Anda di halaman 1dari 14

APA SALAH(KU) ALAM?

DAY I

Gedubrak! Semua pandangan mata menuju ke Steve yang dalam keadaan jatuh tengkurap.
Demikian mereka para jagoan kelas dengan muka galak menatap ke arah Steve dengan tatapan
tajam. Mengapa begitu? Steve tak sengaja tersandung salah satu meja dikelas, bukan kondisi
Steve yang dikawatirkan, namun di meja tersebut terdapat beberapa HP milik para jagoan kelas,
yang juga dalam waktu bersamaan setelah Steve tersandung beberapa HP tersebut terlempar
jatuh hingga pecah.

“Wahhh parah!! Kamu sengaja ya ngelakuin itu?!” dengan nada membentak Frank selaku
pimpinan jagoan marah kepada Steve.

“Cari gara-gara nih bocah, kita sikat aja bos!” saut Bobi salah satu jagoan kelas.

Dub! Dub! Jleb! Bruak! Dub! Bruak! Gedubrak!”

Ya, kericuhan telah terjadi, itupun menjadi tontonan para siswa lainya. Steve yang hanya bias
diam dihajar oleh tiga orang jagoan kelas hingga babak belur. Tidak sampai situ saja, Steve
diikat, disekap di WC hingga jam pulang sekolah.

Ucok salah satu jagoan kelas yang tajir kaya raya(Atta Halilintar pun kalah), mempunyai ide
untuk menjahili si Steve dengan cara meninggalkan Steve di tengah hutan perbatasan desa. Frank
dan Bobi pun setuju, sepulang sekolah pun mereka bertiga melancarkan aksinya.

Tettt tettt tettt!!! Bel berbunyi, pertanda sekolah telah usai, waktunya kembali kerumah masing-
masing untuk istirahat. Tetapi tidak dengan Frank, Bobi, dan Ucok. Ucok yang langsung siap
dengan mobilnya menunggu di depan gerbang sekolah, sedangkan Frank dan Bobi menarik
paksa Steve untuk segera menuju mobil si Ucok.

Berempat sudah didalam mobil, “Bremm” suara mesin mobil menyala dan segera berjalan. Steve
dengan keadaan mata tetutup dan tangan terikat, sangat ketakutan, kebingungan, dan bertanya-
tanya.

“Mau kemana kita ini? Kenapa mataku ditutup? Tolong seseorang jawab aku!” Steve bertanya.

“Ashh cerewet kamu! Bias diem kagak?!” bentak Bobi.

“Udahlah steve kamu diem aja, kita ini piknik, lihat Naga berkepala Bebek.” Saut Frank.

“Mana ada hal begituan?” Steve kembali bertanya.

“Diam!!!” bentak Bobi dan Frank bersamaan.


Seketika keadaan dalam mobil jadi hening, hanya terdegar suara mesin mobil yang melaju
kencang.

Dua jam perjalanan ditempuh, saat ini mobil berada dijalan kecil dengan aspal penuh retakan,
disekeliling penuh hutan lebat, suasana yang sunyi dan dingin, suara-suara alam seperti serangga
dan tiupan angin terdengar.

Tanpa butuh waktu lama, tiba-tiba steve dilempar keluar dengan beberapa snack, minuman, dan
segulung matras. Sedangkan mobil langsung tancap gas dengan cepat meninggalkan Steve
sendirian ditengah hutan.

Dengan usaha keras steve melepas ikatan dan tutup mata. Setelah mata terbuka, Steve terkejut
berada ditengah hutan sendirian. Namun Steve ingat sesuatu, memori beberapa waktu yang lalu,
seketika menghantui pikiranya.

“Hmm, seperti tidak asing, dimana ya aku ini?” ucap Steve. Dan setelah beberapa menit……

“Ohh iya! Ini mah tempat latian survival waktu kegiatan pramuka dulu, makanya aku tidak asing
dengan pohon bertali kain itu.”

