Anda di halaman 1dari 4

Pada kesempatan kali ini akan membahas tentang pengertian gerakan non blok, sejarah

berdirinya gerakan non blok, latar belakang gerakan non blok, tujuan gerakan non blok, peran
indonesia dalam gerakan non blok serat tokoh gerakan non blok. Baiklah langsung saja kita
bahas Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan Tujuan Gerakan Non Blok.

Pengerian Gerakan Non Blok


Non-Aligned Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB) adalah sebuah organisasi
internasional yang terdiri dari lebih dari 120 negara-negara yang tidak menganggap dirinya
bergabung / beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar manapun.

Sejarah dan Latarbelakang Gerakan Non Blok


Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu
Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-
negara Blok Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-negara Blok Barat dipimpin oleh
Amerika Serikat. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar
negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, maka
didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.

Baca Juga
 Sejarah Lengkap Konflik dan Pemberontakan PKI Madiun
 12 Pahlawan Nasional Yang Berpengaruh Dalam Sejarah & Kemerdekaan Indonesia
 8 Pemberontakan di Indonesia yang Paling Membahayakan

Kata "Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri
India) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru
menjabarkan lima pilar yang dapat diterapkan sebagai pedoman untuk membentuk relasi
Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian dipakai
sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut ialah:

1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.


2. Perjanjian tidak saling melakukan agresi
3. Tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara lain
4. Setara dan saling menguntungkan
5. Menjaga perdamaian

Gamal Abdul Nasser (kiri), Josip Broz Tito (tengah) dan Jawaharlal Nehru (kanan) saat
konferensi Gerakan Non Blok di Belgrade (1961)
Gerakan Non-Blok sendiri beawal dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika /
Konferensi Asia Afrika yaitu sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, pada tahun 1955.
Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun mendeklarasikan keinginan
mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi blok Barat dan blok Timur. Pendiri /
Tokoh Gerakan Non Blok ini adalah 5 pemimpin dunia, yaitu:
 Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
 Soekarno presiden Indonesia
 Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
 Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
 Kwame Nkrumah dari Ghana.

Kemudian Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu konfensi
ini dihadiri 25 negara dari berbagai belahan dunia yakni Yugoslavia (sebagai tuan
rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka,
Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal,
Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, dan Tunisia.

Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila Bandung, maka pada Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan Non Blok
oleh Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia saat itu). Hasil dari konferensi tersebut juga
mendaulat Josip Broz Tito sebagai Pimpinan pertama dalam Gerakan Non-Blok.

Baca Juga : 12 Pahlawan Nasional Yang Berpengaruh Dalam Sejarah & Kemerdekaan
Indonesia

Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non
Blok telah diselenggarakan yaitu di Kairo, Mesir (1964) diikuti oleh 46 negara dengan
anggota yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru meraih kemerdekaan,
kemudian di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair (1973), Kolombo, Srilangka (1976),
Havana, Cuba (1979), New Delhi, India (1983), Harare, Zimbabwe (1986), Beograd,
Yugoslavia (1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias, Kolombia (1995),
Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur, Malaysia (2003), Havana, Kuba (2006),
Sharm el-Sheikh, Mesir (2009), Teheran, Iran (2012) dan terakhir di Karakas, Venezuela
pada tahun 2015.

Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an ketika anggota-
anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu Blok, terutama Blok Timur.
Sehingga muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet
seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara non blok. Atau kasus dimana India yang
bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk
lagi, beberapa anggota gerakan non blok bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya,
seperti misalnya konflik antara Iran dengan Irak dan Pakistan dengan India.

Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada tahun 1979 ketika terjadi invasi Uni Soviet
terhadap Afghanistan. Saat itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota
GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama
untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.

Tujuan Gerakan Non Blok


Tujuan GNB yaitu seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah
untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial nasional, dan keamanan dari
negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme,
neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi
asing, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok
politik serta kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.

Dimana tujuan dari gerakan non blok diatas dapat kita jabarkan kedalam 3 poin utama,
yaitu:

1. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat
(Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang dingin.
2. Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-
negara anggota Gerakan Non-Blok.
3. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan
membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan,
kemerdekaan, dan kemakmuran.

Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang anggotanya saling
komunikasi dan memiliki kedekatan seperti NATO / Pakta Warsawa, negara-negara
anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya
yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba
mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India
yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.

Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok


Gerakan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia
karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB. Konferensi Asia
Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti peran dan kontribusi
penting Indonesia dalam mengawali penggagasan dan pendirian GNB. Secara khusus,
Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh penggagas dan pendiri GNB. Indonesia menilai
penting GNB tidak sekadar dari peran yang selama ini dikontribusikan, tetapi juga mengingat
prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia
sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.

Baca Juga :8 Organisasi Pergerakan Kebangkitan Nasional

Selain peran serta yang telah dijelaskan diatas, Berbagai Peran serta Indonesia dalam
Gerakan Non Blok dapat dijelaskan dalam beberapa poin dibawah ini:

1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut karena Gerakan Non Blok sendiri
bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun
1955.
2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang
pertama, Hal ini karena indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan
besar mengundang / mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB.
3. Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada saat itu (1-6 September
1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta
yang menghadiri KTT X GNB berjumlah 106 negara.
4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian
dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas
keadilan. Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen
diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka keberadaan Gerakan Negara Negara Non Blok secara
tegas mengacu pada hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada
tahun 1955. Penggunaan istilah bangsa-bangsa non blok atau "tidak memihak" adalah
pernyataan bersama untuk menolak melibatkan diri dalam konfrontasi ideologis antara blok
Barat dan Timur. Lebih lanjut, bangsa-bangsa yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok
lebih memfokuskan diri pada upaya perjuangan kemerdekaan nasional, menghapuskan
kemiskinan dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang.

Sekian Artikel mengenai Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan Tujuan Gerakan Non
Blok. semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sobat baik untuk menambah ilmu,
mengerjakan tugas, maupun untuk sekedar menambah wawasan tentang gerakan non blok,
tujuan gnb, latar belakang gnb, peran indonesia dalam gnb, pendiri gnb dan tokoh gerakan
non blok. Seandainya sobat menemukan kesalahan baik dari segi penjelasan maupun
penulisan, mohon kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan kebaikan bersama.
Akhir kata, Terimakasih atas kunjungannya.

Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan Tujuan Gerakan Non Blok


MARKIJAR : MARi KIta belaJAR

Anda mungkin juga menyukai