Anda di halaman 1dari 10

Laporan praktikum

Kimia Dasar I

SIFAT SIFAT UNSUR

RISKA AMALIA

H031191058

KELOMPOK V

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lothar Meyer (1864) melakukan pengamatan hubungan antara kenaikan

masa atom dengan kepriodikan sifat unsur, jika setiap elemen diatur dalam urutan

massa atom, mereka berada dalam kelompok kimia dan fisik sifat yang mirip

diulang pada interval periodik dengan membuat kurva volume atom versus fungsi

massa atom. Dari kurva tersebut, ia melihat adanya keteraturan dari unsur-unsur

dengan sifat yang mirip. Selain itu, pengulangan sifat unsur tidak selalu terjadi

setelah delapan unsur, seperti dinyatakan dalam hukum oktaf. Pada tahun 1868,

Meyer menyusun unsur-unsur tersebut ke dalam suatu tabel berdasarkan kenaikan

massa atom dan pengulangan atau keperiodikan sifat fisik dan kimia unsur. Sistem

periodik Meyer disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal.

Pengulangan sifat unsur membentuk kolom-kolom.Unsur-unsur dengan sifat yang

mirip terletak pada kolom yang sama (Sofia, 2017).

Newlands dan De Chancourtois tidak membuat tabel sistem periodik

terbuka yang tidak memberikan peluang ditemukannya unsur baru. Kelemahan ini

diperbaiki oleh Dmitri Mendeleev (1869), ia mempublikasikan tabel periodik

semua elemen yang diketahui, ia memperkirakan beberapa elemen baru untuk

menyelesaikan tabel, dan mengoreksi beberapa bobot atom. Ia menemukan unsur-

unsur dengan sifat-sifat yang mirip terletak pada kolom yang sama, misalnya

unsur Na dan K merupakan logam yang sangat reaktif, terletak pada kolom yang

sama, unsur F dan Cl adalah non-logam yang sangat reaktif (Sofia, 2017).

Oleh karena itu, untuk mengetahui sifat-sifat dari unsur yang berada pada

kolom yang sama (dalam hal ini, golongan alkali dan alkali tanah), dilakukan

beberapa perlakuan yang menunjukkan sifat dari unsur-unsur yang di uji.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengidentifikasi kereaktifan logam alkali dan alkali tanah serta

mengidentifikasi adanya endapan setelah unsur alkali tanah klorida di reaksikan

dengan garam sulfat dan garam hidroksida.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. mengetahui reaktivitas unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA)

2. mengidentifikasikan pengendapan garam sulfat yang direaksikan dengan unsur

golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA)

3. mengidentifikasikan pengendapan garam hidroksida yang direaksikan dengan

unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA)

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan yang digunakan dengan mereaksikan logam alkali dan

alkali tanah yaitu unsur Li, Na, Mg dan Ca dengan aquadest untuk melihat reaksi

yang terjadi. Selanjutnya melihat kelarutan golongan alkali tanah yaitu MgCl2,

CaCl2, SrCl2 dan BaCl2 dengan garam sulfat (H2SO4) dan garam hidroksida

(NaOH).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Unsur kimia terus bertambah dan perkembangan teknologi mempengaruhi

perkembangan tabel sistem periodik unsur. Selama lebih dari 200 tahun terjadi

perkembangan pengelompokan unsur dalam tabel sistem periodik unsur.

Pengelompokkan unsur dimulai dari Lavoiser, Dalton, Berzelius yang

mengelompokkan unsur secara umum dan kenaikan masa atom. Selanjutnya

Doberiner, Newlands, Meyer, De chancourtouis, Mendeleev menyusun unsur

berdasarkan kemiripan dan keperiodikan sifat-sifat unsur. Penyusunan tabel

sistem periodik mengalami evolusi dimana para ahli diatas mempelajari unsur

berdasarkan penelitian sebelumnya (Sofia, 2017).

Döbereiner menemukan dalam triadnya sifat dari elemen tengah antara

sifat elemen pertama dan elemen ketiga. Misalnya, Lithium, Natrium dan Kalium

bereaksi dengan air. Lithium bereaksi lemah dengan air dibandingkan Natrium

dan Kalium. Para ahli menilai Dobereiner tidak membedakan beberapa elemen

karena massa atom elemen unsur yang lain tidak dapat ditentukan, Semua elemen

tidak bisa diatur dalam bentuk triad. Untuk masa yang sangat rendah atau untuk

elemen masa sangat tinggi, hukum itu tidak berlaku, tetapi penemuan Döbereiner

ini mendorong ahli untuk mencari korelasi antara sifat kimia dari unsur-unsur dan

massa atom mereka (Sofia, 2017).

