Anda di halaman 1dari 4

Asam urat adalah asam yang terbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil akhir dari

metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel – sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat di tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayuran, buah, kacang –kacangan)
ataupun hewan ( daging, jeroan, ikan sarden ). ( Indriawan, 2009)
Pada umumnya para pria lebih banyak terserang asam urat, dan kadar asam urat kaum pria
cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan pada wanita prosentasenya
lebih kecil, dimana peningkatannya juga cenderung berjalan sejak dimulainya masa menopause.
Ini karena wanita mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat
urine. Sementara pada pria, asam uratnya lebih tinggi karena tidak memiliki hormon estrogen.
( Riswanto, 2010)
Pemeriksaan asam urat dapat dilakukan dengan menggunakan serum atau plasma heparin, maupun
urine. Spesimen berupa serum atau plasma heparin diambil dari 3 – 4 ml darah yang berasal dari
pembuluh vena, kemudian dimasukkan dalam tabung tertutup. Kadar asam urat dalam serum atau
plasma dapat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer. Serum yang akan
digunakan harus disentrifuge terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya hemolisis. Nilai rujukan
yang digunakan dalam analisis kuantitatif asam urat, yaitu untuk laki – laki 3,5 – 7,0 mg/dl,
perempuan 2,5 – 6,0 mg/dl, saat dalam kondisi panik > 12 mg/dl, dan untuk anak – anak 2,5 – 5,5
mg/dl, serta lansia 3,5 – 8,0 mg/dl. ( Riswanto, 2010 )
Penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Penyakit gout primer, yaitu kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga disebabkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder, yaitu meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi (mengonsumsi
makanan dengan kadar purin yang tinggi). ( Sustrani, 2007 )

Pembahasan
Dalam pratikum ini, dilakukan pemeriksaan asam urat dalam darah dengan sampel darah, serta
hasil dari pembacaannya menggunakan fotometri akan diperoleh rata – rata dari kelompok kami
( sembilan ) sebesar 5,46 mg/dl untuk sampel darah C ( perempuan ), jika dilihat pada nilai
rujukan dari hasil pemeriksaan kadar asam urat tersebut normal. Sedangkan dari hasil percobaan
seluruh kelompok menunjukkan normal dengan sampel perempuan berkisar 2,8 – 7,3 mg/dl dan
sampel laki – laki 3,4 – 8,5 mg/dl.
Berdasarkan tinjauan pustaka, asam urat adalah asam yang berbentuk kristal – kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel – sel tubuh.(Indriawan, 2009 ). Dalam keadaan
normalnya 90 % dan hasil metabolit nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantin akan digunakan
kembali sehingga akan terbentuk kembali masing – masing menjadi adenosine monophosphate
( AMP ), inosine monophospate ( IMP ) dan guanosine monophosphate ( GMP ) oleh adenine
phosribosyl transferase ( APRT ) dan tipoksantin guanne phosphoribosyl transferase ( HPGAT ).
Hanya sisanya akan diubah manjadi xantin dan selanjutnya akan diubah menjadi asam urat oleh
enzim xantin oksidase. ( Sustrani, 2007 )
Bila senyawa purin pada asam urat dalam jumlah besar di dalam darah, maka akan memicu
pembentukan yang berbentuk jarum. Ini biasanya terkonsentrasi pada sendi – sendi ( kaki, lutut,
siku atau tangan ) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan radang sendi ( artritis ). Sendi – sendi
tempat asam urat dalam darah secara kronis melebihi batas normal. Umumnya gejala ini ditemui
pada pria berumur lebih 30 tahun dan wanita setelah menopause peningkatan asam urat dalam
darah terjadi akibat percepatan biosentesis purine dari asam amino atau degradasi purin
berlebihan, akibat adanya kematian sel dan melalui makanan atau eksresi asam urat melalui ginjal
yang tidak sempurna. (Lehninger, 1981 )
Eksresi asam urat bukan saja ditentukan oleh aliran darah dalam glomeruli dan proses filtrasi,
tetapi juga oleh fungsi epitel. Asam urat sukar larut, sehingga batu asam urat mudah terbentuk
dalam urin dengan konsentrasi yang tinggi disebut hiperurisemia. Ekresi oleh ginjal berpengaruh
pada asam urat dalam serum. (Lehninger, 1981 )
Hiperurisemia adalah keadaan meningkatnya asam urat dalam darah akibat gangguan metabolisme
purin. Secara biokimiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang
melewati hiperurisemia primer, hiperurisemia sekunder dan idopatik. Hyperurisemia primer
berhubungan dengan faktor genetik sementara hypersemia sekunder disebabkan oleh kondisi atau
faktor – faktor lain selain faktor genetik, seperti konsumsi purin tinggi, penyakit ginjal kronis,
obat – obatan tertentu, alkohol dan hipertensi. ( Riswanto, 2010 )
Asam urat merupakan metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap
orang memiliki asam urat di dalam tubuh. Tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk
kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 %.
Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan plasma darah dapat diukur dengan metode
kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzerkimia. Kadar asam urat dalam darah tergantung
usia dan jenis kelamin, yaitu dengan nilai normal laki – laki 2,5 – 8 mg/dl, perempuan 1,5 – 6
mg/dl, dan anak – anak 2,5 – 5,5 mg/dl. Kadar asam urat berdasarkan standart WHO, nilai normal
kadar laki – laki 2,5 – 8 mg/dl, sedangkan perempuan 1,5 – 6 mg/dl. Sedangkan menurut di daerah
Indonesia standartnya, laki – laki 3,4 – 8,5 mg/dl ; perempuan 2,8 – 7,3 mg/dl ; anak – anak 2,5 –
5,5 mg/dl dan lansia 3,5 – 8,5 mg/dl. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisis percobaan
pratikum ini antara lain terjadinya hemolisis pada plasma darah yang digunakan, konsumsi
makanan tinggi purin atau obat – obatan yang mempengaruhi kadar asam urat. Perbedaan ini
terlihat pada masing – masing kelompok yang memiliki nilai kadar asam urat yang berbeda namun
semua kelompok tergolong normal.
Gejala asam urat ditandai dengan nyeri sendi. Sendi merupakan bagian yang paling mudah
dihinggapi kristal asam urat selain juga pada bagian kulit dan ginjal yang merupakan akibat dari
penambahan kadar asam urat dalam darah. Penyakit asam urat dapat dicegah dengan makanan
yang rendah purin, memperbanyak minum air putih dan rajin berolahraga.

Asam Urat
Asam urat adalah asam yang terbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel – sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat di tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayuran, buah, kacang –kacangan)
ataupun hewan ( daging, jeroan, ikan sarden ) (Indriawan, 2009).
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan
purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam
jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam
urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun
bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksi dan (McCrudden Francis H,
2000).
Asam urat adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme purin baik dari diet
maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat DNA). Asam urat sebagian besar
dieksresi melalui ginjal dan hanya sebagian kecil melalui saluran cerna. Ketika kadar asam urat
meningkat, disebut hiperuresemia, penderita akan mengalami pirai (gout). Penyebab
hiperuresemia karena produksi yang berlebihan atau ekresi yang menurun (seperti pada gagal
ginjal). Produksi yang berlebihan didapatkan pada penderita dengan keganasan, terjadi turnover
purin dan DNA sangat tinggi. Penyebab lain hiperuresemia adalah alkohol, leukemia, karsinoma
metastatik, multiple myeloma, hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, stress,
keracunan timbal, dan dehidrasi akibat pemakaian diuretik (Pagana, 2001).
Pada umumnya para pria lebih banyak terserang asam urat, dan kadar asam urat kaum pria
cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan pada wanita prosentasenya
lebih kecil, dimana peningkatannya juga cenderung berjalan sejak dimulainya masa menopause.
Ini karena wanita mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat
urine. Sementara pada pria, asam uratnya lebih tinggi karena tidak memiliki hormon estrogen
(Riswanto, 2010).
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel – sel tubuh (Indriawan, 2009).
Dalam keadaan normalnya 90 % dan hasil metabolit nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantin
akan digunakan kembali sehingga akan terbentuk kembali masing – masing menjadi adenosine
monophosphate (AMP), inosine monophospate (IMP) dan guanosine monophosphate (GMP) oleh
adenine phosribosyl transferase (APRT) dan tipoksantin guanne phosphoribosyl transferase
(HPGAT). Hanya sisanya akan diubah manjadi xantin dan selanjutnya akan diubah menjadi asam
urat oleh enzim xantin oksidase (Sustrani, 2007).
Pemeriksaan asam urat dapat dilakukan dengan menggunakan serum atau plasma heparin, maupun
urine. Spesimen berupa serum atau plasma heparin diambil dari 3 – 4 ml darah yang berasal dari
pembuluh vena, kemudian dimasukkan dalam tabung tertutup. Kadar asam urat dalam serum atau
plasma dapat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer. Serum yang akan
digunakan harus disentrifuge terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya hemolisis. Nilai rujukan
yang digunakan dalam analisis kuantitatif asam urat, yaitu untuk laki – laki 3,5 – 7,0 mg/dl,
perempuan 2,5 – 6,0 mg/dl, saat dalam kondisi panik > 12 mg/dl, dan untuk anak – anak 2,5 – 5,5
mg/dl, serta lansia 3,5 – 8,0 mg/dl. (Riswanto, 2010).
Asam urat terutama disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat
diangkut ke ginjal oleh darah untuk filtrasi, direabsorbsi sebagian, dan diekskresi sebagian
sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin. Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum
bergantung pada fungsi ginjal, kecepatan metabolisme purin, dan asupandiet makanan yang
mengandung purin (Hamdani, 2012).

VIII. Kesimpulan
Penentuan kadar asam urat dalam darah dapat ditentukan dengan reagen asam urat. Hasil dari
percobaan tersebut didapat kadar asam urat sampel C ( perempuan ) sebesar 5,19 mg/dl dan 5,90
mg/dl dengan rata – rata 5,46 mg/dl. Kadar asam urat sampel tersebut tergolong normal.

IX. Daftar Pustaka


Indriawan, Iin. 2009. Asam Urat. Malang : JICA
Lehninger. 1981. Dasar –Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Riswanto. 2010. Asam Urat Darah ( Serum ). http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/asam-
urat-serum.html [tanggal akses : 13 Mei 2012 ]
Sustrani, Lenny. 2007. Asam Urat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai