Kelompok 2 :
2D KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadiran Allah SWT , atas segala karunia-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA
REMAJA ini dengan baik dan tepat waktu . Sholawat serta salam penulis panjatkan
kepada Nabi besar Nabi MUHAMMAD SAW yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehungga penulis dapat menyelesaikan makalah ini .
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.14. Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik pada Remaja ............... 12
iii
BAB III CONTOH KASUS............................................................................................................. 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk
melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap anak
terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa hal
dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya
perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman sebayanya, mengalami
ketertarikan pada lawan jenis, dan lain sebagainya. Sementara orang tua juga mulai merasakan
besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun
perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan. Komunikasi yang
efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena akan membuat
hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik. Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif orang tua perlu memahami karakteristik remaja.
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan remaja. Perawat
bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang tua bisa diberitahukan cara
mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang diberikan perawat bisa berjalan lancar, perawat
perlu menerapkan strategi pelaksanaan di setiap tindakan keperawatan. Pada makalah ini, kami
akan membahas mengenai komunikasi terapeutik pada klien remaja.
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi lima pertanyaan.
1.3. Tujuan
1. Pengertian Remaja
2. Batasan Usia Remaja
3. Ciri-ciri remaja
4. Pengertian Kenakalan Remaja Menurut para Ahli
5. Latar Belakang Permasalahan Kenakalan Remaja
6. Jenis-jenis Kenakalan Remaja
7. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
8. Ciri-ciri Kenakalan Remaja
9. Penyebab Kenakalan Remaja
10. perkembangan komunikasi remaja;
11. tujuan komunikasi remaja;
12. faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja;
13. teknik komunikasi remaja;
14. penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja;
2
BAB II
PEMBAHASAN
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai
tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat
(1990: 23) adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan
pula orang dewasa yang telah matang.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja
awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)
Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan
Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remajaadalah masa peralihan dari masa anak-anak
3
dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
e. Suka mengkhayal dan berfantasi tentang pretasi dan karier (Gunarso dan Gunarso, 1989)
1. Fisik
a) Haid pertama bagi wanita
b) laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
c) Perubahan ukuran tubuh
d) Perubahan proporsi tubuh
e) Suara menjadi membesar pada laki-laki
f) Tumbuh rambut dibeberapa bagian tubuh
2. Psikis
Kenakalan remaja ialah suatu perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang
remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang sifatnya melanggar ketentuan-
ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya (Singgih, 1978).
Intinya kenakalan remaja yaitu suatu perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum (Sarwono,
2002:207), dan perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh orang muda yang biasanya dibawah
umur 16-18 tahun ( Musen,dkk, 1994:557).
Kartono, ilmuan sosiologi ” Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian social.
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku
kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun di
radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran , pemerkosaan yang dilakukan
oleh pelajar SMA , pemakain narkoba dan lain-lain.
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi
kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan
Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu , kami sebagai remaja yang
5
berpendidikan sadar bahwa kenakan remaja harus segera dihilangkan , kami mengangkat
permasalahan ini sebagai bahan karya tulis.
Berikut ini terdapat beberapa jenis kenakalan remaja, yaitu sebagai berikut :
1. Penyalahgunaan Narkotika
Fungsi utama narkotika dalam segi medis adalah sebagai analgetik untuk mengurangi rasa
sakit dan penenang yang hanya digunakan dirumah sakit untuk orang yang mendirita sakit berat
(misalkan kanker) dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang- orang yang akan
menjalani operasi. Disamping itu, narkotika juga menimbulkan efek halusinasi (khayalan),
impian yang indah atau rasa nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang menyebabkan
sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan narkotika meskipun
tidak sedang menderita sakit.
Perilaku seksual di luar nikah terjadi di kalangan remaja sebagai akabat masuknya
kebudayaan barat barat. Perilaku seksual di luar nikah sangat bertentangan dengan nilai- nilai
agama dan nilai-nilai sosial pada masyarakat Indonesia. Hubungan seksual di luar nikah
menurut agama adalah dosa besar.
3. Perkelahian Pelajar
Perkelahian antar pelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para
pelajar dan merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar seperti OSIS, Palang Merah
Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting dalam pembentukan sikap dan tingkah laku para
pelajar. Organisasi pelajar dapat mengemkembangkan kreativitas dan efektivitas kaum pelajar.
6
Apabila terjadi masalah, pelajar terlatih untuk menyelesaikannya dengan musyawarah atau jalur
hukum, bukan menggunakan kekuatan fisik.
Di samping contoh yang dikemukakan di atas , masih banyak bentuk kenakalan remaja. Misalnya
minum-minuman keras, membolos sekolah, berbohong, keluyuran, aksi coret-coret di tembok atau
pagar, dan sebagainya.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan yaitu
sebagai berikut ;
1. Kenakalan biasa, misalnya seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi
dari rumah tanpa pamit
7
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan misalnya seperti mengendarai
sepera motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin
3. Kenakalan khusus misalnya seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dan lain sebagainya.
2.8. Ciri-Ciri Kenakalan Remaja
Dalam pengertian kenakalan, harus terlibat adanya suatu perbuatan atau tingkah laku moral.
Kenakalan tersebut memiliki tujuan yang a-sosial yakni dengan perbuatan atau tingakah laku
tersebut ia bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang ada dilingkungan hidupnya.
Kenakalan remaja adalah suatu kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur
diantara 13-17 tahun. Mengingat di Indonesia pengertian dewasa selain ditentukan oleh status
pernikahan, maka bisa ditambahkan bahwa kenakalan remaja yaitu suatu perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh mereka yang berumur anatara 13-17 tahun dan belum menikah. Kenakalan
remaja bisa dilakukan oleh seoarang remaja saja, atau bisa juga dilakukan bersama-sama suatu
kelompok remaja
Perilaku ‘nakal’ remaja dapat disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun
faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor internal
Krisis identitas: suatu Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak dapat mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang sudah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, tapi tidak
dapat mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal
a) Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya sebuah komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga dapat memicu perilaku negatif pada
8
remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b) Teman sebaya yang kurang baik
c) Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
d) Pendidikan agama pada sistem pendidikan kurang memadai.Pada kenyataaannya,
alokasi waktu pendidikan agama di lingkungan pendidikan negara kita relatif sedikit.
Meskipun standar nilai untuk pelajaran agama dan PPKN tinggi, tetapi nilai nilai tinggi
berhamburan, sengaja didongkrak agar para murid tidak dicap tidak agamis dan tidak
bermoral. Hal ini menyebabkan kasus – kasus kenakalan remaja sangat rentan terjadi
pada siswa. Semua itu karena benteng iman, ketakwaan, dan akhlak para siswa sangat
rapuh karena pendidikan religi yang tidak memadai.
e) Kemajuan teknologi Teknologi di era globalisasi menunjukkan pengaruh dahsyatnya
sebagai faktor penyebab kenakalan remaja.
f) Teknologi ibarat pisau yang bemata dua yang bisa melukai pemakainya sendiri,
teknologi sebenarnya merupakan media untuk mempermudah hidup manusia, tetapi
teknologi juga mempunyai potensi merusak apabila tidak dipergunakan secara bijaksana.
Apabila kita kaitkan dengan kenakalan – kenakalan remaja akhir akhir ini, sifat dari
kenakalan tesebut sudah berubah dari zaman kenakalan berbasis tradisional seperti
tawuran dan bolos sekolah sekarang sudah berevolusi menjadi kenakalan remaja
berbasis teknologi seperti video porno di handphone para siswa sampai situs – situs
porno yang berserakan di dunia maya.
Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa. Dengan
demikian pola piker dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi orang
dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila
anak merasa cemas dan stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya dan/atau
orang dewasa yang ia percaya terutama orang tua dan termasuk juga perawat yang selalu bersedia
menemani dan mendengarkan keluhannya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya
merupakan hal yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi. Luangkan waktu bersama
dan tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya, jangan memotong pembicaraan saat ia
9
sedang mengekspresikan perasaan dan pikirannya, menghargai pandangan remaja serta menerima
perbedaan. Hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya, hindari mengkritik atau
menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki atau interogasi. Kita harus menghormati
privasinya dan berikan dukungan atas hal yang telah dicapainya secara positif dengan selalu
memberikan reinforcement positif.
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yaitu sebagai berikut.
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif
3. Sikap
Bila komunikan bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak berlangsung efektif
Bila ingin berkomunikasi, maka harus sesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut
berlangsung efektif
5. Saluran
10
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke komunikan
dengan baik
6. Lingkungan
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan
remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan.
Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, yaitu sebagai berikut.
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan kepercayaan diri
remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua
secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara
memberikan komentar tentang sesuatu
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya
sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon anak
remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan
perasaan dan kita tidak boleh mengekspresikan perasaan secara berlebihan, tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh
perhatian dan jangan memberikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada
anak remaja tersebut.
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan
tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
11
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang
positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak
seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah
atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel, marah dan diam.
Strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada remaja itu sendiri
sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja.
a. Salam terapeutik
Selamat pagi/siang/malam adik. Dik perkenalkan saya suster Ana Susanti, adik bisa panggil
saya suster Ana, saya yang bertugas pada pagi/siang/mala ini. Jika boleh tahu nama adik siapa?
Ramlan? Nama yang sangat bagus.
b. Evaluasi/validasi
Baiklah Dik Ramlan, bagaimana keadaannya sekarang? Sudah lebih membaik? Syukurlah kalau
begitu.
Nah Dik Ramlan, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah adik dan
mengenai kecelakaan yang adik alami? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk
12
berbincang-bincang? 20 menit cukup? Baiklah. Dimana kita akan berbincang-bincang? Disini
saja? Baiklah Dik Ramlan
Fase kerja:
Nah Dik Ramlan sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa terjadi kecelakaan? Saya
akan mendengarkannya dengan baik. Jadi dik ramlan ini kecelakaan gara-gara balapan motor?
Kenapa Dik Ramlan bisa ikut balapan motor? Apakah orang tua adik mengetahui kalau adik
sering ikut balapan motor? Lalu? Jadi adik ikut balapan karena orang tua jarang memperhatikan
adik? Saya mengerti apa yang Dik Ramlan rasakan. Nah berdasarkan apa yang adik jelaskan
tadi, saya bisa pahami kalau masalah Dik Ramlan itu karena jarang berkomunikasi dan
mendapat perhatian dari orang tua, apa benar seperti itu? Iya, mungkin itu penyebab masalah
adik, tetapi kalau saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik Ramlan ingat adalah orang
tua Adik itu sibuk bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu karena mereka sayang
dengan adik. Tapi nanti saya juga akan beritahukan kepada orang tua adik agar memberikan
sedikit waktu untuk memberikan perhatian ke adik ya. Nah kalau boleh saya sarankan, adik
lebih baik berhenti ikut balapan liar, karena seperti yang adik rasakan sekarang gak enak kan
rasanya? Nah sebaiknya Dik Ramlan melakukan hal-hal yang positif mumpung masih muda,
seperti mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain musik, belajar yang giat, siapa tahu
adik bisa berprestasi, tentunya akan membanggakan orang tua dan secara otomatis mereka pasti
akan lebih perhatian dengan adik.
Fase terminasi:
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Bagaimana perasaan Dik Ramlan sekarang? Semoga bermanfaat. Nah apakah adik masih ingat
pesan saya tadi? Bagus sekali, adik sudah mengingatnya dengan baik
Sebentar lagi saya akan kembali ke sini ya dik, saya akan memindahkan Dik Ramlan ke ruangan
perawatan, tentunya setelah urusan administrasi selesai ya. Terimakasih atas perhatian adik.
Selamat malam.
13
BAB III
CONTOH KASUS
3.1. Ilustrasi
Pada malam hari seorang pemuda yang berusia 16 tahun bernama Yusril bersama teman-temannya
mabuk-mabukan meminum minuman keras. Setelah meminum minuman kerras, Yusril beserta
pacarnya Tia jalan sekaligus pulang ke rumah Yusril. Namun naas, ditengah perjalanan karena
dalam kondisi mabuk Yusril mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kiri Yusril patah.
Akhirnya Yusril dibawa ke IGD RS B oleh warga sekitar. Setelah itu perawat dan dokter yang jaga
langsung memberikan penangan kepada Yusril.
Sembari Yusril dilakukan penanganan, Tia diluar ruang IGD berusaha menghubungi orang tua
Yusril untuk memberi kabar bahwa Yusril telah mengalami kecelakaan, lalu tak lama kemudian
orang tua yusril datang. Tak lama kemudian Yusril sadar dan para perawat menghampiri Yusril
untuk menanyakan kondisinya sekarang, disitulah terjadi komunikasi terapeutik.
Peran :
-Cindy : Ibu
-Arif : Perawat
-Bella : Perawat
14
Yusril : “Sayangku, kamu dimana, kita kelur yuk, kita Ajep – ajep yuk, kan kita sudah lama
tidak have fun bareng ? “ (Sambil menelepon Tia pacar yusril)
Tia : “Ayok sayang, aku juga lagi kangen kamu nih, sekalian kita ketemuan ya yang, yaudah
aku ganti baju dulu ya yang ya, jangan lupa jemput aku di Gang biasanya ya yang”.
(sembari mematikan telefon)
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka berdua ketemu di gang yang biasa mereka bertemu, lalu
akhirnya mereka berdua pergi ke tempat diskotik berdua dan mereka sudah berjanji dengan teman
temannya yang lain untuk minum minuman keras.
Ibu Yusril : (menelepon yusril tapi nomornya tidak aktif) “ya ampun, kemana sih anakku ini, setiap
aku pulang dari kerja dia tidak ada dirumah”
Yusrilpun sedang asyik menikmati minuman bersama dengan teman temannya dan juga Tia
kekasihnya, karena terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras, yusril pun setengah tidak
sadarkan diri, lalu tia kekasihnya meminta untuk menganterkan ia pulang ke rumah.
Tia : “Yang kok kamu minum banyak sekali sih, nanti dimarahin mamah loh, aku
ngantuk nih yang, ayok kita pulang”
Yusril : “iya habis ini pulang sayang” (jawab yusril yang sudah tidak kuat karena terlalu
banyak konsumsi minuman keras)
Tak lama kemudian Yusril dan kekasihnya pulang berdua naik motor kesayangannya, tak jauh dari
lokasi diskotik, karena dalam keadaan mabuk Yusril pun mengalami kecelakaan hingga
menyebabkan kaki kirinya patah dan Yusril tidak sadarkan diri, kekasih Yusril masih selamat,
dengan cepat ia menghubungi orang tua Yusril
Ibu Yusril : “hallo ada apa kamu menelepon saya, pasti yusril sedang main sama kamu ya, kan
saya sudah bilang, saya itu tidak setuju kamu pacaran sama anak saya.”
Tia : “Bu ibu diam dulu bu, ini yusril mengalami kecelakaan di jalan bu, sekarang ia ada
di IGD RS B bu” ( Tia pun berbicara sambil menangis)
15
Sang ibupun bergegas untuk pergi ke rumah sakit, setelah itu yusril pun diberikan pertolongan
pertama oleh dokter dan perawat yang berjaga. Tak lama keludian yusril pun sadar dan disekeliling
yusril sudah ada perawat dan orang terdekatnya.
Perawat bela : " Perkenalkan saya perawat bela, dan ini rekan saya”
Perawat Arif : “Perkenalkan saya perawat Arif, saya yag bertugas pada malam ini. Jika boleh tau
namanya siapa ?”
Perawat bella : “Sebentar ya mas, mas harus di cek kondisi tubuhnya oleh dokter, sikahkan dok”
Dokter rudi S : “Hallo mas, saya dokter sentot, diperiksa dulu ya mas kondisi tubuhnya, maaf mas,
apakah sebelum kecelakaan mas minum minuman keras ? Karena dari aroma bau
mulut mas seperti bau minuman keras mas, apakah mas selesai mabuk mabukan?”
Yusril : “Iya dok saya sudah lama sering minum begituan dengan pacar saya, karena setelah
minum barang tersebut saya merasa enak dan plong pikiran saya, karena saya
banyak pikiran dan tidak diperhatikan oleh ortu saya”
Dokter rudi S : (sembari mengecek kaki yusril yang telah di lakukan pertolongan pertama) “Mas
Yusril sebaiknya menghentikan hal tersebut mas, karena hal tersebut sangat
berbahaya dan ada efek sampingnya, untuk lebih lanjut agar dijelaskan oleh
perawatnya ya mas, dan kaki mas besok pagi akan kita lakukan operasi”
Perawat bella : “Mas yusril disini ada saya dengan mas Arif, bagaimana kalau kita berbincang
bincang mengenai masalah yg mas alami mas ?”
16
Perawat arif : “Mas yusril siklahkan bercerita, apa yang mendasari mas untuk minum minuman
keras mas ? Apakah tidak ada hal lain ? Silahkan mas bisa bercerita mas, dan saya
akan berusaha semampu saya untuk membantu mas”
Yusril : “Jadi tadi itu saya dengan pacar saya pergi ke diskotik tempat saya nongkrong,
karena saya tidak betah berada dirumah sus, orang tua saya sering bertengkar dan
mereka tidak pernah memperdulikan saya”
Perawat arif : “Mas seharusnya tidak melakukan hal seperti itu, hal itu sangat berbahaya bagi
tubuh manusia, apalagi mas yusril merupakan orang muslim, didalam agama islam
Allah melarang untuk minum minuman keras mas”
Perawat bella : “Nah mas seperti ini bahaya minum minuman keras untuk tubuh, apakah mas mau
jikalau tubuh mas seperti ini” ( sambil menunjukkan gambar dan perawat
melakukan demonstrasi bahaya minum minuman keras)
Yusril : “iya sus saya salah besar sus, saya kan juga oengen gaul sus seperti teman teman
saya sus”
Perawat arif : “Nah berdasarkan apa yang mas jelaskan tadi, saya bisa pahami kalau masalah mas
yusril itu sebenarnya karena jarang berkomunikasi dan mendapat perhatian dari
orang tua, apakah benar seperti itu mas ?”
Tiba tiba ibu yusril dan pacarnya masuk ke dalam ruangan Dan menanyakan bagaimana keadaan
yusril anaknya
Ibu yusril : “Bagaimana sus keadaan anak saya” (dengan wajah cemas)
Perawat bella : “Alhamdulillah bu mas yusril sudah sadar dan kami sudah berbincang bincang
dengan mas yusril, apa yang menyebabkan mas yusril mabuk mabukan dan
mengakibatnya ia kecelakaan dijalan”
Ibu yusril : “Alhamdulillah sus kalau begitu, anak saya yang penting sehat sus”
Perawat arif : “Jadi bu, mas yusril ini pergi ke diskotik dan minum minuman keras karena ia
ingin mencari perhatian dari lingkungannya, karena menurutnya ia merasa dirumah
17
tidak pernah diperhatikan, kalau boleh saya tahu bagaimana kebiasaan ibu dan
keluarga dirumah dengan yusril ?”
Ibu yusril : “Saya di rumah dengan suami saya memang jarang bertemu lama , dan kita berdua
sering bertengkar, saya dan suami sibuk dengan pekerjaan, tapi sesekali saya juga
sering menegurnya kalau ada kelakuan dia yang menurut saya aneh. Tapi saya
sangat sayang dengan anak saya ini”
Perawat arif : “Iya saya mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti Yusril ini
terkadang perlu pengawasan yang lebih Bu, karena mereka pada usia ini sangat
memerlukan pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa pengawasan takutnya
anak salah memilih pergaulan”
Ibu yusril : “Iya, mulai sekarang mungkin saya akan lebih memberikan waktu untuk
memperhatikan yusril agar tidak terjadi hal seperti ini lagi”
Perawat Arif : “Iya bagus sekali kalau begitu, nah akan lebih baik lagi jika sering berkomunikasi
dengan yusril”
Perawat Arif : “Nah seperti ini ibu, pada usia remaja sebaiknya anak dianggap seperti sahabat,
artinya Ibu perlu melibatkan, mendengarkan dan menghargai pendapat dia dan
mengarahkan hal-hal yang kurang baik, seperti itu Ibu”
yusril : “Ibu yusril minta maaf ya selama ini banyak merepotkan ibu”
Ibu yusril : “Iya sril, Ibu juga minta maaf sering tidak memperhatikan kamu”
Perawat bela : “Nah yusril seperti itu seharusnya ya, harus berbakti kepada orang tua.
Bagaimana perasaann Masnya sekarang?”
yusril : “Terimakasih , sekarang saya sudah lega, akhirnya hal yang saya tidak bisa
sampaikan sekarang sudah diketahui ibu saya langsung”
Perawat arif : “Iya, selanjutnya bisa lebih terbuka lagi dengan orang tua ya”
yusril : “Iya”
18
Ibu yusril : “Iya, saya dan suami akan lebih meluangkan waktu dan membangun komunikasi
yang baik dengan Yusril”
Perawat bela : “Iya seperti itu ya bu. Nah adik sementara bisa istirahat dulu sekarang, nanti adik
dipindahkan ke ruangan agar diberi perawatan hingga sembuh ya. Nah untuk Ibu
cindy nanti bisa ikut saya sebentar untuk mengurus administrasi ya bu”
Perawat bela : “Nah mas yusril sekarang saya akan ke ruangan perawat dulu bersama Ibu ya,
nanti kalau sudah selesai saya akan kembali dan mengantar adik ke ruangan ya”
Perawat bela : “Iya sama-sama Mas Yusril, Saya pamit ya, mari Ibu cindy ikut saya sebentar”
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Remaja adalah fase transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, oleh sebab itu diperlukan
strategi khusus untuk berkomunikasi dengan remaja.
2. Tujuan komunikasi pada remaja adalah untuk membangun hubungan yang harmonis dengan
remaja, membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar, membuat remaja mau berbicara ketika
mempunyai masalah, membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara dan
membantu remaja menyelesaikan masalah.
3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, usia
tumbang status kesehatan remaja, saluran dan Lingkungan
4. Teknik komunikasi pada remaja yaitu melalui orang lain atau pihak ketiga, bercerita,
memfasilitasi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan kontra, penggunaan skala
dan menulis.
5. Penerapan strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada remaja
itu sendiri sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja.
4.2 Saran
1.2.1. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa perlunya membetengi diri dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain seperti narkoba dan tawuran. Juga perlu pandai-pandai memilih teman dalam pergaulan
sehingga tidak terjerumus kedalam hal-hal yang buruk atau negative dimasyarakat. Perlunya
komunikasi yang baik sesama remaja dalam pergaulan dan pentingnya komunikasi terapeutik
pada seorang perawat terhadap pasien dengan sesuai dengan umurnya, terutama pada remaja.
Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja
20
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abdul. 2018. Aplikasi Komunikasi Terapeutik Nursing & Health. Yogyakarta: ANDI.
21