Anda di halaman 1dari 10

DOKUMENTASI PADA KASUS ANAK DBD

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Arni Chairul, M.Pd

Nama Anggota :

1. Lolo Monika
2. Lorena Sihombing
3. Maria Sitorus
4. Melvika Sagala

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D–III KEPERAWATAN MEDAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
tentang Penyakit DBD.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ssemua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita sekalian.

Medan, 03 Februari 2020


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit endemis di Indonesia
dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit Demam
Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai dengan panas mendadak
selama 2 – 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie,
epistaxis kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran menurun, dan syock (Soegijanto,
2006).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya kasus
DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi
karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena
pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu
nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes
aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini Nyamuk dapat
membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut.Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi
dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.Nyamuk betina
juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur
(transovarial). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus
dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit oleh
vektor nyamuk.
Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang
memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam
berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau
seseorang yang berasal dari ras Kaukasia.
B. TUJUAN

1. Tujuan umum
Mengetahui penyebab dan ciri-ciri nyamuk DBD, gejala DBD, serta cara
pengobatan DBD.

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaporkan konsep dasar tentang penyakit DHF
b. Mahasiswa mampu menguraikan pengkajian kasus
c. Mahasiswa mampu menjabarkan diagnosa keperawatan
d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan implementasi keperawatan
f. Mahasiswa mampu memaparkan tindakan keperawatan yang sudah
diberikan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi penyakit DBD

Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan masalah penting pada kesehatan

masyarakat di daerah tropis di dunia yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti

(betina). Satu nyamuk dapat menjangkiti beberapa orang dalam waktu singkat dan lebih dari 1

kali. DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1958 dimana saat itu

sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Mulai saat itu, penyakit

ini pun menyebar luas ke seluruh penjuru Indonesia. Asia menempati urutan pertama dalam

jumlah penderita Demam Berdarah di tiap tahunnya. Dari jumlah keseluruhan kasus tersebut,

sekitar 95% terjadi pada anak di bawah 15 tahun [13]. Kejadian Luar Biasa terjadi pada tahun

1998 dimana Departemen Kesehatan RI mencatat sebanyak 2.133 korban terjangkit penyakit ini

dengan jumlah korban meninggal 1.414 jiwa. Perantara infektif adalah virus dengue dari

keluarga Flaviviridae, yang terdiri dari 4 serotipe DEN-I, DEN-II, DEN-III, dan DEN-IV. Infeksi

Dengue oleh salah satu dari empat serotipe menyebabkan tingkatan penyakit pada manusia

berdasarkan kronisnya, mulai dari inapparent klinis, sampai penyakit hemoragik berat

(pendarahan di bawah kulit) dan fatal (kematian).


B. Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam
berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
1. Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia
pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya
ruam.] Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi,
sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta
munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan
keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien
demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi
mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan
pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
2. Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala
seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam
tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati
dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa,
pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan
peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD Salah satu
karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam
berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.] Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari
demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus
berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit
dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa
kritis.
3. Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik
dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah,
pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7
hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal
yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala
terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini
umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak
ditangani dengan tepat dan cepat]. Dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok
terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh
dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok
akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu
makan.
C. PENYEBAB DBD
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang

termasuk kelompok B. Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai

genus Flavivirus, famili Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu; DEN-1, DEN2,

DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang

bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga

tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama

hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di

Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah

sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun.

Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang

menunjukkan manifestasi klinik yang berat (Depkes RI, 2011).


D. Gejala DBD

Masa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai
berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).

2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.

3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan

(Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena),

dan lain-lainnya.

4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah

100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai

normal (Hemokonsentrasi).

7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu

makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.

10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue,
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada
beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue
(hemoragik), dan sindrom syok dengue. Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD)
biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat
gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali
diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh
darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan,
trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien
DBD. Uji elisa dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi terhadap
virus dengue.
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah Banyak orang
yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum
dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh
(lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi
obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan
menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti
ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien
dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di
rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah
akibat pendarahan yang terjadi.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan teman-teman dapat mengerti bagaimana cara
pengobatan dbd sekaligus pencegahannya. Dan teman-teman bisa memberikan saran agar
makalah ini kedepannya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmijo.S.1999.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Edisi 1 Rineka Cipta :
Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008a. Perkembangan Kejadian DBD Indonesia,
2004-2007. http://www.penyakitmenular.info/detil.asp?m=5&s=5&i=217 (diakses pada April
2008)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008b. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue .

http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf (diakses pada April 2008)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. TataLaksana


DBD.http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf (diakses pada Oktober
2011)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2006. Prosedur Tetap Penanggulangan KLB dan
Bencana Provinsi Jawa Tengah. 50

Fathi, Soedjadjadi K dan Chatarina, U W. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku
Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2 No.1, Juli 2005: 1-10.

Siregar, Faziah A. 2004. Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Indonesia. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-fazidah3.pdf (diakses pada Oktober 2011)

Soedarmo S S P, Garna H, Hadinegoro S R S. 2002.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi & Penyakit Tropis edisi ke-1. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. p. 187.

Suhendro, et.al. Demam Berdarah Dengue. In : Sudoyo, Aru W, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalamedisi ke-4. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006. p1709-1710. Widiyanto, Teguh. 2007.

Kajian Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah 51

\Dengue (DBD) di Kota Purwokerto Jawa-


Tengah.http://eprints.undip.ac.id/17910/1/TEGUH_WIDIYANTO.pdf (diakses pada Oktober
2011)

World Health Organization. 2008. Dengue and Dengue Hemmoragic


Fever.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/(diakses pada April 2018)

Anda mungkin juga menyukai