Disusun oleh:
Nama : Irawaty, S.Psi
NIP : 19840219 201903 2 007
Golongan/Angkatan : III/ 2
No. Presensi : 12
Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling
Unit Kerja : MTs Negeri 1 Yogyakarta
Coach : Hj. Nursangadah, S.Pd, M.Si
Mentor : Agus Suryanto, S.Ag. M.PdI.
Disusun oleh :
Nama : Irawaty, S.Psi
NIP : 19840219 201903 2 007
Coach, Mentor,
Irawaty, S.Psi
NIP.19840219 201903 2 007
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Penguji,
Penulis
Irawaty, S.Psi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Isu ..................................................................... 4
C. Dampak Jika Isu tidak Diselesaikan ................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................. 9
E. Tujuan................................................................................. 9
F. Manfaat............................................................................... 10
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………. .. 59
DAFTAR TABEL
5. Setiap pagi pasti Pelayanan Dalam 1 hari pasti ada Siswa lebih tertib
ada siswa yang Publik lebih dari 5 siswa dalam bernagkat ke
terlambat datang ke datang terlambat sekolah, datang
sekolah sebelum jam 07.00
Ada beberapa siswa
yang dalam 1 minggu
bisa terlambat lebih
dari 2 kali
WoG
Keterangan :
Kriteria A (Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak)
(+) : Memenuhi Kriteria
(-) : Tidak Memenuhi Kriteria
Kriteria B (Urgency, Seriousness, Growth)
Urgency(Mendesak)
Dari dua isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling prioritas
yakni “Rendahnya kedisiplinan siswa dalam mentaati aturan di MTs Negeri 1
Yogyakarta”
D. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui
habituasi adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan kedisiplinan siswa dengan layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas IX MTs N 1 Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2019/2020?
2. Bagaimana keterkaitan Nilai Dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan yang
dilakukan selama aktualisasi dan habituasi?
3. Bagaimana keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi terhadap hasil
kegiatan dari isu yang diangkat?
E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kedisplinan siswa dengan menggunakan layanan
Bimbingan Kelompok pada siswa kelas IX MTs N 1 Yogyakarta
2019/2020.
2. Untuk mengetahui keterkaitan nilai dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan
yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
terhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
F. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan
serta menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Bagi Siswa
Membantu siswa menemukan sumber permasalahan, menganalisis
permasalahan yang dialami dan akhirnya siswa bisa menemukan sendiri
jawaban penyelesaian permasalahan yang dialaminya melalui
bimbingan kelompok dan materi yang disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
4. Masyarakat
Membantu menciptakan masyarakat yang tertib, aman, damai
dan tentram.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang
baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen
mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas
apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan
iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan
kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayananpublik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayananpublik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayananpublik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan,prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yangdiselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakanantara satu warga negara dengan warga negarayang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelaya npublik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warganegara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untukmendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepadamasyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanyasecara formal kepada atasan
akan tetapiyang lebih penting harus dipertanggungjawabkan
secaraterbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan
bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai
berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
Dialog atau pertukaran informasi;
Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
Joint working, atau kolaborasi sementara;
Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
(2) Disiplin sosial yaitu perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang
berkembang melalui kewajiban pribadi dalam hidup bermasyarakat.
Disiplin sosial berawal dari tingkat kemampuan dan kemauan
mengendalikan diri dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolah, masyarakat dan negara.
Menurut Bahri (2009: 27) ada tiga aspek disiplin yaitu sebagai
berikut:
cermat.
1. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku oleh orang
tua, guru ataupun teman bermain. Peraturan berfungsi untuk
memperkenalkan pada anak bagaimana harus berperilaku sesuai
dengan norma yang berlaku dan melarang anak untuk berperilaku
yang tidak diinginkan oleh anggota keluarga dan masyarakat.
