Anda di halaman 1dari 74

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN


APARATUR SIPIL NEGARA

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM


MENAATI TATA TERTIB MELALUI NEED ASSESSMEN,
BIMBINGAN KELOMPOK, DAN LAYANAN KONTEN
PADA SISWA KELAS IX MTs N 1 YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Nama : Irawaty, S.Psi
NIP : 19840219 201903 2 007
Golongan/Angkatan : III/ 2
No. Presensi : 12
Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling
Unit Kerja : MTs Negeri 1 Yogyakarta
Coach : Hj. Nursangadah, S.Pd, M.Si
Mentor : Agus Suryanto, S.Ag. M.PdI.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN II


BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG
TAHUN 201
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul: UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DALAM MENAATI


TATA TERTIB MELALUI NEED ASSESSMEN, BIMBINGAN
KELOMPOK DAN LAYANAN KONTEN PADA SISWA KELAS IX
DI MTS NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/
2020

Disusun oleh :
Nama : Irawaty, S.Psi
NIP : 19840219 201903 2 007

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari, tanggal : Kamis, 29 Agustus 2019
Tempat : Balai Diklat Kementerian Keagamaan Semarang

Kamis, 29 Agustus 2019


Menyetujui,

Coach, Mentor,

Hj. Nursangadah S.Pd, M.Si Agus Suryanto, S.Ag. M.PdI


Widyaiswara Ahli Madya NIP. 196805181997031001
NIP.196407151986032001
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN


DALAM MENAATI TATA TERTIB MELALUI
NEED ASSESSMEN, BIMBINGAN KELOMPOK
DAN LAYANAN KONTEN PADA SISWA KELAS
IX DI MTS NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2019/ 2020

Nama : Irawaty,S. Psi


NIP : 19840219 201903 2 007
Unit Kerja : MTs Negeri 1 Yogyakarta
Telah diseminarkan : Balai Diklat Kementerian Keagamaan Semarang
Hari, tanggal : Kamis, 29 Agustus 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Irawaty, S.Psi
NIP.19840219 201903 2 007

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Hj. Nursangadah Agus Suryanto, S.Ag. M.PdI


NIP.196407151986032001 NIP. 196805181997031001

Penguji,

Drs. SUYADI, M.PdI.


NIP. 19620604 198903 1 006
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puja dan puji hanyalah milik Ilahi. Atas


berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Rancangan Aktualisasi ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Rancangan Aktualisasi ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Kementerian Agama tahun 2019. Penulis mengucapkan rasa
syukur dan pujian kepada Allah SWT serta shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada rasul Muhammad SAW.
Terdapat banyak hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, akhirnya Rancangan Aktualisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Untuk itu dengan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Kepala Balai Diklat Kementerian Agama Semarang beserta jajarannya yang
telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
2. Hj. Nursangadah, S.Pd, M.Si, selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
3. Agus Suraynto, S.Ag. M.PdI, selaku mentor dan Kepala Madrasah atas
semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama
perancangan program aktualisasi.
4. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan
dan diaktualisasikan di instansi.
5. Seluruh Panitia yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
6. Segenap dewan guru dan karyawan di MTs Negeri 1 Kota Yogyakarta.
7. Suami serta keluarga besar yang telah mendukung dan mendoakan selalu
sejak awal mendaftar CPNS sampai sekarang, dan
8. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan II Kementerian Agama
tahun 2019.
Laporan aktualisasi ini menyajikan kegiatan sebagai guru Bimbingan
dan Konseling, sesuai rancangan aktualisasi yang telah disusun sebelumnya.
Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan dalam rangka menjadi agen perubahan
dengan tetap memegang teguh nilai-nilai dasar PNS serta kesadaran akan fungsi
dan tugas jabatan sesuai amanat undang-undang. Nilai- nilai dasar yang
dihabituasikan dalam kegiatan aktualisasi yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Selain itu peserta mencoba
menerapkan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Goverment
dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk
memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Demikian untuk menjadi maklum dan kami sampaikan terima kasih.

Semarang, Agustus 2019

Penulis

Irawaty, S.Psi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
PRAKATA........................................................................................ iv
DAFTAR ISI..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Isu ..................................................................... 4
C. Dampak Jika Isu tidak Diselesaikan ................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................. 9
E. Tujuan................................................................................. 9
F. Manfaat............................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI


A. Sikap Perilaku Bela Negara ................................................ 11
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara … . 11
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis ……………. . 11
3. Kesiapsiagaan Bela Negara ……………………………… 11
B. Nilai-Nilai Dasar ASN.......................................................... 12
1. Akuntabilitas ………………………………………………. 13
2. Nasionalisme ....................................................... ……. 16
3. Etika Publik ……………………………………………..…. 17
4. Komitmen Mutu …………………………………………. 18
5. Anti Korupsi ……………………………………………… . 18
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ........................... 19
1. Manajemen ASN ……………………………… .............. 19
2. Pelayanan Publik ………………………………………… 20
3. Whole of Goverment ……………………………………. . 22
D. Kedisiplinan dan Layanan Bimbingan Kelompok
1. Kedisiplinan …………………………………………………. 23
2. Layanan Bimbingan Kelompok ………………………...…. 27
3. Layanan Konten ………………………………………...….. 29
4. Teknik Modelling ……………………………………………. 30

BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA


A. Profil Organisasi ................................................................. 33
1. Dasar Hukum ................................................................. 33
Sejarah singkat MTs N 1 Yogyakarta ……………………. 34
2. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi........................................ 35
3. Struktur Organisasi ......................................................... 36
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................. 37
C. Role Model ......................................................................... 37

BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI


A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA........................................................... 39
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi ........................................... 53
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ..................... 55

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………. .. 59
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu ................................................................... 5


Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis ........................................................ 7
Tabel 1.3. Dampak Isu Tidak Terselesaikan ..................................... 9
Tabel 4.1 Kegiatan yang dilakukan ……………………………………. 39
Tabel 4.2 Identifikasi isu yang di ………………………………………. 40
Tabel 4.3 Rancangan Aktualisasi ……………………………………… 44
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi ……………… 53

Tabel 4.5 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………..…. 55


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi ...................................................... 35


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang pelaksaannya dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Kepala
LAN No. 12 tahun 2018 menekanakan bahwa dalam rangka pewujudan cita-
cita bangsa dan merealisasikan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
perlu dibentuk Aparatur Sipil Negara yang memiliki nilai-nillai dasar PROFESI
yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang disingkat ANEKA. Selain itu dapat mengaktualisasikannya
dalam memberi pelayanan kepada publik sehingga pelayanan prima bisa
terwujud.
Tugas ASN sebagai pelayan publik meliputi berbagai ruang lingkup
kehidupan, diantaranya pelayan administrasi negara, pendidikan, sosial,
kesehatan dan sebagainya. Setiap ruang lingkup tesebut memiliki unit
pelaksana terpadu, mulai dari unit terkecil hingga unit terbesar dalam lingkup
nasional.
Keberhasilan pendidikan dalam suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah tentang kedisiplinan, dimana kedisiplinan
itu harus ditegakkan oleh semua warga disekolah tersebut dan salah satunya
siswa. Siswa diharapkan untuk selalu disiplin atau tepat waktu datang di
sekolah, mentaati tata tertib yang ada di sekolah dan disiplin dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kehadiran siswa di sekolah sangat penting, karena
kalau siswa sering tidak ikut dalam pembelajaran akan selalu ketinggalan
materi yang diajarkan atau kena aturan yang menyatakan siswa harus ikut
dalam proses belajar mengajar sembilan puluh persen harus masuk sekolah
dan melaksanakan apa yang ditugaskan oleh guru bidang studi masing-
masing, misalnya: mengerjakan tugas individu, tugas kelompok, pekerjaan
rumah, mengerjakan ulangan yang diberikan maupun lainnya dan masih
banyak lagi.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di sekolah, masih banyak siswa-
siswi yang datang terlambat, dengan berbagai alasan seperti: rumah jauh,
menunggu teman untuk berangkat bersama, tidak punya kendaraan untuk
berangkat sekolah, bangun kesiangan dan tidak ada yang membangunkan.
Tetapi yang menjadi masalah adalah ketidakdisiplinan berupa datang
terlambat itu dilakukan hampir tiap hari ketika berangkat ke sekolah. Hal ini
akan sangat berdampak kepada tujuan dan hasil belajar siswa jika tidak
segera dilakukan penanganan.
Belum lagi ketidakdisiplinan siswa dalam menggunakan seragam, yaitu
siswi memakai kerudung yang tidak sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan oleh sekolah, tidak berleging dan berkaos kaki panjang,
menggunakan make-up yang berlebihan serta untuk siswa tidak memakai
sepatu hitam sesuai ketentuan sekolah dan mencukur rambut dengan model
ala artis, sehingga hal itu semua menambah poin pelanggaran siswa.
Disiplin merupakan ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang
dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan dari pihak lain
atau suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan
semestinya serta tiada suatu pelanggaran baik secara langsung maupun
tidak langsung. Rahman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
sekolah diantaranya 1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang
tidak menyimpang, 2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, 3)
membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah, siswa belajar
hidup dengan kebiasaan-kebiasaan dari yang baik dan bermanfaat baginya
serta lingkungannya.
Peran guru BK untuk membantu memberikan pelayanan konseling
kepada siswa diantaranya meningkatkan kedisiplinan siswa. Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu siswa
dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah meliputi format klasikal, individu, kelompok dan
lapangan.
Dalam hal ini, penulis menggunakan pelayanan format kelompok yaitu
layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di
sekolah. Menurut Prayitno (2004) layanan bimbingan kelompok merupakan
suatu kegiatan yang mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas
berbagai hal yang berguna untuk pengembangan pribadi, atau pemecahan
masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam bimbingan
kelompok dibahas topik topik umum yang menjadi kepedulian bersama
anggota kelompok melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan
konsetif. Diikuti oleh semua anggota dibawah bimbingan pemimpin kelompok
(konselor).
Layanan bimbingan kelompok merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan tingkah laku, sikap dan menanggulangi sikap yang
kurang baik. Teknik bimbingan kelompok ini sangat baik untuk mengajarkan
keterampilan sosial. Siswa dapat mengetahui dan memahami apa yang siswa
lakukan dan dikatakan, siswa juga dapat mencoba dan mendapat koreksi
melalui balikan dari konselor atau peserta lain dengan segera dalam bentuk
komentar atau saran. Dalam hal ini layanan bimbingan kelompok digunakan
untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.
Melihat dari indikator permasalahan yang terjadi di MTs Negeri 1
Yogyakarta yaitu : 1) Setiap hari masih saja ada siswa yang terlambat
berangkat sekolah paling tidak 7-8 siswa per hari, 2) Siswa yang terlambat
adalah siswa yang sama, sampai berulang kali, 3) Masih banyak siswa putri
yang tidak taat aturan sekolah dengan tidak memakai celana legging dan
berkaos kaki panjang serta kerudung yang tidak sesuai dengan jadwal aturan
sekolah, 4) Pelanggaran siswa putra yang tidak mematuhi aturan sepatu
hitam dan rambut yang dicukur tidak sesuai aturan
Setelah dianalisis dengan rancangan aktualisasi dan habituasi dari
indikator yang terlihat maka dapat diambil judul Upaya Meningkatkan
kedisiplinan siswa dalam mentaati aturan Tata Tertib sekolah dengan
Layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas IX MTS N 1 Yogyakarta
tahun pelajaran 2019/ 2020.
B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
Guru (Pendidik) di instansi tempat bekerja, yaitu di MTs Negeri 1
Yogyakarta. Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja,
maupun organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek:
1. Whole Of Government (WoG),
2. Pelayanan Publik, dan
3. Manajemen ASN

Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:


1. Siswa datang terlambat ke sekolah setelah jam 07.00 atau pada saat
gerbang ditutup sehingga siswa harus menunggu gerbang dibuka
pukul 07.15 setelah melafalkan Asmaul Husna (Kurang disiplin
secara waktu)
2. Siswa putri tidak menggunakan legging, kerudung tidak sesuai
dengan jadwal pemakaian dan tidak menggunakan dalaman
kerudung, menggunakan make-up, sementara untuk siswa putra
tidak menggunakan sepatu hitam dan mencukur rambut dengan
model tertentu. (Kurang mentaati tata tertib yang telah ditentukan
sekolah)
3. Seringnya terlambat masuk kelas setelah istirahat sehingga guru
harus menunggu siswa dari kantin (Kurang disiplin waktu)
4. Siswa yang berbicara kurang sopan dengan guru dan nilai-nilai etika
yang masih kurang diperhatikan. (Kurang nya nilai-nilai sopan
santun siswa terhadap guru di Mts N 1 Yogyakarta)

Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri


Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi isu-
isu sebagai berikut:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini
Diharapkan

1. Pemahaman Manajemen Guru masih sering Guru memahami alur


terhadap alur ASN melemparkan kasus penanganan siswa
penanganan siswa yang ditemui langsung bermasalah
masih belum jelas. ke guru BK

2. BK tidak masuk Pelayan 1) BK tidak mengajar BK masuk 2 jam per


kelas mengajar Publik di kelas sehingga minggu untuk
sehingga kurang hanya mengenal memberikan layanan
memahami Manajemen siswa yang informasi pada siswa
kebutuhan masalah ASN bermasalah
siswa
2) BK tidak memiliki
waktu tersendiri
untuk
menyampaikan
materi layanan
kepada siswa

3. Ruang BK kurang Whole Setiap ada siswa Pihak sekolah


representatif untuk Goverment bermasalah tidak memfasilitasi adanya
melakukan dapat melakukan ruang yang memadai
konseling karena konseling secara untuk kelancaran
tidak memiliki ruang maksimal karena proses konseling dan
konseling dan tempat dan suasana memberikan layanan
kurangnya mebelair tidak representatif kepada siswa
(meja&kursi)

4. Kurang Manajemen Guru cenderung Menuntut Guru bisa


kemampuan ASN masih menggunakan mengikuti
menguasai IT guru metode lama dalam perkembangan
BK Pelayanan memberikan layanan teknologi dan
Publik kepada siswa komunikasi agar bisa
memberikan layanan
bagi siswa secara
cepat dan jarak jauh
tanpa batas waktu
hanya di sekolah

5. Setiap pagi pasti Pelayanan Dalam 1 hari pasti ada Siswa lebih tertib
ada siswa yang Publik lebih dari 5 siswa dalam bernagkat ke
terlambat datang ke datang terlambat sekolah, datang
sekolah sebelum jam 07.00
Ada beberapa siswa
yang dalam 1 minggu
bisa terlambat lebih
dari 2 kali

6. Penyalahgunaan Pelayanan 1) Siswa Siswa dapat


HP/ Smartphone publik menggunakan HP / menggunakan HP
pada siswa smartphone untuk untuk mengerjakan
main games hingga tugas tidak hanya
larut malam yang main game saja
mengakibatkan
bangun kesiangan
2) Siswa belum punya Siswa memiliki etika
etika dalam dalam bermedia
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini
Diharapkan
menggunakan HP sosial
terkadang untuk
mengirim ujaran
kebencian pada
teman yang tidak
disukai
7 Kurang tertibnya Pelayanan Banyak siswa yang Siswa tertib
siswa dalam Publik melanggar ketentuan mengenakan
mentaati peraturan seragam, baik dari seragam untuk
sekolah terutama Manajemen baju, sepatu, cerminan pribadi
dalam hal ASN kerudung tidak yang santun
berseragam WoG memakai dalaman,
tidak berleging untuk
anak putri, rambut
ayng tidak rapi untuk
anak laki-lakidan
bercelana pensil.

8 Kurangnya nilai-nilai Pelayanan Siswa berbicara Siswa bersikap


kesopanan dan etika Publik dengan guru seperti sopan, santun dan
berbicara siswa dengan temannya hormat saat
terhadap guru terkadang diberi tahu berbicara dengan
malah berani protes, guru
menyela,
pembicaraan guru dan
berbahasa

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,


perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
AnalisisUSG (Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan
tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap
variabeldengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis


Kriteria A Kriteria B Perin
Prinsip ASN Identifikasi Isu
A P K L Ket U S G ∑ gkat

Manajemen Pemahaman terhadap alur + + + - Tidak


ASN penanganan siswa masih Memenuh
belum jelas. i syarat
Pelayan BK tidak masuk kelas - + + + Tidak
Publik mengajar sehingga kurang Memenuh
memahami kebutuhan i syarat
Manajemen masalah siswa
ASN

WoG Ruang BK kurang represntatif + + + - Tidak


untuk melakukan konseling Memenuh
karena tidak memiliki ruang i syarat
konseling dan kurangnya
mebelair (meja&kursi)

Pelayanan Kurang kemampuan + + - + Tidak


Publik menguasai IT guru BK Memenuh
i syarat

Pelayan Setiap pagi pasti ada siswa + + + + Memenuh 5 5 5 15 1


Publik yang terlambat datang ke i syarat
sekolah
Manajemen
ASN
WoG

Pelayanan Penyalahgunaan HP/ + + + + Memenuh 5 4 4 13 3


publik Smartphone pada siswa i syarat

Pelayan Kurang tertibnya siswa dalam + + + + Memenuh 5 5 4 14 2


Publik mentaati peraturan sekolah i syarat
terutama dalam hal
Manajemen berseragam
ASN

WoG

Pelayanan Kurangnya nilai-nilai - + + + Tidak


Publik kesopanan dan etika berbicara Memenuh
siswa terhadap guru i syarat
Manajemen
ASN

Keterangan :
Kriteria A (Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak)
(+) : Memenuhi Kriteria
(-) : Tidak Memenuhi Kriteria
Kriteria B (Urgency, Seriousness, Growth)
 Urgency(Mendesak)

1 : Sangat Kurang Mendesak


2 : Kurang Mendesak
3 : Cukup Mendesak
4 : Mendesak
5 : Sangat Mendesak
 Seriousness(Serius)
1 : Sangat Kurang Serius
2 : Kurang Serius
3 : Cukup Serius
4 : Serius
5 : Sangat Serius
 Growth(Tumbuh)
1 : Sangat Kurang Cepat
2 : Kurang Cepat
3 : Cukup Cepat
4 : Cepat
5 : Sangat Cepat
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2. Analisis
Isu Strategis, ditemukan dua isu utama yang memenuhi syarat, yaitu sebagai
berikut:
1. Setiap pagi pasti ada siswa yang terlambat datang ke Sekolah.
2. Kurang tertibnya siswa dalam mentaati peraturan sekolah
terutama dalam hal berseragam sesuai aturan MTS N 1
Yogyakarta

Dari dua isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling prioritas
yakni “Rendahnya kedisiplinan siswa dalam mentaati aturan di MTs Negeri 1
Yogyakarta”

C. Dampak Jika Isu Tidak Terselesaikan


Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode USG jika
tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan


Sumber
No Identifikasi Isu Dampak
Isu

1 WoG Siswa tidak disiplin dalam menaati aturan


Kurangnya yang telah ditetapkan di MTs N 1 Yogyakarta
Manajemen kedisiplinan siswa akan mendpatkan poin pelanggaran dan
ASN dalam menaati aturan apabila dibiarkan akan menjadi masalah
di MTs N 1 yang lebih kompleks yang dapat
Pelayana Yogyakarta menghambat proses pembelajaran dan
Publik pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Dari Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis, menunjukkan validasi isu


dengan menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue
yakni Kurangnya kedisiplinan siswa dalam menaati aturan di MTs N 1
Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui
habituasi adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan kedisiplinan siswa dengan layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas IX MTs N 1 Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2019/2020?
2. Bagaimana keterkaitan Nilai Dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan yang
dilakukan selama aktualisasi dan habituasi?
3. Bagaimana keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi terhadap hasil
kegiatan dari isu yang diangkat?

E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kedisplinan siswa dengan menggunakan layanan
Bimbingan Kelompok pada siswa kelas IX MTs N 1 Yogyakarta
2019/2020.
2. Untuk mengetahui keterkaitan nilai dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan
yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
terhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.

F. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan
serta menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

2. Bagi Satuan Kerja


- Membantu meningkatkan kedisiplinan siswa MTs N 1
Yogyakarta dengan layanan bimbingan kelompok Tahun Pelajaran
2019/2020.
- Mewujudkan Misi Madrasah Memotivasi semangat segenap
komponen Madrasah untuk saling belajar, bekerjasama dan
berkreativitas dalam rangka menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kondusif.

3. Bagi Siswa
Membantu siswa menemukan sumber permasalahan, menganalisis
permasalahan yang dialami dan akhirnya siswa bisa menemukan sendiri
jawaban penyelesaian permasalahan yang dialaminya melalui
bimbingan kelompok dan materi yang disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

4. Masyarakat
Membantu menciptakan masyarakat yang tertib, aman, damai
dan tentram.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik
yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan
pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan
lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan
memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan
strategis PNS. Sehingga PNS dapat memahami modal insani dalam
menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-
isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat
mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara.
Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual,
dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya,
memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan
sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-
latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;

5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;


6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

B. Nilai Dasar CPNS


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita
dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal
tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan
kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus


diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
Beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
d. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka bekerja keras.
6) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
7) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang
baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen
mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas
apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan
iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan
kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar
dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun
aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas
dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayananpublik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayananpublik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayananpublik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan,prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yangdiselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakanantara satu warga negara dengan warga negarayang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelaya npublik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warganegara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untukmendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepadamasyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanyasecara formal kepada atasan
akan tetapiyang lebih penting harus dipertanggungjawabkan
secaraterbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan
bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai
berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
 Dialog atau pertukaran informasi;
 Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 Joint working, atau kolaborasi sementara;
 Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
 Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
 Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
 Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

D. Kedisiplinan dan Layanan Bimbingan kelompok


1. Kedisiplinan
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan
suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan,
perintah atau peraturan yang diberlakukan bagi dirinya sendiri.
(Lemhanas, 1997: 12).

Tu’u (2004:33) merumuskan bahwa disiplin adalah sebuah upaya


untuk mengikuti dan menaati peraturan, nilai, dan hukum yang berlaku
yang muncul karena adanya kesadaran diri bahwa ketaatan itu berguna
bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.

Sedangkan Semiawan (2009:89) mendefinisikan disiplin secara luas


dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang dirancang untuk
membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan.

Menurut Elizabeth Hurlock (1980) disiplin berasal dari kata “diciplina”


yakni seorang yang belajar dari atau sukarela mengikuti seorang
pemimpin [1]. Orang tua dan guru merupakan pimpinan dan anak
merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup dan menuju hidup
yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara mengajar anak
perilaku moral yang disetujui kelompok. Sedangkan menurut John Peare
(1999), kata disiplin berasal dari kata “diciplina” berarti mengajar, yang
mengandung pengertian positif dan membangun [2]. Anak yang tidak
cukup disiplin ketika masih muda biasanya akan kurang kontrol diri dan ini
mengakibatkan ketidak bahagiaan mereka sendiri maupun lingkungannya.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat dipahami bahwa


disiplin adalah suatu sikap patuh terhadap suatu peraturan yang dilakukan
secara sadar dan tanggungjawab yang berguna untuk mencapai
keberhasilan diri dalam hidup bermasyarakat.

Menurut Bahri (2009: 31-33) disiplin dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Disiplin pribadi, yaitu pengarahan diri ke setiap tujuan yang


diinginkan melalui latihan dan peningkatan kemampuan. Disiplin
pribadi merupakan perintah yang datang dari hati nurani disertai
kerelaan untuk melakukan disiplin.

(2) Disiplin sosial yaitu perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang
berkembang melalui kewajiban pribadi dalam hidup bermasyarakat.
Disiplin sosial berawal dari tingkat kemampuan dan kemauan
mengendalikan diri dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolah, masyarakat dan negara.

(3) Disiplin nasional yaitu kemampuan dan kemauan untuk mematuhi


semua ketentuan yang telah ditentukan oleh negara.

(4) Disiplin ilmu, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah


ditentukan sebagai ilmuwan.

(5) Disiplin tugas, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah


ditentukan oleh atasan atau kepala sekolah.

Jenis perilaku disiplin menurut Lembaga Ketahanan Nasional (1997:


14) adalah sebagai berikut:

(1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

(2) Kepatuhan dinamis artinya bukan kepatuhan yang mati

dalam mewajibkan seseorang untuk patuh.

(3) Kesadaran artinya adanya kepatuhan yang sudah

menyatu dengan hati dan perbuatan

(4) Rasional artinya kepatuhan melalui proses berpikir


(5) Sikap mental yang menyatu dalam diri, artinya kepatuhan

yang sudah dijabarkan dalam setiap perilaku dan perbuatan,


baik sebagai pribadi maupun sebagai warga yang bertanggung
jawab terhadap bangsa dan negara.

(6) Keteladanan artinya setiap orang harus dapat menjadi

teladan atau contoh yang baik bagi orang lain.

(7) Keberanian dan kejujuran artinya sikap yang tidak

mendua,yaitu sikap tegas dan lugas dalam menerapkan aturan


atau sanksi.

Menurut Bahri (2009: 27) ada tiga aspek disiplin yaitu sebagai
berikut:

(1) Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap

taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dan latihan


pengendalian pikiran dan pengendalian watak.

(2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan tingkah

laku,Pemahaman tersebut menumbuhkan atau kesadaran untuk


memahami disiplin sebagai suatu aturan yang membimbing
tingkah laku.

(3) Sikap dan tingkah laku yang secara wajar menunjukkan

kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara

cermat.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat difahami bahwa aspek-aspek


yang perlu dikembangkan untuk membentuk sikap disiplin adalah
pemahaman tentang perilaku, menumbuhkan sikap mental yang taat,
norma yang mengatur, keteguhan hati serta kesadaran untuk mematuhi
norma yang berlaku.

Hurlock (1999: 85-92) menyebutkan 4 (empat) unsur pokok yang


digunakan untuk mendidik anak agar berperilaku dengan standar dari
keluarga sosial mereka.

1. Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku oleh orang
tua, guru ataupun teman bermain. Peraturan berfungsi untuk
memperkenalkan pada anak bagaimana harus berperilaku sesuai
dengan norma yang berlaku dan melarang anak untuk berperilaku
yang tidak diinginkan oleh anggota keluarga dan masyarakat.

2. Hukuman

Hukuman diartikan sebagai suatu ganjaran yang diberikan pada


seseorang karena melakukan kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran. Hukuman digunakan supaya anak tidak mengulangi
perbuatan yang salah.

3. Penghargaan

Penghargaan yaitu setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang


baik, tidak perlu berbentuk materi tetapi dapat berupa pujian,
senyuman ataupun tepukan dipunggung. Penghargaan berfungsi
supaya anak mengetahui bahwa tindakan tersebut baik dan anak akan
termotivasi untuk belajar berperilaku yang lebih baik lagi.

4. Konsistensi

Konsistensi dapat diartikan sebagai tingkat keseragaman atau


stabilitas, yaitu suatu kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi
harus ada dalam peraturan, hukuman dan penghargaan. Tujuan dari
pada konsistensi adalah anak akan terlatih dan terbiasa dengan
segala sesuatu yang tetap sehingga mereka akan termotivasi untuk
melakukan hal yang benar dan menghindari hal yang salah.
Tu’u (2004: 48) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor disiplin,
yaitu sebagai berikut:

(1) Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin


dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya, selain itu
kesadaran diri menjadi motif kuat terwujudnya disiplin. (2) Pengikutan dan
ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan
yang mengatur individunya. (3) Alat pendidikan untuk mempengaruhi,
mengubah, membina, dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai yang ditentukan atau diajarkan. (4) Hukuman sebagai upaya
menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang
kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.

Selain itu menurut Semiawan (2009: 95) ada beberapa faktor lain
lagi yang dapat berpengaruh pada pembentukan disiplin individu yaitu:

(1) Hubungan emosional yang kualitatif dan kondusif sebagai


landasan untuk membentuk disiplin.

(2) Keteraturan yang konsisten dan berkesinambungan

dalam menjalankan berbagai aturan.

(3) Keteladanan yang berawal dari perbuatan kecil dalam

ketaatan disiplin di rumah, seperti belajar tepat waktu.

(4) Lingkungan yang berfungsi untuk pengembangan

disiplin, baik lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.

(5) Ketergantungan dan kewibawaan yang harus dimiliki

oleh setiap guru dan orang tua untuk memahami dinamisme


perkembangan anak.
2. Layanan Bimbingan Kelompok
Prayitno (1995: 178) mengungkapkan bahwa, bimbingan kelompok
adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam
kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang
dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang
bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

Layanan bimbingan kelompok merupakan cara yang efektif untuk


menghasilkan perubahan tingkah laku, sikap dan menanggulangi sikap
yang kurang baik. Teknik bimbingan kelompok ini sangat baik untuk
mengajarkan keterampilan sosial. Siswa dapat mengetahui dan
memahami apa yang siswa lakukan dan dikatakan, siswa juga dapat
mencoba dan mendapat koreksi melalui balikan dari konselor atau peserta
lain dengan segera dalam bentuk komentar atau saran. Dalam hal ini
layanan bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan
siswa di sekolah.

Sejauh ini pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling disetiap


sekolah belum dapat dilihat secara merata. Setiap sekolah memiliki
standar tersendiri yang menjadi program pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling. Proses memasyarakatkan Bimbingan dan Konseling akan
terlihat saat siswa memiliki masalah, baik itu berhubungan dengan
rendahnya sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah ataupun
dengan administrasi sekolah bahkan juga dengan prestasinya.

Pada umumnya, setiap siswa yang melakukan pelanggaran tata


tertib sekolah akan diberikan sanksi berupa poin ataupun hukuman
langsung. Jika poin pelanggaran sudah mencapai nominal tertentu, maka
siswa tersebut akan mendapatkan peringatan dan juga mendapat surat
panggilan dari guru Bimbingan dan Konseling. Siswa tersebut akan
mendapatkan layanan Bimbingan dan Konseling sesuai jenis pelanggaran
yang ia lakukan. Namun, dari proses tersebut juga ada beberapa siswa
yang masih beranggapan bahwa guru Bimbingan dan Konseling
merupakan polisi sekolah, yang hanya menangani siswa – siswi yang
melakukan pelanggaran.

Tapi, sudah merupakan tugas guru Bimbingan dan Konseling untuk


membantu siswa yang mangalami kesulitan atau masalah, agar siswa
tersebut dapat mengambil keputusan serta menemukan solusi dari
masalah yang ia hadapi. Salah satu fungsi dari guru Bimbingan dan
Konseling ialah fungsi penyembuhan, artinya disini guru Bimbingan dan
Konseling memiliki tugas untuk menangani rendahnya sikap kepatuhan
siswa terhadap tata tertib sekolah atau menyembuhkan siswa yang
melakukan pelanggaran tata tertib sekolah agar mereka sadar akan
perbuatannya yang salah sehingga tidak akan diulanginya.

Prayitno (1995:61) mengemukakan bimbingan kelompok sebagai


berikut: Bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing
kelompokkelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat dan
mandiri, dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok
terlaksana apabila topik yang dibicarakan adalah berupa topik umum.

Maksud pernyataan di atas bahwa bimbingan kelompok dapat


diartikan sebagai upaya membina kelompok siswa untuk menjadi
kelompok yang besar, kuat, dan mandiri. Kegiatan yang dilakukan melalui
kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan dalam bimbingan dan konseling. Semua peserta dalam
kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang
dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang
bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

Bimbingan kelompok dapat memberikan kemudahan bagi


pertumbuhan dan perkembangan peserta didik (anggota kelompok).
Dimana dalam bimbingan kelompok ini siswa boleh mempergunakan
interaksi kelompok untuk meningkatkan pengertian dan penerimaan nilai-
nilai, cita-cita atau tujuan, serta sikap tingkah laku yang nyata.
3. Layanan Konten
Sukardi (2003: 39) menyatakan bahwa layanan pembelajaran
dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan
kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Menurut pendapat Prayitno (2004: 2) layanan penguasaan konten
merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada individu (sendiri-sendiri
ataupun kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
melalui kegiatan belajar.
Berdasarkan kedua pendapat sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa layanan penguasaan konten adalah sebuah bentuk layanan dalam
bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu dengan tujuan
agar individu tersebut dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan dalam kehidupannya melalui proses belajar. Dengan
penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya
serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.
Komponen layanan penguasaan konten adalah konselor, individu
atau klien, dan konten yang menjadi isi layanan.
(1) Konselor
Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling, penyelenggara
layanan penguasaan konten dengan menggunakan berbagai modus
dan media layanannya. Konselor menguasai konten yang menjadi isi
layanan
penguasaan konten yang diselenggarakannya.
(2) Individu
Konselor menyelenggarakan layanan penguasaan konten
terhadap seorang atau sejumlah individu yang memerlukan
penguasaan konten yang menjadi isi layanan. Individu adalah subjek
yang menerima layanan, sedangkan konselor adalah pelaksana
layanan. Individu penerima layanan penguasaan konten dapat
merupakan peserta didik (siswa sekolah), klien yang secara khusus
memerlukan bantuan konselor, atau siapapun yang memerlukan
penguasaan konten tertentu demi pemenuhan tuntutan perkembangan
dan/ataupun kehidupannya
(3) Konten
Konten merupakan isi layanan penguasaan konten, yaitu satu unit
materi yang menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang
dikembangkan oleh konselor dan diikuti atau dijalani oleh individu
peserta layanan. Konten dalam layanan penguasaan konten dapat
diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling,
yaitu:
a) Pengembangan kehidupan pribadi.
b) Pengembangan kemampuan hubungan sosial.
c) Pengembangan kegiatan belajar.
d) Pengembangan dan perencanaan karier.
e) Pengembangan kehidupan berkeluarga.
f) Pengembangan kehidupan beragama
Layanan penguasaan konten pada umumnya diselenggarakan
secara langsung (bersifat direktif) dan tatap muka, dengan format klasikal,
kelompok atau individual

4. Teknik Modelling
Modelling merupakan salah satu teknik dalam pendekatan
behavioristik yang memandang bahwa segala tingkah laku manusia
merupakan hasil belajar dan hasil interaksi dengan lingkungan sekitar atau
dunia luar. Menurut Bandura (dalam Walgito, 2004: 175) pembentukan atau
pengubahan perilaku dilakukan melalui atau dengan observasi, dengan
model atau contoh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rangsangan
sebagai sarana untuk mempengaruhi terjadinya proses-proses kognitif
untuk membentuk perilaku disiplin.
Belajar melalui pemodelan mencakup penambahan dan pencarian
perilaku yang diamati, untuk kemudian melakukan generalisasi dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Maksudnya adalah dalam pemodelan tetap melibatkan proses
kognitif tidak hanya sekedar meniru karena juga melibatkan penyimpanan
informasi dalam bentuk simbol yang selanjutnya akan digunakan dalam
kehidupan. Sedangkan menurut Crain (2007: 303) “pengamatan
mengajarkan kita sejumlah konsekuensi yang memungkinkan dari sejumlah
tingkah laku baru-kita memperhatikan apa yang akan terjadi saat orang lain
mencobanya.
Cormier dan Cormier (dalam Abimanyu, 1996: 257-304)
mengemukakan terdapat enam macam model yang dapat digunakan untuk
membentuk perilaku seseorang, yaitu:
(1) Modelling langsung
Modelling langsung adalah prosedur yang digunakan untuk
mengajarkan tingkah laku yang hendaknya dimiliki oleh klien melalui
contoh langsung dari konselor sendiri, guru atau teman sebayanya.
(2) Model simbolik
Dalam modelling simbolis, modelnya disajikan melalui material
tertulis, rekaman video atau audio, film atau slide. Model-model
simbolis dapat dikembangkan untuk klien perorangan atau kelompok.
Suatu model simbolis dapat mengajarkan klien tingkah laku yang
sesuai, mempengaruhi sikap dan nilai-nilai. dan mengajarkan
keterampilan-keterampilan sosial melalui simbol atau gambar dari
benda aslinya.
(3) Modelling diri sendiri
Dalam prosedur diri sendiri sebagai model berarti menggunakan diri
klien sendiri sebagai model yaitu dengan melakukan tingkah laku
yang menjadi tujuan yang diinginkan.

(4) Modelling partisipan


Modelling partisipan berasumsi bahwa unjuk kerja yang sukses dari
seseorang adalah alat yang efektif untuk menghasilkan perubahan.
Pada modelling partisipan terdiri dari demonstrasi model, latihan
terpimpin dan pengalaman-pengalaman yang sukses.
(5) Modelling tertutup
Modelling tersembunyi adalah suatu prosedur dimana klien
membayangkan suatu model melakukan tingkah laku melalui
instruksi-instruksi. Prosedur modelling tersembunyi berasumsi bahwa
unjuk kerja yang sebenarnya atau simbolis oleh suatu model tidak
perlu. Sebagai gantinya klien
diarahkan untuk membayangkan seseorang mendemonstrasikan
perilaku yang diinginkan.
(6) Modelling kognitif
Modelling kognitif merupakan suatu prosedur dimana konselor
menunjukkan orang apa yang dikatakan pada diri mereka sendiri
selagi melakukan suatu tugas.

Mengacu pada keenam jenis modelling tersebut ditentukan bahwa


dalam penelitian ini menggunakan teknik modelling simbolik yaitu dengan
menggunakan film, slide dan cerita dari model perilaku yang ditentukan.
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Yogyakarta secara geografis
terletak di daerah paling selatan wilayah kota Yogyakarta, karena kurang lebih
500 meter ke arah selatan merupakan kawasan kabupaten Bantul. Lokasi
MTs Negeri 1 Yogyakarta berada di Kampung Mendungan, Kelurahan
Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Selain strategis karena tidak berada di pinggir jalan raya langsung
juga mudah diakses kendaraan umum sehingga mudah dijangkau di samping
lingkungan belajar yang tenang dan kondusif.
Adapun batas-batas lokasi MTs Negeri 1 Yogyakarta adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah selatan : berbatasan dengan SMA / SMK Berbudi dan
Kompleks Pasar Induk Buah dan Sayuran Giwangan.
2. Sebelah Timur : berbatasan dengan jalan Imogiri Timur menuju
Terminal Giwangan
3. Sebelah Utara : berbatasan dengan Jalan Kemendungan dan
Perumahan Penduduk
4. Sebelah Barat : Jalan Kampung Mendungan dan Perumahan
Penduduk

Luas tanah madrasah dikatakan cukup luas, dimana MTs Negeri 1


Yogyakarta ini dibangun di atas areal tanah seluas 6.997 m2 dan memiliki
beberapa gedung bertingkat dua lantai yang memadai dengan total luas
bangunan 2.849 m2 untuk kegiatan belajar mengajar dan juga halaman yang
cukup luas. Di dalamnya tersedia juga beberapa Gazebo, yaitu suatu fasilitas
dengan ruang-ruang terbuka sebagai alternatif tempat berkumpul dan
melakukan kegiatan santai bersama siswa-siswi lainnya.
Sejarah singkat MTs Negeri 1 Yogyakarta
Keberadaan MTs N1 Yogyakarta berdiri lembaga pendidikan yang
didirikan oleh Departemen Agama (saat ini Kementerian Agama) pada tahun
1951 dengan nama PGA Negeri Putri 6 Yogyakarta. Pendidikan Guru Agama
Islam yang merupakan Lembaga Pendidikan Islam dalam rangka menyiapkan
kebutuhan tenaga guru Agama untuk Madrasah. Setelah kebutuhan guru
tesebut tercukupi sementara lembaga pendidikan semakin diperlukan dan
berkembang mulai tahun 1978 perjalanan PGA beralih menjadi lembaga
pendidikan Islam yang dikenal dengan Madrasah .
Peralihan PGA tersebut atas dasar Hukum dari Keputusan Menteri
Agama No. 16 tahun 1978, karena PGA tersebut masa belajar siswa selama 6
tahun, maka peralihannya terbagi dalam 2 jenjang, Madraah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah. Bagi siswa kelas 1, 2 dan 3 menjadi siswa Madrasah
Tsnawiyah dan bagi siswa kelas 4,5,dan 6 menjadi siswa Madrasah Aliyah.
Pengukuhan peralihan tersebut dipertegas dengan terbitnya Surat
Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama.
Pada tanggal 2 Juni 1978, MTs Yogyakarta II dan MA Negeri
Yogyakarta II, ditetapkan sebagai Lembaga Pendidikan Islam Penerus PGAN
Putri 6 tahun. Adapun tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran keduanya
pada awalnya berlangsung di Gedung Lama di Jalan Ahmad Dahlan 130
Yogyakarta. Namun sejak tahun 1984 MTs N Yogyakarta II mulai menempati
gedung baru di Kampung Mendungan, Kelurahan Giwangan, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta dan satu kampus dengan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Yogyakarta II.
Seiring perkembangan dan kebutuhan sarana dan prasarana yang
diperlukan maka pada tahun 1994 didirikan gedung baru yang berjarah +/-
500 meter dan masih dalam satu wilayah. Dengan berbagai pertimbangan
gedung baru tersebut dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran Madrasah
Ibtidaiyah.
MTs Negeri Yogyakarta II menempati gedung baru di kampung
Mendungan yang tetap hingga sekarang. Kemudian pada tahun 2015 MTs
Yogyakarta II berubah nama menjadi MTs Negeri 1 Yogyakarta, perubahan ini
berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 312 tahun 2015 tentang
Perubahan Nama MA, MTs dan MI di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Visi, Misi, dan Nilai Mts Negeri 1 Yogyakarta


Visi Mts 1 Yogyakarta
“ Menjadi Institusi Pendidikan yang Unggul dan Terkemuka dalam ke-Islaman,
Pengetahuan dan Kreativitas ”.

Misi Mts 1 Yogyakarta


1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan Agama Islam bagi seluruh
Komponen Madrasah dalam menuju kesempurnaan iman dan Amal
sholeh.
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang intrakulikuler terutama
mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
3. Memotivasi semangat segenap komponen Madrasah untuk saling belajar,
bekerjasama dan berkreativitas dalam rangka menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif.
4. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
5. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana penyelenggaraan proses
pembelajaran terutama perpustakaan.
6. Menjadikan lembaga favorit orang tua dan siswa pada jenjang pendidikan di
bawahnya dalam melanjutkan pendidikan.
3. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI DI MTS NEGERI 1 YOGYAKARTA

KOMITE
MADRASAH KEPALA MADRASAH

KEPALA TATA
USAHA

WAKA SARPRAS WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN WAKA HUMAS

KEPALA
KEPALA LAB. TIK KEPALA LAB. IPA KOORDINATOR BK
PERPUSTAKAAN

GURU GURU GURU GURU GURU GURU

SISWA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi


B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Menurut pasal 5 tugas utama
guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Sesuai dengan pasal 6, uraian Kewajiban Guru dalam melaksanakan
tugas adalah:
1. Merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/
bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/
bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai agama dan etika; dan Memelihara dan memupuk persatuan
dan kesatuan bangsa

C. Role Model
Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk
dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya. Dalam hal ini
role model bagi penulis adalah Bapak dr. Hasto Wasdoyo, Sp.OG (K) . Beliau
adalah seorang dokter dan juga Bupati yang dapat menjadi panutan, inspirasi,dan
teladan bagi penulis.
Penulis melihat bahwa beliau adalah sosok yang paling bisa menempatkan
diri dimana, kapan, dan bagaimana situasi yang ada. Beliau adalah seorang
Bupati Kulon progo yang concern terhadap kesehatan reproduksi remaja,
kesehatan wanita dan memiliki kepedualian tinggi terhadap warga di Kulon Progo.
Beliau tetap berwibawa tanpa menghilangkan kebijaksanaanya. Beliau adalah
sosok yang ramah, bersahabat dan menjadi tempat curahan warga Kulon Progo.
Beliau memiliki inovasi bagi warga Kulon Progo dengan jargonnya Bela Beli Kulon
Progo, dengan membeli produk Kulon Progo anda membela Kulon Progo, itu
adalah salah satu bentuk nasionalisme sejati.
Kedisiplinan, kesederhanaan penampilan, kepedulian terhadap lingkungan
sekitar yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan sehari-
hari. Karena prestasinya tersebut Bapak dr. Hasto Wardoyo diusulkan menjadi
Kepala BKKBN oleh Bapak Presiden Joko Widodo.Oleh karena itu, beliau
merupakan figur yang cocok untuk penulis jadikan role model.
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan

Nilai ANEKA

Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara ( ASN ) sebagai


pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa, maka di perlukan ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas
yang berkarakter ANEKA, Karakter ANEKA mempunyai nilai dasar PNS yang
meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi sering ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan instansi-instansi
pemerintah, setiap pendidikan latihan dasar diwajibkan untuk menyusun daftar
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan ketika kembali ke tempat tugas.
Berdasarkan isu yang terpilih, maka dirancang kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:

Tabel 4.1. Kegiatan yang akan Dilakukan dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan

Unit Kerja MTs Negeri 1 Yogyakarta


1. Pemahaman terhadap alur penanganan siswa masih
belum jelas.
2. BK tidak masuk kelas mengajar sehingga kurang
Identifikasi Isu memahami kebutuhan.
3. Ruang representatif untuk melakukan konseling karena
tidak memiliki ruang konseling dan masih kurangnya
mebelair
4. Kurangnya kemampuan menguasai IT bagi guru BK
5. Setiap pagi masih ada siswa yang datangnya terlambat
ke sekolah
6. Penyalahgunaan HP/ smartphone pada siswa
7. Kurang tertibnya siswa dalam menaati aturan sekolah
terutama dalam hal berseragam
8. Kurangnya nilai-nilai kesopanan dan etika berbicara
siswa terhadap guru.
Isu Yang diangkat 1. Kurang tertibnya siswa dalam menaati aturan sekolah
terutama dalam hal berseragam
2. Setiap pagi masih ada siswa yang datangnya terlambat
ke sekolah
Judul Upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata
tertib melalui Need Assessmen, Bimbingan kelompok, dan
Layanan Konten pada siswa kelas IXX MTS N 1 Yogyakarta
Keterkaitan dengan 1. Pelayanan Publik
substansi mata 2. Whole of Goverment
pelatihan 3. Manajemen ASN
4. Akuntabilitas
5. Nasionalisme
6. Etika Publik
7. Komitmen Mutu
8. Anti Korupsi
Gagasan 1. Berkoordinasi dengan mentor terkait isu aktual di sekolah
Penyelesaian Isu 2. Berkonsultasi dengan couch dari widyaiswara
3. Membuat rencana pelaksanaan layanan yang sesuai
dengan permasalahan
4. Melakukan identifikasi permasalahan untuk dijadikan
angket
5. Melakukan need assessmen pada siswa terkait
kedisiplinan
6. Mencari data siswa yang melakukan tindakan tidak
disiplin
7. Melakukan bimbingan kelompok pada siswa kelas IX
8. Memilih teknik konseling yang sesuai dengan
pemecahan masalah
9. Membuat Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)
10. Melaksanakan Bimbingan kelompok dengan teknik
Modelling dan Bimbingan klasikal dengan layanan
konten
11. Melakukan evaluasi hasil implementasi
Tabel 4.2 Identifikasi Isu Berdasarkan Sumber Isu, Aktor yang Terlibat, Peran
dari Setiap Aktor, serta Keterkaitan Isu dengan Mata Pelatihan Baik Secara
Langsung Maupun Tidak Langsung

No Isu Terpilih Mata Gagasn-gagasan Sumb Aktor Peran setiap


Pelatihaa kreatif / er isu yang aktor
n terkait Kegiatan- terlibat
kegiatan
Rendahnya 1. Akunta 1. Melakukan MTs N 1. Kepala 1. Mentor
disiplin pada bilitas koordinasi dan 1 Yk Madrasah Memberi
siswa MTs N 1 2. Nasion konsultasi dg (Mentor) arahan & bimb.
Yogyakarta alisme mentor 2. Peserta 2. Peserta
3. Etika Latsar Latsar
1 Publik 2. Menyampaikan menyampaikan
4. Komitm paparan program rancangan dan
en mutu dalam membangun
5. Anti pemecahan komunikasi yg
Korupsi masalah baik dg Mentor
6. Manaje 3. Peserta
men ASN latsar
7. Pelaya tanggungjawab bertanggungja
nan wab terhadap
Publik arahan mentor
8. Whole untuk
of direalisasikan
Goverme Menyusun 1. Kepala 1. Peserta
nt Program sesuai Madrasah latsar
arahan mentor (Mentor) menyusun
(menghargai) 2. Peserta Renncana
Latsar Layanan
sesuai atahan
mentor
2. Mentor
memberi
Mencatat hasil Peserta Mencatat /
konsultasi latsar mendokument
asikan semua
yag di
sampaikn
mentor
Pembuatan materi Peserta 1. Peserta
assessmen Latsar latsar
membuat need
assessmen
dengan google
form
Melaksnakan 1. Peserta 1. Guru mjd
Layanan latsar fasilitator siswa
Bimbingan 2. siswa yg membuat
Kelompok dinamika
kelompok
2. Siswa
melakukan
bimb.
Kelompok dg
membuat
dinamika
kelompok

Melaksanakan 1. Peserta 1. Pesert latsar


Bimbingan latsar memberikan
klasikal dengan materi kepada
layanan Konten 2. Siswa siswa
2. Siswa
menerima
materi
kedisiplinan
mereka
Pembuatan 1. Peserta Peserta latsar
Videoscibe latsar membuat video
scribe sebagai
bahan ajar
Melaksanakan 1. Peserta 1. Peserta
diskusi kelompok Latsar latsar
dengan metode 2. Siswa memfasilitasi
modelling siswa untuk
berkelompok
melihat
videoscribe
lalu
mendiskusikan
dengan teman
kelompoknnya
2. Siswa
mengikuti
arahan dari
guru,
menciptakan
dinamika
kelompok
Evaluasi 1. Mentor 1. Mentor
2. Peserta Melihat
Latsar kesesuaian
3. Siswa antara
rancangan
dengan
pelaksanaan di
saat habituasi
2. Peserta
latsar
mengevaluasi
diri sendiri
mengenai
kegiatan yang
telah
dilaksanakan
3. Siswa
melihat
perubahan
yang terjadi
selama adanya
treatmen
diharapkan
setelah
ditreatmen ada
peningkatan
kedisiplinan
siswa

Setelah identifikasi isu dirinci berdasarkan sumber isu, aktor yang


terlibat, peran dari setiap aktor, serta keterkaitan isu dengan mata pelatihan baik
secara langsung maupun tidak langsung, selanjutnya pada tabel di bawah ini akan
dijabarkan lagi rancangan aktualialisasi dengan lebih rinci, antara lain dengan
membuat rencana kegiatan yang terdapat pada masing-masing isu, kegiatan,
tahapan kegiatan, output/hasil, keterkaitan substansi mata pelatihan, kontribusi
terhadap visi-misi organisasi, dan penguatan nilai-nilai organisasi.
4.3 Tabel Rancangan aktualisasi

Unit Kerja : MTs NEGERI 1 YOGYAKARTA


Identifikasi Isu : Adanya siswa yang terlambat datang, adanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah, kurang
sopan dan santun dalam berbicara dengan guru, siswa terlambat masuk kelas mengikuti pelajaran
Isu yang Diangkat : Rendahnya Kedisiplinan Siswa Dalam Menaati Tata Tertib di MTS N 1 Yogyakarta
Gagasan Pemecahan Isu : Mengembangkan beberapa variasi media layanan Bimbingan Kelompok dan Layanan Kontent

Kontribusi
Tahapan Konstribusi Kegiatan
Output / Keterkaitan Substansi Pencapaian
No Kegiatan Kegiatan Terhadap Pencapaian
Hasil Kegiatan Mata Pelatihan Penguatan Nilai
Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membangun Kepala Madrasah Akuntabilitas
1. Melakukan Saya menjalankan Dengan terjalinnya
komunikasi menyetujui rencana Melaksanakan
konsultasi dan tupoksi yang berkaitan komunikasi yang baik
dan meminta kegiatan layanan tanggungjawab sebagai
koordinasi dengan dengan manajerial saya akan
izin kepada Bimbingan dan bagian dari unit kerja
Kepala Madrasah ( perencanaan sesuai mewujudkan
kepala sekolah Konseling.
Mentor) dengan misi madrasah
ASN yang memiliki
nomor 3 ( Memotivasi
akuntabilitas,
2. Menyampaikan Saat berkomunikasi Nasionalisme
semangat segenap
nasionalisme, etika
paparan dan sikap saat Berkonsultasi dan
komponen madrasah
publik, komitmen mutu
program berhadapan dengan bermusyawarah dengan
pemecahan mentor harus atasan tentang program untuk saling belajar, dan anti-korupsi.
masalah dilakukan dengan tersebut kerjasama, dan
sikap hormat dan berkreativitas dalam
sopan. rangka menciptakan
3. Menyusun Melakukan koordinasi Etika Publik lingk. Pembelajaran
program dan saling Terjalinnya komunikasi yang kondusif)
sesuai arahan menghargai yang baik terhadap kepala
pendapat melalui sekolah dan guru yang
kegiatan konsultasi berada di instansi, guru
serta bertanggung menyampaikan paparan
jawab dan partisipatif program dengan bahasa
terhadap yang sopan.
kegiatan yang akan
dilakukan.
Komitmen mutu
Dokumentasi berupa
foto. Efektif dan efisien dalam
menyampaikan program
4. Mencatat hasil Keberanian dalam
konsultasi menyampaikan
rencana kegiatan Anti Korupsi
kepada mentor dan Berani menyampaikan
Catatan hasil pendapat tentang
koordinasi dan program yang akan
dokumentasi berupa disusun
foto kegiatan

2. Pembuatan Media Komitmen mutu Saya membuat Melalui penerapan nilai


a. Menyusun Berinovasi dalam
Layanan BK Membuat inovasi untuk Rencana Pelaksanaan nilai dasar ASN (ANEKA)
rencana mengembangkan
berbasis meningkatkan pelayanan Layanan dengan dalam kegiatan ini, akan
pelaksanaan materi dan
mampu meningkatkan
smartphone menyesuaikan dengan
layanan. menentukan langkah- nilai integritas, kreatif,
dengan need visi misi madrasah
langkah inovatif,
assessmen via Tanggungjawab yang ke-3 (Memotivasi
pembelajaran yang inisiatif,pembelajaran,
google form Melaksanakan tugas semangat segenap
efektif dan efisien terlibat aktif, dan tanpa
dengan sungguh-sungguh komponen madrasah pamrih sebagai ASN
untuk mencapai
untuk saling belajar, tenaga pendidik.
tujuan pembelajaran
kerjasama, dan
Melaksanakan need berkreativitas dalam
b. Pembuatan
need assessmen kepada rangka menciptakan
assessmen via
siswa secara online. lingk. Pembelajaran
google form Akuntabilitas
yang kondusif)
Assessmen seccara
Asessmen yang telah terbuka dan transparan
c. Pengambilan
diisi dianalisis oleh
Data kepada
siswa guru BK didasarkan
Kebutuhan masalah
siswa
d. Analisis hasil
asessmen Melaporkan apa yang Anti Korupsi
masalah
sudah dikerjakan

Etika Publik
Hasil assessmen
e. Tindak lanjut
dijadikan dasar untuk
melakukan bimbingan
konseling selanjutnya

Berinovasi dalam Akuntabilitas Melalui penerapan nilai


3 Pembuatan Media Saya membuat
a. Menyusun
mengembangkan Melaksanakan
Layanan BK Rencana Pelaksanaan nilai dasar ASN (ANEKA)
rencana
materi dan tanggungjawab sebagai dalam kegiatan ini, akan
berbasis Layanan dengan
pelaksanaan
menentukan langkah- bagian dari unit kerja mampu meningkatkan
smartphone menyesuaikan dengan
layanan. nilai kreatif, inovatif,
langkah
dengan videosribe visi misi madrasah
pembelajaran yang ,pembelajaran, terlibat
yang ke-3 (Memotivasi
aktif, dan tanpa pamrih
efektif dan efisien Nasionalisme
semangat segenap
b. Pembuatan sebagai ASN tenaga
untuk mencapai Berkonsultasi dan
komponen madrasah pendidik
video scribe
tujuan pembelajaran bermusyawarah dengan
untuk saling belajar,
atasan tentang program
kerjasama, dan
c. Penyampaian
Tanggungjawab tersebut
berkreativitas dalam
kepada siswa
Menyampaikan
rangka menciptakan
materi kedisiplinan lingk. Pembelajaran
d. Evaluasi dan kepada siswa melalui Etika Publik yang kondusif)
tindak lanjut videoscribe Terjalinnya komunikasi
yang baik terhadap kepala
sekolah dan guru yang
berada di instansi, guru
menyampaikan paparan
program dengan bahasa
yang sopan.

Komitmen mutu
Efektif dan efisien dalam
menyampaikan program

Anti Korupsi
Berani menyampaikan
pendapat tentang

program yang akan disusun


Pemberian a. Menyusun Akuntabilitas Melalui penerapan nilai
4 Pada saat Saya membuat
Layanan rencana Melaksanakan
pembentukan Rencana Pelaksanaan nilai dasar ASN (ANEKA)
Bimbingan pelaksanaan tanggungjawab sebagai dalam kegiatan ini, akan
kelompok akan muncul Layanan dengan
Kelompok layanan. sikap-sikap mandiri, bagian dari unit kerja menyesuaikan dengan mampu meningkatkan
jujur, empati, berani visi misi madrasah nilai integritas, kreatif,

b. Pembuatan mengungkapkan yang ke-3 (Memotivasi inovatif,


inisiatif,pembelajaran,
kelompok di pendapat, Nasionalisme semangat segenap
terlibat aktif, dan tanpa
kelas menghargai Berkonsultasi dan komponen madrasah
pamrih sebagai ASN
- tahap pendapat orang lain, bermusyawarah dengan untuk saling belajar,
tenaga pendidik.
Pembentukan dan komunikasi yang atasan tentang program kerjasama, dan
- tahap Peralihan/ efektif dua arah tersebut berkreativitas dalam
Penjajagan rangka menciptakan
- tahap kegiatan lingk. Pembelajaran
bimbingan Etika Publik yang kondusif)
kelompok Terjalinnya komunikasi
- tahap penilaian / yang baik terhadap kepala
tindak lanjut sekolah dan guru yang
berada di instansi, guru
c. Diskusi dan menyampaikan paparan
brainstorming program dengan bahasa
yang sopan.
d. Dinamika
kelompok Komitmen mutu
Efektif dan efisien dalam
e. Evaluasi dan menyampaikan program
tindak lanjut

Anti Korupsi
Berani menyampaikan
pendapat tentang

program yang akan disusun

a. Masuk ke kelas Guru memiliki Akuntabilitas


5 Pemberian Berkontribusi dalam Melalui penerapan nilai
tepat waktu tanggung jawab dalam
melaksanakan Melaksanakan menciptakan iklim belajar nilai dasar ASN (ANEKA)
Layanan kontent
b. Mengucapkan tugasnya dan memiliki tanggungjawab sebagai
kepada siswa mengajar yang sehat dan dalam kegiatan ini, akan
salam, menyapa, target yang jelas dalam
dan mengecek pembelajaran bagian dari unit kerja meningkatkan budi mampu meningkatkan
dengan modelling kehadiran siswa a. Guru memasuki
pekerti siswa, nilai integritas, kreatif,
kelas
b. Daftar kehadiran meningkatkan nilai inovatif,
c. Membimbing siswa.
akademis dan non inisiatif,pembelajaran,
siswa berdoa Menanamkan nilai
sopan kepada siswa akademis serta terlibat aktif, dan tanpa
melalui senyum sapa Nasionalisme
meningkatkan pamrih sebagai ASN
d. Kegiatan salam dan Berkonsultasi dan
apersepsi berintegritas tinggi profesionalisme guru tenaga pendidik.
dalam melaksanakan bermusyawarah dengan
dalam melayani
e. Penyampaian tugas
tujuan c. Siswa berdoa atasan tentang program kebutuhan siswa
Menanamkan nilai tersebut
religius dan bersikap
adil kepada seluruh
f. Kegiatan inti
(pembagian
kelompok, Siswa mengerti tujuan Etika Publik
penyajian materi, pembelajaran Terjalinnya komunikasi
kerja tim, kuis, Menjelaskan proses
penghargaan kegiatan pembelajaran yang baik terhadap kepala
prestasi) pada siswa
sekolah dan guru yang
berada di instansi, guru
Siswa terbentuk
menjadi beberapa menyampaikan paparan
kelompok.
pembentukan kelompok program dengan bahasa
heterogen yang telah yang sopan.
ditentukan oleh
guru.Setiap kelompok
beranggotakan 4-5
siswa yang terdiri dari Komitmen mutu
siswa yang Efektif dan efisien dalam
berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah.Bila menyampaikan program
memungkinkan harus
diperhitungkan juga
latar belakang, ras
dan sukunya.
Dengan menggunakan Anti Korupsi
Prinsip Super hero
Berani menyampaikan
maka pemberian nama
kelompok pendapat tentang
menggunakan nama
pahlawan-pahlawan program yang akan disusun
Indonesia.
Dalam pembelajaran
guru menggunakan
kalimat yang mudah
dipahami dan santun
Guru senantiasa
berinovasi dalam
melakukan proses
pembelajaran dengan
mengacu pada rencana
pelaksanaan
pembelajaran dan
Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu
yang telah ditetapkan
pada RPP.
Instrument pengamatan
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
4.4 Jadwal Rancangan Aktualisasi
NO KEGIATAN SEPTEMBER BUKTI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 30 31

1 Melakukan Konsultasi FOTO


dan koordinasi
2 Membuat rencana PRINT
pelaksanaan layanan OUT RPL
3 Membuat pembuatan Videoscri
media bahan ajar be,
Assessme
n,
4 Pelaksanaan Layanan Video,
1 Foto,
daftar
hadir
5 Pelaksanaan Layanan Video,
2 Foto,
daftar
hadir
6 Pelaksanaan Layanan Video,
3 Foto,
daftar
hadir
7 Pelaksanaan Layanan Video,
4 Foto,
daftar
hadir
8 Evaluasi portofolio
9 Tindak Lanjut potofolio
10 Laporan portofolio
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Dalam pelaksanaan 5 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA,


terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala
sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal
atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-
kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi
kendala tersebut, dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi
kendala tersebut. Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
i.
Tabel 4.5. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

No Kegiatan Kendala Antisipasi dan Strategi menghadapi


kendala
1. Melakukan Sulit bertemu kepala Melakukan janjian untuk konsultasi
konsultasi dengan sekolah dikarenakan,
mentor sering Dinas keluar

2. Pembuatan Kesulitan membuat Konsultasi dengan teman sejawat


Perangkat Ajar RPL kurikulum 2013 atau guru senior atau belajar dari
internet
3. Membuat media/ alat Kesulitan mencari Melakukan koordinasi dengan siswa
peraga pembelajaran bahan untuk untuk membantu menyediakan
pembuatan alat peralatan
peraga
4. Pembuatan Kesulitan pembuatan Konsultasi dengan teman sejawat
instrumen instrument keaktifan atau guru senior atau belajar dari
pengamatan siswa internet

5 Pelaksanaan Belum adanya jadwal Melakukan koordinasi dengan bagian


Layanan 1 kegiatan layanan kurikulum, guru mata pelajaran dan
wali kelas
6 Pelaksanaan Belum adanya jadwal Melakukan koordinasi dengan bagian
layanan 2 kegiatan layanan kurikulum, guru mata pelajaran dan
wali kelas
7 Pelaksanaan Belum adanya jadwal Melakukan koordinasi dengan bagian
layanan 3 kegiatan layanan kurikulum, guru mata pelajaran dan
wali kelas
8 Pelaksanaan Kegiatan tidak Pembelajaran disesuaikan dengan
layanan 4 selesai tepat waktu alokasi waktu

9 Evaluasi Kegiatan tidak Melakukan manajemen waktu yang


selesai tepat waktu baik

10 Tindak lanjut Kegiatan tidak Melakukan manajemen waktu yang


selesai tepat waktu baik

11 Laporan Kegiatan tidak Melakukan manajemen waktu yang


selesai tepat waktu baik
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil


Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia
saat ini. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, terdapat
3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa. Terdapat beberapa nilai-nilai dasar yang
harus dikuasai ASN. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kelima nilai-nilai
dasar tersebut harus dimiliki oleh ASN yang profesional.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pendidikan.
Dalam upaya peningkatan manajemen ASN di sekolah khususnya Upaya
Meningkatkan Kedisiplinan siswa melalui Layanan Bimbingan Kelompok dan
Layanan Kontendi MTs Negeri 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2019/2020,
guru menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang
diimplementasikan pada 5 rancangan kegiatan aktualisasi, yang dalam
penerapannya diharapkan dapat Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dalam
Menaati Rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu perwujudan
nyata nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas yang diperoleh oleh
penulis selama mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan II. Begitu juga dalam menjalankan aktualisasi dan habituasi, selain
mendasari pelaksanaan tugas pokok, nilai-nilai dasar ini juga senatiasa
diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka mendukung visi misi dan tujuan
MTs Negeri 1 Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III :
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III : Nasionalisme.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Msodul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II : Etika
Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III dan III : Anti
Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen Aparatur
Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of Goverment.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Permen PAN RB No 16 Tahun 2009. Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya :
MenPAN RB

Mencantumkan :

Modul : Manajemen ASN

Modul Yanlik

WoG

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta : Ghalia
Indonesia

Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan, Peserta Didik, Bandung, Pustaka Setia 2006.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irawaty, S.Psi


Tempat, Tanggal Lahir : Kulon Progo, 19 Februari 1984
Status : Menikah
Pendidikan : S1 Psikologi
NIP : 19840219 201903 2 007
Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling Ahli Pertama
Unit Kerja : MTs Negeri 1 Yogyakarta
Alamat Unit Kerja : Jl. Mendungan Giwangan, Umbulharjo
Alamat Rumah : Kaliagung, Pengasih, Kulon Progo
No HP : 085329321001
Email : irawaty.pangarsa @gmail.com

Anda mungkin juga menyukai