Menyadari dirinya yang sedang sendirian, Steve segera membiasakan diri dengan lingkungan
sekitar, dan mengatur jumlah makanan dan minuman yang ada. Steve berencana kembali pulang
dengan berjalan kaki.

Matahari memberi pertanda akan istirahat dan segera terbenam, terlihat dari langit yang
berwarna jingga, perlahan akan gelap. Karena Steve yang sudah tidak asing dengan hutan
tersebut, Steve memilih bermalam dihutan telebih dahulu, mengingat esok hari minggu sekolah
libur, Steve berniat berjalan mulai pagi esok hari.

“Srek srek srek, bush!” Steve yang berusaha membuat penerangan dan penghangat dari api
unggun menggunakan korek. Menghangatkan tubuh sambil memakan sedikit snack, Steve tidak
takut sama sekali malahan dia santai menikmatinya seperti kamping.

DAY II

“DUAR!!!!” Suara tembakan membangunkan sekaligus mengagetkan Steve di pagi hari. Refleks
Steve kaget dan bangun langsung mengambil posisi waspada. Bukan hutan, bukan malam yang
gelap, yang membuat Steve ketakutan. Namun suara tembakan barusan yang membuat Steve
ketakutan hingga enggan bergerak.

“Hah! Tembakan dari mana itu! Ternyata aku tidak benar-benar sendirian dihutan ini. Sebaiknya
aku segera meninggalkan tempat ini.”
Dengan cepat Steve mengemas makanan minuman yang tersisa, melipat matras tidurnya, dan
menimbun bekas perapian menggunakan pasir dan batuan agar tidak menjadi sebuah bukti
keberadaanya dihutan tersebut.

Karena takutnya Steve, dia menjadi tidak fokus, bahkan lupa dengan niat dan tujuan utamanya
untuk berjalan kearah kota tempat dimana rumah dia berada. Steve bergerak tergesa-gesa
sesekali perlahan menjaga bunyi jejaknya. Bukanya semakin mendekat ke kota, Steve malah
semakin menjauh dan masuk lebih dalam lagi dihutan.

Sejak pagi hingga siang dia terus bergerak, hingga akhirnya dia kelelahan, memutuskan untuk
beristirahat ditempat yang dia rasa aman.

“Kearah mana aku ini, kenapa semakin lebat begini hutannya, capek aku, istirahat dulu ah.”
Ucap Steve kebingungan.

“Kenapa nasibku kayak gini, dihutan, jauh dari rumah, dan ditemani seseorang misterius
membawa tembak, siapa sih sebenarnya orang itu.” Ucap Steve penasaran.

Steve melihat semak-semak bergerak sendiri, hingga dari semak munculah sebuah laras
senapana, “Glek” Steve terdiam ketakutakan. Tidak lama seseorang muncul dari semak itu,
dengan sikap waspada siap menembak. Steve langsung menunduk sambil melihat sedikit orang
tersebut. Seorang pria gagah, bertopi koboi, berkacamata hitam, dan bermasker menutup
wajahnya, bersenjata lengkap dan berpakain layaknya pemburu. Steve yang sebelumnya takut
menjadi kagum melihat orang tersebut.

“Wahh keren banget nih orang, kayak tokoh game favorit aku di Call Of Duty (nama game)”
ucap Steve dengan bisik-bisik.

Steve yang penasaran mencoba melihat pria tersebut sebenarnya membidik apa. Susah untuk
dilihat karena penuh semak-semak, hingga akhirnya dengan sedikit berdiri dia tahu, apa yang di
bidik oleh pria sangar tersebut.

Steve terkeut, melihat kelinci putih lucu yang sedang makan rumput, ternyata sedang dibidik
oleh pria misterius itu. Steve kembali menunduk dan berbicara sendiri.

“Waduh kasian juga kalau sampai kelinci itu tertembak, lucu banget kelincinya yaampun jangan
sampai mati tertembak, aku harus menyelamatkanya.” Ucap Steve.

Secara diam-diam dan sangat perlahan Steve mendaki pria misterius itu, demi seekor kelinci dia
siap betaruh nyawa. Hingga dekat, hanya berjarak 2 meter, Steve mengambil batu segenggam
tangan dan menyerang pria misterius tersebut.

“Jeduk!”
Steve menghantamkan batu ke leher pria misterius hingga jatuh. Kelinci yang tidak jauh dari
posisi Steve terkejut dan lari masuk lubang. Steve mengambil sebuah senjata berupa ketapel dari
pria tersebut, dan segera berlali menjauh meninggalkan pria tersebut. Untuk saat ini Steve
berhasil menyelamatkan seekor kelinci lucu sekaligus mendapat senjata untuk membela diri dari
berbagai ancaman.

“Arrghh, Siapa itu tadi! Tunjukan dirimu lagi!” Teriak pria tersebut.

Jarak Steve dengan pria tersebut sudah sangat jauh, dan cukup aman dari ancaman. Namun pria
tersebut berkeinginan mencari dan memburu Steve. Steve yang sudah jauh lalu berhenti, melihat
ketapel hasil rampasanya, sangat sempurna bentuknya dan terdapat ukiran ”The Hunter”.

“De-hun-ter? Wah ini kan artinya Pemburu, jangan-jangan pria itu pemburu, waduh bahaya aku
dengan dia kalau sampai marah memburuku, aku harus benar-benar siaga mulai saat ini.” Ucap
Steve dengan sedikit ketakutan.

Steve yang sekarang istirahat di cekungan batu mirip gua disamping sungai, sedikit tenang
karena merasa aman dan berada didekat sumber air yang melimpah. Sedangkan pemburu
berjalan menuju sebuah bivak gubuk semacam rumah sederhana tempat ia istirahat dan
bermalam.

Hari perlahan kembali gelap kembali. Steve sudah tenang beristirahat. Sedangkan si pemburu
mempersiapkan segala senjata yang dibutuhkan untuk berburu esok hari, entah memburu hewan
ataupun memburu Steve.

“Sring, sring, sring. Klek, klek, cekrek.” Suara pisau diasah dan beberapa butir peluru disiapkan.

“Sialan, orang tadi siang telah mencuri ketapel mahalku, dan gara-gara dia aku kehilangan
santapan malamku.” Ucap si pemburu.

Malam semakin larut, antara Steve dan si pemburu beristirahat di tempat ternyaman mereka
masing-masing.

DAY III

Hari berganti, pagi ini Steve terbangun dengan nyaman, dengan suara kicauan burung, dan suara
gemericik air. Tidak seperti pagi sebelumnya, dengan suara tembakan si pemburu yang
mengagetkan Steve di pagi kemarin.

Steve mengawali dengan memakan perbekalanya yang sudah menipis akan habis. Dia
memikirkan rencana ulang untuk segera keluar dari hutan dan kembali ke kota untuk pulang,
tanpa bertemu si Pemburu itu lagi.
“Sudah 3 hari disini, dan sudah hari senin, seharusnya aku sih sekolah bukan dihutan gini.
Parahnya lagi gimana aku bisa keluar hutan ini tanpa ketawan si pemburu itu ya? Mengaendap-
endap aja lah, pelan-pelan yang penting kagak ketahuan.”

Steve yang sudah siap, memulai pergerakanya untuk keluar dari hutan. Sedangkan di sisi lain, si
pemburu masih tertidur, sedangkan waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi. Sesuatu hal
membangunkan pemburu.

“Klinting klinting klinting.” Suara lonceng jebakan jerat untuk kelinci berbunyi. Dengan tegap si
pemburu langsung terbangun, dan cepat langsung menuju kearah jebakan. Dan benar, ternyata
jebakan tersebut membuahkan hasil, berhasil menjerat seekor kelinci coklat, dengan badan
gemuk.

Si pemburu kembali ke tempat persinggahanya, menyembelih kelinci lalu dimasaknya, dan


menyeduh secangkir kopi.

“Akhirnya aku bisa mengisi perut lagi, setelah kemarin diganggu orang misterius sialan itu.
Hmm kira-kira siapa dia? Ada perlu apa dia di hutan ini? Aku yang sudah 2 tahun lebih, hanya
tahu Becker dan 3 pekerjanya. Akan kucari orang misterius itu!”

Si pemburu bertanya-tanya siapa orang misterius yang menghantaman dirinya kemarin. Dia
semakin penasaran, dan berkeinginan segera mencari dan bertemu orang misterius tersebut.

“Sreeetttt.” Tas ransel sudah tertutup, pertanda semua barang bawaan telah siap. Dan si pemburu
memulai menelusuri hutan tersebut untuk mencari Steve. Si pemburu tidak takut sama sekali
dengan keadaan sekitar, karena hutan tersebut sudah seperti rumahnya sendiri, dan dia sudah
hafal tiap sisi hutan tersebut.

Siapa Becker? Orang seperti si Pemburu, yang juga berkediaman di hutan tersebut, namun
memiliki tujuan kejam. Yaitu menebang kayu secara illegal, demi kekayaan, dibantu dengan 3
pekerjanya, yaitu Billy, Jim, dan Timmy.

Terkadang sesekali si Pemburu benci dengan Becker, tapi sesekali dia sedikit takut untuk
melawan Becker. Karena dia tahu, bahwa Becker memiliki jaringan Militer illegal yang memiliki
berbagai macam senjata lengkap.

Si pemburu memilih untuk tidak mengganggu, dan tetap melakukan aktifitas bertahan hidup di
hutan sesuai keinginanya sendiri.

“Deg!” beberapa detik jantung berhenti berdetak. Karena apa? Karena ditempat sedikit terbuka
ditengah hutan, si Pemburu berhadapan langsung dengan Steve. Mereka berdua terpaku diam
ditempat, saling melirik, dan akhirnya…..
“Diam ditempat! Angkat tangan!” ucap mereka berdua bersamaan. Dan juga bersamaan mereka
saling menodong senjata, Steve menodong ketapel dengan batu yang siap dilontarkan, sedangkan
si pemburu siap menembak dengan senjata yang sudah dibidik kearah Steve.

“Jatuhkan ketapel itu! Itu milikku!” bentak si pemburu.

“Tidak bisa! Kamu yang harusnya buang senjatamu. Kamu terus akan membunuh banyak
binatang disini yang tidak bersalah!”. Tolak Steve.

“Banyak omong, jatuhkan duluan ketapel itu!”

“Kamu dulu”

“Kamu dulu”

“Kamu dulu”

“Kamu dulu”

“Kamu dulu”

“Kamu dulu”

“Kamu dulu”

Hingga beberapa menit mereka saling membentak dan mengancam untuk segera menyerah.
Hingga akhirnya Steve melontarkan batu dari ketapelnya.

“Wusshh, cetak!” Batu terkena mata si pemburu.

“Arghh kurang ajar sialan kau!” Teriak Pemburu.

Refleks si pemburu melempar senjata, langsung memegang mata. Steve dengan cepat mengambil
senjata si pemburu dan membawanya lari. Setelah pemburu sedikit pulih, dengan segera si
pemburu mengejar Steve. Ditempat Steve bergerak, sampinya terdapat jurang, Steve
berkeinginan membuang senjata dari pemburu itu untuk dibuang ke jurang.

“Aku buang saja lah, selagi dia masih jauh” ucap Steve.

“Hei kau! Tunggu! Mau lari kemana kamu! Kembalikan senjataku dasar bocah!” Teriak si
Pemburu.

Karena Steve tahu keberadaan si pemburu masih jauh, Steve membuat jeratan untuk menjembak
si pemburu. Dia menunggu dibalik semak, dan beberapa waktu hingga si pemburu datang,
jeratan yang dibuat oleh Steve berhasil menjerat si pemburu.
“Arrgghhh! Srekk srek srek bruak!” Teriak si pemburu, yang terjerat dan langsung jatuh kedalam
jurang.

Suasana hening seketika. Hingga Steve berkata

“Hah apakah dia mati.” Mencoba melihat kedalam jurang, dan si pemburu sudah tidak terlihat
jatuh sangat dalam di jurang. “Hah, aku telah membunuh orang.” Dengan gemetar Steve tidak
pecaya telah membunuh seseorang yaitu si pemburu.

Ditempat itu tas pemburu masih tertinggal diatas. Steve memberanikan diri untuk mengeceknya,
di tas tersebut terdampak gantungan semacam kartu tanda anggota, yang berisi :

KEANGGOTAAN ANGKATAN LAUT INDONESIA

NAMA : STRICKER OZH KENNEDY

PANGKAT : LETNAN KOLONEL

JABATAN : MARINIR ELITE TIM ALPHA

“Deg!” Jantung Steve berhenti berdetak, dan kaget melihat tulisan yang ada di kartu tanda
anggota tersebut.

“Apa! Aku telah membunuh seorang Letkol Marinir?!” Steve berdiam lemas dan ketakutan, dia
tidak menyentuh tas ransel tersebut. Dia memilih segera pergi meninggalkan itu daripada
terancam masalah. Dia melanjutkan pergerakanya.

Hingga tiba-tiba “Bruak!” Steve menabrak seseorang memikul kayu. Mereka berdua terjatuh.
Dan ternyata seseorang yang memikul kayu tersebut adalah Timmy salah satu pekerja milik
Becker. Timmy langsung bangun dan menghantam kayu ke Steve hingga pingsan, tanpa berkata
apapun Timmy melakukanya. Lalu Timmy menyeret ke Steve kea rah markas kumpulan para
pekerja Becker. Steve diikat di tiang, beberapa jam Steve terbangun, di sekitarnya sudah ada 4
orang yang mengililinginya.

“Hei bocah bangun! Kesini numpang tidur doang!” Sambil menyiram air Becker
membangunkan Steve.

“Hah, ada apa? Siapa kalian?” Tanya Steve.

“Hahahaha belum tau dia siapa kita.” Tertawaan Becker dan pekerjaanya terhadap Steve.
“Hai bocah, kamu kenapa sendirian begini keliling hutan? Kamu gak tau siapa penguasa hutan
ini? Aku penguasanya! Siapapun orang yang kesini harus ijin ke aku dulu!” Ucap Becker.

“Ma ma ma maaf, aku disini dibuang oleh temanku, aku ingin pulang.” Balas Steve.

“Halah alasan di abos, mana ada anak sekolah buang temenya di hutan.” Ucap Jim

“Kamu ingin pulang? Tidak bisa! Kamu harus bekerja dengan untukku dahulu mulai besok
pagi!” Ucap Becker terhadap Steve.

Steve ditinggal sendirian semalaman tanpa makan dan minum. Becker merencanakan untuk
memperkejakan Steve sama seperti pekerja lain yaitu menebang pohon untuk dijual kayunya.

DAY IV

“Esrek esrek esrek esrek…..” Suara pisau yang digesekan ke tali untuk memutuskanya. Perlahan
Steve terbangun mendengar suara tersebut. Dan betapa terkejutnya dia melihat seseorang yang
dia kenal berada didepanya.

“Hah kamu kan pemburu kemarin, bagaimana bisa masih hidup?” Tanya Steve.

“Sssstttt!” tanggapan si pemburu.

Hingga akhirnya tali yang mengikat Steve terputus, si Pemburu menarik perlahan mengendap-
endap meninggalkan markas Becker tersebut. Selama perjalanan tidak ada ucapan sama sekali
antara Steve dan Pemburu. Hingga khirnya tiba di bivak gubuk si Pemburu.

“Bagaimana om bisa selamat setelah jatuh dari jurang dalam itu?” Steve mengulangi
pertanyaanya.

“Pertama jangan panggil aku om, kedua kamu pasti tau apa yang tergantung di tas ranselku.”
Jawab si Pemburu.

“Jadi anda benar-benar seorang letkol marinir?” Tanya Steve.

“Mantan. Dulu aku seorang prajurit Marinir, terakhir kali aku menjalankan misi akhirnya gagal
hingga kerabatku tertembak oleh musuh.” Jawab si pemburu.

“Jadi anda telah dipecat?”

“Bukan dipecat, aku memilih mengundurkan diri setelah gagal dalam misi dan gagal
menyelamatkan kerabatku, aku memilih untuk hidup sendiri di hutan.”

“Oh begitu, apakah aku boleh tau nama anda?”

“Panggil saja Mister Ozh.”


“Jika Mister Ozh memang mantan anggota marinir, kenapa mister tidak melawan preman
pencuri kayu hutan tadi?”

“Aku mengetahui informasi besar tentang mereka, pimpinan mereka, Becker, memiliki jaringan
militer illegal dari luar negri, berkekuatan, jika berbuat masalah besar dengan mereka, mereka
akan membalas dengan masalah yang lebih besar.”

“Ohhh, aku kira mister selama ini adalah pemburu.”

“Tidak. Aku hanya memburu hewan jika terdesak kebutuhan makanan hampir habis. Dan kamu
telah mengerti mana pemburu sebenarnya.”

“Apakah si Becker? Dia kan memburu kayu dengan cara menebang secara liar dalam arti illegal
kan?”

“Betul.”

Mister Ozh memberikan makanan dan minuman kepada Steve, Steve menikmatinya hingga habis
sedangkan Mister Ozh merawat dan menyiapkan beberapa senjata yang ia punya. Percakapan
berlanjut.

“Mister Ozh mendapat senjata itu dari mana?”

“setiap sekali dalam sebulan, aku selalu ke kota membeli persediaan makanan dan beberapa
senjata. ngomong-ngomong kenapa kamu sendirian di hutan ini?”

“sudah 3 hari ini sejak aku dibuang oleh temanku di hutan ini, untungnya aku hafal hutan ini
karena pernah kegiatan pramuka disini. Saat aku ingin pulang, sebelumnya lancar saja. Setelah
mengetahui Mister Ozh yang kusangka seorang pemburu, aku menjadi ketakutan dan hilang
arah.”

“ohh, begitu. Brengsek sekali teman kamu itu, maaf bila aku menakutimu, sebenarnya jika kamu
tidak menyerangku dengan batu, aku tidak akan jahat kepadamu. Jika kamu ingin pulang, aku
bsa menghubungi temanku untuk menjemputmu.”

“apakah saat aku pulang, aku bisa melaporkan sekalian si Becker itu?”

“Jangan! Setelah kamu laporkan, Becker akan berusaha memburumu. Lebih baik kamu pulang
dengan selamat.”

“setelah aku pikir lagi, aku tidak jadi ingin pulang. Aku ingin melawan si Becker agar tidak
meneruskan kegiatannya itu.”

“ada-ada saja kamu, lagian kamu akan meyerangnya dengan apa?”

“kan ada Mister Ozh dengan segala senjatanya.”


“Tidak. Aku tidak punya niat sedikitpun untuk menyerangnya. Itu bahaya.”

“yasudah kalau Mister Ozh tidak ingin membantu. Aku akan berangkat sendiri menyerang
Becker.”

Mister Ozh hanya diam saja dan Suasana hening sejenak.

“baiklah jika kamu memaksa, kita akan menyerang menggunakan strategi dariku. Tapi
kembalikan ketapel mahal milikku itu, akan kupilhkan senjata baru untukmu.”

“Siap aku sangat bersemangat!”

Selagi Mister Ozh dan Steve menyiapkan senjata serta menyusun strategi untuk menyerang
Becker. Di sisi lain, Becker marah terhadap pekerjanya.

“Argghhh! Billy! Jim! Tommy! Cepat kesini!”

“siap! Ada apa bos?” jawab mereka bertiga.

“dimana bocah semalam itu? Kenapa talinya terputus? Apa kalian tidak menjaganya?”

“kan bos menyuruh meniggalkannya semalam.”

”banyak alasan! Cepat cari! Jika tidak ketemu, tidak ada jatah makan selama satu bulan!”

“siap boss!”

Mereka bertiga berangkat mencari Steve di hutan. Sedangkan Mister Ozh dan Steve sudah
menyiapkan strategi. Mereka berdua berencana menyerang hari ini juga. Steve sudah siap dengan
senjata barunya, Mister Ozh sudah siap dengan senjata andalannya dan pakaian berburu
kesukaannya. Mereka berdua berangkat.

Di tengah perjalanan, mereka berdua bertemu dengan Jim. Langsunglah mereka menunduk
disemak-semak. Mister Ozh bergerah perlahan dari arah belakang Jim. Setelah dekat, mister Ozh
langsung menghantam tubuh bagian belakang Jim menggunakan senjatanya. Jim jatuh pingsan,
ditinggalkan dengan keadaan tertali di pohon. Mereka berdua melanjutkan pergerakannya
dengan senyap.

Saat hampir sampai di markas Becker, mereka berdua dihadang oleh Billy dan Tommy yang juga
memegang senjata. Terjadilah baku tembak. Dari kejauhan, Becker medengar suara tembakan
dan mencari tempat perlindungan.

Baku tembak terus berlanjut, Mister Ozh memerintahkan Steve untuk terus menembak, bertujuan
untuk mengelabui pandangan Tommy dan Billy. Diam-diam Mister Ozh bergerak mengincar
arah belakang Tommy dan Billy dihantamnya bereka berdua menggunakan kayu. Mereka berdua
jatuh pingsan.
“Boss! Mereka sudah sekarat.” Teriak Mister Ozh

Becker yang mendengar terikan itu dari kejauhan, merasa sudah aman dan berhasil menangkap
Steve. Becker keluar dari tempat persembunyiannya. Betapa terkejutnya dia melihat Steve
berdiri gagah membawa senjata. Di dekatnya didampingi oleh Mister Ozh yang diketahui Becker
bahwa ia seorang mantan marinir.

Becker melepaskan tembakan yang aslinya dibidikkan ke arah Steve, tetapi meleset.
Langsunglah Becker lari, bertujuan mncari alat komunikasi untuk mencari bantuan. Mister Ozh
dan Steve mengejar dengan terus memberikan tembakan. Becker dari jauh membalas tembakan.
Terkenalah ke kaki Steve dan jatuh tidak bisa berjalan. Mister Ozh membawa Steve ke tempat
yang aman dan menutup kakinya agar darah tidak terusan keluar.

Mister Ozh mengejar Becker sendirian, mencegahnya agar tidak berhasil menggapai alat
komunikasi. Tibalah saat Becker terpojok dan terjadi baku tembak antara Mister Ozh dan
Becker. Tidak lama bagian paha Becker terkena tembakan dari Mister Ozh. Becker kabur ke
dalam hutan dengan keadaan kaki pincang. Mister Ozh mengetahui keadaan Becker, dia tidak
mengejarnya karena di dalam hutan Becker tidak akan menemuksn alat komunikasi.

Seorang mantan marinir tentunya tahu berbagai macam cara dengan mudah menangkap musuh.
Mister Ozh dengan santai mencari jalan yang akan dilewati oleh Becker. Setelah itu, mister Ozh
memasang perangkap ditengah jalan. Tidak lama Becker datang, terkenalah perangkap tersebut
ke Becker. Becker tidak bisa bergerak. Mister Ozh mendekatinya, menyabotase senjatanya dan
langsung mengikat Becker.

Becker dan para pekerjanya telsh dikumpulkan oleh Mister Ozh di markas Becker dengan
keadaan terikat dan sekarat. Sedangkan Steve sudah sedikit pulih setelah diobati oleh Mister
Ozh.

“kalau tidak karena ambisimu, si Becker akan terus menebang hutan. Dasar kamu bocah keras
kepala.”

“hehehe akhirnya rencana kita berhasil juga Mister. Lalu, mereka akan diapakan?”

“aku akan mengirimkan laporan berupa sandi morse ke pos aparat terdekat.”

Mulailah Mister Ozh mengirimkan sandi-sandi morse tanda siaga ke saluran komunikasi pos
aparat terdekat.

“baiklah, kita akan dijemput kalo begitu.”

“tidak. Kamu saja yang akan dijemput. Ceritakan pada aparat tentang dirimu yang dibuang oleh
temanmu. Lalu, tidak sengaja kamu bertemu Becker dan menangkapnya dengan usaha jailmu.
Dan tolong lakukanlah untukku. Jangan cerita kepada aparat bahwa selama ini aku menemanimu
dan jangan beritahu kalau aku selama ini ada di hutan ini. Aku tidak ingin ada orang yang
mengetahui posisiku selain kamu dan teman rahasiaku. Berjanjilah untuk menuruti perintahku.

“Baiklah, aku janji akan menjalankan perintahmu. Dan terimakasih banyak Mister Ozh, telah
menyelamatkanku dan membantuku. Jika tidak karenamu, mungkin saat ini aku sudah mati.

“santai saja. Dan aku berpesan padamu, beranilah melawan segala bentuk tindasan terhadap
dirimu. Jangan mau terusan dibully dan ditindas. Kamu laki-laki, kelak akan menjadi sepertiku.
Baiklah mungkin sekarang waktunya aku pergi, selamat tinggal.”

“oke, sekali lagi terimakasih banyak Mister Ozh. Semoga bisa bertemu lagi.”

Mister Ozh pergi dan hanya membalas dengan senyuman.

Hingga beberapa menit, seorang polisi dan seorang tentara datang membawa senjata.

“Diam! Jangan bergerak!” Ucap polisi dan tentara.

Kedua aparat tersebut langsung mengintrogasi secara singkat kepada Steve tentang apa yang
sudah terjadi. Steve menceritakan apa yang di katakan oleh Mister Ozh. Langsunglah Becker dan
pekerjanya ditindaklanjuti oleh aparat. Sedangkan Steve dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.
SINOPSIS

Steve, merupakan seorang murid di suatu sekolah yang dianggap pecundang oleh teman-
temanya. Suatu hari tanpa sengaja dia membuat kesalahan yang mengundang marah dan kesal
para jagoan di sekolah itu. Walaupun tidak sengaja, Steve harus menerima balasan dari para
jagoan dengan terpaksa.

Sampai akhirnya Steve diasingkan disuatu tempat, sendirian. Setelah melihat keadaan sekitar,
Steve tidak asing dengan tempat tersebut. Ide berjalan pulang sambil bertahan hidup muncul di
otak Steve. Keinginanya untuk berjalan pulang tidak semudah apa yang dia pikirkan. Dia
bertemu dengan orang-orang misterius dan ancaman yang menyulitkan dia untuk pulang.

Tiba dimana Steve dibantu seseorang untuk menggulingkan sekelompok penebang liar. Tidak
mudah, sampai terjadi baku tembak, keterbatasan senjata dan pasukan membuat Steve terdesak.
Mengharapkan sebuah bantuan yang besar pun memiliki kemungkinan yang sangat kecil. Mati
ditempat, atau terus berusaha, itu pilihanya.

UNSUR INTRINSIK

TEMA : Perjuagan dan Petualangan

LATAR :

 TEMPAT : Sekolahan dan Hutan


 WAKTU : Sepanjang hari
 SUASANA : Mencekam

ALUR : Maju

TOKOH :

1. Steve (Pendiam, lugu, baik hati.)

2. Frank (Jahat, jahil)

3. Bobi (Jahat, jahil)

4. Ucok (Jahat, jahil)

5. LetKol Stricker Ozh Kennedy (Tegas, Cerdas, Baik hati)

6. Becker (Jahat, egois)


7. Tommy (Jahat)

8. Jim (Jahat)

9. Billy (Jahat)

10. Polisi (Tegas, baik)

11. Tentara (Tegas, baik)

SUDUT PANDANG : Orang ketiga

AMANAT : Lindungilah alam karena sebaliknya alam akan melindungi kita.

NILAI MORAL :

 Cinta terhadap alam


 Sabar dalam situasi kondisi apapun
 Berjuang tanpa menyerah

Anda mungkin juga menyukai