Dalam tabel periodik, unsur-unsur kimia sering dinyatakan secara kolektif

dalam golongannya (misalnya golongan IA, IIA, dan lain sebagainya). Namun
beberapa golongan unsur memiliki nama khusus. Misalnya unsur-unsur golongan

IA (Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr) disebut golongan logam alkali, dan unsur-unsur

golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba dan Ra) disebut golongan logam alkali tanah.

Unsur-unsur dalam golongan VII A ( F, Cl, Br, I dan At) dikenal sebagai halogen

dan unsur-unsur golongan VIII A (He, Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn) disebut gas mulia.

Nama-nama golongan yang lain akan diperkenalkan kemudian. Dari kiri ke kanan

dalam tiap periode, sifat fisik dan kimia unsur berubah secara bertahap dari logam

hingga non logam. Tabel periodik merupakan alat yang praktis untuk

menunjukkan hubungan sifat dari unsur-unsur secara sistematik dan membantu

memprediksi tentang perilaku kimia unsur tertentu (Muntholib, 2012).

Logam Alkali (Golongan IA) merupakan unsur logam yang paling banyak

disebutkan dibandingkan dengan logam unsur lain di tabel periodik unsur. Unsur

tersebut bisa bereaksi dengan air dan menghasilkan produk yaitu gas hidrogen dan

logam alkali hidroksida. Sifat logam meningkat seiring dengan peningkatan

nomor atomnya (seperti yang ada di tabel periodik unsur) dan laju reaksinya pun

meningkat dimulai dari Li sampai Cs jika direaksikan dengan air. Karenanya

reaksi Li dengan air menjadi yang paling cukup. Jika dengan Na itu kuat dan

logamnya atau gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi biasanya akan terbakar. K

bereaksi sangat kuat dan pembakaran selalu terjadi. Bagian kecil atau potongan

kecil dari dari Rb menciptakan kembang api. Sejalan dengan Rb, bagian kecil dari

Cs menghasilkan kebakaran instan dan biasanya pemutusnya ditutup menjadi

beberapa bagian (Petrusevski dan Stojanovska, 2007).

Meskipun unsur Rb dan Cs sebagai bahan yang menarik perhatian sebagai

topik belajar atau penelitian. Unsur Li, Na (terutama) dan K sudah banyak
tersebar dipasaran dan digunakan untuk masyarakat umum. Logam Litium banyak

digunakan dalam bentuk aloy bersama dengan Magnesium dan Aluminium.

Natrium paling banyak digunakan dalam pembangunan terutama Aloy nya yang

dibutuhkan untuk memproduksi tetra etil timbal, sebagai zat anti ketuk pada

bensin (Leung dan Chan, 2014).

Unsur-unsur dapat dibagi dalam tiga kategori ‒ logam, nonlogam, dan

semilogam (metaloid). Logam merupakan konduktor panas dan listrik yang baik,

sedangkan unsur nonlogam biasanya merupakan konduktor panas dan listrik yang

buruk. Unsur-unsur metaloid memiliki sifat antara unsur logam dan nonlogam.

Berada dalam satu golongan yaitu golongan alkali, Li, Na, dan K diperkirakan

untuk memiliki struktural yang sebanding, prinsip yang sama dan mekanisme saat

terjadi deposisi elektrokimia atau proses pengupasan. Tiga Unsur alkali tersebut

sangat sensitif terhadap oksigen dan air. Karenanya unsur tersebut harus disimpan

dan dioperasikan dalam suatu kotak yang mana lingkungannya mengandung

sedikit oksigen dan air atau setidaknya berada di ruangan yang kering dengan

tingkat air yang rendah. Ketiga unsur tersebut bisa bereaksi dengan elektrolit yang

paling non aquos dan elektrolit padat (Liu, 2019).

Garam-garam sulfat yang umum terdapat secara alami dalam tanah

merupakan garam-garam sulfat yang merugikan karena merupakan kontaminasi

sulfat akibat adanya reaksi kimia yang ditimbulkan dengan semen atau beton.

Garam-garam tersebut adalah Natrium sulfat (Na2SO4) dan Magnesium sulfat

(MgSO4), yang banyak ditanah alkalis. Garam-garam tersebut mempunyai

dampak yang lebih merugikan daripada kerugian yang ditimbulkan oleh gips

(Kalsium sulfat) (Husin, 2010).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan yaitu Logam Li, logam Na,

logam Mg, logam Ca. Larutan MgCl2 (Magnesium Klorida) 0,5 M, Larutan CaCl2

(Kalsium Klorida) 0,5 M, Larutan SrCl2 (Stronsium Klorida) 0,5 M, Larutan

BaCl2 (Barium Klorida) 0,5 M, Larutan H2SO4 (Asam Sulfat) 0,5 M, Larutan

NaOH (Natrium Hidroksida) 0,5 M dan indikator phenoptalain (PP).

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu tabung reaksi, cawan

petri, pipet tetes, gelas piala, rak tabung dan spritus.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaktivitas Unsur

3.3.1.1 Unsur Li, Na, Mg dan Ca

Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 mL.Tabung reaksi (1)

diisi logam Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan logam Ca.

Mengamati reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi, panaskan tabung hingga

terjadi reaksi. (terjadi reaksi ditandai adanya gelembung-gelembung gas).

Meneteskan indikator PP masing-masing tabung dan catat perubahan warnanya.

Khusus untuk logam Na, percobaan dilakukan dengan mengapungkan

secarik kertas saring di atas permukaan air dalam cawan petri menggunakan pinset

dan meletakkan sepotong logam Na di atas kertas tersebut. Lihat perubahannya

hingga terjadi ledakan kecil. Kemudian, meneteskan indikator PP dan catat

perubahan warna yang terjadi.


3.3.2 Kelarutan Garam Sulfida

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2,

tabung reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2 dan tabung reaksi

(4) dengan BaCl2, masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Masing-

masing tabung reaksi ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M. Memperhatikan endapan

yang terbentuk pada setiap tabung reaksi.

3.3.3 Kelarutan Garam Hidroksida

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2,

tabung reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2 dan tabung reaksi

(4) dengan BaCl2, masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Masing-

masing tabung reaksi ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M. Memperhatikan endapan

yang terbentuk pada setiap tabung reaksi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan ini, dapat disimpulkan :

1. kereaktifan unsur dalam tabel sistem periodik semakin kebawah maka semakin

reaktif, sesuai dengan data saat percobaan. Sehingga yang paling reaktif adalah

Ca jika diurutkan maka Ca > Na > Mg > Li.

2. dalam sistem periodik untuk golongan alkali tanah, dari atas ke bawah maka

kelarutan garam sulfatnya semakin kecil. Data yang dihasilkan yaitu MgCl2 >

> CaCl2 > BaCl2.

3. dalam sistem periodik untuk golongan alkali tanah, dari atas kebawah maka

kelarutan garam hidroksida semakin besar. Data yag dihasilkan yaitu CaCl2 >

MgCl2 > BaCl2. > SrCl2.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Percobaan

Sebaiknya prosedurnya disusun dengan bahasa yang mudah di pahami

agar tidak menimbulkan makna ganda untuk suatu praktikum.

5.2.2 Saran Untuk Laboratorium

Sebaiknya sebelum praktikum, larutan-larutan yang akan digunakan dalam

laboratorium di cek lagi karena ada tempat larutan yang berisi sedikit bahan saat

akan digunakan sehingga percobaannya tidak maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Husin, A.A., 2010, Penelitian Pengaruh Larutan Garam Sulfat Terhadap Kualitas
Beton Ringan, Jurnal Pemukiman, 5(2): 79.

Leung, W.P., dan Chan, Y.C., 2014, Alkali Metal: Inorganic Chemistry, John
Wiley & Sons, Hongkong.

Liu, H., Cheng, X.B., Jin, Z., Zhang, R., Wang, G., Chen, L.Q., Liu, Q.B., Huang,
J.Q., dan Zhang Q., 2019, Recent Advances in Understanding Dendrite
Growth on Alkali Metal Anodes, EnergyChem, 1(100003): 2.

Muntholib, 2012, Kimia Dasar 1: Untuk Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan


Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang, Malang.

Petrusvevski, V.M., dan Stojanovska, M., 2007, A Simple Synthesis of Liquid K-


Na Alloy and Few Examples of its Use in the Chemistry Education Lab,
Education Quinica, I8(2): 114.

Sofia, 2017, Tabel Sistem Periodik Unsur: Evolusi atau Revolusi, Jurnal
Penelitian Pendidikan Kimia, 4(1): 29-34.

Anda mungkin juga menyukai