PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Vesikolithiasis adalah batu yang ada di Vesika Urinaria ketika terdapat defisiensi
substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika
terdapat defisiensi substansi tertentu seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya
kristalisasi dalam urin.
2.2. Anatomi
Sistem kemih seluruhnya terletak dibagian retroperitoneal sehingga proses patologi
seperti obstruksi, radang, dan pertumbuhan tumor terjadi diluar rongga abdomen. Buli-buli
adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman. Disebelah
dalam adalah otot longitudinal, ditengah merupakan otot sirkuler, dan yang paling luar
merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti
pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua
muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-
buli.
Secara anatomic bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu (1) permukaan superior
yang berbatasan dengan peritoneum, (2) dua permukaan inferiolateral, dan (3) permukaan
posterior. Permukaan superior merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.
Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannnya
melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urin, buli-buli
mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300-
450 ml.
2
2.3 Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik).
1. Herediter (keturunan)
2. Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan
1. Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu),
sedangkan daerah bantu di afrika hamper tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperature
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih.
5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang banyak duduk atau kurang
aktivitas.
6. Gangguan miksi: terjadi pada pasien-pasien hyperplasia prostat, striktur uretra, divertikuli
buli-buli, atau buli-buli neurogenik.
3
2.4 Gambaran klinis
Gejala khas batu saluran kemih adalah berupa gejala iritasi antara lain: nyeri
kencing/disuria hingga stranguri, perasaan tidak enak waktu kencing, dan kencing tiba-tiba
terhenti kemudian menjadi lancer kembali dengan perubahan posisi tubuh. Nyeri pada saat miksi
seringkali dirasakan (referred pain) pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki.
2.5 Patofisiologi
Kelainan bawaan atau cidera, keadaan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu saluran kemih dan tumor, keadaan tersebut sering menyebabkan bendungan.
Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu karena infeksi, trauma dan tumor
serta kelainan metabolism dapat menyebabkan penyempitan atau stiktur uretra sehingga terjadi
bendungan dan stasis urin, lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga
membentuk batu.
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mencari kelainan kemih yang dapat
menunjang adanya batu disaluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan
sebab terjadinya batu.
Pemeriksaan laboratorium yang diperiksa antara lain:
Darah: ureum, kreatinin, elektrolit, Ca, Phospat anorganik, alkali phospatase,
asam urat, protein, Hb.
Urin
4
2. Radiologis
Foto polos: BNO tampak opak (90%) seperti kalsium oksalat dan kalsium posfat.
USG: gambaran echoic shadow, hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan
ginjal.
Systogram
Pielografi intra vena: untuk menilai anatomi dan fungsi ginjal serta mnedeteksi
adanya batu semi-opak ataupun batu semi-opak yang tidak terlihat pada
pemeriksaan foto polos perut.
2.8 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum,
dan minum air putih banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih.
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy
pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter, atau buli -buli
tanpa melalui tindakan invasive atau tanpa ada pembiusan.
Endourologi
5
2.9 Komplikasi Litotripsi
Ruptur VU
Ruptur uretra
Prostatitis
Pyelonefritis
Septicemia
Hematuri
6
BAB III
ILUSTRASI KASUS
3.1.Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB : 50 kg
Pekerjaan : Buruh
MRS : 6 Desember 2011
3.2.Anamnesis
Keluhan Utama : Tidak bisa buang air kecil sejak 1 hari SMRS
7
Riwayat batuk kronis (+)
3.3.Pemeriksaan Fisik
Tanggal 11-12-2011
Status Generalisata
Kesadaran Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : 15
Vital Sign
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 x/i
- Respirasi : 18 x/i
- Suhu : 37˚C
8
Pemeriksaan Thorak
- Pulmo
- Cor
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Iktus cordis tidak tampak
Iktus cordis teraba di ICS V linea mid
Palpasi
clavikula, kuat angkat
Perkusi Redup
Auskultasi BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Genitalia
- Dbn
9
Pemeriksaan Ekstremitas
- Akral hangat, udem (-)
Rectal Toucher: tonus spingter ani baik, massa di rectum (-), teraba pembesaran
prostat dan konsitensi kenyal, nodul (-).
3.4.Pemeriksaan Penunjang
DR, KDL, EKG, Cystogram, BNO, Ro Thorax
Hasil EKG: Normal
Hasil Ro Thorak
Jantung: Normal
Paru: Schwarte di hillum thorak kanan dengan capsulation pleural efusi e.c KP lama
Tanggal 14-12-2011
Laboratorium
WBC : 4.0 x 103/mm3 % Lym:19.8%
RBC : 3.73 x 106/mm3 % Mon:7.9%
HGB : 12.8 gr/dl % Gra :72.3%
HCT : 39.9 %
PLT : 208 103/mm3
10
Hasil Cystogram:
- Vesicolithiasis multiple (3 buah) diameter 2,5 cm, 2,3 cm dan 1,5 cm
- Cystitis kronis
- Multiple divertikulum vesika urinaria
3.5.Diagnosis Kerja
Retensio urine e.c Vesicolithiasis + BPH
3.6.Penatalaksanaan/Terapi
Sectio Alta dan Open Prostatektomi pada tanggal 22 Desember 2011
Terapi Post op
Bed rest 24 jam
Boleh makan dan minum sedikit-sedikit
IVFD RL:D5 2:1 20 tts/mnt
Inj. Ceftriaxon 1x2 g
Inj. Kalnex 3x 500 mg
Inj.ranitidin 2 x 50 mg
Kaltropen supp 2x1
Drip kateter Nacl 0,9 100 tts/mnt
Jaringan dikirim ke PA
3.7.Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
11
BAB IV
Kesimpulan
Vesikolithiasis adalah batu yang ada pada vesika urinaria ketika terdapat defisiensi
subsanti tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium posfat, dan asam urat. Terbentuknya batu pada
vesika urinaria diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik,
infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan
agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, B Basuki. Dasar-dasar Urologi. Edisi kedua. Jakarta. 2003. Hal 57-67
2. Sjamsuhidrat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC. 2005
3. Price A. Sylvia. Patofisiologi. Volume kedua. EGC. Jakarta. 2006. Hal 1374-1379
4. Mc Aninch W Jack. Smith’s General Urology. Edisi 15. McGraw-Hill. 2000
5. Robbins, Kumar, Cotrans. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: 2004
13