya sekitar 30% yang melakukan perawatan di Indonesia. Sisanya melakukan perawatan di
MRO (Maintenance, Repair and Overhaule) di luar negeri.

Untuk itu, sebagai persiapan bagi industri perawatan pesawat terbang di Indonesia
dalam menghadapi tantangan masa depan, diperlukan penguasaan informasi dan kompetensi
terhadap regulasi dan persyaratan yang diinginkan pelanggan (customer requirement), salah
satunya adalah AS91100.

AS9110 adalah standar yang menjelaskan persyaratan bagi sistem manajemen mutu
(SMM) untuk organisasi yang bisnis utamanya dibidang Maintenance Repair and Overhaul
Services (MRO) dalam industri pesawat terbang. istock_000036634036_largeStandar
AS9110 diterbitkan pada Januari 2003 setelah industri pesawat terbang menyadari bahwa
persyaratan untuk membangun Quality Management System di perusahaan bidang
Maintenance Repair and Overhaul Services (MRO). Standar ini, secara resmi bernama
AS9110 Quality Maintenance Systems – Aerospace – Requirements for Maintenance
Organizations, dikembangkan oleh International Aerospace Quality Group (IAQG) melalui
SAE International. Standar AS9110 didasarkan pada AS9100 dan dengan menambahkan
persyaratan untuk Maintenance Repair and Overhaul Services (MRO) bagi pesawat terbang
komersial, swasta, dan militer.

Keselamatan penerbangan sangat penting. Setiap hari jutaan orang terbang di seluruh
dunia dan berharap untuk mencapai tujuan mereka dengan aman. Untuk melakukan ini,
penerbangan mengandalkan jaringan yang luas, global, dan terus berkembang dari setiap
perbaikan untuk menjaga armada mereka beroperasi dengan aman dan biaya yang efektif.
Sebagian besar produk airspace dirancang untuk beroperasi selama 50 tahun bahkan lebih,
sehingga perawatan yang tepat sangat penting untuk keselamatan beroperasi.

Dalam industri MRO, masih banyak organisasi yang bergantung pada inspection dan
pengujian untuk mengontrol kualitasnya. Melalui pendekatan EVALUATION OF
INTEGRATED HEALTH INFORMATION SYSTEMS (iHIS) bertujuan memberikan reaksi
terhadap ketidaksesuaian yang terjadi. AS9110 menyediakan kerangka kerja bagi organisasi
untuk meninggalkan pendekatan iHIS ini dan membangun manajemen mutu yang efektif.
Standar AS9110 ditekankan pada beberpa hal :

 Mendeteksi dan mencegah tiruan dan diduga ada bagian yang tidak disetujui
 faktor manusia (mengenali faktor manusia yang mempengaruhi kinerja pekerja)
 sistem manajemen keselamatan
 data teknis
 manajemen proyek dan manajemen risiko

Kandidat utama untuk mencari sertifikasi dengan standar AS9110 adalah FAA 145
certified repair stations. Mereka yang mencari Parts Manufacturing Approval (PMA) dari
FAA untuk pembuatan komponen pesawat dan juga cenderung untuk mendapatkan sertifikasi
AS9110. Namun, AS9110 berlaku untuk setiap organisasi MRO di industri pesawat terbang
yang ingin mengadopsi sistem mutu yang komprehensif dan difokuskan untuk keamanan
produk.

Organisasi yang berhasil membangun dan menerapkan AS9110 bisa mendapatkan


keuntungan dari sistem manajemen mutu yang solid dan akan meningkatkan kinerja mereka
dengan:

 Menyediakan akses praktek terbaik dari industri kedirgantaraan


 Mengidentifikasi dan mempertahankan persyaratan otoritas
 Memenuhi atau melampaui kebutuhan pelanggan melalui sistem perbaikan yang
berkesinambungan Menjamin kelayakan udara, dan keamanan produk.
Bagi organisasi yang memutuskan untuk tersertifikasi AS9110 akan Terdaftar di
Online Aerospace Supplier Information System (OASIS), database internasional yang
menerbitkan semua kualitas sertifikasi kedirgantaraan, yang dibutuhkan oleh banyak OEM.
Hal ini pasti akan memperluas pasar organisasi serta meningkatkan Quality Management
System. Atas dasar tersebut, IPQI (Indonesia Productivity and Quality Institute) member of
Proxsis bekerja sama dengan SAI Global akan memberikan informasi dalam “Sharing &
Discussion” dengan tema
BAB III

ANALISIS

3.1 MODEL PENGENDALIAN MUTU PT DIRGANTARA INDONESIA

Menggunakan Sertifikasi ISO AS 9001: 2018 sebagai sertifikasi khusus untuk


pengendalian mutu manajemen pada perusahaan bidang aerospace. sertifikasi ini dilakukan
oleh PT DI pada tahun 2018 dan belum mengalami perpanjangan setifikasi. PT DI memiliki
regulasi dan standar pada sistem mutu produksi dan dokumen pada quality manual yang
diawasi langsung oleh kementrian perhubungan berdasarkan.Dengan menggunakan ISO AS
9001:2018disini menuntut adanya management review, yaitu dengan mereview pencapaian
kinerja. Dengan melakukan review pencapaian kinerja ini bias dijadikan bahan evaluasi bagi
PT. DI sehinggabisa tau mana saja pencapaian kinerja yang sesuai dan tidaksesuai, lalu bias
dilakukan evaluasi dengan melakukan aksi perbaikan saat pencapaian kinerja tidak sesuai.

3.2 HAMBATAN PENGENDALIAN MUTU PT PADA SAAT SERTIFIKASI

Hambatan yang terjadi pada saat pengujian sertifikasi adalah

a. Pengendalian dari dokumen drawing pesawat yang tidak terkendali yang dapat
disebabkan oleh costumer atau pihak PT DI sendiri. Hal tersebut menggangu
pengujian pada saat sertifikasi.
b. Faktor SDM yang sedikit, diakibatkan oleh krisis moneter yang berkepanjangan.
Akhirnya pihak perusahaan terpaksa menempatkan pegawai yang bukan seharusnya
ditempat tersebut sehingga terjadi kekacauan pada divisi trsebut. Hal
inimerupakanhambatan yang cukupseriuskarena aka nada divisi yang
tidakmengertidenganbidang yang dikerjakannya yang mengakibatkanhasilkinerja
yang tidaksesuaiharapan. Divisi yg mengalami hal ini adalah divisi QA.
c. Faktor peralatan yang tidak memungkinkan untuk mempercepat produksi, dan
menghasilkan produk yang baik merupakan permasalahan dari PT DI, selain itu
banyak juga mesin yang rusak yg mesti diperbaiki.Dalamsuatuperusahaan juga
selainpekerja yang kompeten, peralatan pun haruscukupuntukmelakukansemua
proses produksi yang dibutuhkan.

3.3SOLUSI HAMBATAN PENGENDALIAN MUTU

Solusi dari hambatan pada saat sertifikasi ISO AS 9100,

a. PT DI melakukan perbaikan pada bagian pengumpulan dokumen drawing pesawat


yang dipesan oleh costumer dengan cara membenahi manajemen dokumen nya.
b. PT DI membuka training and development bagi pegawai yang tidak memiliki dasar
pada divisi yang ditempatkan. Dan juga
bisamempeberikanpengetahuanmendasaruntukseluruh divisi agar ketikaada yang
dipindahkanke divisi lain, minimal merekasudah punya ilmudasarnya.
c. PT DI mengeluarkan dana untuk membeli mesin dan peralatan yang baru juga
memperbaiki mesin yang sudah rusak. PT DI juga bisamelakukan training
kepadapekerjanya agar bisamemperbaikimesin.

3.4 QUALITY MANUAL PT DI

PT DI memiliki manual mutu yang diciptakan berdasarkan regulasi yang ditetapkan


oleh kementrian perhubungan. Sehingga quality manual PT DI tidak bisa di publikasikan
kepada hal layak umum.

3.5 SASARAN MUTU

Data yang diterima hanya daLam bentuk deskripsi dikarenakan bagian dari sasaran mutu
yang lengkap ada pada manual mutu. Sehingga kami membuatnya sendiri dalam bentuk
tabel.

Jumlah
No Sasaran AspekLayanan BentukKegiatan
Inspeksi
PM SPIRIT AS MendukungpembuatanPartsPesawat • Pembuatandetail parts
• A380 yangberkapasitaspenumpang100- •
1 • A320 400 orang. Subassemblingatauperakitan 1Kali/Bulan
• A321
• A340

PM AIRCRAFT MendukungpembuatanParts • Pembuatandetail parts


• C295 Pesawat •
2 1Kali/Bulan
• CN235 Yangberkapsitaspenumpangantara Subassemblingatauperakitan
• C212 12-95 orang

PM SUB MendukungpembuatanParts • Pembuatanparts


CONTRACT Pesawat •
• yangberkapasitaspenumpangantara Subassemblingatauperakitan
BOMBARDIER 100-400 orang
3 1Kali/Bulan
• SMEA B777
• SMEA A320
• KAL 787
• CTRM A380

3.6 KEBIJAKAN MUTU

(Terlampir)

3.7 PENGENDALIAN DOKUMEN

Berdasarkan hasil observasi, PT DI telah mempunyai sistem tersendiri dalam


pengendalian dokumen yaitu B-System yang sudah terintegrasi di SAP ( System Application
and Product in Data Processing ).
a. Untuk Dokumen keluar (COC : Certificat Of Complain) diterima dan ditanda tangani
oleh manajer.
b. Dokumen masuk yaitu Spesifikasi Product dan Hasil Pekerjaan diterima oleh
Konfigurasi Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai