PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Aspirasi vakum atau ‘suction aspiration’ adalah tehnik aspirasi untuk
mengeluarkan isi uterus melalui servik,merupakan salah satu cara efektif
untuk pengobatan abortus inkomplit untuk usia gestasi ≤ 15 minggu.
Pembersihan dilakukan dengan menghisap sisa konsepsi dari kavum uteri
dengan tekanan negatif (vakum). Pengatur katup di depan tabung
menyalurkan tekanan negatif sekitar satu atmosfer atau 26 inci/660 mmHg.
Tekanan negatif atau vakum tersebut akan menarik massa kehamilan melalui
kanula kedalam tabung penghisap.1,2,3
2
Gambar 1. Aspirasi Vakum Manual
2.2 Indikasi
3
saja, perdarahan rahim disfungsional/ menometroaghia dan penegakan
diagnosa suatu penyakit sepertui mioma uteri, kanker endometrium).1,2
Aspirasi vakum manual lebih aman, lebih sederhana, dan lebih murah
bila dibandingkan tindakan lain yang dilakukan untuk mengosongkan uterus,
seperti aspirasi vakum yang menggunakan mesin. Tindakan dapat dilakukan
tanpa anestesi dan secara poliklinis tanpa rawat inap. Tindakan AVM ini
dapat dikerjakan oleh dokter, bidan, dan tidak perlu seorang ahli obstetri
ginekologi. Dengan catatan setiap tenaga medis atau paramedis yang akan
melakukan AVM mengerti betul akan prosedur dan tahu bagaimana cara
pencegahan infeksi. AVM tidak memerlukan tenaga listrik sehingga dapat
digunakan di tempat terpencil sekalipun.1,2
4
Prosedur tindakan aspirasi vakum manual 4,5
Persiapan alat :
5
2. Cara kerja alat
6
4. Sterilisasi alat
7
Prosedur tindakan : 5,6
6. Masukkan spekulum.
8
7. Masukkan kassa steril dengan bantuan ring forcep atau swab panjang ke
dalam antiseptik. Gunakan kassa atau swab untuk membersihkan leher
rahim.
8. Minta wanita untuk rileks dan tarik nafas dalam-dalam. Ketika wanita
sudah siap pegang serviks dengan tenakulum atau ring forcep. Tutup
tenakulum dan tarik sedikit untuk meluruskan rahim. Hal ini bisa sangat
tidak nyaman bagi wanita, jadi lakukan dengan perlahan dan jelaskan apa
yang kita lakukan.
9
10. Pilih kanul. Ukuran kanul bermacam-macam, semakin besar rahim
seorang wanita semakin besar kanul yang harus digunakan.
14. Pegang tabung suntuk dengan satu tangan dan kanul dengan tangan
lainnya. Pasang jarum suntik pada kanul dengan menarik sedikit kanul
ke tabung suntuk. Pastikan jangan sampai kanul terdorong ke dalam
rahim. Mendorong terlalu jauh akan melukai rahim.
11
15. Jepit tombol pada jarum suntik kearah pemeriksa untuk membuka
katup. Tombol akan mengeluarkan suara klik. Cairan berbusa, berbuih,
darah dan jaringan akan mengalir dari rahim ke dalam tabung suntik.
Darah juga bisa keluar ke dalam vagina.
12
17. Terus bergerak dan putar jarum suntuk sampai rahim kosong. Biasanya
dibutuhkan waktu kurang lebih 5 menit untuk mengosongkan rahim.
Berikut adalah tanda-tanda bahwa rahim telah kosong :
Hanya ada busa bewarna merah muda di dalam kanul.
Tidak ada lagi jaringan di dalam kanul.
Ketika ujung kanul menyentuh rahim, rasanya kasar dan berpasir.
Rahim akan mengencang dan menjempit kanul.
18. Ketika rahim sudah kosong, keluarkan jarum suntik dari dalam kanul.
Keluarkan isi tabung suntik ke dalam wadah bening seperti botol kaca.
Secara perlahan keluarkan kanul dan lepaskan tenaculum dan
keluarkan speculum.
13
19. Periksa jaringan yang didapat dari rahim apakah sudah lengkap atau
belum. Sangat penting untuk mengetahui apakah pemeriksa sudah
mengambil semua jaringan karena jika ada jaringan yang tersisa di
dalam rahim akan menyebabkan infeksi dan perdarahan.
20. Setelah selesai melakukan pemeriksaan pada jaringan, buang jaringan.
1. Antibiotika
2. Isitrahat satu hari
3. Asetaminofen atau ibuprofen
4. Hindari sexual intercourse satu minggu
5. Segera awali dengan kontrasepsi
14
Masalah pada AVM:
Kanul keluar dari Rahim
Jarum suntik penuh
Kanula tersumbat
Rahim terlalu besar
15
perut dengan kantong es selama 15 – 20 menit. Jika perdarahan masih
terus berlanjut atau ditemukan tanda-tanda bahaya segera cari bantuan
medis. 7
2.5 Komplikasi
16
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir
17
di Apotik dan melakukan USG di dokter kandungan pada 29/03/2019.
Pasien mengaku tidak pernah jatuh sebelumnya. BAK dan BAB normal.
Riwayat ANC
Pasien memeriksaan kehamilan dan USG ke dokter kandungan 1 kali.
Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 15 tahun. Siklus mentruasi 28 hari teratur
dengan lama 4-5 hari. Pasien mengaku mengganti pembalut sekitar 2-3
kali sehari. Volume perdarahan sekitar 50 cc. keluhan saat menstruasi
tidak ada. Menstruasi terakhir tanggal 07/02/2019
Riwayat Obstetri
Pasien belum pernah hamil sebelumnya.
Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi dan tidak
memiliki penyakit dan keluhan terkait organ reproduksi sebelumnya
Riwayat pernikahan
Pasien belum pernah menikah sebelumnya
Riwayat alergi
Pasien mengaku tidak memiliki alergi obat maupun makanan.
Status General
- Kepala : Normocephali
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sekret (-/-) sklera ikterik (-/-),
reflex pupil (+/+) isokor
- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
- THT : Telinga : sekret (-/-),
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : faring hiperemis (-) ; tonsil : T1/T1
Bibir : mukosa kering (-), sianosis (-)
- Thorax : simetris (+) statis dan dinamis
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
19
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris (+)
Palpasi : gerakan dada simetris
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : vesikuler (+|+), rh (-|-), wh (-|-)
- Abdomen :
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-)
- Ekstremitas : Akral hangat di keempat ekstremitas, edema (-),
CRT < 2 detik
Status ginekologis:
20
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Gambar 2. USG
3.5. Diagnosis
3.6. Penatalaksanaan
Edukasi
Spasminal 3x1
Bintamox 3x1
Planning : Tindakan AVM
3.7. Follow Up
Subjektif (12/04/2019) :
Pasien control setelah tindakan AVM, bercak kemerahan (+), keluar darah
akitf dari jalan lahir (-). Keluhan nyeri perut bawah (+), pusing (-), lemas (-),
Objektif :
Status generalis
Kepala: normochepali
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), refleks pupil (+/+)
isokor (+/+)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran tiroid (-)
Pulmo: suara napas vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-)
Cor: S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Mammae: Bentuk simetris +/+, pengeluaran ASI (-/-), kelainan bentuk
-/-
Abdomen massa (-), BU (+) normal, peristaltik (+) 10x/menit, nyeri
tekan lapang abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: edema tungkai (-/-), sianosis (-/-), teraba hangat (-/-)
Status ginekologis
Inspeksi: Perdarahan aktif (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Assessment :
P0010 Post AVM hari ke-10
22
Planning :
Samquinor 2 x 1
Subjektif (22/04/2019) :
Pasien tidak keluar darah dari jalan lahir (-). Keluhan nyeri perut bawah (-),
BAB/BAK normal.
Objektif :
Status generalis
Kepala: normochepali
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), refleks pupil (+/+)
isokor (+/+)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran tiroid (-)
Pulmo: suara napas vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-)
Cor: S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Mammae: Bentuk simetris +/+, pengeluaran ASI (-/-), kelainan bentuk
-/-
23
Abdomen massa (-), BU (+) normal, peristaltik (+) 10x/menit, nyeri
tekan lapang abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: edema tungkai (-/-), sianosis (-/-), teraba hangat (-/-)
Status ginekologis
Inspeksi: Perdarahan aktif (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Assessment :
P0010 Post AVM hari ke-20
Planning :
Suntik KB 1 bulan
24
BAB IV
PEMBAHASAN
26
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
27