Makalah Fisiologi TTG Sistem Limfatik Dan Imunitas Manusia
Makalah Fisiologi TTG Sistem Limfatik Dan Imunitas Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang
datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula
orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh
seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem
pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem
limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar
dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam
cairan jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari
sel. Sebagian cairan kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi
melalui dinding kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe,
pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus),
serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun
fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan
imunitas. (Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya
sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena
tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh)
adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem
imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah,
kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam
tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang
berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam
tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik
dan respons spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).
Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul
makalah tentang “Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh” yang akan membahas
masalah tentang sistem limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe,
organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal
tonsil dan sumsum tulang belakang ) dan sistem pertahanan tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem limfatik manusia ?
2. Terdiri dari apa saja sistem limfatik manusia ?
3. Bagaimana fisiologi pembuluh limfa pada sistem limfatik manusia ?
4. Bagaimana fisiologi organ limfa pada sistem limfatik manusia ?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem imunitas manusia ?
6. Bagaimana fisiologi sistem kekebalan bawaan manusia ?
7. Bagaimana fisiologi sistem kekebalan adaptif manusia ?
8. Apa saja macam-macam sistem imunitas manusia ?
9. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem imunitas manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini untuk pembaca supaya mengetahui
sistem limfatik manusia dan sistem pertahanan tubuh manusia.
Sedangkan tujuan khususnya untuk perawat khususnya adalah :
1. Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas
manusia dan dapat diterapkan dalam dunia keperawatan.
2. Untuk lebih mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia.
3. Untuk mengetahui fisiologi sistem imunitas manusia.
4. Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang
berhubungan untuk memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan
dapat memberikan asuhan keperawatan untuk mencegah dari penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal
dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses
difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil.
Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu
sangat besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe
dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa
saluran limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan
dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis
pertahanan tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :
1. Pembuluh limfa
2. Jaringan dan organ limfa
c. Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu
tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga
kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan
luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan
kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu
terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar
sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan
elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya
ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk
yang disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan limpa dan membaginya
dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam
pulpa sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak
seperti pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak
terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel
limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus
yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-
cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena ini
membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1. Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe,
limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar
penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2. Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus
simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada
pendarahan.
3. Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen,
missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat
menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).
4. Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting.
Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat
dibutuhkan.
d. Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus
berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas
hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan
tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum
timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan hormon timopoietin
yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid
lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu
juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi
antigen secara langsung.
e. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas
jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan
mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya
dan yang ada didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa,
dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam
mukosa(selaput lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan
limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam
jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum
khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk
melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena itu
antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.
D. Fungsi Sistem Limfatik Manusia
Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
4) Respons inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka
meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen
lainnya seperti serotonin, platelet, dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah
untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta menyingkirkan agen
penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses penyembuhan.
Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas
jaringan pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga
bergerak dari jaringan yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat
permeabilitasnya sehingga fagosit dapat keluar dari pembuluh kapiler kedaerah
yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan melepas senyawa kimia histamin
untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang terinfeksi.
Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang
berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan
disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang
mengalami inflamasi kemungkinan juga mengandung nanah (abses). Nanah
berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan bakteri. Nanah dapat
diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan tanda-
tanda inflamasi menghilang.
b) Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat
pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan
antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi
antibodi.
2. Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah.
Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya
untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh,
antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag
yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag menelan dan
mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga berpartisipasi dalam
respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian
sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak
membentuk antibodi. Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-
beda, yaitu :
a. Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan
imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen
yang sama lainnya.
b. Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel
yang terinfeksi virus. Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein
virus yang tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara menyekresikan
suatu protein yang mampu melubangi membran sel sehingga sel tersebut bocor.
c. Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak
akan bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper
untuk membentuk antibodi. Sel ini juga menghasilkan lymphokinase yang akan
menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi dan aktif dalam proses
kekebalan.
d. Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek
yang kuat dan berpotensi membahayakan respons imun.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari
suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
a. Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi
melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi.
Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan
jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.
b. Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan
maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku
karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai
usaha pencegahan.
A. Simpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi
untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab
untuk absorbsi lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Sistem limfatik manusia meliputi saluran limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.
Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan
tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum
tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa,
tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara
materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan
materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas
respons nonspesifik dan respons spesifik.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
proses pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem
limfatik dan sistem pertahanan tubuh manusia lebih mendalam dan bisa
diterapkan kedunia kesehatan khususnya dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA