Anda di halaman 1dari 12

RESUME AUDIT chapter 14

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI

Nama : yumna salvatira bibi


Nim : 041811333029

 AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA PENAGIHAN


Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara sesuai dengan
standar akuntansi.

Terdapat lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, yaitu sebagai
berikut :

1. Penjualan ( baik tunai ataupun kredit )


2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

Setiap transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam
salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk piutang tak
tertagih.

 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN TERKAIT


 Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Pesanan pelanggan adalah permintaan akan barang dagang yang diajukan oleh
pelanggan. Pesanan tersebut dapat diterima dari berbagai media komunikasi ataupun lewat
tenaga penjualnya.

Pesanan penjualan adalah dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas,


dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan. Lalu, nantinya dokumen
tersebut akan digunakan untuk menunjukkan persetujuan kredit dan otorisasi pengiriman.

 Pemberian Kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus menyetujui kredit bagi pelanggan yang
akan melakukan penjualan secara kredit. Pemberian persetujuan kredit ini seringkali
menghasilkan piutang ragu-ragu yang berlebihan dan piutang usaha yang mungkin saja tidak
dapat ditagih. Indikasi adanya persetujuan kredit atas pesanan penjualan seringkali juga
berfungsi sebagai persetujuan untuk pengiriman barang.

 Pengiriman Barang
Siklus ini siklus dimana titik awal suatu perusahaan akan menyerahkan assetnya. Sebagian
besar perusahaan mengakui penjualan ketika barang telah dikirim dan terdapat dokumen
pengirimannya juga.

Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkan


deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya. Dokumen
pengiriman ini sangatlah penting untuk menagih jumlah yang sesuai dengan yang dikirim
kepada pelanggan. Salah satu jenis dokumen pengiriman ialah “bill of lading” yang merupakan
kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa dan penjual.
Bill of lading ini seringkali dikirim secara elektronik ketika barang telah dikirimkan.

 Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan


Aspek terpenting dari penagihan ialah :

1. Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )


2. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian = occurence )
3. Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan = accuracy )

Penagihan pelanggan perlu menyiapkab beberapa salinan faktur penjualan dan memperbaharui
secara simultan file transaksi penjualan, file induk piutang usaha, dan file induk buku besar
umum untuk penjualan serta piutang usaha.
Faktur Penjualan ialah dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang
dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan data yang relevan lainnya. Faktur penjualan
ini metode untuk menunjukkan kepada pelanggan jumlah penjualan dan tanggal jatuh tempo
pembayaran.

File Transaksi Penjualan merupakan file yang dihasilkan komputer yang mencantumkan
semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti
sehari, seminggu, atau sebulan.
Jurnal Penjualan / Listing merupakan laporan yang dibuat dari file transaksi penjualan yang
biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi
bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini produk. Pada umumnya, listing ini mencantumkan
jumlah total setiap akun selama periode waktu tertentu.

File Induk Piutang Usaha merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat
penjualan individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan penjualan bagi setiap
pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.
Neraca Saldo Piutang Usaha menunjukkan jumlah piutang dari setiap pelanggan pada suatu
titik waktu.
Laporan Bulanan merupakan dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik
kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya, jumlah dan tanggal
setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit yang diterbitkan, dan saldo akhir
yang jatuh tempo. Pada intinya, merupakan salinan dari bagian file induk piutang usaha
pelanggan.

 Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas


1. Berita Penerimaan Uang (Remittance Advice) adalah dokumen yang dikirimkan
kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan ke penjual dengan pembayaran oleh
pelanggan. Berita ini menunjukkan nama pelanggan, nomor faktur penjualan, dan
jumlah dari faktur penjualan tersebut. Berita penerimaan uang ini digunakan sebagai
catatan dari suatu pembayaran yang diterima untuk mengizinkan setoran cek diterima
dan untuk meningkatkan control atas penyimpanan asset.
2. Daftar Penerimaan Tunai Sementara (Prelisting of Cash Receipts) ini adalah daftar
yang disiapkan saat uang yang diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung
jawab atas penjualan, piutang, atau uang dan siapa yang tidak memiliki akses pada
catatan akuntansi. Daftar ini digunakan untuk verifikasi apakah uang tunai yang
diterima sudah dicatat dan disetor pada jumlah yang benar dan tepat waktu.
 File Transaksi Penerimaan Kas adalah file yang dihasilkan computer yang
mencakup semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh system yang
meragukan untuk periode seperti hari, minggu, atau bulanan. File ini termasuk
jenis informasi yang daa dengan file transaksi penjualan
 Jurnal Penerimaan Tunai atau Pencatatan. Daftar atau laporan ini dihasilkan dari
file transaksi penerimaan dan mencakup semua transaksi untuk periode waktu
tertentu. Transaksi yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, termasuk
dalam file master dan buku besar.
 Memproses dan Mencatat Pengembalian dan Tunjangan Penjualan
1. Memo Kredit mengindikasi sebuah pengurangan dalam jumlah jatuh tempo dari
pelanggan karena barang yang dikembalikan dan tunjangan. Sering kali dalam
bentuk yang dama dengan faktur penjualan, tetapi mendukung pengurangan pada
piutang daripada penambahan.
2. Jurnal Pengembalian dan Tunjangan Penjualan ini adalah sebuah jurnal yang
digunakan untuk mencatat pengembalian dan tunjangan penjualan. Jurnal ini
mempunyai kesamaan fungsi dengan jurnal penjualan. Beberapa perusahaan
mencatata transaksi ini dalam satu jurnal penjualan daripada jurnal yang terpisah.
 Menghapus Piutang Tak Tertagih
Formulir Otorisasi Rekening yang Tak Tertagih ini adalah satu dokumen yang
digunakan secara internal yang berisi otoritas untuk menghapus piutang tak tertagih.
 Kelengkapan untuk Beban Kerugian Piutang
Ketetapan ini menggambarkan suatu saldo penghasilan dari perusahaan yang
disesuaikan pada akhir periode, untuk penghapusan piutang.
 METODOLOGI UNTUK MERANCANG UJI KONTROL DAN UJI
TRANSAKSI SUBSTANTIF UNTUK PENJUALAN

 Memahami Pengendalian Internal―Penjualan


Mempelajari flowchart klien, menyiapkan suatu kuisioner pengawasan internal dan
melakukan test alur dari penjualan.
 Menilai Risiko Kontrol yang Direncanakan―Penjualan
1. Kemampuan Membagi Tugas pemisahan tugas yang tepat membantu mencegah
berbagai jenis salah saji karena kesalahan dan penipuan.
2. Kelengkapan Catatan dan Dokumen karena beberapa perusahaan memiliki
system yang unik dalam mengorganisasi, memproses, dan mencatat transaksi,
auditor mungkin kesulitan untuk mengevaluasi apakah setiap prosedur klien
dirancang untuk control maksimum.
3. Dokumen bernomor urut dimaksudkan mencegah kegagalan untuk menaggih
atau mencatat penjualan dan terjadinya duplikasi penagihan dan pencatatan.
4. Laporan Bulanan mengirimkan laporan bulanan adalah control yang sangat
bermanfaat karena mendorong pelanggan untuk merespon apabila saldo
dinyatakan salah.
5. Prosedur Verifikasi Internal evaluasi cost-benefit dari pengujian pengendalian
dan desain pengujian pengendalian penjualan.

 Menentukan Luas dari Tingkat Pengujian Kontrol


Tingkat pengujian control dalam audit dari filter yang tidak dipercepat dan perusahaan
nonpublic tergantung pada efektivitas control dan sejauh mana auditor percaya mereka
dapat diandalkan untuk mengurangi risiko control. Dalam menentukan tingkat
ketergantungan untuk menempatkan control, auditor juga memoertimbangkan biaya
peningkatan tes control dan dibandingan dengan potensi pengurangan dalam
substantive test.
 Merancang Pengujian Pengendalian untuk Penjualan
Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus
dirancang untuk memverifikasi keefektifannya. Dalam sebagian besar audit, relatif
mudah menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendalian tersebut.
Sebagai contoh, jika pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan
pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa
apakah pesanan pelanggan telah ditandatangani dengan benar.
Untuk tujuan kelengkapan, pengujian pengendalian yang umum untuk
penjualan adalah memperhitungkan urutan dari berbagai jenis dokumen. Sebagai
contoh, akuntansi untuk urutan dokumen pengiriman dan penelusuran masing-masing
ke salinan faktur penjualan serta pencatatan dalam jurnal penjualan menyediakan bukti
tentang kelengkapan.
Untuk menyediakan bukti secara simultan baik mengenai tujuan keterjadian
maupun kelengkapan, auditor dapat mengecek urutan faktur penjualan yang dipilih dari
jurnal penjualan dan mengamati salinannya serta nomor atau faktur yang hilang di luar
urutan yang normal.
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas
pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Biasanya auditor
juga harus menanyai para personil apa tanggung jawab mereka dan apakah ada situasi
dimana tanggung jawabnya akan berbeda dengan kebijakan normal. Beberapa
pengujian pengendalian dapat dilaksanakan dengan menggunakan komputer.

 Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan


Dalam memutuskan pengujian substantif atas transaksi, auditor sering kali
menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya,
sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan hasil pengujian
pengendalian. Menentukan prosedur pengujian substantif atas transaksi penjualan yang
tepat relatif sulit karena sangat bervariasi tergantung pada situasinya.
Mencatat Penjualan yang Terjadi
Auditor memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi;
1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan.
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Pengujian substantif atas transaksi yang sesuai untuk menguji tujuan keterjadian
tergantung pada apakah auditor yakin bahwa salah saji mungkin akan terjadi.
Banyak auditor akan melakukan pengujian substantif atas transaksi untuk tujuan
keterjadian hanya jika mereka yakin bahwa ada defisiensi pengendalian. Karena itu,
sifat dari pengujian tergantung pada sifat salah saji yang potensial sebagai berikut:

- Penjualan dicatat sementara pengiriman tidak pernah dilakukan


- Penjualan dicatat lebih dari satu kali
- Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif
- Transaksi penjualan yang ada telah dicatat
- Penjualan dicatat dengan akurat
- Transaksi penjualan dimasukkan dengan benar dalam file induk dan
diikhtisarkan dengan benar
- Penjualan yang dicatat diklasifikasikan dengan benar
- Penjualan dicatat pada tanggal yang benar

 Ikhtisar Metodologi Penjualan


a. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
b. Pengendalian kunci yang ada
c. Pengujian pengendalian
d. Defisiensi
e. Pengujian substantif atas transaksi
 Prosedur Audit Format Perancangan dan Kinerja
Dalam mengkonversi program audit format perancangan menjadi program audit format
kinerja, prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai hal-hal berikut:
- Mengeliminasi prosedur duplikat
- Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang
akan dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu
- Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling
efektif

 RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material
sehingga auditor dapat mengabaikannya.

 Tunjangan pengembalian penjualan & total untuk penerimaan kas


Setiap perusahaan dagang umumnya sudah menyiapkan pengembalian (retur) yang
mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
Umumnya transaksi retur penjualan memiliki kriteria seperti retur penjualan yang mengurangi
piutang, retur penjualan dengan mengembalikan kas dan retur penjualan yang menggantikan
barang lagi dan perkiraan (estimasi) retur penjualan.

Penjual biasanya memberikan potongan penjualan. Dan jika retur atau potongan
tersebut dilakukan untuk penjualan kredit maka penjual biasanya mengirimkan sebuah kredit
memo kepada pembeli yang berisi informasi mengenai jumlah dan alasan yang menyebabkan
akun piutang di kreditkan.

Retur penjualan sering juga disebut dengan penyisihan dan retur penjualan (sales return
and allowances. Akun ini berguna sebagai pengurangan akun penjualan.

 Kriteria dan Jenis Retur Penjualan


Setiap perusahaan dagang umumnya sudah menyiapkan pengembalian (retur) yang
mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
Umumnya transaksi retur penjualan memiliki kriteria seperti retur penjualan yang
mengurangi piutang, retur penjualan dengan mengembalikan kas dan retur penjualan yang
menggantikan barang lagi dan perkiraan (estimasi) retur penjualan.
 Aktivitas Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas, sebagai contoh, kas diterima dari
transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, penerbitan modal saham,
dan penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya.

Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari
pelanggan atas penjualan kredit. Sumber penrimaan kas lainnya akan dibahas dalam siklus
investasi dan pembiyaan pada Bab 17, dan strategi serta prosedur audit untuk saldo kas
disajikan dalam Bab 18.

 Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam penerimaan kas adalah sebagai berikut:
 Bukti Penerimaan Uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama
dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran yang
menunjukan nama pelanggan serta nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayarkan
(misalnya, bagian tagihan telpon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran).
 Pradaftar. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
 Lembar Perhitung Kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan dalam
merekonsiliasi total penrimaan dengan total yang dicetak oleh register kas.
 Ikhitasar kas harian. Laporan yang menunjukan total penrimaan melalui kasir.
 Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang
menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank.
 File transaksi penerimaan kas. File computer atas transaksi penerimaan kas yang telah
disahkan.
 Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas.

Referensi telah dibuat untuk setiap hal di atas dalam bagian berikut ini.

 FUNGSI -- FUNGSI

Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit,
termasuk subfungsi berikut:

 Menrima penerimaan kas.


 Menyetorkan kas ke bank.
 Mencatat penrimaan kas.

Sebagaiman dalam kasus transaksi penjualan kredit, pemisahan tugas untuk melakukan fungs-
fungsi ini merupakan aktivitas pengendalian internal yang penting. Fungsi -- fungsi, aktivitas
pengendalian yang berlaku, dan asersi yang relevan serta tujuan audit spesifik akan dijelaskan
dalam bagian berikut. Banyak dari pengendalian tersebut berkaitan dengan penrimaan dan
penyetoran kas yang melibatkan cek dan saldo secara manual daripada dengan komputer.
Pengendalian computer paling efektif dalam mengendalikan pencatatan subfungsi.
 Menerima penerimaan kas

Risiko utama dalam memproses transaksi penrimaan kas adalah kemungkinan


pencurian kas sebelum atau sesudah catatn penerimaan dibuat. Dengan demikian, prosedur
pengendalian harus memberikan kepastian yanglayak bahwa dokumentasi penetapan tanggung
jawab telah dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman.
Risiko kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan penerimaan
berikutnya.

 Penerimaan melalui kasir (over -- the -- counter receipts)

Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas atau terminal titik penjualan
(point of sale terminal) sangat diperlukan.

Alat ini menyediakan ;

 Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dank as yang
diajukan.
 Kuitansi penerimaan yang tidak dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal atas transaksi
pada file komputer atau pita register yang terkunci.
 Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut.

 AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN)


Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:
· Pemberitahuan potongan tunai
· Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
· Penentuan piutang tak tertagih
Jika tujuan pengendalian telah dicapai melalui prosedur pengendalian terprogram, maka
auditor akan merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas.
1. Pengendalian umum dengan komputer
2. Pengendalian aplikasi komputer
3. Keefektifan prosedur tindak lanjut manual
Pengujian Substantif Atas Piutang Usaha
Piutang meliputi jumlah yang harus dinbayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun
terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bungga akrual atas salso semacam itu. Pertimbangan yang
akan kita berikan di sini ditunjukan pada piutang kotor dari para pelanggan atas tran saksi
penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontrak, yaitu penyisihan untuk piutang
tak tertagih merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit
penjualan yang berkaitan.
 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA
 MERANCANG UJI SUBSTANTIF
Sebelum melakukan pengujian substantive, auditor menentukan tingkat risiko deteksi yang
diterima. Penentuan risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah memiliki pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalian intern. Tingkat risiko deteksi yang diterima akan
menentukan lauasnya pengujian substantive yang akan dilakukan. Bila auditor menentukan
risiko deteksi yang rendah, auditor akan melakukan pengujian substantive secara ekstensif
untuk mencapai tingkat kepercayaan terhadap laporan keuangan sesuai dengan yang
diharapkan, demikian pula sebaliknya.

 PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memenuhi setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien. Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi piutang usaha dan
akun penyelisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan kesaldo akhir yang
telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakuka).

 PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas
saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dalam marjin kotor
perusahaan.

 PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim
work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda.

 Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung


File akan pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti pesanan
pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memorandum kredit.

Pengujian ini dapat dilaksanakan secra lebih ekstensiuf apabila tingkat resiko deteksi yang
berlaku yang akan dicapai adalah rendah, atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila
situasi tertentu terjadi.

 Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan


Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh kepastian
yang layak bahwa (1) penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi
dimana transaksi tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan
harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.

Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama
diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum
dicatat setelah akhir tahun,
Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas
Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini
akan dibahas : konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur
untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.

Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan
auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku Umum
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, proses konfimasi (SAS
67),
Menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan
audit, kecuali:
· Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
· penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif
Formulir Konfirmasi
Ada dua formulir permintaan konfirmasi:
1. Konfirmasi Positif
2. Konfirmasi Negatif
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirnasi
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sample berhubungan terbalik dengan setiap factor-
faktorr berikut:
1. Tingkat resiko deteksi yang dapat duterima untuk arsesi dimana bukti konfirmasi dipakai
2. Luas dimana pengujian sudstantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat resiko
tersebut
3. Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi

Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi


Mengendalikan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini berikut:
1. Memastikan bahwa jumlah, nam, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan data
akun pelanggan
2. Menjaga peyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan
3. Mewajibkan pengiriman jawaban langsung ke auditor
Disposisi Pengecualian
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian (exeptions) yang tidak dapat
dihindarkan. Pengacualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan (in
transit) dari klien ke pelanggan.

Memeriksa Penagihan Berikutnya


Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah penerimaan pembayaran
dari pelanggan, sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin telah menerima
pembayaran dari beberapa pelanggansebagai pelunashutang pada tanggal konfirmasi.

Memvouching Faktur-faktur terbuka yang Berisi Saldo


Satu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk itemitem yang
mengandung saldo akun per tanggal dimana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan
keseluruhan populasi piutang usaha.
Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi hasil
Ikhtiar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistik mengenai:
· Jumlah dan nilai dollar dan konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima
· Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh simple

Aplikabilitas asersi
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi
eksistensi atau kejadian, akan tetapi jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-
item yang telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi
penilaian yang tepat atas jumlah yang terhutang.

Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih


· Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertical dan
menjumlah kesamping neraca saldo umur piutang usaha.

· Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman


berikutnya dan melihat kembali pengalaman sebelumya.

Perbandingan Penyajiaan Laporan dengan GAAP


Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan
pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umumnya (GAAP). Persyaratan ini meliputu identifikasi dan klasifikasi yang tepat,
serta pihak terkait lainnya
C. JASA BERNILAI TAMBAH

Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur(benchmark)


at6as kinerja purusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, sebagai contoh auditor dapat
membicarakan:

· Perusahaan telah secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan


berdasarkan rasio penjualan terhadap total aktiva.

· Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga


menghabiskan arus kas.

Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia harus mengikhtisarkan masalah
penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambahan. Auditor dapat
merekomendasikan bahwa klien harus mempertimbangkan untuk mendorong perputaran lebih
cepat dengan diskon tunai, auditor dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh tentang
aspek-aspek lain dari audit menetukan apakah utilisasi yang buruk atas total aktiva akan
meninbulkan masalah piutang. Dengan cara ini akuntan publik bersertifikat (CPA) akan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit guna membantu klien
dalam mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki kinerja bisnis.

Anda mungkin juga menyukai