2. Hukuman
3. Penghargaan
4. Konsistensi
Selain itu menurut Semiawan (2009: 95) ada beberapa faktor lain
lagi yang dapat berpengaruh pada pembentukan disiplin individu yaitu:
4. Teknik Modelling
Modelling merupakan salah satu teknik dalam pendekatan
behavioristik yang memandang bahwa segala tingkah laku manusia
merupakan hasil belajar dan hasil interaksi dengan lingkungan sekitar atau
dunia luar. Menurut Bandura (dalam Walgito, 2004: 175) pembentukan atau
pengubahan perilaku dilakukan melalui atau dengan observasi, dengan
model atau contoh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rangsangan
sebagai sarana untuk mempengaruhi terjadinya proses-proses kognitif
untuk membentuk perilaku disiplin.
Belajar melalui pemodelan mencakup penambahan dan pencarian
perilaku yang diamati, untuk kemudian melakukan generalisasi dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Maksudnya adalah dalam pemodelan tetap melibatkan proses
kognitif tidak hanya sekedar meniru karena juga melibatkan penyimpanan
informasi dalam bentuk simbol yang selanjutnya akan digunakan dalam
kehidupan. Sedangkan menurut Crain (2007: 303) “pengamatan
mengajarkan kita sejumlah konsekuensi yang memungkinkan dari sejumlah
tingkah laku baru-kita memperhatikan apa yang akan terjadi saat orang lain
mencobanya.
Cormier dan Cormier (dalam Abimanyu, 1996: 257-304)
mengemukakan terdapat enam macam model yang dapat digunakan untuk
membentuk perilaku seseorang, yaitu:
(1) Modelling langsung
Modelling langsung adalah prosedur yang digunakan untuk
mengajarkan tingkah laku yang hendaknya dimiliki oleh klien melalui
contoh langsung dari konselor sendiri, guru atau teman sebayanya.
(2) Model simbolik
Dalam modelling simbolis, modelnya disajikan melalui material
tertulis, rekaman video atau audio, film atau slide. Model-model
simbolis dapat dikembangkan untuk klien perorangan atau kelompok.
Suatu model simbolis dapat mengajarkan klien tingkah laku yang
sesuai, mempengaruhi sikap dan nilai-nilai. dan mengajarkan
keterampilan-keterampilan sosial melalui simbol atau gambar dari
benda aslinya.
(3) Modelling diri sendiri
Dalam prosedur diri sendiri sebagai model berarti menggunakan diri
klien sendiri sebagai model yaitu dengan melakukan tingkah laku
yang menjadi tujuan yang diinginkan.
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Yogyakarta secara geografis
terletak di daerah paling selatan wilayah kota Yogyakarta, karena kurang lebih
500 meter ke arah selatan merupakan kawasan kabupaten Bantul. Lokasi
MTs Negeri 1 Yogyakarta berada di Kampung Mendungan, Kelurahan
Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Selain strategis karena tidak berada di pinggir jalan raya langsung
juga mudah diakses kendaraan umum sehingga mudah dijangkau di samping
lingkungan belajar yang tenang dan kondusif.
Adapun batas-batas lokasi MTs Negeri 1 Yogyakarta adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah selatan : berbatasan dengan SMA / SMK Berbudi dan
Kompleks Pasar Induk Buah dan Sayuran Giwangan.
2. Sebelah Timur : berbatasan dengan jalan Imogiri Timur menuju
Terminal Giwangan
3. Sebelah Utara : berbatasan dengan Jalan Kemendungan dan
Perumahan Penduduk
4. Sebelah Barat : Jalan Kampung Mendungan dan Perumahan
Penduduk
KOMITE
MADRASAH KEPALA MADRASAH
KEPALA TATA
USAHA
KEPALA
KEPALA LAB. TIK KEPALA LAB. IPA KOORDINATOR BK
PERPUSTAKAAN
SISWA
C. Role Model
Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk
dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya. Dalam hal ini
role model bagi penulis adalah Bapak dr. Hasto Wasdoyo, Sp.OG (K) . Beliau
adalah seorang dokter dan juga Bupati yang dapat menjadi panutan, inspirasi,dan
teladan bagi penulis.
Penulis melihat bahwa beliau adalah sosok yang paling bisa menempatkan
diri dimana, kapan, dan bagaimana situasi yang ada. Beliau adalah seorang
Bupati Kulon progo yang concern terhadap kesehatan reproduksi remaja,
kesehatan wanita dan memiliki kepedualian tinggi terhadap warga di Kulon Progo.
Beliau tetap berwibawa tanpa menghilangkan kebijaksanaanya. Beliau adalah
sosok yang ramah, bersahabat dan menjadi tempat curahan warga Kulon Progo.
Beliau memiliki inovasi bagi warga Kulon Progo dengan jargonnya Bela Beli Kulon
Progo, dengan membeli produk Kulon Progo anda membela Kulon Progo, itu
adalah salah satu bentuk nasionalisme sejati.
Kedisiplinan, kesederhanaan penampilan, kepedulian terhadap lingkungan
sekitar yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan sehari-
hari. Karena prestasinya tersebut Bapak dr. Hasto Wardoyo diusulkan menjadi
Kepala BKKBN oleh Bapak Presiden Joko Widodo.Oleh karena itu, beliau
merupakan figur yang cocok untuk penulis jadikan role model.
BAB IV
Nilai ANEKA
Kontribusi
Tahapan Konstribusi Kegiatan
Output / Keterkaitan Substansi Pencapaian
No Kegiatan Kegiatan Terhadap Pencapaian
Hasil Kegiatan Mata Pelatihan Penguatan Nilai
Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membangun Kepala Madrasah Akuntabilitas
1. Melakukan Saya menjalankan Dengan terjalinnya
komunikasi menyetujui rencana Melaksanakan
konsultasi dan tupoksi yang berkaitan komunikasi yang baik
dan meminta kegiatan layanan tanggungjawab sebagai
koordinasi dengan dengan manajerial saya akan
izin kepada Bimbingan dan bagian dari unit kerja
Kepala Madrasah ( perencanaan sesuai mewujudkan
kepala sekolah Konseling.
Mentor) dengan misi madrasah
ASN yang memiliki
nomor 3 ( Memotivasi
akuntabilitas,
2. Menyampaikan Saat berkomunikasi Nasionalisme
semangat segenap
nasionalisme, etika
paparan dan sikap saat Berkonsultasi dan
komponen madrasah
publik, komitmen mutu
program berhadapan dengan bermusyawarah dengan
pemecahan mentor harus atasan tentang program untuk saling belajar, dan anti-korupsi.
masalah dilakukan dengan tersebut kerjasama, dan
sikap hormat dan berkreativitas dalam
sopan. rangka menciptakan
3. Menyusun Melakukan koordinasi Etika Publik lingk. Pembelajaran
program dan saling Terjalinnya komunikasi yang kondusif)
sesuai arahan menghargai yang baik terhadap kepala
pendapat melalui sekolah dan guru yang
kegiatan konsultasi berada di instansi, guru
serta bertanggung menyampaikan paparan
jawab dan partisipatif program dengan bahasa
terhadap yang sopan.
kegiatan yang akan
dilakukan.
Komitmen mutu
Dokumentasi berupa
foto. Efektif dan efisien dalam
menyampaikan program
4. Mencatat hasil Keberanian dalam
konsultasi menyampaikan
rencana kegiatan Anti Korupsi
kepada mentor dan Berani menyampaikan
Catatan hasil pendapat tentang
koordinasi dan program yang akan
dokumentasi berupa disusun
foto kegiatan
Etika Publik
Hasil assessmen
e. Tindak lanjut
dijadikan dasar untuk
melakukan bimbingan
konseling selanjutnya
Komitmen mutu
Efektif dan efisien dalam
menyampaikan program
Anti Korupsi
Berani menyampaikan
pendapat tentang
Anti Korupsi
Berani menyampaikan
pendapat tentang
A. Simpulan
Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III :
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III : Nasionalisme.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Msodul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II : Etika
Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III dan III : Anti
Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen Aparatur
Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of Goverment.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Permen PAN RB No 16 Tahun 2009. Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya :
MenPAN RB
Mencantumkan :
Modul Yanlik
WoG
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta : Ghalia
Indonesia
Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan, Peserta Didik, Bandung, Pustaka Setia 2006.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP