Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
Nessi Niwana
Nim : PO 0520317 065
PENDAHULUAN
Lansia atau lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia diatas 60
(2014) oleh Badan Pusat Statistik RI dalam Buletin Lansia, angka kesakitan
pada lansia dari tahun 2014 sebesar 25,05% yang artinya dari 100 orang lansia
lansia lebih rentan terkena penyakit karena proses degenerative atau proses
menua yang berjalan lebih cepat pada usia 60 tahun. Berdasarkan teori menua,
teori mutasi DNA mitokondria yang mengatakan bahwa telah lama diduga
2
3
perubahan prilaku dan pola hidup masyarakat baik di 2iagno maju atau di
darah dalam keadaan puasa pagi hari lebih atau sama dengan 126 mg/dL atau
2 jam sesudah makan lebih atau sama dengan 200 mg/dL atau bila
akan terus meningkat pada tahun 2035 menjadi 592 juta orang. Menurut
Indonesia adalah yang terbanyak setelah India, China, dan Amerika Serikat.
jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Sejalan
hasil wawancara ( gabungan kasus penyakit yang pernah didiagnose nakes dan
diagnosis atau gejala ) mengalami penginkatan dari semula 1,1 % pada tahun
mellitus mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 1,0% dan pada tahun
diabetes di kabupaten aceh barat sebesar 1,0% yang didiagnosis nakes dan
pada kelompok usia 55-64 tahun yaitu sebesar 4,1% untuk yang didiagnosis
nakes dan berdasarkan diagnosis atau gejala dengan jumlah tertinggi pada jenis
kelamin laki-laki sebesar 1,4% untuk yang terdiagnosis nakes dan 1,6%
pasien diabetes diagnose tipe 2 pada tahun 2017 sebanyak 1.290 orang
menghasilkan sedikit dari 3iagnos insulin. Pada tipe II, kelainannya terletak
pada tubuh yang tidak mampu merespons terhadap insulin (Novitasari, 2012).
DM tipe II merupakan kasus terbanyak yang terjadi. Kurang 90% sampai 95%
tipe II dapat terjadi akibat resitensi insulin atau gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan berikatan dengan reseptor khusus pada permukaan sel
sehingga terjadi suatu rangkaian reaksi metabolisme glukosa didalam sel. Pada
sel, tetapi sel merespon seperti pintu dengan kunci rusak. Untuk merespon sel
yang lamban ini, tubuh akan memproduksi lebih banyak insulin. Jika pasokan
menyebabkan kerusakan jaringan dan organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan
ialah salah satu komplikasi dari penyakit diabetes mellitus pada sistem
integument yang disebabkan karena kerusakan saraf akibat glukosa yang tinggi
sehingga merusak dinding pembuluh darah dan akan menganggu nutrisi pada
saraf. Karena yang rusak adalah saraf sensoris, keluhan yang paling sering
muncul adalah rasa semutan atau tidak berasa pada kaki yang sekaligus
perbulan.
epidermis ) atau jaringan (diagnose mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
kartilago, kapsul sendi dan/atau 5iagnose). (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
terpadu dari beberapa bidang spesialisasi terkait, termasuk dokter umum, ahli
Tahun 2019”
dengan Gangguan Intergritas Kulit di Wilayah Kerja UPT Kesmas Suak Ribee
Tahun 2019” ?
1. Tujuan Umum
gangguan intergritas kulit di wilayah kerja UPT Kesmas Sukawati I tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
Suakk Ribee
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber acuan
b. Bagi masyarakat
integritas kulit.
c. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun 9iagnose (Padila, 2012). Sumber lain
berbagai komplikasi kronik baik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah
Ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu tipe I, tipe II, dan diabetes
didiagnosis mengalami diabetes tipe I. Hampir semua penderita diabetes tipe I garus
melakukan pengobatan dengan metode suntik insulin. Diabetes tipe I juga disebut
insulin dependent diabetes mellitus (IDDM), yaitu diabetes yang tergantung pada
insulin atau diabetes yang tergantung pada insulin atau diabetes anak-anak. Ciri
khusus diabetes tipe I adalah hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
10
11
Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe
ini dapat diderita oleh anak-anak maupun usia dewasa (Sutanto, 2010). Terdapat
2012):
1) Faktor 10iagnos
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi
Kecenderungan genetic ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
2) Faktor-faktor imunologi
10iagnose terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
menggunakan zat insulin, yaitu suatu kondisi dimana sel gagal untuk menggunakan
10iagnose. Diabetes mellitus tipe II disebut juga dengan non insulin dependent
12
diabetes mellitus (NIDDM) atau diabetes yang bergantung pada insulin. Diabetes
jenis ini terjadi akibat kombinasi antara kekurangan produksi insulindan resistensi
melibatkan reseptor insulin di 11iagnose sel (Sutanto, 2010). Mekanisme yang tepat
yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
3. Diabetes gestasional
yang cukup tinggi pada wanita hamil yang sebelumnya belum perna mengalami
2.1.3 Patofisiologi
yang ditandai oleh adanya hiperglikemi yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,
defek kerja insulin atau keduanya (Sudoyo, 2010). Menurut Padila (2012) Diabetes
mellitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar
akibat dari kurangnya insulin maka tubuh tidak dapat mengubah glukosa menjadi
glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Organ
ginjal dalam hal ini tidak mampu menahan hiperglikemi karena ambang batas
13
untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka
ginjal tidak dapat menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah.
Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan
dengan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut
pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus dan pasien akan
minum terus, hal ini yang disebut dengan polidipsi. Produksi insulin yang kurang
menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien
akan merasakan lapar yang menyebbakan pasien diabetes mellitus banyak makan
tingkat sel dan semua tingkatan 12iagnose. Manifestasi komplikasi kronik dapat
terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) berupa kelainan pada
retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada
pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah
berlebih terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadinya infeksi saluran kemih,
tuberculosis paru, dan infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi
Kadar glukosa dalam darah kita biasanya berfluktuasi, naik turun sepanjang
hari dan setiap saat, tergantung kepada makanan yang masuk dan aktivitas fisik kita.
glukosa darah pada saat puasa di atas 126 mg/dl dan 2 jam sesudah makan diatas
15 tahun, bila glukosa darah di atas 140 mg/dl, si pasien harus cepat ditangani agar
jangan sampai terjadi kerusakan organ tubuh dan timbul komplikasi. Apabila kadar
glukosa darah puasa di antara 111-125 mg/dl, itu disebut keadaan glukosa puasa
yang terganggu atau Impaired Fasting Glucose (IFG). Apabila keadaan ini terjadi,
dokter harus segera mengambil langkah untuk mengontrol glukosa darah agar tidak
Tabel 1
Mg/dl Mmol/dl
Diabetes mellitus
Impaired glucose
tolerance (IGT)
Impaired fasting
glucose (IFG)
Jika kadar glukosa darah tidak normal tetapi belum termasuk kriteria
didiagnosis untuk diabetes, misalnya glukosa darah puasa dibawah 140 mg/dl tetapi
2 jam sesudah makan 140-200 mg/dl, keadaan ini disebut sebagai Toleransi
dengan TGT mempunyai risiko terkena diabetes tipe II jauh lebih besar daripada
orang biasa.
16
Apabila dokter telah curiga muncul TGT, anda dianjurkan untuk menjalani
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) atau Oral Glucose Tolerance Test (OGTT).
pasien menjalani puasa 10 jam (satu malam) dan setelah ambil darah, pasien diberi
minum glukosa sebanyak 75 gram, kemudian periksa glukosa lagi. Apabila glukosa
puasa pasien dibawah 140 mg/dl tetapi glukosa darah 2 jam sesudah konsumsi
glukosa 75 gram di atas 200 mg/dl, itu berarti pasien mengidap diabetes.
2.1.5 Komplikasi
a. Komplikasi akut
nefropati.
b. Komplikasi menahun
1) Neuropati diagnosa
2) Retinopati diagnose
3) Nefropati diagnose
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Grade V : Ganggren pada seluruh kaki dan tungkai bawah (Rendy &
Margareth, 2012)
2.1.6 penatalaksanaan
a. Lihat kondisi luka pasien, apakah luka yang dialami pasien dalam
keadaan kotor atau tidak, ada pus atau ada jaringan nekrotik atau
jaringan mati atau tidak. Setelah dikaji, lakukan perawatan luka. Untuk
steril.
d. Lakukan pembersihan luka sehari minimal dua kali (pagi dan sore),
e. Setelah dibersihkan, lalu ditutup dengan kassa basah yang diberi larutan
NaCl lalu dibalut disekitar luas luka, dalam penutupan dengan kassa,
jaga agar jaringan luar luka tidak tertutup. Sebab jika jaringan luar luka
f. Setelah luka ditutup dengan kassa basag becampur NaCl, lalu tutup
kulit yang baik yang membuat luka rata), selanjutnya aka nada
penutupan luka tahap kedua (skin draw), biasanya diambil dari kulit
paha. Penanganan luka diabet, harus ekstra agresif karena pada luka
diabet kuman akan terus menyebar dan memperparah luka. (Rendy &
Margareth, 2012).
a. Perubahan sirkulasi
d. Penurunan mobilitas
i. Kelembaban
j. Proses penuaan
k. Neuropati perifer
l. Perubahan pigmentasi
m. Perubahan hormonal
1) Nyeri
2) Perdarahan
3) Kemerahan
4) Hematoma
BAB 3
METODE PENELITIAN
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Noto, 2010), dengan tujuan
3.3.1 Populasi
suak ribee kecamatan johan pahlawan kabupaten aceh barat yang berjumlah 10
keluarga.
20
21
3.3.2 Sampel
Total : 10 orang
Data yang dikumpul adalah berupa data promer dan sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh lansung dari sumber data penelitian atau
Data sekunder adalah data yang berasal dari selain responden yaitu data-
data yang ada di wilayah kerja puskesmas suak ribee kecamatan johan
adalah metode angket yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara
metode ini, dapat digunakan instrument berupa pedoman daftar periksa atau
sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan (Hidayat,
2007).
dansebagainya (Notoatmodjo,2010).
23
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimun, 2007. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis