Anda di halaman 1dari 10

1.

CAPAIAN PHBS RUMAH TANGGA TAHUN 2019

RUMAH TANGGA
N0 DESA JUMLAH JUMLAH %
BER-PHBS % BER-PHBS
RUMAH DIPANTAU DIPANTAU
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8)
1 SUNGAI BENGKAL 5104 1821 35,7 1325 72,8
2 PINTAS TUO 2.453 1282 52,3 905 70,6
3 MUARA TEBO 9.839 9.156 93,1 6579 71,9
4 TELUK SINGKAWANG 3.873 2.194 56,6 1677 76,4
5 MANGUPEH 2.816 2.479 88,0 1694 68,3
6 LUBUK MANDARSAH 2.900 2.900 100,0 1858 64,1
7 RIMBO BUJANG II 13162 1342 10,2 948 70,6
8 TEGAL ARUM 3.413 3.413 100,0 1912 56,0
9 RIMBO BUJANG IX 5.411 4.363 80,6 3852 88,3
10 SUMBER SARI 4.596 2.250 49,0 1840 81,8
11 ALAI ILIR 5974 5426 90,8 5423 99,9
12 PULAU TEMIANG 4605 3901 84,7 3021 77,4
13 SUNGAI ABANG 3905 1360 34,8 1050 77,2
14 TELUK LANCANG 1040 1040 100,0 738 71,0
15 SP II SEKUTUR JAYA 2515 2515 100,0 1248 49,6
16 TUO PASIR MAYANG 3896 1294 33,2 1211 93,6
17 TELUK RENDAH 2311 1963 83,5 1390 70,8
18 JAMBU 3989 3989 100,0 1789 44,8
19 BANGUN SERANTEN 1887 1575 83,5 1575 100,0
20 SUO-SUO 3139 1615 51,4 856 53,0
JUMLAH 86828 55878 64,4 40891 73,2

 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Tahun 2019:


Jumlah Rumah Tangga yang dipantau sebanyak 55.878 rumah, capaian
Rumah Tangga yang ber-PHBS (73,2%), meningkat dari tahun 2018 yaitu
(71,24%), tetapi belum mencapai target kabupaten 2019 yaitu (85%).
Sehingga perlu pembinaan terhadap PHBS rumah Tangga, untuk
mewujudkan dan meningkatkan hal tersebut Dinas Kesehatan dalam hal
ini Program Promkes Kabupaten Tebo membuat kesepakatan dengan
petugas/tenaga Promkes yang ada di setiap Puskesmas harus mempunyai
Desa Percontohan PHBS setiap tahunnya.
Belum Tercapainya Sasaran Rumah Tangga yang menjalankan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang manfaat dari hidup ber-PHBS, Untuk
mengatasi hal tersebut maka perlu adanya pembinaan serta pelatihan
kader PHBS, melakukan pembinaan berkala minimal 6 bulan sekali ke
rumah-rumah yang sudah ber-PHBS maupun yang belum ber-PHBS serta
adanya Peraturan Bupati Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Rumah Tangga. Pengetahuan masyarakat tentang PHBS perlu ditingkatkan
melalui komunikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Perlu
dilakukan pelatihan bagaimana cara komunikasi yang benar pada petugas
kesehatan, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan
diaplikasikan oleh masyarakat.
2. CAPAIAN DESA SIAGA TAHUN 2019

DESA SIAGA
DESA SIAGA AKTIF
N0 PUSKESMAS ∑ AKTIF
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
(1) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 SUNGAI BENGKAL 0 7 0 0 7 0 0
2 PINTAS TUO 0 2 1 2 5 3 60
3 MUARA TEBO 0 12 0 0 12 0 0
4 TELUK SINGKAWANG 0 1 7 0 8 7 87,5
5 MANGUPEH 3 1 0 0 4 0 0
6 LUBUK MANDARSAH 1 0 0 0 1 0 0
7 RIMBO BUJANG II 0 0 6 0 6 6 100,0
8 TEGAL ARUM 0 2 0 0 2 0 0
9 RIMBO BUJANG IX 0 1 3 0 4 3 75
10 SUMBER SARI 0 2 0 0 2 0 0
11 ALAI ILIR 0 0 6 3 9 9 100
12 PULAU TEMIANG 3 4 2 0 9 2 22,2
13 SUNGAI ABANG 1 3 0 4 8 8 66,7
14 TELUK LANCANG 0 0 1 1 2 2 100
15 SP II SEKUTUR JAYA 2 4 0 2 8 2 25
16 TUO PASIR MAYANG 0 2 3 1 6 4 66,7
17 TELUK RENDAH 0 3 1 0 4 1 25
18 JAMBU 0 8 0 0 8 0 0
19 BANGUN SERANTEN 0 0 1 2 3 3 100
20 SUO-SUO 0 0 0 4 4 4 100
JUMLAH 10 52 31 23 112 54 46,55

 Tingkat Perkembangan Desa Siaga Aktif Tahun 2019 dari 112 Jumlah
Desa, terdapat 54 (46,55%) desa Siaga Aktif, sudah meningkat dari capaian
tahun 2018 yaitu 38 desa. Tetapi f Belum mencapai Target Kabupaten
Desa Siaga Aktif yaitu 65%.
Hal ini disebabkan : Kurangnya kesadaran masyarakat, Kurangnya
kewaspadaan, kesiap-siagaan masyarakat desa, Kurangnya keluarga yang
sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria


berikut :

1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan


sekurang-kurangnya 2 orang kader desa.
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta
peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh
masyarakat yang dikenal dengan istilah upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan
minimal : Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang
berpotensi menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya.
Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB
serta kekurangan gizi. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan. Pelayanan kesehatan dasar, sesuai
dengan kompetensinya. Kegiatan pengembangan seperti promosi
kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain.
7. CAPAIAN POSYANDU AKTIF 2019

TINGKATAN / STRATA POSYANDU POSYANDU


NO. DESA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI ∑ AKTIF
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. SUNGAI BENGKAL 0 0,0 15 78,9 4 21,1 0 0,0 19 4 21,05
2. PINTAS TUO 0 0,0 2 25,0 4 50,0 2 25,0 8 6 75,00
3. MUARA TEBO 0 0,0 25 71,4 8 22,9 2 5,7 35 10 28,57
TELUK
4. SINGKAWANG 0 0,0 3 17,6 13 76,5 1 5,9 17 14 82,35
5. MANGUPEH 2 14,3 5 35,7 5 35,7 2 14,3 14 7 50,00
LUBUK
6. MANDARSAH 4 28,6 6 42,9 3 21,4 1 7,1 14 4 28,57
7. RIMBO BUJANG II 0 0,0 0 0,0 22 56,4 17 43,6 39 39 100,00
8. TEGAL ARUM 0 0,0 5 41,7 4 33,3 3 25,0 12 7 58,33
9. RIMBO BUJANG IX 0 0,0 0 0,0 16 88,9 2 11,1 18 18 100,00
10. SUMBER SARI 0 0,0 10 76,9 1 7,7 2 15,4 13 3 23,08
11. ALAI ILIR 0 0,0 0 0,0 3 25,0 9 75,0 12 12 100,00
12 PULAU TEMIANG 0 0,0 10 40,0 14 56,0 1 4,0 25 15 60,00
13 SUNGAI ABANG 3 18,8 4 25,0 5 31,3 4 25,0 16 9 56,25
14 TELUK LANCANG 0 0,0 0 0,0 2 66,7 1 33,3 3 3 100,00
15 SP II SEKUTUR JAYA 0 0,0 2 25,0 4 50,0 2 25,0 8 6 75,00
TUO PASIR
16 MAYANG 3 17,6 1 5,9 9 6,0 4 23,5 17 13 76,47
17 TELUK RENDAH 1 9,1 9 81,8 1 9,1 0 0,0 11 1 9,09
18 JAMBU 4 26,7 4 26,7 7 46,7 0 0,0 15 7 46,67
19 BANGUN SERANTEN 0 0,0 0 0,0 4 33,3 8 66,7 12 12 100,00
20 SUO-SUO 2 25,0 6 75,0 0 0,0 0 0,0 8 0 0,00
JUMLAH 19 6,0 107 33,9 129 40,8 61 19,3 316 190 60,13

 Capaian Strata Posyandu Aktif pada tahun 2019 yaitu 190 Posyandu
(60,13%) sudah meningkat dibanding tahun 2018 masih 54,4%, tetapi
belum mencapai target kabupaten tahun 2019 yaitu 85%.
 Belum tercapainya Strata Posyandu Aktif, Hal ini disebabkan karena masih
kurangnya jumlah kunjungan balita ke posyandu, dan kurangnya
kunjungan ibu hamil.
 Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya :
1. Pendekatan Internal yaitu mempersiapkan para petugas/aparat
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina
posyandu dalam upaya untuk meningkatkan layanan secara
Profesional.
2. Pendekatan Eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya
tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan
Posyandu.
3. Menimbulkan rasa memiliki masyarakat melalui penemuan sendiri
masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki.
4. Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreatifitas tumbuh kembang anak.
5. Untuk lebih meningkatan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
kelompok ibu hamil pada setiap posyandu.
3. Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) yang beroperasi

N0 PUSKESMAS POSKESDES YANG BEROPERASI

JUMLAH %
(1) (3) (4) (5)
1 SUNGAI BENGKAL 6 100
2 PINTAS TUO 4 100
3 MUARA TEBO 12 100
4 TELUK SINGKAWANG 11 100
5 MANGUPEH 3 100
6 LUBUK MANDARSAH 1 100
7 RIMBO BUJANG II 8 100
8 TEGAL ARUM 0 100
9 RIMBO BUJANG IX 4 100
10 SUMBER SARI 2 100
11 ALAI ILIR 9 100
12 PULAU TEMIANG 6 100
13 SUNGAI ABANG 7 100
14 TELUK LANCANG 2 100
15 SP II SEKUTUR JAYA 7 100
16 TUO PASIR MAYANG 14 100
17 TELUK RENDAH 5 100
18 JAMBU 8 100
19 BANGUN SERANTEN 3 100
20 SUO-SUO 4 100
JUMLAH 116 100

Poskesdes yang beroperasi sebanyak 116 yang artinya semua Poskesdes


100% beroperasi dan sudah mencapai target kabupaten yang semua
poskesdes harus 100% beroperasi.

Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan


dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela.

Tujuan Poskesdes

1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan


kesehatan di wilayah desanya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
4. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di
bidang kesehatan
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan
6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa.
4. Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan

Jumlah
JUMLAH SEKOLAH DASAR (SD) UKS
NO PUSKESMAS
%
NEGERI SWASTA JUMLAH

1 SUNGAI BENGKAL 16 2 18 11 61,11


2 PINTAS TUO 6 0 6 6 100
3 MUARA TEBO 27 10 37 37 100
4 TELUK SINGKAWANG 15 1 16 16 100
5 MANGUPEH 9 1 10 5 50
6 LUBUK MANDARSAH 10 0 10 10 100
7 RIMBO BUJANG II 28 13 41 34 82,93
8 TEGAL ARUM 8 2 10 9 90
9 RIMBO BUJANG IX 13 5 18 9 50
10 SUMBER SARI 11 1 12 12 100
11 ALAI ILIR 15 1 16 15 93,75
12 PULAU TEMIANG 20 1 21 14 66,67
13 SUNGAI ABANG 14 1 15 8 53,33
14 TELUK LANCANG 2 2 4 3 75
15 SP II SEKUTUR JAYA 9 0 9 9 100
16 TUO PASIR MAYANG 14 1 15 11 73,33
17 TELUK RENDAH 10 0 10 10 100
18 JAMBU 10 3 13 13 100
19 BANGUN SERANTEN 5 0 5 5 100
20 SUO-SUO 5 0 5 5 100
JUMLAH 247 44 291 242 83,16

Target Kabupaten Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan yaitu 70%.


Capaian Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan Kesehatan Tahun 2019
yaitu 242 (83,16%) artinya sudah mencapai target.

Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan upaya pemeliharaan dan peningkatan


kesehatan anak dan lingkungan sekolah. Kegiatan UKS saat ini lebih aktif dengan
adanya lomba sekolah sehat yang diadakan setiap tahunnya. Beberapa sekolah
memiliki prestasi di bidang UKS sehingga dapat mengembangkan Kegiatan-kegiatan
yang ada di UKS.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan serta menciptakan lingkungan sehat peserta


didik diharapkan mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Sekolah. sehingga tercapainya keadaan kesehatan anak dan sekaligus meningkatkan
prestasi belajar anak di sekolah.
5. Organisasi yang melakukan sosialisasi Tentang
Kesehatan Tahun 2019

NAMA ORGANISASI YANG


KABUPATEN MELAKUKAN SOSIALISASI %
NO TENTANG KESEHATAN

1 Muara Tebo 100


IAKMI
IDI
IBI
PPNI
FATAYAT NU
SAKA BAKTI HUSADA
PAFI
IAI
PPGI
HAKLI
PKK

Target Organisasi yang Mempromosikan Kesehatan adalah 100% artinya


semua organisasi masyarakat diharapkan dapat mensosialisasikan tentang
kesehatan.

Organisasi Masyarakat merupakan penggerak efektif dalam memberdayakan


dan mendidik masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Karena Ormas memiliki jangkauan yang sangat luas bisa sampai ke lapisan
masyarakat kalangan bawah.

Selain mengajak masyarakat melakukan kegiatan kebersihan lingkungan,


lanjutnya, organisasi-organisasi kemasyarakatan itu dapat memberikan
penyuluhan dan pendidikan seputar pentingnya hidup bersih dan resiko
penyakit jika lingkungan pemukiman kotor. Dengan demikian, kelompok
masyarakat menengah ke bawah di pedesaan dan kabupaten dapat
memperoleh sosialisasi kebersihan yang memadai dan berpartisipasi aktif
melalui gerakan kebersihan yang dipelopori organisasi kemasyarakatan
setempat.
6. Desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM

Jumlah Desa yang % desa yang


Jumlah Dana Desa
Jumlah memanfaatkan memanfaatkan
No PUSKESMAS yang Dimanfaatkan
Desa dana desa untuk dana desa
untuk UKBM
UKBM untuk UKBM
1 SUNGAI BENGKAL 7 - 6 85,71
2 PINTAS TUO 5 − 4 80,00
3 MUARA TEBO 12 − 8 66,67
TELUK
4 SINGKAWANG 8 − 8 100,00
5 MANGUPEH 4 4 100,00
LUBUK
6 MANDARSAH 1 1 100,00
7 RIMBO BUJANG II 6 − 5 83,33
8 TEGAL ARUM 2 - 2 100,00
9 RIMBO BUJANG IX 4 - 4 100,00
10 SUMBER SARI 2 - 2 100,00
11 ALAI ILIR 9 − 9 100,00
12 PULAU TEMIANG 9 9 100,00
13 SUNGAI ABANG 8 − 8 100,00
14 TELUK LANCANG 2 − 2 100,00
SP II SEKUTUR
15 JAYA 8 − 6 75,00
TUO PASIR
16 MAYANG 6 − 1 16,67
17 TELUK RENDAH 4 - 4 100,00
18 JAMBU 8 - 1 12,50
BANGUN
19 SERANTEN 3 − 3 100,00
20 SUO-SUO 4 − 0 0,00
JUMLAH 112 - 87 77,68

Target tahun 2019 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM adalah
75%. Capaian Persentase desa yang memanfaatkan dana desanya untuk
UKBM yaitu 87 desa (77,68%) yang artinya sudah mencapai Target Kabupaten.
Dan meningkat dari tahun 2018 yaitu masih 74 desa (66,07%)

Dana desa dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan peningkatan


kualitas kesehatan masyrakat desa, seperti pembangunan atau rehabilitasi
poskesdes, polindes, sanitasi dan air bersih, fasilitas program kependudukan
sesuai hasil keputusan dalam musyawarah.

Alokasi pemanfaatan dana desa belum semua disosialisasikan kepada kepala


desa sehingga pemanfaatan dana desa sebagaian besar masih diperuntukkan
untuk pembangunan sarana/prasarana desa. Selain itu, masalah terbesar
adalah dalam pengumpulan data dan pelaporan data pemanfaatan dana desa
masih terkendala, yaitu ada sebagian bidan desa atau petugas puskesmas
yang tidak dapat mengakses data tersebut di sebagian besar desa, padahal
pemanfaatan dana desa tersebut untuk kesehatan sudah ada.
8. Kebijakan Publik yang berwawasan Kesehatan

N Kab. Bentuk Nomor dan Keterlibat Tahu


Uraian
o Kebijakan Tahun an LP/LS n
441.1/1801/Bu Himbauan
TEBO pati/2015 tentang
dukungan
1 HIMBAUAN 2015
Pemberian Air
Susu Ibu (ASI)
Eksklusif
441/1297/Kesr Surat Edaran
amas/x/2016 tentang
dukungan
SURAT program
2 2016
EDARAN usaha
kesehatan
sekolah/madr
asah
050/524/Umu Surat Edaran
m/2018 tentang
Pencegahan
dan
Penanganan
SURAT
3 Kekurangan 2018
EDARAN
Gizi Kronis
yang ditandai
dengan
Pendek dan
sangat pendek
050/523/Umu Surat Edaran
m/2018 tentang
SURAT
4 Gerakan 2018
EDARAN
Makan Buah
dan Sayur
Nomor 03 Perbup
Tahun 2019 tentang
PERATURA
5 Kawasan 2018
N BUPATI
Tanpa Rokok
(KTR)
Nomor 34 Perbup
Tahun 2018 tentang
Perilaku Hidup
PERATURA Bersih dan
6 2018
N BUPATI Sehat (PHBS)
Tatanan
Rumah
Tangga

 Target Jumlah Kebijakan Publik yang berwawasan kesehatan Kabupaten


Tebo adalah 5 kebijakan sedangkan capaian yaitu 6 kebijakan artinya
sudah mencapai target.
Kebijakan yang dibuat oleh provinsi baik oleh Dinas Kesehatan maupun
sektoral berupa Peraturan daerah, peraturan/surat edaran/SK (gubernur,
bupati dan walikota) yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya
peningkatan perilaku sehat dankemandirian masyarakat untuk hidup
sehat. Sebagai Strategi Promosi Kesehatan yang ditujukan kepada para
pembuat kebijakan agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang
mendukung atau menguntungkan kesehatan.
9. Persentase kecamatan yang memiliki kebijakan PHBS

N Kab. Bentuk Nomor dan Keterlibat Tahu


Uraian
o Kebijakan Tahun an LP/LS n
Nomor 34 Perbup tentang
Tebo Tahun 2018 Perilaku Hidup
PERATURA Bersih dan
1 2018
N BUPATI Sehat (PHBS)
Tatanan
Rumah Tangga
Nomor Surat Edaran
:050/522/Umu Tentang
m/2018 Perilaku Hidup
SURAT Bersih dan
2 2018
EDARAN Sehat (PHBS)
di
Sekolah/Madra
sah

• Target Persentase kecamatan yang memiliki kebijakan PHBS kabupaten


Tebo adalah 65%, sedangkan capaian kecamatan yan memiliki kebijakan
PHBS di Kabupaten yaitu 2 Kebijakan.

• Persentase kecamatan yang memiliki kebijakan PHBS Merupakan


kegiatan untuk meningkatkan komitmen pimpinan untuk mengeluarkan
kebijakan terkait PHBS. Tahapan kegiatan yang dilakukan penetapan
isu advokasi, pembentukan tim dan penyusunan strategi advokasi,
pelaksanaan advokasi dan Sosialisasi.
10. Terbentuknya Saka Bhakti Husada di setiap
kecamatan

No Kecamatan Sudah Memiliki SK


Terbentuk Kepengurusan
1. Tebo Ilir √ -
2. VII Koto Ilir √ √
3. Rimbo Ilir √ √
4. Rimbo Bujang II √ √
5. Tebo Tengah √ √
6. Rimbo Ulu √ √
7. Tebo Ulu - -
8. VII Koto √ -
9. Tengah Ilir - -
10. Sumay - -
11. Muara Tabir - -
12. Serai Serumpun - -
Jumlah 7 5

 Target Terbentuknya Saka Bhakti Husada di setiap kecamatan yaitu


semua kecamatan wajib membentuk Tim Kepengurusan Saka Bakti,
sedang capaian pembentukan saka hanya 7 Kecamatan yang sudah
membentuk Tim Saka dan hanya 5 Kecamatan yang memiliki SK
Kepengurusan. Sehingga perlu dilakukan Penyuluahan terkait
Pembentukan Saka Bakti Husada di Kecamatan.
Saka Bakti Husada Merupakan Kegiatan untuk meningkatkan
pemahaman dan kemampuan pengurus Pimpinan Saka (Pinsaka)
tingkat daerah dan cabang dalam Pembinaan SBH dan meningkatkan
peran Pamong atau Pembina Saka Bakti Husada.
Kegiatan Saka Bakti Tersebut diharapkan menjadi wadah pembinaan
Pramuka dilingkungan Saka Bakti Husada, masing-masing pangkalan
Puskesmas yang diharapkan akan mampu memberikan Pembinaan
dalam pendidikan karakter generasi muda lewat Satuan Karya Pramuka
Bakti Husada. Selain itu, Implementasi nyata yang diharapkan dari
kegiatan tersebut adalah mereka mampu memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dalam bidang kesehatan dengan mengamalkan krida
yang ada seperti Krida Bina Keluarga, Krida Bina Lingkungan Sehat,
Krida Penanggulangan Penyakit, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat Serta
Krida PHBS.

Anda mungkin juga menyukai