Anda di halaman 1dari 13

PJK3 Elektrikal

Malang

MAKALAH
PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN PMT PADA (PEMBANGKIT,
TRANSMISI, DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN)

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. I Putu Guna Wijaya (PT. Karya Dewata Abadi)


2. I Putu Edik Wijaya (PT. Karya Dewata Abadi)
3. Gede Nadi Arta (PT. Karya Dewata Abadi)
4. I Wayan Ardana (PT. Karya Dewata Abadi)
5. Junaidy (PT. Mustafa technic electric)

PJK3 – ELEKTRIKAL
JL. SIMP. KH. YUSUF A2 KOTA MALANG
TELP/ WA : 085755755101 , Email : pjk3elektrikal@gmail.com
PJK3 Elektrikal
Malang

BAB I
PENJELASAN UMUM

I. Pengertian Sistem Tenaga Listrik


Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari :

1. Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)


Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin
sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang membangkitkan listrik.
Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk. Peralatan utama pada
gardu induk antara lain : transformer, yang berfungsi untuk menaikan tegangan
generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi /tegangan tinggi (150kV) dan juga
peralatan pengaman dan pengatur. Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain
PLTA (pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG
(Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).
2. Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga
dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
3. Sistem Distribusi
Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur (Distribution
Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang juga biasa
disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah,
gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan
menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V,
220V) yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk industri dan
konsumen.
4. Pemanfaatan
Pemanfaatan energy listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat besar.
Pemanfaatan listrik tersebut ditandai dengan adanya perubahan energi listrik. Energi
listrik dapat diubah menjadi energi panas, energi gerak, energi bunyi, dan energi
cahaya. Namun, harus diingat bahwa energy listrik bukanlah energy yang dapat
diperbaharui.

1
PJK3 Elektrikal
Malang

Pemanfaatan energy listrik untuk konsumen tegangan menengah dan tegangan


rendah didistribusikan melaluai tahap penurunan tegangan dari salah satu komponen
instalasi tenaga listik yang terpasang pada jaringan distribusi yang disebut Gardu
Trafo Tiang (GTT),
Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut cukup mahal bila dibandingkan
dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang dilakukan
secara intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen GTT
dan ditangani oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar
pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif.
Pekerjaan Pemeliharaan pada sistem kelistrikan ini dibutuhkan Koordinasi yang
benar dan tepat dengan pihak-pihak terkait Supervisor Operasi dan Operator Pembangkit dan
mengidentifikasi potensi bahaya yang akan muncul guna menyiapkan APD untuk personil
yang akan bekerja. Perlu diperhatikan potensi bahaya yang akan terjadi sebagaimana yang
telah diurakan pada UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang bertujuan untuk
keselamatan pekerja , orang lain dan peralatan, serta guna memenuhi amanat Peraturan
Menteri No. 12 Tahun 2015 tentang keselamatan dan kesehatan kerja listrik di tempat kerja.

Gambar 1 Sistem Kelistrikan dari pembangkitan sampai pemanfaatan


Sumber: persentasi bapak Ir.dudy triantono

Gambar 2 Single Line diagram Penyaluran Tenaga Listrik


sumber: persentasi bapak Ir.dudy triantono

2
PJK3 Elektrikal
Malang

BAB II. IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK

Identikasi bahaya listrik sesuai K3 diterapkan bertujuan agar dapat mengenal atau
mengetahui jenis-jenis bahaya yang diakibatkan listrik, dapat mengenal dan mengetahui
penyebab bahaya listrik ,dapat mengenal dan mengetahui dampak yang timbul akibat bahaya
listrik,agar dapat mengenal dan mengetahui cara-cara pengamanan terhadap bahaya listrik
sehingga bisa dibuatkan sebuah standarisasi yang disebut (SOP) standard operating
procedure.

Tabel 1. Identifikasi Bahaya Listrik pada Pekerjaan Pemeliharaan PMT di Pembangkit


Penilaian resiko
Bahaya Resiko Pengendalian resiko
Tingkat
Akibat Peluang
resiko

Tegangan 6,3 kV kematian 5 C E


Memastikan PMT dan PMS
off dan di grounding

Tegangan sisa
Pingsan/kematian 2 C E Grounding kubikel
pada alat ukur

sumber: Standar Australia / New Zealand standard AS/NZS 4360


Tabel 2. Identifikasi Bahaya Listrik pada Pekerjaan Pemeliharaan PMT di Transmisi
Penilaian resiko
Bahaya Resiko Pengendalian resiko
Tingkat
Akibat Peluang
resiko

Tegangan 150
kematian 5 C E
kV Memastikan PMT dan PMS
off dan di grounding

Tegangan sisa
Pingsan/kematian 2 C E Pasang grounding
pada alat ukur

Menyebabkan luka
Petir 5 C E Pasang grounding
bakar dan kematian

sumber: Standar Australia / New Zealand standard AS/NZS 4360

3
PJK3 Elektrikal
Malang

Tabel 3. Identifikasi Bahaya Listrik pada Pekerjaan Pemeliharaan PMT di Distribusi


Penilaian resiko
Bahaya Resiko Pengendalian resiko
Tingkat
Akibat Peluang
resiko

Tegangan 20 kV kematian 5 C E
Menggunakan sarung tangan
20 kV dan sepatu safety

Tegangan sisa
Pingsan/kematian 2 C E Pasang grounding
pada alat ukur

Menyebabkan luka
Petir 5 C E Pasang grounding
bakar dan kematian

sumber: Standar Australia / New Zealand standard AS/NZS 4360

Tabel 4. Identifikasi Bahaya Listrik pada Pekerjaan Pemeliharaan GTT di Pemanfaatan


Penilaian resiko
Bahaya Resiko Pengendalian resiko
Tingkat
Akibat Peluang
resiko

Terkena sengatatan
Menggunakan sarung tangan
Pengukuran listrik pingsan 5 C E
20 kV dan sepatu safety serta
/kematian
menggunakan alat ukur yang
benar

Tegangan sisa Terkena sengatan


2 D L Short alat ukur
pada alat ukur listik pingsan

sumber: Standar Australia / New Zealand standard AS/NZS 4360


Tabel 5. Identifikasi Bahaya Listrik
Akibat Tingkat resiko
Peluang Penjelasan Akibat
1 2 3 4 5

A H H E E E E=Extreme A= Hampir pasti akan 1= Tidak ada cedera, kerugian kecil


terjadi
Risk

B M H H E E H= High Risk B= Cenderung untuk terjadi 2= Cedera ringan/ap3k,Kerugian materi sedang

C L M H E E M=Moderate C= Mungkin untuk terjadi 3= Hilang hari kerja, kerugian cukup besar
Risk

D L L M H E L=Low Risk D=Kecil kemungkinan 4= cacat,kerugian materi besar


terjadi
E L L M H H E=Jarang terjadi 5= Kematian,kerugian materi sangat besar

4
PJK3 Elektrikal
Malang

BAB III. PERSYARATAN K3 LISTRIK DALAM PEMELIHARAAN PMT DI


PEMBANGKIT
Didalam Di dalam melakukan pemeliharaan PMT di Gardu Induk, persyaratan K3
listrik yang harus wajib dilakukan oleh semua personil adalah :
1. Personil memiliki pengalaman kerja dan bersertifikat AK3L dan K3.
2. APD (Alat Pelindung Diri) dalam melaksanakan pekerjaan agar terhindar dari bahaya /
resiko.
3. Alat kerja yaitu alat-alat untuk pemeliharaan PMT ( Pemutus ) dengan jenis peredam
busur api Menggunakan Gas SF6 pada Gardu induk 150 kV .
4. Material atau bahan yang dibutuhkan pada pemeliharaan PMT ( Pemutus ) dengan jenis
peredam busur api Menggunakan Gas SF6 pada Gardu induk 150 kV .
5. PMT dan PMS harus interlock.
6. Rambu – rambu peringatan kerja
7. Kotak P3K
Langkah-langkah melakukan pekerjaan pemeliharaan trafo sesuai dengan SOP :
A. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Koordinasikan dengan Supervisor operasi Distribusi untuk kesiapan pelaksanaan
pekerjaan dan pemadaman.
2. Koordinasikan dengan petugas operator Pembangkit untuk kesiapan pelaksanaan
pekerjaan.
3. Buat/dan tanda tangani JSA
4. Off kan PMT beban di cubicle.
5. Off kan PMS cubicle
6. Try out PMT cubicle
7. Chek tegangan menggunakan HighVoltage tester 20 kV
8. Uji Tahanan Pentanahan.
9. ON kan switch Grounding di cubicle.
10. Off kan PMT Generator.
11. Try out PMT Generator
12. Off kan Generator unit 2 oleh operator pembangkit.
13. Buat BA bebas tegangan.
14. Pasang tanda bebas tegangan / jangan dimasukkan di cubicle unit 2.
15. Pasang pengaman areal untuk pemeliharaan PMT.

5
PJK3 Elektrikal
Malang

B. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Pastikan areal bersih dari material2 yang membahayakan.
2. Uji tahanan isolasi PMT phase-phase dan phase netral / catat pada form (jika hasil nya
tidak sesuai persyaratan, bersihkan dengan alcohol).
3. Uji tahanan kontak PMT / catat pada form. (bila hasilnya tidak sama, lakukan
penyetelan, sampai hasilnya optimal/sama)
4. Periksa/Uji mekanik PMT dan di beri vaselin.
5. Uji kebocoran gas SF6 dan catat hasilnya pada form.(jika terjadi kekurangan, lakukan
penambahan).
6. Chek sambungan2 kabel control tersambung dengan baik dan benar melalui flag
sambungan.
7. Bersihkan debu2 dan sisa2 pengujian.
8. Lakukan pengujian test trip fungtion dan amati hasilnya serta catat pada form cheklist .
C. Pemasukan Tegangan Kembali
1. Periksa ulang kondisi peralatan dan pastikan bahwa semua tidak ada yang tertinggal di
unit PMT.
2. Koordinasikan dengan Supervisor operasi Distribusi bahwa pekerjaan telah selesai
dan siap dioperasikan.
3. Off kan switch Grounding cubicle
4. Bebaskan tanda jangan dimasukkan di cubicle
5. Koordinasikan dengan petugas operator Pembangkit untuk kesiapan mengoperasikan
Generator unit 2.
6. Track in PMT Generator unit 2
7. On kan PMS.
8. On kan PMT Generator unit
9. Kumpulkan semua peralatan dan bahan yang tersisa.
10. Buat Berita Acara pekerjaan selesai dan pengoperasian sudah berjalan normal.

BAB IV. PERSYARATAN K3 DALAM PEMELIHARAAN PMT TRANSMISI


Didalam Di dalam melakukan pemeliharaan PMT di Gardu Induk, persyaratan K3
listrik yang harus wajib dilakukan oleh semua personil adalah
1. Personil memiliki pengalaman kerja dan bersertifikat AK3L dan K3.

6
PJK3 Elektrikal
Malang

2. APD (Alat Pelindung Diri) dalam melaksanakan pekerjaan agar terhindar dari bahaya /
resiko.
3. Alat kerja yaitu alat-alat untuk pemeliharaan PMT ( Pemutus ) dengan jenis peredam
busur api Menggunakan Gas SF6 pada Gardu induk 150 kV .
4. Material atau bahan yang dibutuhkan pada pemeliharaan PMT ( Pemutus ) dengan jenis
peredam busur api Menggunakan Gas SF6 pada Gardu induk 150 kV .
5. PMT dan PMS harus interlock.
6. Rambu – rambu peringatan kerja
7. Kotak P3K
Langkah-langkah melakukan pekerjaan pemeliharaan trafo sesuai dengan SOP :
A. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Koordinasikan dengan Supervisor operator operasi GI untuk kesiapan pelaksanaan
pekerjaan dan pemadaman.
2. Buat Berita Acara bebas tegangan
3. Pengukuran tegangan sisa dengan High Voltage tester 150 kV
4. Pengukuran pentanahan di PMT( maksimal 3 ohm)
5. Jumper R,S ,T PMT Ke grounding
6. Off kan PMT beban
7. Off kan PMS
8. Pasang Rambu peringatan kerja
9. Pasang tanda bebas tegangan
10. Pasang pengaman areal untuk pemeliharaan PMT
B. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Pastikan areal bersih dari material – material yang membahayakan.
2. Uji tahanan isolasi PMT phase-phase dan phase netral / catat pada formulir (jika hasil
nya tidak sesuai persyaratan, bersihkan dengan alkohol).
3. Uji tahanan kontak PMT / catat pada form. (bila hasilnya tidak sama, lakukan
penyetelan, sampai hasilnya optimal/sama)
4. Periksa/Uji mekanik PMT dan di beri vaselin.
5. Uji kebocoran gas SF6 dan catat hasilnya pada formulir .(jika terjadi kekurangan,
lakukan penggantian).
6. Chek sambungan- sambungan kabel control tersambung dengan baik dan benar
melalui flag sambungan.

7
PJK3 Elektrikal
Malang

7. Bersihkan debu dan sisa pengujian.


8. Lakukan pengujian test tripp fungtion dan amati hasilnya serta catat pada form cheklist
C. Pemasukan Tegangan Kembali
1. Periksa ulang kondisi peralatan dan pastikan bahwa semua tidak ada yang tertinggal di
unit PMT.
2. Lepaskan Jumperan R,S ,T PMT Ke grounding
3. Bebaskan tanda
4. On kan PMS.
5. On kan PMT Beban
6. Kumpulkan semua peralatan dan bahan yang tersisa Koordinasikan dengan Supervisor
operator operasi GI bahwa pekerjaan telah selesai dan siap dioperasikan.
7. Buat Berita Acara pekerjaan selesai .

BAB V. PERSYARATAN K3 DALAM PEMELIHARAAN PMT DI DISTRIBUSI


Di dalam melakukan pemeliharaan trafo di pemanfaatan, persyaratan K3 listrik yang
harus wajib dilakukan oleh semua personil adalah :
1. Personil memiliki pengalaman kerja dan bersertifikat K3
2. APD (Alat Pelindung Diri) sesuai hasil identifikasi dalam melaksanakan pekerjaan agar
terhindar dari bahaya / resiko
3. Alat kerja yaitu alat-alat untuk pemeliharaan dan pengukuran trafo
4. Material atau bahan yang dibutuhkan pada Trafo
5. Rambu-rambu peringatan
6. Peralatan P3K
7. Laporan / hasil pekerjaan
Langkah-langkah melakukan pekerjaan pemeliharaan trafo sesuai dengan SOP :
A. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Kordinasi dengan Supervisor Jaringan dan piket opreator APJ PLN
2. Pemasangan rambu – rambu peringatan kerja
3. Siapkan alat kerja dan kelengkapannya
4. Pemadaman tegangan
5. Mengecek Jaringan TM dengan shackle stik detector
6. Mengukur Grounding
B. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Pasang tangga dengan benar dan aman
8
PJK3 Elektrikal
Malang

2. Grounding jaringan SUTM dengan memasang ground cluster


3. Lakukan pekerjaan Pemeliharaan,dan pengukuran tahanan isolasi Recloser
4. Lepaskan grounding dari jaringan SUTM
C. Pemasukan Tegangan Kembali
1. Rapikan tangga dan peralatan
2. Kordinasi kembali dengan piket Supervisor Jaringan dan piket opreator APJ PLN
bahwa pekerjaan telah selesai
3. Penormalan tegangan
4. Pengujian Recloser buka tutup
5. Membuat laporan hasil pekerjaan

BAB VI. PERSYARATAN K3 DALAM PEMELIHARAAN GARDU TRAFO TIANG


(GTT)
Di dalam melakukan pemeliharaan trafo di pemanfaatan, persyaratan K3 listrik yang
harus wajib dilakukan oleh semua personil adalah :
1. Personil memiliki pengalaman kerja dan bersertifikat K3
2. APD (Alat Pelindung Diri) sesuai hasil identifikasi dalam melaksanakan pekerjaan agar
terhindar dari bahaya / resiko
3. Alat kerja yaitu alat-alat untuk pemeliharaan dan pengukuran trafo
4. Material atau bahan yang dibutuhkan pada Trafo
5. Rambu-rambu peringatan
6. Peralatan P3K
7. Laporan / hasil pekerjaan
Langkah-langkah melakukan pekerjaan pemeliharaan trafo sesuai dengan SOP :
A. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Pelaksana telah siap dengan peralatan dan material pendukung
2. Melakukan pengetesan / pengukuran,lapor ke operator gangguan terkait dengan
rencana pemadaman listrik dan setelah diijinkan maka dilakukan pelepasan beban
pada sisi TR, melepas fuse masing-masing jurusan pada masing-masing phasa.
3. Jika sudah,izin ke Dispacer untuk melepas fuse cut out (FCO) 20 kV,tes LV panel
dengan voltmeter atau alat tester lainnya, periksa / tes ulang pada JTR, apakah tidak
ada tegangan dari luar, kemudian di tahkan (grounding) pada sisi JTR.

9
PJK3 Elektrikal
Malang

B. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Periksa fisik trafo, apakah ada perubahan bentuk fisik trafo dan bila ada, sejauh mana
dapat diperbaiki segera, periksa paking dan baut pengikat.
2. Periksa minyak trafo, ambil contoh minyak trafo untuk tes,periksa kran / saluran
minyak trafo,tambah minyak trafo bila ada kekurangan.
3. Periksa kondisi bushing MV isolator,periksa semua terminal penghubung,periksa
terminal netral / ground netral,bersihkan dan cuci bushing trafo dari kerak. Bersihkan
tabung trafo dari bekas minyak trafo yang merembes. Bersikan semua terminal
penghubung
4. Tes kondisi masing-masing phasa dengan netral menggunakan AVO meter, tes kondisi
masing-masing kabel incoming yang menuju LV panel, periksa masing-masing
terminal lug, periksa dan bersihkan masing-masing terminal pada fuse base, periksa
dan bersihkan terminal pada main contactor, kencangkan semua baut pengikat pada
main contactor, periksa dan bersihkan pisau / busur api pada main contactor.
5. Tes pentanahan / grounding system.
6. Bersihkan dan cuci LV panel dari debu dan kotoran lain yang melekat.
C. Pemasukan Tegangan Kembali
1. Periksa ulang kondisi peralatan dan pastikan bahwa semua komponen telah sesuai
dengan fungsinya.
2. Lapor ke operator gangguan bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan siap
untuk dioperasikan kembali, jika telah mendapat izin operator, lepas grounding yang
terpasang pada line SUTR.
3. Jika sudah, kemudian izin Dispacer untuk memasukkan FCO 20 kV, pastikan trafo
sudah bertegangan menggunakan High voltage tester 20 KV, masukkan tegangan
padasisi TR, masukkan fuse jurusan secara berurutan pada masing-masing phasa,
melakukan pengetesan / pengukuran.
4. Setelah semua pengukuran sudah baik dan normal, berarti pekerjaan selesai.

BAB VII. HASIL PENGUKURAN DAN KESIMPULAN


a. Hasil Ukur
Dokumentasi kegiatan :

Gambar 3. PMT 150 kV


10
PJK3 Elektrikal
Malang

Gambar 4. PMT 20 kV

Gambar 5. Trafo Pemanfaatan dan PHB

Gambar 6. Pengukuran Tahanan Pentanahan


Hasil pengukuran tahanan isolasi dan tahanan pentanahan dapat dilihat pada tabel 6
dan 7:
Tabel 6. Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi

No Lokasi Standar R-G S-G T-G


PUIL 2011
1 Pembangkit 1000 Ω/V 10 MΩ 11 MΩ 11 MΩ

2 Transmisi 1000 Ω/V 180 MΩ 185 MΩ 180 MΩ

3 Distribusi 1000 Ω/V 25 MΩ 30 MΩ 31 MΩ

4 Pemanfaatan 1000 Ω/V 25 MΩ 25 MΩ 23 MΩ

11
PJK3 Elektrikal
Malang

Tabel 7. Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan


Standar Tahanan
No Lokasi
PUIL 2011 Pentanahan
1 Pembangkit <3 Ω 0.2 Ω

2 Transmisi <3 Ω 0.3 Ω

3 Distribusi <5 Ω 0.41 Ω

4 Pemanfaatan <5 Ω 0.4 Ω

b. Kesimpulan
Dalam kegiatan pemeliharaan pada system pembangkitan,transmisi,distribusi dan
pemanfaatan harus bekerja sesuai dengan SOP dan K3
1. Mengidentifikasi lebih awal untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja sehingga
penerapan K3 dapat tercapai.
2. Sertifikasi personal yang melaksanakan pekerjaan harus di cek, sehingga pekerja dapat
menerapkan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lapangan.
3. Proses pemeliharaan hasus sesuai dengan SOP dan standar yang dipersyaratkan.
4. K3 Listrik di tempat kerja perlu diperhatiakan dengan seksama, karena di area tersebut
sangat berpotensi menimbulkan bahaya apabila pekerja tidak bekerja sesuai dengan
SOP.
5. Pentingnya memastikan kembali hasil pekerjaan baik dari segi visual dan pengukuran
untuk menyatakan pekerjaan sudah selesai.

12

Anda mungkin juga menyukai