Apbn Ekonomi Ridho
Apbn Ekonomi Ridho
APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (UU APBN 2018) yang bertujuan untuk
pembagunan Indonesia. APBN ini mencatat seluruh pendapatan yang diterima negara serta belanja
atau pengeluaran pemerintah tiap tahunnya (1 Januari – 31 Desember). Penyusunan APBN Indonesia
sendiri dilakukan oleh Kementerian Keuangan RI yang kemudian disetujui oleh DPR.
Fungsi APBN
APBN kemudian digunakan sebagai sumber pendanaan bagi pelaksanaan trilogi pembangunan yang
mencakup: pertumbuhan, pemerataan, dan stabilisasi ekonomi. Tiga trilogi pembangunan ini sendiri
merupakan sebuah realisasi dari teori tentang tiga fungsi fiskal yaitu:
1. Alokasi barang publik (allocation)
Merupakan fungsi yang bertugas untuk menyediakan barang publik (public goods provision) yang
diharapkan dapat memberikan eksternalitas positif bagi investasi guna memacu pertumbuhan
ekonomi. Contoh alokasi barang publik tersebut adalah jalan raya, sekolah, pelayanan kesehatan, dll.
Keadaan ekonomi global yang diperkirakan mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya
Proses pemulihan ekonomi diharapkan didukung oleh situasi politik, sosial, dan keamanan yang
kondusif, sehingga dapat mengalami pertumbuhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya
Harga minyak bumi di pasar internasional diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan harga
minyak bumi yang diasumsikan pada tahun sebelumnya
Kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proposional, rasional, transparan, parsitipatif, dan
bertanggung jawab
Untuk APBN tahun 2018 sendiri, Kementerian Keuangan RI menyusun asumsi dasar ekonomi makro
sebagai landasan penyusunan sebagai berikut:
Tingkat suku bunga SPN (Surat Perbendaharaan Negara) sebesar 5,2 persen
Indonesia Crude Price (ICP atau harga minyak mentah di Indonesia) diperkirakan rata-rata
mencapai USD 48 per barel.
Lifting minyak dan gas bumi tahun 2018 diperkirakan masing-masing mencapai 800 ribu barel per
hari dan 1.200.000 barel setara minyak per hari.
Jumlah besaran ekonomi makro diatas sangat dipengaruhi faktor luar (global) serta dalam negeri
(domestik). Pengaruh faktor global meliputi harga komoditas, isu perdagangan internasional, serta
keadaan geo politik. Pengaruh faktor domestik meliputi tingkat kepercayaan serta daya beli
masyarakat, keyakinan pelaku usaha, kredit dan investasi langsung, perbaikan neraca pembayaran,
serta penguatan cadangan devisa.
Secara singkat, alur penyusunan APBN terdiri dari:
1. Penyusunan RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional) oleh lembaga-
lembaga terkait berdasarkan hasil analisis dari asumsi-asumsi makroekonomi.
2. Pemerintah akan mengajukan RAPBN tersebut kepada DPR untuk didiskusikan lebih lanjut
apakah RAPBN tersebut dapat disetujui atau tidak.
3. Jika DPR menyetujui RAPBN tersebut, maka DPR akan mengesahkannya menjadi APBN. Jika
DPR menolak RAPBN tersebut, maka pemerintah harus menggunakan APBN yang terdahulu.
Pada praktiknya, Kementerian Keuangan RI mencatat secara rinci tahap-tahap penyusunan APBN.
Berikut adalah alur penyusunan APBN 2018:
9 Mei 2017 ==> SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas
25 Oktober 2017 ==> Sidang Paripurna Penetapan APBN 2018 (oleh DPR)
22 November 2017 ==> UU Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN tahun 2018
30 November 2017 ==> Peraturan Presiden No. 107 Tahun 2017 tentang Rincian APBN TA 2018
A. Pendapatan Negara
E. Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan utang
Pembiayaan Investasi
Pemberian Pinjaman
Kewajiban Penjaminan
Pembiayaan Lainnya
Berikut adalah Infografik dari Kementerian Keuangan RI terkait Postur APBN 2018