Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUANA

A. Latar Belakang

Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan, nifas saat ini
di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit di dunia seorang ibu
meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1 tahun ada sekitar 600.000 orang ibu
meninggal sia-sia saat melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat
2 orang ibu meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide
Bagus, 2009).

Di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2007 terdapat 690.282 jumlah ibu hamil,
dari sejumlah kelahiran, tercatat 354 kasus kematian maternal,yang terjadi pada
saat kehamilan 65 orang,kematian pada saat persalinan 221 orang dan kematian
ibu nifas 68 orang ( Raffel Subakhi,2008).

Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu ( Sarwono Prawirohardjo,


2005). Dimana selama waktu tersebut pada seorang ibu nifas sering kali terjadi
masalah tanda bahaya masa nifas. Hal ini sangat penting dan perlu untuk di
ketahui oleh ibu nifas. Karena dengan di ketahuinya tanda bahaya masa nifas, bila
terjadi masalah tersebut akan di ketahui atau terdeteksi secara dini adanya suatu
komplikasi

Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa
nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang
sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat
kandungan seperti eksogen (kuman datang dariluar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahirsendiri) (Prawirohardjo,
2005).

1
Asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode ini karena masa nifas
merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian di perlukan suatu
upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda bahaya masa nifas.

Untuk itu di perlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas
untuk memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu
juga di perlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling
selama kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah sesuai
standart pelayanan. Dari upaya tersebut di harapkan dapat mengetahui dan
mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas, sehingga bila ada kelainan
dan komplikasi dapat segera terdeteksi (Prawirohardjo, 2005)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memberi penyuluhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan
benar sehingga tidak terjadi komplikasi, yang dapat mengakibatkan kematian
pada ibu

2. Tujuan Khususa

a. Mampu menguraikan dan melakukan konsep dasar serta manajemen


kebidanan padaibu post partum
b. Mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah dan melakukan
analisa data,membuat rencana management, mengimplementasi
rencana dan mengevaluasi tindakan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Masa Nifas

1. Gizi Ibu Menyusui

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui
akan meningkat25%, karena berguna untuk proses kesembuhan sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.

Makanan yang dikonsumsi oleh ibu akan berguna untuk melakukan


aktivitas,metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta
sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Menumakanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi
cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung
alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna.

Ibu nifas dianjurkan untuk

a. Makan dengan diet berimbang, yaitu cukup karbohidrat, protein, lemak,


vitamin dan mineral.
b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan
pertama. 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Jadi
jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kebutuhan kalori per
harinya. Misal pada ibu
c. Kebutuhan perhari 1800 kalori artinya saat nifas pada 6 bulan pertama
dibutuhkan 1800 kalori plus tambahan 800 kalori sehingga kalori yang
dibutuhkan sebanyak 2600 kalori. Demikian pula pada 6 bulan
selanjutnya dibutuhkan rata-rata 2300 kalori dan tahunkedua 2200 kalori
d. Asupan cairan minimal 3 liter/hari
e. Mengkonsusmi tablet besi (Fe) tiap hari selama 40 hari
f. Minum Kapsul vitamin A (200. 000 unit) untuk member asupan vitamin A
juga kepada bayinya yaitu dengan melalui ASI-nya

2. Suplemen Zat Besi (Fe) dan Vitamin A

3
a. Zat Besi (Fe)

Suplemen zat besi adalah senyawa obat yang mengandung unsur dengan
komposisi Fe yaitu kadar zat besi yang dapat di fungsikan untuk
menambah zat besi dalam sel darah merah yang berkurang. Pada masa
kehamilan akan terjadi hemodilusi yaitu pengenceran volume darah
akibat cairan plasma selama hamil. Sehingga jumlah hemoglobin darah
pada ibu hamil menurun tetapi keadaan ini tidak mempengaruhi keadaan
ibu dan harus di tunjang dengan pemberian suplemen zat besi baik
selama kehamilan maupun masa nifas. Tambahan zat besi sangat penting
dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah
dan sel, serta menambah sel darah merah (HB) sehingga daya angkut
oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber Fe bias kita dapati dengan
mengkonsumsi makanan seperti seperti; kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan,kacang-kacangan dan sayuran hijau.

b. Vitamin A
Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang,
perkembangan syaraf penglihatan, dan juga untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber Vitamin A antara kita dapati dari
kuning telur, hati, mentega,sayuran berwarna hijau dan buah berwarna
kuning seperti : wortel, tomat dan nangka.Selain itu ibu menyusui juga
mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A sebanyak(200. 000 IU).
Pemberian vit A dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas
ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan
hidup anak. Pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi bergantung pada
vitamin A yang trekandung dalam ASI

3. Personal Hygienea
a. Personal Hygiene Ibu
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu
tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum
dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu
diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.Jaga

4
kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada
luka jahitan maupun kulit
1) Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi
berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya,
pakaian agak longgar didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan
dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
2) Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut
akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi
lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya
kerontokan berbeda-bedaantara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan.
Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir
yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut
3) Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil


akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu.
oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu
akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya.
Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering

4) Kebersihan vulva dan sekitarnya


Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar. Sarankan ibu
untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya duakali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika
5) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari

5
menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan
sabun. Perawatan luka perineum bertujuan untukmencegah infeksi,
meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan.
Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah
genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai
dengan mencuci bagian depan, baru kemudian daerah anus. Sebelum
dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut
hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu
bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan
dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika

Akibat jika ibu tidak menjaga Personal Hygiene :

1. Ibu Mudah Sakit


2. Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
3. Bayi ibu sakit
4. Ibu kurang percaya diri
5. Ibu mengalami infeksi
b. Menjaga kebersihan bayi
1) Memandikan
Pada tahun pertama janganlah terlalu sering memandikan bayi, agar
kulitnya tidak menjadi kering. Cukup 2 - 3 kali seminggu. Jangan
memandikan bayi dibak mandi yang lebar karena sangat berbahaya.
Bayi mudah tergelincir dari tangan dan terendam dalam bak. Lakukan
mandi. Gunakan spon untuk memandi-sekakan bayi. Letakkan bayi di
atas meja beralaskan handuk lembut dalam ruangan yang hangat.
Siapkan air hangat, selembar kain lap basah, serta sabun bayi yang
lembut. Salah satu tangan harus selalu memegang bayi. Bayi dibedung
dengan handuk dan hanya area yang akan dicuci yang terbuka. Jangan
menyabuni wajah bayi. Bagian tubuh lainnya boleh disabuni dengan
sabun bayi yang lembut. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian
dalam air, sekalipun airnya hanyasedikit. Apabila daerah pusarnya
sudah sembuh benar, seluruh tubuhnya boleh dimasukkan ke air dalam

6
bak mandi bayi. Agar supaya empuk dan tidak licin, bentangkan
selembar handuk bersih di atas permukaan bak mandi. Tuangkan
kedalamnya air hangat setinggi 5 cm. Periksa suhunya dengan bagian
dalam pergelangan tangan. Siapkan baju ganti terlebih dahulu sebelum
melepaskan pakaian yang melekat ditubuh bayi. Gunakan kain lap
lembut untuk membasuh muka dan rambutnya. Jangan lupa
melindungi mata bayi. Keramas rambutnya dengan shampo bayi satu
atau dua kali seminggu. Handuk untuk menghangatkan tubuhnya
begitu selesai dimandikan
2) Merawat kuku
Rapikan semua kukunya untuk mencegah dia mencakar dirinya. Kuku
bayi amat lembut dan mudah dipotong saat terbaik untuk merapikan
kukunya adalah ketika ia sedang tidur. Banyak orangtua lebih senang
menggunakan gunting-kuku kecil ketimbang gunting biasa
3) Membersihkan tangan
Cuci hanya telinga bagian luar dan pintu masuk lobang telinga saja,
jangan bagian dalamnya. Jangan menggunakan korek-kuping (cotton
bud) untuk membersihkan lobang telinganya hal ini dapat merusak
gendang telinga bayi. Bila bayi cengeng,demam, dan cenderung
menarik-narik telingannya,mungkin pertanda terjadinya infeksi telinga.
Segeralah bawa dia ke dokter.
4) Membersihkan hidung
Bersihkan lendir kering yang terkumpul dalam hidung bayi untuk
mencegah hambatan pernapasan (hal ini biasa terjadi di rumah yang
terus-menerus menggunakan pemanas ruangan). Basahi sedikit kotoran
dalam lubang hidung bayi
lalu bersihkan secara hati-hati dengan kain lap (tetapi jangan
dipaksakan bila bayi merasa terganggu). Gunakan pipet untuk
menyedot keluar ingus yang menyumbat hidung bayi pada waktu pilek.

7
Pencet karet bulat di ujung pipet lalu masukkan ujung satunya secara
hati-hati ke lubang hidung bayi, kemudian lepaskan pencetan dari karet
bulat tersebut
5) Merawat tali pusat
Seokok tiap kali mengganti popok, bersihkan tali pusar supaya tetap
kering dan terhindar dari infeksi. Bersihkan sekeliling tali pusar bayi
dengan kapas beralkohol. Rawatlah tali pusar secara hati-hati sampai
tanggal beberapa hari kemudian. Popok bayi dilipat di bawah pusar
agar tali pusar tidak basah oleh kencing. Apabila pangkal tali pusar
bernanah atau berwarna kemerahan, atau bayi menangis setiap kali
bagian itu disentuh, segera bawa dia ke dokter. Barangkali sudah
terinfeksi
6) Popok
Harga popok kain lebih ekonomis dari popok sekali pakai (disposable)
tetapi menambah pekerjaan apabila tidak ada tukang cuci. Hampir
semua bayi baru lahir menggunakan sekitar 10 popok sehari. Kalau
menggunakan popok kain yang harus dicuci, perlu sediakan kira-kira 4
lusin. Bisa membeli lagi jika masih kurang. Siapkan segala sesuatu yang
diperlukan sebelum mengganti popoknya. Jangan sekali-kali
meninggalkan bayi sendirian di meja ganti walaupun hanya sedetik.
Inilah yang perlukan ketika mengganti popok, yaitu Popok bersih dan
ada pengikatnya (kalau menggunakan popok kain)
4. Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan. Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga
secara bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi ibu tidur.
Kurangnya istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal, sepert :

8
a. Mengurangi produksi ASI
b. Memperlambat proses sub involusio uterus
c. Memperbanyak pendarahan
d. Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
5. ASI
Air susu ibu (ASI) merupakan suatu cairan hidup yang dapat berubah dan
memberi respon terhadap kebutuhan bayi seiring dengan pertumbuhannya
(Welford, 2008).
ASIadalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu
lemak dan air yang terdapat dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
anorganik yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu, dan bermanfaat
sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012).
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi
disusui sesuai dengan keinginan (on demand). Bayi dapat menentukan
sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan asi dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya. ASI dan
kolostrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan
komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-
masing ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan
prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan cukup bulan maka
sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga. Pemberian susu dengan
botol dan kempengan dapat membuat bayi binggung dan menolak menyusu
atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanis memenghisap
dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda

9
6. Seksualitas dan KB
a. Seksual
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami isteri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasanyeri, aman untuk melakukan hubungan suami
isteri. Apabila pendarahan sudah mulai berhenti dan luka perineum
sudah sembuh maka hubungan seksual sudah dapat dilakukan, yang
mana umumnya terjadi pada 4-5 minggu post partum.
Namun secara psikologis pada awal awal masa postpartum hasrat
seksual atau libido sang ibu sedang menurun. Terlepas dari segi
kesehatan banyak budaya yang mempunyai tradisi untuk menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu. Misalnya setelah 40
hari atau 6 minggu setelah persalinan. Namun tetap saja keputusan
mulainya hubunganseksual bergantung pada pasangan yang
bersangkutan
b. Keluarga berencana KB
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara
mencegah kehamilan yang tidak di inginkan. Biasanya ibu post partum
tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum mendapatkan haidnya
selama menyusui, oleh karena itu amenore laktasi dapat di pakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan
baru. Resiko daricara ini adalah sebesar 2% terjadi kehamilan. Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya di jelaskan dahuiu
kepada pasangan, meliputi :

10
1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan.
2) Kelebihan dan keuntungan
3) Efek samping
4) Kekurangannya
5) Bagaimana memakaif
6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca
persalinan yangmenyusui. Jika pasangan memilih metode kb
tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua
minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditnyakan oleh
ibu atau pasangan dan untuk melihat apakah metode tersebut
berkerja dengan lancar
B. Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas
Tanda dan bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas :
1. Demam tinggi hingga melebihi 38’c
Suhu tubuh ibu mungkin mengalami peningkatan pada hari pertama
setelah melahirkan. Ini merupakan hal yang wajar dan mungkin
disebabkan oleh dehidrasi selama proses persalinan, usahakan untuk
memperebanyak minum air untuk mengganti cairaan yang hilang. Namun
apabila terjadi peningkatan melebihi 38’c beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup
semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Rustam
Mochtar,2002).
Apabila setelah 24 jam suhu ibu tetap mengalami penigkatan, maka
bisa jadi ini merupakan tanda bahaya pada masa nifas yang menunjukan
adanya infeksi setelah persalinan.
Penanganan :
a. Istirahat baring
b. Rehidrasi peroral atau infuse
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu

11
2. Perdarahan pervagina
Merupakan perdarahan yang terjadi dengan jumlah darah melebihi 500
ml setelah baayi lahir. Menurut waktu dibagi menjadi 2 yaitu perdarahan
primer yang terjadidalam 24 jam setelah bayi lahir, dan perdarahan
sekunder yang terjadi setelah 24 jam bayi lahir, perdarahan skunder ini
ditemukan kurang dari 1% dari semua persalinan. Sebab terjadinya
adanya subinvolusi, kelainan kongenital uterus, inversio uteri,
miomauteri submukosum, dan penghentian obat estrogen untuk
menghentikan laktasi. Terapidapat dimulai dngan pemberian 0, 5mg
ergotrin intramaskular, yang dapat diulangi dalam 4 jam atau kurang.
Yang menyebabkan perdarahan setelah melahirkan adalahatonia uteri
atau rahim tidak berkontraksi, perlukaan jalan lahir, dan
tertinggalnyasisa-sisa plasenta dalam Rahim :
a. Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau
punggung, serta ulu hatid
b. Sakit kepala parah atau terus menerus dan pandangan kabur
c. Pembengkakan pada wajah dan daerah ektremitasf
d. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
e. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
f. Putting payudara berdarah atau merekah sehingga sulit untuk
menyusui
g. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih
dan nafas terengah-engah
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lamak
i. Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu
buang air kecill
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau
dirinya sendir

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny. S usia 18 tahun, (P1 A0) 23 hari Kontrol
post SC menggantikan perban datang ke Puskesmas Air Putih Samarinda.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan dapat dikajikan secara lengkap dan
akurat Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas P1 A0 dengan post partum 23 hari di
UPT. Puskesmas Air Putih Kota Samarinda Ny.S dengan Berat Badan 53,5 kg,
Tinggi Badan 150 cm, Tekanan Darah : 100/60 mmHg, Nadi 78 x/menit,
Pernafasan : 20 x/menit, Suhu : 37 x/menit. Ibu dapat memahami mengenai cara
menyusui bayinya dengan Baik dan Benar, menjaga kebersihan dengan baik
untuk ibu dan bayi, merawat tali pusat dengan benar, serta istirahat dan pola
nutrisi yang baik selama masa nifas, selalu memberitahukan ibu untuk kunjungan
ulang
B. Saran

Bagi Mahasiswa Kebidanan agar selalu berhati-hati setiap melakukan


tindakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, dan
lebih memperhatikan kekurangan-kekurangan yang menerapkan ilmu-ilmu yang
telah diberikan. Memakai APD lengkap demi menjaga diri dari infeksi
nasakomial.

14
DAFTAR PUSTAKA

Warnaliza, Desi, dkk. 2014 Buku Ajar Asuhan kebidanan Nifas


Yogyakarta: Nuha MedikaAmbarwati, Retna Eny, dkk. 2001.

Asuhan Kebidanan Nifas Yogyakarta: Nuha MedikaRahmawati

Anita, dkk. 2009.

Perawatan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sarwono, Prawirohardjo. 2014.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal

Yayasan Bina Pustaka: Jakarta,2002Sarwono, Prawirohardjo. 2014.

Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka: Jakarta,2002

15

Anda mungkin juga menyukai