Riset Sosial Maharani Salsabila
Riset Sosial Maharani Salsabila
16 Desember 2019
ABSTRAK
Pendidikan seksual merupakan suatu pembelajaran ataupun upaya mendidik dan mengarahkan perilaku
seksual secara benar dan baik. Masa remaja dimulai saat usia 13 tahun dan berakhir pada usia 22 tahun.
Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Tujuan penulisan ini untuk memberikan informasi persentase pemahaman remaja berusia 13-22
tahun mengetahui pendidikan seksual dan mengetahui sumber pendidikan seksual yang didapatkan oleh
remaja. Sehingga menjadi tolak ukur bagi individu itu sendiri bahwa pendidikan seksual mampu
mengarahkan perilaku yang bernilai positif dan terhindar dari hal-hal negatif. Penelitian ini melakukan
pengumpulan data dengan metode pengampilan purposive sampling berupa kuesioner online.
Menggunakan analisis data dengan metode stastiska desktiptif. Memperoleh kesimpulan tingkat
pemahaman remaja tentang pendidikan seksual yang cukup tinggit yaitu sebesar 83%.
Kata kunci:pendidikan seksual; sex education; remaja; statistika deskriptif
tentang pendidikan seksual yang benar pada 2. Menghitung banyak data pada tiap kategori
anak.(Setiawati, 2010) sehingga menghasilkan kolom frekuensi
3. Mempersentasekan frekuensi yang didapat
3. Metode Penelitian 𝐹
𝑃 = × 100%
Penelitian ini dilakukan dengan metode 𝑁
penelitian deskriptif (descriptive research), yaitu Keterangan :
penelitian yang menginterpretasikan fakta-fakta P = Persentase
yang diteliti dengan format deskripsi tentang F = Total frekuensi tiap kategori
variabel mandiri, tanpa terdapat maksud N = Jumlah total sampel
menghubungkan ataupun membandingkan. 4. Menampilkan grafik lingkaran (pie chart)
Statistika deskriptif merupakan statistik dengan 5. Mencari nilai tengah
pembahasan mengenai pengumpulan data,
pengolahan, penyajian, serta perhitungan nilai- ∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ =
nilai dari suatu yang kemudian digambarkan ke 𝑁
dalam tabel ataupun grafik (Sunyoto D, 2016) Keterangan:
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan 𝑋̅ = nilai tengah (mean)
data, disortir sesuai kriteria, disusun dan N = total sampel
diinterpretasikan. Metode analisis yang digunakan
ialah teknik persentase dari hasil pengumpulan 6. Mengambil keputusan berdasarkan skala
data. Metode pengumpulan data dengan teknik berikut.
penyebaran kuesioner online. Tabel 1. Skala Pengambilan Keputusan Untuk
Kuesioner online adalah sebuah alat untuk Tingkat Pemahaman.
mengumpulkan data yang berbentuk pertanyaan
dan dijawab oleh responden dengan terhubung Tingkat
Persentase
internet Pemahaman
Tinggi 91%-100%
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan Cukup tinggi 81%-90%
penyebaran kuesioner online menggunakan
Cukup 71%-80%
google form. Terdapat 83 kuesioner yang
terkumpul. Cukup rendah 61-%70%
Pengampilan sampling menggunakan
rendah <60%
purposive sampling yaitu suatu bentuk sampel non
probabilitas dengan tujuan untuk mengumpulkan
sampel secara strategis dan relevan sesuai riset
4. Hasil dan Pembahasan
yang dilakukan (Brayman A, 2012)
Dengan kriteria sampel sebagai berikut : Data yang didapat sesuai kriteria sebanyak
1. Berumur 13-22 tahun 71 responden disebabkan adanya kriteria yang
2. Bertempat tinggal di provinsi Kalimantan perlu dipenuhi.
Selatan Isi dari kuesioner berisi tentang biodata diri
3. Berjenis kelamin laki-laki/perempuan dan 10 pertanyaan terkait remaja dan pendidikan
seksual. Biodata diri terisi atas email, alamat, usia,
pendidikan terakhir dan jenis kelamin.
3.2 Metode Analisa Data
Pada bagian pertanyaan terdapat pilihan dan
Metode analisis data dilakukan dengan jawaban uraian. Pertanyaan pertama yaitu Apakah
statistika deskriptif. Hasil dari statistika deskriptif anda memahami dengan "masa remaja" ?, pilihan
ini berupa tabel distribusi frekuensi dan grafik. yang tersedia paham, kurang paham, tidak paham
Adapun langkah-langkah sebagai serta kolom jawaban uraian. Pertanyaan kedua
berikut(Walpole, 1995): yaitu Apakah anda memahami perkembangan
fisik masa pubertas yang terjadi pada remaja ?
