Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH AROMATERAPI PEPPERMINT

TERHADAP KEJADIAN MUAL DAN MUNTAH


PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
AGNES WIDDYA ANDRIANI
201310201072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
PENGARUH AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP KEJADIAN
MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA1

Agnes Widdya Andriani2, Yuni Purwati3

INTISARI

Latar Belakang: 80% wanita hamil yang mengalami mual muntah terjadi pada
trimester I kehamilan dan 2% ibu hamil pada trimester 1 mengalami masalah mual dan
muntah yang berat sehingga diperlukan perawatan medis. Mual dan muntah yang
berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi umum alat vital (ginjal dan liver)
dan kematian. Selain itu menyebabkan ibu kekurangan nutrisi sehingga menghambat
pertumbuhan dan perkembangan janin. Penatalaksanaan nonfarmakologi mual dan
muntah pada masa kehamilan dapat menggunakan aromaterapi. Aromaterapi yang
dapat digunakan berasal dari jenis sitrus yaitu peppermint karena mengandung efek
karimatif antispasmodik yang bekerja di usus halus pada saluran pencernaan.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh aromaterapi peppermint terhadap Mual
dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Mlati II.
Metode Penelitian: Jenis penelitian eksperimen ini dengan rancangan One Group
Pre test-Post test. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 15
ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon Sign Rank
Test.
Hasil Penelitian: Tingkat mual dan muntah sebelum diberikan aromaterapi
peppermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II sebagian besar adalah
kategori berat sebanyak 9 orang (60%). Tingkat mual dan muntah setelah diberikan
aromaterapi peppermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II sebagian
besar adalah kategori ringan sebanyak 8 orang (53,3%). Hasil uji Wilcoxon Sign
Rank Test diperoleh p-value 0,001.
Simpulan: Ada pengaruh aromaterapi peppermint terhadap mual dan muntah pada
ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II.
Saran: Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah dianjurkan menggunakan
aromaterapi peppermint untuk mengurangi kejadian mual dan muntah sehingga dapat
mengurangi penggunaan terapi farmakologis.

Kata kunci: mual dan muntah, aromaterapi peppermint


Kepustakan: 37 buku (2002-2015), 1 skripsi (2016), 15 jurnal (2007-2016), 4 website
(2013-2016)
Halaman: xi, 86 halaman, 2 gambar, 9 tabel, 14 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Universitas ‟Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK Universitas ‟Aisyiyah Yogyakarta.
THE IMPACT OF PEPPERMINT AROMATHERAPY TO NAUSEATED
AND VOMITTING OCCURENCES ON TRIMESTER I PREGNANT
WOMEN AT MLATI II PRIMARY HEALTH CENTER SLEMAN
YOGYAKARTA1
Agnes Widdya Andriani2, Yuni Purwati3

ABSTRACT
Background: 80% pregnant women experience nauseated and vomiting in their
trimester I pregnancy, and 2% trimester I pregnant women experience severe
problem of nauseated and vomiting that needs medical treatment. Continuous
nauseated and vomiting can trigger the disturbance of vital organs general functions
(kidney and liver) even lead to death. Besides, it can cause malnutrition of the
pregnant women, so it can hamper fetus‟ growth and development. Non-
pharmacological care on nauseated and vomiting during pregnancy can use
aromatherapy. The aromatherapy that can be used comes from citrus type such as
peppermint since it contains carminative antispasmodic impact that works in ileum of
the digestion system.
Objective: The objective of the study was to investigate the impact of peppermint
aromatherapy to nauseated and vomiting on trimester I pregnant women at Mlati II
Primary Health Center.
Method: The study employed one group pre test – post test. The samples were derived
by using purposive sampling with 15 trimester I pregnant women at Mlati II Primary
Health Center Sleman Yogyakarta. The instrument of the study used questionnaire.
The result of the study was analyzed by using Wilcoxon Sign Rank Test.
Result: The rate of nauseated and vomiting before being given peppermint
aromatherapy on trimester I pregnant women at Mlati II Primary Health Center was
mostly in severe category with 9 respondents (60%). The rate of nauseated and
vomiting after being given treatment of peppermint aromatherapy on trimester I
pregnant women at Mlati II Primary Health Center was in mild category with 8
respondents (53.3%). The result of Wilcoxon Sign Rank Test obtained p-value 0.001.
Conclusion: There was impact of peppermint aromatherapy to nauseated and
vomiting on trimester I pregnant women at Mlati II Primary Health Center.
Suggestion: It is expected that pregnant women who have nauseated and vomiting
use peppermint aromatherapy to decrease nauseated and vomiting, so it can decrease
the use pharmacological therapy.

Keywords: nauseated, vomiting, peppermint aromatherapy


References: 37 books (2002-2015), 1 thesis (2016), 15 journals (2007-2016),
4 websites (2013-2016)
Page Numbers : 86 pages, 2 figures, 9 tables, 14 appendices

1
Thesis Title.
2
Student of Nursing School, Health Sciences Faculty, „Aisyiyah University of
Yogyakarta.
3
Lecturer of Health Sciences Faculty, „Aisyiyah University of Yogyakarta.
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian
Depkes RI (2009) mengungkapkan
Latar Belakang bahwa >80% wanita hamil
Kehamilan adalah kondisi mengalami rasa mual dan muntah.
fisiologis yang dapat diikuti proses Kejadian Hiperemesis gravidarum
patologis yang akan mengancam juga banyak terjadi di Asia seperti di
keadaan ibu maupun janinnya China, 0,9%, Pakistan 2,2%, dan
(Hutahaean, 2009). Turki 1,9%. Hiperemesis gravidarum
Masa kehamilan dapat terjadi juga terjadi di Indonesia dengan
masalah-masalah yang tidak angka kejadian mulai dari 1% hingga
diinginkan oleh seorang ibu 3% dari seluruh kehamilan (Aril,
(Pudiastuti, 2012). Trimester I 2012).
keluhan yang muncul meliputi mual Presentase ibu hamil resiko
dan muntah, hipersalivasi, pusing, tinggi dengan hiperemesis
mudah lelah, dada terasa terbakar gravidarum berat yang dirujuk dan
(heartburn), peningkatan frekuensi mendapatkan pelayanan kesehatan
berkemih, konstipasi dan keluhan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsi
psikologis (Irianti, et al 2013). dengan presentase tertinggi adalah
Mual adalah perasaan yang provinsi Sulawesi Tengah (96,53%)
tidak menyenangkan terkait merasa dan di Yogyakarta (76,60%)
sakit atau mendorong untuk muntah, sedangkan yang terendah adalah
sedangkan muntah adalah provinsi Maluku Utara (3,66%) dan
pengeluaran isi lambung melalui Sumatera Selatan (3,81%) (Profil
mulut akibat spasme otot tidak sadar Kesehatan Indonesia, 2003).
(Tharpe, Farley & Jordan, 2014). Penatalaksanaan mual dan
Mual dan muntah terjadi pada 60- muntah pada masa kehamilan dapat
80% ibu hamil pertama dilakukan secara farmakologi dan
(primigravida) dan 40-60% pada ibu non-farmakologi. Terapi farmakologi
multigravida (Solikhah, 2011). sendiri dilakukan dengan pemberian
Mual dan muntah terus obat antiemetik, antihistamin,
menerus akan menimbulkan penggunaan steroid, pemberian
komplikasi pada ibu dan janinnya. cairan dan elektrolit. Terapi non-
Kondisi ibu akan kekurangan nutrisi farmakologi dapat dilakukan dengan
dan cairan sehingga keadaan fisik ibu cara akupuntur, aromaterapi,
menjadi lemah dan lelah, dapat pula pendekatan nutrisional, terapi
mengakibatkan gangguan asam basa, manipulatif, dan pendekatan
esofagus, kerusakan
pneumoni aspirasi, hepar
robekan dan
mukosa Penggunaan
psikologis (Tiran, 2008). terapi
kerusakan ginjal. Sedangkan, kondisi komplementer relatif mudah, relatif
janin pertumbuhan dan murah, efektif mengurangi mual dan
perkembangan akan terhambat karena muntah, menarik dan dapat diterima
nutrisi yang tidak terpenuhi (Setiawan pasien (Hewitt dan Watts, 2009,
2007, dalam Anasari, dalam Supatmi 2015). Aromaterapi
2012). Selain itu, mual muntah yang yang dapat digunakan berasal dari
berkelanjutan dapat menimbulkan jenis sitrus yaitu peppermint (Tiran,
gangguan fungsi alat-alat vital (ginjal 2008).
dan hati) dan menimbulkan kematian Aromaterapi peppermint
(Manuaba, 2007). mengandung minyak atsiri menthol
memiliki efek karminatif dan
antispasmodik yang bekerja di usus alternatif mengurangi mual dan
halus pada saluran pencernaan muntah. Hal inilah yang membuat
sehingga mampu mengatasi atapun peneliti melakukan penelitian di
menghilangkan mual dan muntah Puskesmas tersebut.
(Tiran, 2008 dalam Pawitasari, Berdasarkan latar belakang
Utami, dan Rahmalia 2014). diatas, peneliti tertarik untuk
Mekanisme kerja aromaterapi dalam melakukan penelitian tentang
tubuh manusia berlangsung melalui pengaruh romaterapi peppermint
dua sistem fisiologis yaitu melalui terhadap kejadian mual dan muntah
sistem sirkulasi dan sistem pada ibu hamil trimester I di
penciuman (Primadiati, 2001). Puskesmas Mlati II Sleman
Hasil penelitian Santi (2013) Yogyakarta.
mengatakan bahwa ibu yang
mengalami mual muntah sebelum METODE PENELITIAN
diberikan aromaterapi mengalami Penelitian ini merupakan jenis
mual muntah dalam sehari sebanyak penelitian pre eksperimen dengan
3-4 kali merasakan mual paling desain One Group Pre test–Post test.
sedikit 1 kali/hari dan terbanyak 8 Penelitian ini dilakukan
kali/hari. Sebagian besar (61,0%) untuk mengetahui pengaruh
responden mengalami mual ringan, aromaterapi peppermint terhadap
sedangkan setelah diberikan kejadian mual dan muntah pada ibu
aromaterapi mengalami mual muntah hamil trimester I.
dalam sehari sebanyak 1-2 kali, dan Teknik pengambilan sampel
paling rendah tidak ada yang dilakukan secara Purposive
mengalami mual serta terbanyak 4 Sampling, sampel penelitian ibu
kali/hari. Hanya setengah (58,5%) hamil trimester I yang mengalami
dari responden mengalami mual mual dan muntah.
ringan. Hasil penelitian ada pengaruh Jumlah sampel yang
aromaterapi blended peppermint dan digunakan dalam penelitian ini
ginger oil terhadap rasa mual pada adalah 15 responden.
ibu hamil trimester satu di Puskesmas Penelitian ini dilakukan di
Rengel Kabupaten Tuban Puskesmas Mlati II Sleman
Berdasarkan hasil studi Yogyakarta 28 Juli 2017. Instrument
pendahuluan yang telah dilakukan penelitian dalam penelitian ini
oleh peneliti di Puskesmas Mlati II menggunakan kuesioner. Variabel
didapatkan ibu hamil yang kejadian mual dan muntah
mengeluhkan mual muntah pada ibu dikumpulkan melalui jumlah nilai
hamil trimester I sebanyak 20 orang. kuesioner INVR. Skala yang
Lima belas ibu hamil tersebut tidak digunakan dalam kuesioner untuk
pernah memakai aromaterapi untuk variabel mual dan muntah yaitu skala
mengatasi mual dan muntah. Likert. Skala ini berupa sederet
Penderita mual dan muntah belum pernyataan tentang obyek yang sesuai
melakukan pengobatan secara dengan penelitian secara berurutan.
optimal. Mereka masih
mengandalkan obat dari Puskesmas HASIL DAN PEMBAHASAN
bahkan ada yang tidak melaporkan ke Penelitian ini telah dilakukan
tim medis keluhan tersebut. Penderita pada tanggal 28 Juli 2017 di
mual dan muntah ini belum Puskesmas Mlati II Sleman
mengetahui aromaterapi peppermint Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan
dapat digunakan sebagai obat untuk mengetahui adanya “Pengaruh
Aromaterapi Peppermint terhadap Mual dan Muntah Sebelum Diberikan
Kejadian Mual dan Muntah pada Ibu Aromaterapi Peppermint pada Ibu
Hamil Trimestet I di Puskesmas Hamil Trimester I di Puskesmas
Mlati II Sleman Yogyakarta”. Mlati II.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan tingkat
Pekerjaan, Pendidikan, Paritas. Umur mual dan muntah sebelum diberikan
dan Usia Kehamilan Ibu Hamil aromaterapi peppermint pada ibu
Trimester I di Puskesmas Mlati II. hamil trimester I di Puskesmas Mlati II
sebagian besar adalah kategori berat
Karakteristik Frekuensi % sebanyak 9 orang (60%).
Pekerjaan
Bekerja 9 60,0
Tidak bekerja 6 40,0 Tabel 3. Distribusi Tingkat
Jumlah 15 100 Mual dan Muntah Setelah Diberikan
Pendidikan Aromaterapi Peppermint pada Ibu
SD 1 6,7
SMP 0 0 Hamil Trimester I di Puskesmas Mlat
SMA 12 80,0 II i
Perguruan 2 13,3 Tingkat mual Frekuensi Persentase
Tinggi dan muntah (%)
Jumlah 15 100 Tidak mual 0 0
Paritas dan muntah 8 53,3
Primipara 9 60,0 Ringan 7 46,7
Multipara 6 40,0 Sedang
Jumlah 15 100 Berat 0 0
Umur
Jumlah 15 100
20-30 tahun 12 80,0
31-35 tahun 3 20,0
Jumlah 15 100 Tabel 3 menunjukkan tingkat
Usia kehamilan mual dan muntah setelah diberikan
0-6 minggu 6 40,0
7-12 minggu 9 60,0 aromaterapi peppermint pada ibu
Jumlah 15 100 hamil trimester I di Puskesmas Mlati
II sebagian besar adalah kategori
Tabel 1 menunjukkan sebagian besar ringan sebanyak 8 orang (53,3%).
responden berstatus bekerja sebanyak
9 orang (60%). Pendidikan responden Tingkat Tingkat mual dan
sebagian besar SMA sebanyak 12 mual dan muntah setelah Total
muntah perlakuan
orang (80%). Paritas responden
sebelum
sebagian besar adalah primipara perlakuan
sebanyak 9 orang (60%). Umur Ringan Sedang
responden sebagian besar adalah 20- f % f % f %
Sedang 6 40,0 0 0 6 40,0
30 tahun sebanyak 12 orang (80%).
Berat 2 13,3 7 46,7 9 60,0
Usia kehamilan responden sebagian
Total 8 53,3 7 46,7 15 100
besar adalah 7-12 minggu sebanyak 9 Tabel 4. Tabulasi Silang
orang (60%). Tingkat Mual dan Muntah Sebelum
dan Setelah Diberikan Aromaterapi
Tabel 2. Distribusi Tingkat Peppermint.
Tingkat mual Frekuensi Persentase (%)
dan muntah
Tidak mual dan 0 0
muntah 0 0 Tabel 4 menunjukkan ibu
Ringan 6 40,0 hamil sebelumnya mengalami mual
Sedang dan muntah kategori sedang, sesudah
Berat 9 60,0
Jumlah 15 100 diberikan aromaterapi peppermint
sebagian besar mengalami mual dan
muntah kategori ringan sebanyak 6 muntah kategori berat, sesudah
orang (40%). Ibu hamil yang diberikan aromaterapi peppermint
sebelumnya mengalami mual dan
sebagian besar mengalami mual dan orang (46,7%).
muntah kategori sedang sebanyak 7

Tabel 4. Hasil Uji Pengaruh Aromaterapi Peppermint terhadap Mual dan


Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Mlati II.

N Mean
ranks Sum of
ranks Z p-value
Mual dan muntah setelah- Negatif ranks 15 8,00 120,00 -3,427 0,001
Mual dan muntah sebelum Positif ranks 0 0,00 0,00
Ties 0
Total 15

Hasil perhitungan statistik hamil trimester I di Puskesmas Mlati


menggunakan uji Wilxocon Sign II.
Rank Test seperti disajikan pada
tabel 4 diperoleh p-value sebesar
sebesar 0,001< (0,05), artinya ada
pengaruh aromaterapi peppermint
terhadap mual dan muntah pada ibu
PEMBAHASAN terhadap kejadian mual dan muntah.
Berdasarkan penelitian yang Hal ini sejalan dengan penelitian
telah dilakukan kejadian mual dan yang dilakukan oleh Armilah, (2010)
muntah sebelum diberikan yang mengungkapkan bahwa ibu
aromaterapi peppermint pada ibu yang bekerja lebih besar risikonya
hamil trimester I di Puskesmas Mlati terhadap kejadian hiperemesis
II sebagian besar adalah kategori gravidarum dibandingkan dengan ibu
berat sebanyak 9 orang (60%). Hasil yang tidak bekerja. Sedangkan
penelitian ini sesuai dengan Umboh pekerjaan yang berisiko tinggi antara
(2014) yang menyimpulkan kejadian lain adalah pelayan toko, pelayan
hiperemesis gravidarum di departement store, pekerja kantor,
Puskesmas Tompaso Kabupaten karyawan pabrik, petani (Ismail,
Minahasa sebagian besar kategori 2010 dalam Anasari, 2012).
tinggi. Kejadian mual dan muntah
Umur ibu hamil dalam juga dapat dipengaruhi oleh faktor
penelitian ini sebagian besar adalah paritas ibu hamil yang sebagian besar
20-30 tahun sebanyak 12 orang primipara sebanyak 9 orang (60%).
(80%). Penelitian yang dilakukan Hal ini sesuai dengan pendapat
Misbah (2014) menunjukkan bahwa Winkjosastro, (2007) yang
ibu hamil yang berumur 20-35 tahun mengungkapkan bahwa ibu
paling banyak menderita hiperemesis primigravida belum mampu
gravidarum dibandingkan yang tidak beradaptasi terhadap hormon
mengalami hiperemesis gravidarum. estrogen dan khorionik gonadotropin.
Status ibu yang sebagian Peningkatan hormon ini membuat
besar bekerja sebanyak 9 orang kadar asam lambung meningkat,
(60%) juga bisa berpengaruh hingga muncullah keluhan rasa mual.
Keluhan ini biasanya muncul di pagi Chromatography–Mass
hari saat perut ibu dalam keadaan Spectrometry) mengandung 5
kosong dan terjadi peningkatan asam komponen berfungsi sebagai anti
lambung. mual muntah. Komponen tersebut dia
Hasil ini didukung oleh ntaranya yaitu Limonene (5,96%),
penelitian Umboh (2014) yang cis-Dihydrocarvone (19,19%),
menunjukkan adanya hubungan yang Pulegone (13,30%), Carvone
bermakna antara paritas dengan (42,53%), β-Caryphyllene (6,78%)
kejadian Hiperemesis (Najaran et al., 2013).
Gravidarumpada Ibu Hamil di Aromaterapi merupakan
Puskesmas Tompaso Kabupaten tindakan terapeutik dengan
Minahasa Induk. menggunakan minyak essensial yang
Tingkat mual dan muntah bermanfaat untuk meningkatkan
setelah diberikan aromaterapi keadaan fisik dan psikologi sehingga
peppermint pada ibu hamil trimester I menjadi lebih baik. Setiap minyak
di Puskesmas Mlati II sebagian besar essensial memiliki efek farmakologis
adalah kategori ringan sebanyak 8 yang unik, seperti antibakteri,
orang (53,3%). Hasil penelitian ini antivirus, diuretik, vasodilator,
sesuai dengan Marlina (2016) yang penenang, dan merangsang adrenal.
menunjukkan rata-rata frekuensi Ketika minyak essensial dihirup,
hiperemesis gravidarum pada ibu molekul masuk ke rongga hidung dan
hamil di wilayah kerja Puskesmas merangsang sistem limbik di otak.
Sidomulyo Pekanbaru sebelum Sistem limbik adalah daerah yang
pemberian permen mint dan saat memengaruhi emosi dan memori
pemberian permen mint mengalami serta secara langsung terkait dengan
penurunan. adrenal, kelenjar hipofisis,
Mual dan muntah ringan hipotalamus, bagian-bagian tubuh
setelah diberikan aromaterapi yang mengatur denyut jantung,
terbanyak pada usia 20-30 tahun tekanan darah, stess, memori,
sebanyak 6 orang (40%) dan paritas keseimbangan hormon, dan
multipara sebanyak 6 orang (40%). pernafasan Runiari (2010).
Sedangkan mual dan muntah sedang Hasil penelitian ini juga
terbanyak pada usia 20-30 tahun didukung pendapat Alankar (2009)
sebanyak 6 orang (40%) dan paritas yang mengatakan peppermint
primipara sebanyak 7 orang (46,7%). memiliki berbagai manfaat terapeutik
Dari hasil penelitian ini yaitu analgesik, anestesi, antiseptik,
diperoleh hasil uji Wilxocon Sign astr ingent, karminatif, dekongestan,
Rank Test diperoleh p-value sebesar ekspektoran, yang menenangkan,
0,001< (0,05), artinya ada pengaruh stimulant, perut, penyakit inflamasi,
aromaterapi peppermint terhadap ulkus dan perut masalah seperti mual
mual dan muntah pada ibu hamil dan muntah. Menurut Tiran (2008)
trimester I di Puskesmas Mlati II. peppermint telah lama dikenal
Hasil penelitian ini sesuai dengan memberi karminatif dan
Yantina et al (2016) yang atispasmodik, secara khusus bekerja
menemukan adanya pengaruh di otot halus saluran gastrointestinal.
pemberian essensial oil peppermint SIMPULAN
terhadap intensitas mual dan muntah Simpulan yang dapat diperoleh
pada ibu hamil trimester I. dari penelitian ini yaitu:
Berdasarkan analisis 1. Tingkat mual dan muntah
menggunakan GC–MC (Gas sebelum diberikan aromaterapi
peppermint pada ibu hamil berbeda-beda atau
trimester I di Puskesmas Mlati II membandingkan efektivitas
sebagian besar adalah kategori aromaterapi peppermint dengan
berat sebanyak 9 orang (60%). aroma terapi yang lain. Peneliti
2. Tingkat mual dan muntah setelah selanjutnya sebaiknya
diberikan aromaterapi peppermint menggunakan waktu di luar jam
pada ibu hamil trimester I di kerja untuk mengukur mual dan
Puskesmas Mlati II sebagian muntah agar lebih efektif serta
besar adalah kategori ringan mengembangkan penelitian ini
sebanyak 8 orang (53,3%). dengan menggunakan sampel yang
3. Ada pengaruh aromaterapi lebih banyak.
peppermint terhadap mual dan
muntah pada ibu hamil trimester I
di Puskesmas Mlati II, DAFTAR PUSTAKA
ditunjukkan dengan hasil uji Alankar, S. (2009). A Review On
Wilcoxon diperoleh p-value Peppermint Oil. Asian
0,001<0,05. Journal of Pharmaceutical
and Clinical Research.
SARAN Volume 2, Issue 2, April –
Berdasarkan hasil penelitian June, 2009.
tersebut, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut: Anasari, T. (2012). Beberapa
1. Bagi Profesi Keperawatan Perawat Determinan Penyebab
hendaknya memberikan informasi Kejadian Hiperemesis
kepada ibu hamil tentang manfaat Gravidarum di RSU Ananda
aromaterapi peppermint dan Purwekwrto Tahun 2009-
menyarankan ibu hamil untuk 2011. Jurnal Involusi
menggunakan aromaterapi
Kebidanan. 2 (4). 63.
peppermint sebagai terapi
alternative untuk mengurangi Aril, C.Y.A. (2012). Hubungan
kejadian mual dan muntah saat Antara Karakteristik Ibu
kehamilan. Hamil dengan Kejadian
2. Bagi Puskesmas Mlati II Hiperemesis Gravidarum di
Puskesmas Mlati II agar RSUD Ujungberung Pada
menggunakan aromaterapi Periode 2010-2011.
peppermint sebagai terapi Retrieved Februari 25, 2017,
alternative untuk mengurangi from HYPERLINK
mual dan muntah. "http://elibrary.unisba.ac.id/f
3. Bagi Ibu Hamil Mual dan Muntah iles2/Skr.12.00.10854.pdf"
Ibu hamil yang mengalami mual http://elibrary.unisba.ac.id/fi
dan muntah hendaknya les2/Skr.12.00.10854.pdf .
menggunakan aromaterapi
peppermint untuk mengurangi Armilah. (2010). Hubungan Umur
kejadian mual dan muntah Ibu dan Pekerjaan Terhadap
sehingga dapat mengurangi Kejadian Hiperemesis
penggunaan terapi farmakologis. Gravidarum di RS Islam
4. Bagi Peneliti Lain Kustati Surakarta Tahun
Peneliti selanjutnya dapat 2009.
menggunakan aromaterapi
peppermint dengan dosis yang
Hutahean, S. (2009). Asuhan Pudiastuti, R. D. (2012). Asuhan
Keperawatan Dalam Kebidanan pada Ibu Hamil
Maternitas & Ginekologi. Normal dan Patologi.
Jakarta: Trans Info Media. Yogyakarta: Nuha Medika.

Irianti, B., Halida, E. M., Duhita, F., Runiari, N. (2010). Asuhan


Prabandari, F., Yulita, N., Keperawatan Pada Klien
Hartiningtiyaswati, S., & dengan Hiperemesis
Anggraini, Y. (2014). Asuhan Gravidarum: Penerapan
Kehamilan Berbasis Bukti: Konsep dan Teori
Paradigma Baru Dalam Keperawatan. Jakarta:
Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
CV Sagung Seto.
Santi, R.D (2013). Pengaruh
Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Aromaterapi Peppermint dan
Obstetri. Jakarta: EGC. Ginger Oil terhadap Rasa
Marlina, H. (2016). Manfaat Permen Mual pada Ibu Hamil
Jahe dan Permen Mint Dalam Trimester Satu di Puskesmas
Mengatasi Hiperemesis Rengel Kabupaten Tuban,
Gravidarum Pada Ibu Hamil Jurnal Sain Med. 5 (2). 52-55.
di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru. Solikhah, U. (2011). Asuhan
Skripsi. Program Studi (S1) Keperawatan: Gangguan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Kehamilan, Persalinan, an
Stikes Hang Tuah Pekanbaru. Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Misbah, N (2014). Hubungan Paritas
dan Umur Ibu dengan Tharpe, N. L., Farley, L. C., &
Kejadian Hiperemesis Jordan, R. G. (2014). Clinical
Gravidarum di RSUD Practice Guidelines for
Adjidarmo Rangkasbitung Midwifery & Women's
2011. Jurnal Kebidanan. Health. Burlington: Kevin
Sullivan.
Najaran, T. Z., Talasaz-Firoozi, E.,
Nasiri, R., Jalali, N., & Tiran, D. (2008). Mual dan Muntah
Hassanzadeh, M. K. (2013). Kehamilan: Seri Asuhan
Antiemetic activity of volatile Kebidanan. Jakarta: EGC.
oil from Mentha spicata and
Mentha × piperita in Umboh , H. S., Mamuaya, T., &
chemotherapy-induced nausea Lumy, F. S. (2014). Faktor-
and vomiting. faktor Yang Berhubungan
ecancermedicalscience,7. Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Di
Parwitasari, D. C., Utami, S., Puskesmas Tompaso
Rahmalia. S. (2014). Kabupaten Minahasa. Jurnal
Efektifitas Pemberian Kebidanan. 2 (2). 30.
Rebusan Jahe dan Daun Mint
Terhadap Mual Muntah pada Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu
Ibu Hamil. hlm 2. kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Yantina, Y. (2016). Pengaruh
Pemberian Essensial Oil
Peppermint Terhadap
Intensitas Mual dan Muntah
pada Ibu Hamil Trimester I
di Desa Way Harong Timur
Kecamatan Way Lima
Kabupaten Pesawaran,
Jurnal Kebidanan 2 (4).
194-199.

Anda mungkin juga menyukai