Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi


dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab
kematian ibu yang utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Diperkirakan
diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kasus aborsi tidak aman, 70 ribu
perempuan meninggal akibat aborsi tidak aman dan 1 dari 8 kematian ibu
disebabkan oleh aborsi tidak aman. 95% (19 dari 20 kasus aborsi tidak aman)
dintaranya bahkan terjadi di negara berkembang. Di Indonesia setiap tahunnya
terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43 kasus/100 kelahiran hidup.
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih
cukup besar. 1
Penatalaksanaan dari abortus itu sendiri diperluka untuk membersihkan
sisa jaringan yang tertinggal di dalam rahim agar menghentikan terjadinya
perdarahan. Salah satu terapi dari abortus ini adalah pembersihan sisa jaringan
dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM). Aspirasi vakum manual
(AVM) adalah suatu cara yang cepat dan aman yang dilakukan untuk
mengosongkan uterus menggunakan suatu alat vakum dan kanul. 1
Tindakan medis ini dilakukan untuk membersihkan sisa kehamilan, kematian
janin usia kehamilan < 20 minggu, janin yang tidak berkembang (tidak ditemukan
adanya janin sehingga yang berkembang hanya plasentanya saja, perdarahan
rahim disfungsional/ menometroaghia dan penegakan diagnose suatu penyakit
sepertui mioma uteri, kanker endometrium). 1

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Aspirasi vakum atau ‘suction aspiration’ adalah tehnik aspirasi untuk
mengeluarkan isi uterus melalui servik,merupakan salah satu cara efektif
untuk pengobatan abortus inkomplit untuk usia gestasi ≤ 15 minggu.
Pembersihan dilakukan dengan menghisap sisa konsepsi dari kavum uteri
dengan tekanan negatif (vakum). Pengatur katup di depan tabung
menyalurkan tekanan negatif sekitar satu atmosfer atau 26 inci/660 mmHg.
Tekanan negatif atau vakum tersebut akan menarik massa kehamilan melalui
kanula kedalam tabung penghisap.1,2,3

Asprasi Vakum Manual merupakan metode yang paling sering


digunakan untuk menghilangkan hasil konsepsi pada trimester pertama
kehamilan. Aspirasi vakum merupakan bentuk kuret suction yang paling
umum, membutuhkan kanula plastik kaku yang terpasang pada sumber
vakum bertenaga listrik. Sebagai alternatif, aspirasi vakum manual
menggunakan kanula serupa yang menempel pada semprit genggam atau
sumber vakumnya.1,2,3
Asprasi Vakum Manual juga merupakan metode evakuasi yang
digunakan pada kehamilan mola komplit maupun parsial (kecuali jika
ukuran dari bagian janin menghalangi penggunaan Asprasi Vakum
Manual).3

2
Gambar 1. Aspirasi Vakum Manual

2.2 Indikasi

Tehnik ini biasanya digunakan pada:

1. Kasus abortus provokatus


2. Prosedur terapi pada abortus inkompletus
3. Abortus Septik
4. Pengambilan sediaan endometrium (endometrial biopsy)1,3

Gunakan secara hati-hati pada:

1. Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu tindakan laporotomi)


2. Abortus mola
3. Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di koreksi
4. Sisa plasenta dengan keadaan umum yang jelek atau dengan komplikasi
syok hipovolemik, syok septik, dan infeksi berat.
5. Sisa plasenta akreta yang melekat erat/tertanam pada dinding uterus1,2

Tindakan medis ini dilakukan untuk membersihkan sisa kehamilan,


kematian janin usia kehamilan ≤ 15 minggu, janin yang tidak berkembang
(tidak ditemukan adanya janin sehingga yang berkembang hanya plasentanya

3
saja, perdarahan rahim disfungsional/ menometroaghia dan penegakan
diagnosa suatu penyakit sepertui mioma uteri, kanker endometrium).1,2

Penghisapan untuk mengeluarkan isi uterus sebagai alternatif tindakan


dengan peralatan logam diawali oleh Drs. Yuantai Wu dan Xianzhen Wu di
China tahun 1958. Pada tahun 1967, tehnik ini digunakan di Inggris dan di
Amerika Serikat tehnik ini digunakan pada awal 1970 sejak dikenalnya
Karman cannula, sebuah cannula fleksible sebagai alternatif penggunaan
dilatator logam untuk menghindari perforasi uterus.1,2

Aspirasi vakum manual lebih aman, lebih sederhana, dan lebih murah
bila dibandingkan tindakan lain yang dilakukan untuk mengosongkan uterus,
seperti aspirasi vakum yang menggunakan mesin. Tindakan dapat dilakukan
tanpa anestesi dan secara poliklinis tanpa rawat inap. Tindakan AVM ini
dapat dikerjakan oleh dokter, bidan, dan tidak perlu seorang ahli obstetri
ginekologi. Dengan catatan setiap tenaga medis atau paramedis yang akan
melakukan AVM mengerti betul akan prosedur dan tahu bagaimana cara
pencegahan infeksi. AVM tidak memerlukan tenaga listrik sehingga dapat
digunakan di tempat terpencil sekalipun.1,2

2.3 Prosedur Tindakan

Untuk melakukan tindakan aspirasi vakum manual, terdapat beberapa


hal yang mesti diperhatikan dengan benar, antera lainnya adalah :

1. Peralatan harus berada dalam kondisi steril


2. Petugas yang akan melakukan telah terlatih dan memiliki pengalaman
dalam melakukan AVM.
3. Mengetahui bahwa AVM merupakan tindakan yang tepat untuk menolong
ibu tersebut. Lakukan informed concent, jelaskan pada pasien mengapa ia
perlu dilakukan tindakan AVM. Periksa tanda-tanda vital.1,3

4
Prosedur tindakan aspirasi vakum manual 4,5

Tindakan ini memerlukan waktu 5 - 15 menit. Dapat dilakukan


dengan anestesi lokal dan menggunakan NSAID (ibuprofen)

Persiapan alat :

1. AVM memiliki dua bagian

5
2. Cara kerja alat

3. Macam-macam alat sesuai indikasi

6
4. Sterilisasi alat

5. Persiapan prosedur AVM


 Mengurangi Risiko Infeksi5,6
 Cuci tangan dengan sabun & air mengalir
 Peralatan yang steril atau DTT
 Bersihkan vagina & serviks dengan larutan antiseptik
 Teknik tanpa sentuh
 Pemeriksaan Panggul
 Besar & arah uterus (bimanual)
 Kondisi vagina & servik
 Persiapan Pasien
 Kosongkan kandung kemih
 Bersihkan perut bawah, lipat paha, genitalia eksterna dengan sabun
& air
 Siapkan vagina & serviks dengan antiseptik 2-3 kali
(bila dengan iodofor tunggu 2 menit)

6. Pastikan tindakan dilakukan dalam ruangan dengan pencahyaan yang


cukup.

7
Prosedur tindakan : 5,6

1. Vakum di dalam jarum


Tutup katup dengan menekan ke depan dan ke belakang sampai terdengar
bunyi klik. Pegang laras jarum suntik dengan satu tangan dan tarik
plunger kembali dengan tangan lain sampai hujung barel.
2. Berikan cahaya pada alat kelamin wanita sehingga dapat melihat dengan
baik.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air, biarkan tangan kering oleh udara
kemudian masukan sarung tangan plastik yang bersih ke tangan.
4. Apabila pasien sudah siap, lakukan pemeriksaan bimanual. Perkirakan
ukuran rahim, ukuran rahim harus sesuai dengan usia kehamilan yang
dikatakan pasien. Aspirasi vakum manual tidak boleh dilakukan pada
wanita dengan usia kandungan lebih dari 3 bulan, kecuali ada masalah
yang serius dari abortus inkomplit dan tidak ada cara lain yang untuk
menolongnya.
5. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan anda. Gunakan sarung tangan
steril yang baru.

6. Masukkan spekulum.

8
7. Masukkan kassa steril dengan bantuan ring forcep atau swab panjang ke
dalam antiseptik. Gunakan kassa atau swab untuk membersihkan leher
rahim.

8. Minta wanita untuk rileks dan tarik nafas dalam-dalam. Ketika wanita
sudah siap pegang serviks dengan tenakulum atau ring forcep. Tutup
tenakulum dan tarik sedikit untuk meluruskan rahim. Hal ini bisa sangat
tidak nyaman bagi wanita, jadi lakukan dengan perlahan dan jelaskan apa
yang kita lakukan.

9. Berikan suntikkan ke daerah serviks untuk memberikan efek kesemutan.

9
10. Pilih kanul. Ukuran kanul bermacam-macam, semakin besar rahim
seorang wanita semakin besar kanul yang harus digunakan.

11. Beberapa jenis kanul membutuhkan adaptor untuk menyesuaikan


dengan jarum suntik.
12. Katakan kepada pasien bahwa prosedur akan segera dimulai ketika
pasien sudah siap, dengan lembut dorong kanul yang sudah disterilkan
melalui pembukaan pada serviks. Jangan sampai kanul menyentuh
apapun, termasuk dinding vagina sekalipun, sebelum masuk ke dalam
servik.Kadang-kadang servik terlalu kencang sehingga kanul dengan
10
ukuran besar tidak dapat masuk. Jika hal ini terjadi, masukkan kanul
dengan ukuran kecil terlebih dahulu kemudian keluarkan dan
masukkan kanul dengan ukuran yang lebih besar. Dengan perlahan
putar kanul saat melewati servik. Ini akan memudahkan kanul untuk
masuk.
13. Secara perlahan masukkan kanul sampai kanul berhenti pada bagian
atas rahim. Ketika pemeriksa merasakan bagian atas dari rahim, tarik
kembali kanul sedikit saja. Jika diperlukan, lepaskan tenaculum.

14. Pegang tabung suntuk dengan satu tangan dan kanul dengan tangan
lainnya. Pasang jarum suntik pada kanul dengan menarik sedikit kanul
ke tabung suntuk. Pastikan jangan sampai kanul terdorong ke dalam
rahim. Mendorong terlalu jauh akan melukai rahim.

11
15. Jepit tombol pada jarum suntik kearah pemeriksa untuk membuka
katup. Tombol akan mengeluarkan suara klik. Cairan berbusa, berbuih,
darah dan jaringan akan mengalir dari rahim ke dalam tabung suntik.
Darah juga bisa keluar ke dalam vagina.

16. Kosongkan rahim dengan mengeluarkan kanul keluar dan masuk


secara perlahan dan hati-hati saat memutarkan jarum suntik.

12
17. Terus bergerak dan putar jarum suntuk sampai rahim kosong. Biasanya
dibutuhkan waktu kurang lebih 5 menit untuk mengosongkan rahim.
Berikut adalah tanda-tanda bahwa rahim telah kosong :
 Hanya ada busa bewarna merah muda di dalam kanul.
 Tidak ada lagi jaringan di dalam kanul.
 Ketika ujung kanul menyentuh rahim, rasanya kasar dan berpasir.
 Rahim akan mengencang dan menjempit kanul.
18. Ketika rahim sudah kosong, keluarkan jarum suntik dari dalam kanul.
Keluarkan isi tabung suntik ke dalam wadah bening seperti botol kaca.
Secara perlahan keluarkan kanul dan lepaskan tenaculum dan
keluarkan speculum.

13
19. Periksa jaringan yang didapat dari rahim apakah sudah lengkap atau
belum. Sangat penting untuk mengetahui apakah pemeriksa sudah
mengambil semua jaringan karena jika ada jaringan yang tersisa di
dalam rahim akan menyebabkan infeksi dan perdarahan.
20. Setelah selesai melakukan pemeriksaan pada jaringan, buang jaringan.

2.4 Paska Pembedahan

1. Bercak perdarahan sekitar 2 minggu


2. Nyeri mengejang beberapa jam pasca tindakan
3. Reaksi emosional 7

Tindakan pasca operasi :

1. Antibiotika
2. Isitrahat satu hari
3. Asetaminofen atau ibuprofen
4. Hindari sexual intercourse satu minggu
5. Segera awali dengan kontrasepsi

14
Masalah pada AVM:
 Kanul keluar dari Rahim
 Jarum suntik penuh
 Kanula tersumbat
 Rahim terlalu besar

Efek samping AVM:


 Aspirasi vakum manual yang tidak lengkap
 Infeksi
 Cedera pada rahim

Setelah melakukan prosedur AVM:


Periksa temperatur dan nadi pasien untuk melihat adanya tanda-tanda
infeksi dan periksa berapa banyak perdarahan yang dialami.
Katakan pada pasien untuk segera datang kembali apabila ditemukan
tanda-tanda berikut ini : 7
 Perdarahan dengan jumlah lebih banyak dari menstruasi selama
beberapa hari atau beberapa minggu terutama jika bewarna merah
terang dan bergumpal-gumpal.
 Keluar cairan berbau dari vagina
 Rahim yang tetap besar atau bahkan semakin besar setelah dilakukan
aspirasi vakum manual.
 Sakit hebat, atau sakit semakin hebat atau keram atau sakit pada
bagian perut atau pelvis lebih dari 3 hari.
 Demam, menggigil atau merasa sakit.
 Merasa lemas pusing ataupun pernah pingsan.

Jika wanita mengalami perdarahan lebih dari perdarahan pada saat


menstruasi, gosok rahimnya setiap beberapa jam untuk menjaga tetap
keras dan membantu mengeluarkan darah yang sudah membeku. Kompres

15
perut dengan kantong es selama 15 – 20 menit. Jika perdarahan masih
terus berlanjut atau ditemukan tanda-tanda bahaya segera cari bantuan
medis. 7

2.5 Komplikasi

Untuk maksud evakuasi uterus, keberhasilan aspirasi vakum kira-kira


98% dan sisa produk konsepsi seringkali memerlukan tindakan aspirasi
berikutnya. Komplikasi lain adalah perdarahan, cedera servik dan adhesi
uterus. 7

16
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


Inisial : YY
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Cemara
Tanggal Pemeriksaan : 2 April 2019
No. Kartu : 15.408

3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang sadar ke PKBI dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir
sejak 2 hari yang lalu, darah berwarna merah tua disertai gumpalan darah,
nyeri perut bawah dan lemas. Sebelumnya pasien mengaku terlambat
menstruasi sejak 2 bulan yang lalu, HPHT 07/02/2019 dan terakhir
berhubungan badan 3 bulan yang lalu, karena hal tersebut kemudian
pasien minum obat untuk menggugurkan kandungan yang dibeli online
sebanyak 2 paket yang telah diminum rutin selama 3 hari dan reaksi
perdarahan yang banyak sudah dialami selama 2 hari, pasien mengaku
meminum obat tersebut karna ingin mengakhiri kehamilan karna
merupakan kehamilan diluar pernikahan, kehamilan diketahui setalah
pasien mengecek kehamilannya sendiri dengan tes kehamilan yang dibeli

17
di Apotik dan melakukan USG di dokter kandungan pada 29/03/2019.
Pasien mengaku tidak pernah jatuh sebelumnya. BAK dan BAB normal.

Riwayat ANC
Pasien memeriksaan kehamilan dan USG ke dokter kandungan 1 kali.

Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 15 tahun. Siklus mentruasi 28 hari teratur
dengan lama 4-5 hari. Pasien mengaku mengganti pembalut sekitar 2-3
kali sehari. Volume perdarahan sekitar 50 cc. keluhan saat menstruasi
tidak ada. Menstruasi terakhir tanggal 07/02/2019

Riwayat Obstetri
Pasien belum pernah hamil sebelumnya.

Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi dan tidak
memiliki penyakit dan keluhan terkait organ reproduksi sebelumnya

Riwayat pernikahan
Pasien belum pernah menikah sebelumnya

Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, diabetes melitus, asma, stroke, dan tidak ada riwayat
alergi.

Riwayat penyakit keluarga


Dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, asma, diabetes mellitus, dan penyakit
lainnya.
18
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien merupakan seorang wiraswasta. Riwayat mengkonsumsi alkohol
dan merokok disangkal oleh pasien.

Riwayat alergi
Pasien mengaku tidak memiliki alergi obat maupun makanan.

3.3 Pemeriksaan Fisik


Status Present
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : compos mentis
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Laju Respirasi : 20 x/menit
- Suhu Axilla : 36.5oC
- Berat Badan : 64 kg
- Tinggi Badan : 161 cm
- BMI : 24.69 kg/m2

Status General
- Kepala : Normocephali
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sekret (-/-) sklera ikterik (-/-),
reflex pupil (+/+) isokor
- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
- THT : Telinga : sekret (-/-),
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : faring hiperemis (-) ; tonsil : T1/T1
Bibir : mukosa kering (-), sianosis (-)
- Thorax : simetris (+) statis dan dinamis
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
19
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris (+)
Palpasi : gerakan dada simetris
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : vesikuler (+|+), rh (-|-), wh (-|-)
- Abdomen :
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-)
- Ekstremitas : Akral hangat di keempat ekstremitas, edema (-),
CRT < 2 detik

Status ginekologis:

- Palpasi : Tinggi fundus uteri tidak teraba


- VT : Vulva/vagina normal, portio Ø 1 cm, stolsel (+),
perdarahan aktif (-), nyeri goyang portio (-).

20
3.4 Pemeriksaan Penunjang

Gambar 2. USG

3.5. Diagnosis

 Diagnosis Kerja: G1P0000 Usia Kehamilan 7-8 minggu + Abortus


Inkomplit

3.6. Penatalaksanaan

 Edukasi
 Spasminal 3x1
 Bintamox 3x1
 Planning : Tindakan AVM

3.7. Follow Up
Subjektif (12/04/2019) :

Pasien control setelah tindakan AVM, bercak kemerahan (+), keluar darah

akitf dari jalan lahir (-). Keluhan nyeri perut bawah (+), pusing (-), lemas (-),

makan minum baik.


21
BAB/BAK normal.

Objektif :

Keadaan umum : baik


Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
N : 78x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,4°C

Status generalis

Kepala: normochepali
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), refleks pupil (+/+)
isokor (+/+)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran tiroid (-)
Pulmo: suara napas vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-)
Cor: S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Mammae: Bentuk simetris +/+, pengeluaran ASI (-/-), kelainan bentuk
-/-
Abdomen massa (-), BU (+) normal, peristaltik (+) 10x/menit, nyeri
tekan lapang abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: edema tungkai (-/-), sianosis (-/-), teraba hangat (-/-)
Status ginekologis
Inspeksi: Perdarahan aktif (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Assessment :
P0010 Post AVM hari ke-10

22
Planning :

Samquinor 2 x 1

Subjektif (22/04/2019) :

Pasien tidak keluar darah dari jalan lahir (-). Keluhan nyeri perut bawah (-),

pusing (-), lemas (-), makan minum baik.

BAB/BAK normal.

Objektif :

Keadaan umum : baik


Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Vital sign :
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,6°C

Status generalis

Kepala: normochepali
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), refleks pupil (+/+)
isokor (+/+)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran tiroid (-)
Pulmo: suara napas vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-)
Cor: S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Mammae: Bentuk simetris +/+, pengeluaran ASI (-/-), kelainan bentuk
-/-

23
Abdomen massa (-), BU (+) normal, peristaltik (+) 10x/menit, nyeri
tekan lapang abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: edema tungkai (-/-), sianosis (-/-), teraba hangat (-/-)
Status ginekologis
Inspeksi: Perdarahan aktif (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Assessment :
P0010 Post AVM hari ke-20

Planning :

Suntik KB 1 bulan

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien perempuan, 30 tahun datang sadar ke PKBI dengan keluhan


keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu, darah berwarna merah
tua disertai gumpalan darah, nyeri perut bawah dan lemas. HPHT
07/02/2019 dan terakhir berhubungan badan 3 bulan yang lalu, karena hal
tersebut kemudian pasien minum obat untuk menggugurkan kandungan
yang dibeli online sebanyak 2 paket yang telah diminum rutin selama 3 hari
dan reaksi perdarahan yang banyak sudah dialami selama 2 hari, pasien
mengaku meminum obat tersebut karna ingin mengakhiri kehamilan karna
merupakan kehamilan diluar pernikahan, kehamilan diketahui setalah pasien
mengecek kehamilannya sendiri dengan tes kehamilan yang dibeli di Apotik
dan melakukan USG di dokter kandungan pada 29/03/2019. Berdasarkan
pemeriksaan status ginekologi yaitu palpasi tinggi fundus uteri tidak teraba,
VT : Vulva/vagina normal, portio Ø 1 cm, stolsel (+), perdarahan aktif (-),
nyeri goyang portio (-) dan dilakukan USG
Berdasarkan teori, diagnosis kehamilan ditegakan melalui amenorea,
PP test, dan USG yang dilakukan pasien dengan diagnosis G1P0000 UK 7-8
Minggu dengan Abortus Inkomplit.
Berdasarkan diagnosis pasien diberikan edukasi terkait proses
tindakan AVM, kompikasi tindakan AVM, dan pemilihan alat kontrasepsi
setelah tindakan AVM.
Berdasarkan teori penatalaksanaan, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan tindakan AVM yaitu peralatan harus berada
dalam kondisi steril, petugas yang akan melakukan telah terlatih dan
memiliki pengalaman dalam melakukan AVM dan mengetahui bahwa AVM
merupakan tindakan yang tepat untuk menolong ibu tersebut. Lakukan
informed concent, jelaskan pada pasien mengapa ia perlu dilakukan
tindakan AVM. Periksa tanda-tanda vital selama 7 hari.
25
Paska AVM pasien kontrol dengan keluhan nyeri perut bawah, bercak
kemerahan kemaluan dan diberikan antibiotik serta suntik KB 1 Bulan dan
berdasarkan teori paska AVM pasien akan mengeluhkan bercak perdarahan
sekitar 2 minggu, nyeri mengejang beberapa jam pasca tindakan. Tindakan
pasca operasi yaitu pemberian antibiotika, isitrahat satu hari, pemberian
asetaminofen atau ibuprofen, hindari sexual intercourse satu minggu dan
segera awali dengan kontrasepsi. Berdasarkan kesesuaian teori dan kasus,
penatalaksanaan pasien sudah dikerjakan sesuai dengan teori.

26
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Aspirasi vakum atau ‘suction aspiration’ adalah tehnik aspirasi untuk


mengeluarkan isi uterus melalui servik, AVM dilakukan pada kasus abortus
provokatus, prosedur terapi pada abortus inkompletus, abortus Septik,
pengambilan sediaan endometrium (endometrial biopsy). Paska AVM pasien akan
mengeluhkan bercak perdarahan sekitar 2 minggu, nyeri mengejang beberapa jam
pasca tindakan, reaksi emosional dan pasien diberikan antibiotika, isitrahat satu
hari, pemberian asetaminofen atau ibuprofen, hindari sexual intercourse satu
minggu dan segera awali dengan kontrasepsi.

Pada kasus ini, pasien perempuan berusia 30 tahun di diagnosis dengan


G1P0000 dengan abortus inkomplit dan kemudian dilakukan tindakan AVM dan
penanganan paska AVM.

27

Anda mungkin juga menyukai