1. Menentukan kategori yang ada dari variabel
pilihan yang tersedia paham, kurang paham, tidak
paham serta kolom jawaban uraian. Pertanyaan Dari hasil pembagian kuesioner diperoleh
ketiga yaitu Apakah anda memahami banyaknya responden yang memiliki pendidian
perkembangan psikis(mental) masa pubertas yang terakhir tingkat SMP/MTS sejumlah 2, sedangkan
terjadi pada remaja ? pilihan yang tersedia paham, tingkat SMA/SMK/MA sejumlah 69. Dengan
kurang paham, tidak paham serta kolom jawaban besar presentasi untuk SMP/MTS 2.8% dan
uraian. Pertanyaan keempat yaitu Apakah anda SMA/SMK/MA sebesar 97.2%.
memahami, apa yang dimaksud dengan
pendidikan seksual ? pilihan yang tersedia paham, 4.2 Usia
kurang paham, tidak paham serta kolom jawaban Tabel 3. Tabel Frekuensi Usia
uraian. Pertanyaan kelima yaitu Menurut anda,
pentingkah mengetahui pendidikan seksual sejak
dini ? pilihan yang tersedia penting, kurang
penting, tidak penting serta kolom jawaban uraian.
Pertanyaan keenam yaitu Sumber apa yang
biasanya anda gunakan untuk mengetahui perihal
pendidikan seksual ? pilihan yang tersedia
pendidikan formal, pendidikan informal, media
sosial serta kolom jawaban uraian. Pertanyaan
ketujuh yaitu Perlunya pendidikan seksual
diberikan pada pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi) ? pilihan yang tersedia
setuju, kurang setuju, tidak serta kolom jawaban Menurut data yang berhasil dikumpulkan
uraian. Pertanyaan kedelapan yaitu Menurut anda terdapat responden berusia 16-22 tahun. Untuk
dampak seperti apa yang ditimbulkan akibat responden berusia 16 tahun sejumlah 1,usia 17
kurangnya pemahaman pendidikan seksual pada sejumlah 1,usia 18 sejumlah 13, usia 19 sejumlah
remaja ? pilihan yang tersedia positif, biasa, 16, usia 20 sejumlah 30, usia 21 sejumlah 9 dan
negatif serta kolom jawaban uraian. Pertanyaan usia 22 sejumlah 1. Besar presentasi untuk usia 16
kesembilan yaitu Tanggapan anda tentang yaitu 1.4%, usia 17 sebesar 1.4%, usia 18 sebesar
18.3%, usia 19 sebesar 22.5%, usia 20 sebesar
pendidikan seksual dilingkungan sekitar, untuk
jawaban uraian. Pertanyaan kesepuluh yaitu 42.3%, usia 21 sebesar 12.7%, usia 22 sebesar
Pernahkah anda memberikan informasi tentang 1.4%.
pendidikan seksual ? apabila pernah, kepada siapa 4.3 Jenis Kelamin
? pilihan yang tersedia sering, jarang, tidak pernah Tabel 4. Frekuensi Jenis Kelamin
serta kolom jawaban uraian.
Menurut kuesioner dilakukan analisis
statistika deskriptif dengan 11 variabel yang
terbentuk yaitu pendidikan,usia,jenis_kelamin,
masa_remaja,perkembanga_fisik,perkembangan_
psikis,sex_edu,kepentingan_sexedu,sumber_sexe
du,sexedu_formal dan dampak. Diperoleh banyak data untuk jenis kelamin
laki-laki berfrekuensi 33, sedangkan perempuan
Berikut tabel frekuensi yang dihasilkan : berfrekuensi 38. Dengan tingkat persentase laki-
4.1 Pendidikan laki sebesar 46.5% dan persentase sebesar 53.5%
Tabel 2. Frekuensi Pendidika
4.4 Masa Remaja
Tabel 5. Frekuensi Masa Remaja
paham
66% paham
82%
Gambar 3. Pie Chart Tingkat Pemahaman Perkembangan Gambar 4. Pie Chart Tingkat Pemahaman Pendidikan
Psikis Seksual
Data yang diperoleh untuk tingkat Terdapat 82% remaja paham akan
pemahaman perkembangan psikis. Remaja pendidikan seksual. Dari pengertian pendidikan
memahami perkembangan psikis sebesar 66% seksual itu sendiri didapatkan hasil bahwa
dengan sebagin besar pernyataanya mengatakan pendidikan seksual suatu informasi mengenai
bahwa remaja mengalami perubahan psikis saat pemeliharaan dan perlindungan diri, mengetahui
pubertas. Seperti mudahnya terbawa perasaan, bagian-bagian privasi, informasi kesehatan dan
sikap yang masih labil, ragu akan mengambil penyakit terhadap organ reproduksi dan dampak-
keputusan. Tetapi juga ada yang berpendapat dari dampak yang timbul akibat kurangnya
sisi positif bahwa perubahan psikis yang terjadi pemahaman pendidikan seksual.
yaitu remaja mampu membedakan yang mana hal
baik atau hal buruk dan berpikiran lebih dewasa. 4.8 Tingkat Pemahaman Remaja
Terhadap Pendidikan Seksual
4.7 Pendidikan Seksual (sex education)
Penelitian ini memiliki 4 pertanyaan
Tabel 8. Frekuensi Pendidikan Seksual mengenai pemahaman tentang pendidikan seksual
yaitu pertanyaan ke-1 sampai ke-4. Berikut
hasilnya :
4.9 Pentingnya Pengetahuan Sex Tabel 10. Frekuensi Sumber Sex Education
Education Sejak Dini
Tabel 9. Frekuensi Kepentingan Sex Education
4.10 Sumber Sex Education Gambar 7. Pie Chart Sumber Informasi Pendidikan
Seksual
25% sebab lebih menarik dari segi tampilan dan setuju dan tidak setuju memberikan pendapat
mudah dipahami. Contohnya infografis dan video. bahwa pendidikan seksual ini cukup diberikan
Memenonton segmen kesehatan yang ada dimedia oleh orang tua, selain itu pemberian pendidikan
sosial. Untuk yang semua sumber itu bergaris seksual cukup dari tingkat Sekolah Dasar hingga
besar, responden mendapatkan informasi dari Sekolah Menengah Atas. Tidak dijadikan
orang tua saat kecil dan sudah sekolah mendapat kurikulum karena mungkin ada yang salah
pelajaran dari guru, pada media sosial lebih sering mengartikan.
menemukan dampak-dampak.
4.12 Dampak yang Timbul Akibat
4.11 Perlunya Pembelajaran Sex Education di Kurangnya Pemahaman Sex Education
Pendidikan Formal Tabel 12. Frekuensi Dampak
Tabel 11. Frekuensi Sex Education di Pendidikan
Formal
setuju
86%
negatif
Gambar 8. Pie Chart Perlunya Pembelajaran Sex Education 85%
di Pendidikan Formal
Gambar 9. Pie Chart Dampak Yang Timbul Akibat
Hasil yang diperoleh untuk perlunya Kurangnya Pemahaman Sex Education
pembelajaran pendidikan seksual di pendidikan
85% responden memilih dampak negatif
formal, 86% responden berpendapat setuju dengan
mengenai akibat kurangnya pemahaman
alasan akan berdampak positif apabila pendidikan
pendidikan seksual dengan pendapat dapat
seksual ini dikemas sesuai rentang pendidikan,
merugikan diri sendiri karena minim
tepat untuk diletakkan materi mengenai ini karena
pengetahuan tidak tahu cara menjaga diri
usia remaja itu berada sewaktu sekolah dan rata-
sehingga menimbulkan pergaulan bebas dan
rata pelajar sekolah banyak menghabiskan waktu
terkena penyakit. Selain itu, dapat menjadi target
disekolah dari pukul 07.30-16.00. Tidak cukup
pelecehan seksual. Untuk pendapat biasa
disampaikan oleh orang tua saja. Agar pemikiran
ataupun positif, remaja jadi punya keinginan
tentang pendidikan seksual ini tidak menjadi
untuk mencoba dan apabila lingkungan sekitar
bahan lelucon. Untuk responden yang kurang
positif maka minim adanya dampak negatif yang 1. Tingkat pemahaman remaja terhadap
timbul. pendidikan seksual(sex education)
cukup tinggi sebesar 83%
4.13 Pemberian Informasi Sex Education
2. Tingkat pentingnya pemberian
Tabel 13. Frekuensi Pemberian Informasi Sex pendidikan seksual sejak dini, 97 %
Education
menganggap penting dan 3%
mengangap kurang penting.
3. Tingkat sumber informasi pendidikan
seksual yang diperoleh, pada tingkat
tertinggi dari media sosial sebesar 25%
4. Pemberian pembelajaran pendidikan
seksual di pendidikan formal 86%
responden setuju.
Variabel share_sexedu didapat dari 5. Sebanyak 85% responden berpendapat
pertanyaan kesepuluh, untuk mengetahi apakah bahwa kurangnya pemahaman akan
responden pernah memberikan informasi pendidikan seksual akan menimbulkan
mengenai sex education. Untuk kategori sering dampak negatif.
memiliki frekuensi sebesar 11, kategori jarang 6. Sebanyak 15% responden sering
memiliki frekuensi sebesar 38 dan kategori tidak memberikan informasi mengenai
pernah memiliki frekuensi sebesar 22. pendidikan seksual