Endokarditis Infektif
Pembimbing:
dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked (Ped), Sp.A
Oleh:
Helena Br Karo 150100021
Anggreyani Bertua S 150100071
PIMPINAN SIDANG
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus ini dengan judul “Endokarditis infektif” Penulisan laporan kasus
ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior
Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan
dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya. Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan .................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 1
1.3 Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
2.1 Infektiv Endokarditis ................................................................ 3
2.1.1 Definisi ........................................................................... 3
2.1.2 Kalasifikasi ...................................................................... 3
2.1.3 Etiologi ........................................................................... 6
2.1.3 Fakto Risiko .................................................................... 7
2.1.4 Patogenesis ...................................................................... 7
2.1.5 Patofisiologi ................................................................... 10
2.1.6 Diagnosis ........................................................................ 11
2.1.7 Terapi ............................................................................. 12
2.1.8 Komplikasi ...................................................................... 16
2.1.9 SKDI................................................................................ 16
BAB III STATUS ORANG SAKIT ......................................................... 17
BAB IV FOLLOW UP .............................................................................. 22
BAB V DISKUSI KASUS ......................................................................... 26
BAB VI KESIMPULAN ........................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah:
1. Dapat mengerti dan memahami tentang Infektif Endokarditis
2. Dapat menerapkan teori terhadap pasien Infektif Endokarditis
1
2
1.3 Manfaat
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan
pembaca terutama yang terlibat dalam bidang medis dan juga memberikan
wawasan kepada masyarakat umum agar lebih mengetahui dan memahami tentang
Infektif Endokarditis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2..1.2 Klasifikasi3
Aktivitas penyakit dan rekurensi
Membedakan aktif dan sembuh terutama penting untuk pasien yang menjalani
operasi. El aktif jika kultur darah positif dan demam ada pada saat operasi, atau
kultur positifsaat operasi atau morfologi inflamasi aktif ditemukan intraoperatif,
atau operasi dikerjakan sebelum terapi antibiotik lengkap selesai. Akhir-akhir ini
direkomendasikan menyebut EI aktif jika diagnosis ditetapkan <2 bulan sebelum
opeerasi.
Status diagnostik
Define, suspected dan possible. Dibawah tabel kriteria duke.
3
4
Ekokardiografi positif:
Massa intrakardiak yang bergerak pada katup atau struktur pendukung, pada jalan
aliran regurgitasi, atau pada benda yang ditanam tanpa penjelasan anatomik lain
atau abses atau defek baru pada katup buatan atau regurgitasi katup yang baru
pada ekokardiografi
- Kriteria Minor
2.1.3 Etiologi
Streptokokus dan Stafilokokus secara kolektif menyumbang sekitar 80%
dari kasus EI, yang proporsi kedua organisme ini bervariasi berdasarkan wilayah
(Gambar 1) dan telah berubah seiring waktu. Munculnya IE terkait kesehatan
telah disertai oleh peningkatan Prevalensi Staphylococcus aureus dan
staphylococci coagulase-negatif. Sedangkan proporsi EI karena viridans-group
streptococci (VGS) telah menurun. Enterococci adalah penyebab ketiga EI dan
semakin terkait dengan kontak perawatan kesehatan. Infeksi yang melibatkan
Gram-negatif dan jamur patogen di EI jarang terjadi dan terutama terkait
perawatan kesehatan ketika mereka terjadi. pada sekitar 10% kasus IE, kultur
darah negatif, paling sering disebabkan oleh penerimaan antibiotik oleh pasien
sebelum pemeriksaan diagnostik. IE negatif adalah disebabkan oleh
microorganisme yang sulit untuk diisolasi dengan konvensional teknik
mikrobiologis. Tes yang sangat khusus seperti pengujian serologis dan
polymerase-chain-reaction (PCR) menggunakan biopsi darah atau katup pada
akhirnya dapat menyarankanya patogen penyebab hingga 60% dari kasus
tersebut.4
IE negatif bervariasi dengan faktor geografis dan epidemiologis, termasuk
penyebab penting Coxiella burnetii (agen penyebab demam Q), spesies
Bartonella, spesies Brucella, dan Tropheryma whipplei. Faktor risiko khusus
seperti kontak dengan ternak atau tempat pemotongan hewan (untuk Brucella dan
Coxiella), tunawisma atau alkoholisme (untuk Bartonella quintana), bepergian ke
Timur Tengah atau Mediterania atau konsumsi produk susu yang tidak
dipasteurisasi (untuk Brucella), kontak dengan kucing (untuk Bartonella henselae)
atau kontak perawatan kesehatan yang luas di pasien dengan katup prostetik dan
kultur darah negatif (untuk Aspergillus) mungkin berguna petunjuk ketika
mengevaluasi kasus IE potensial.4
7
2.1.5. Patogenesis
katup dan rendahnya kadar komplemen dalam darah. Kadar kompleks imun dalam
sirkulasi, juga menurun sebagai respon terhadap terapi. Antibiotik spesifik
terhadap kuman penyebab infeksi dan dinding sel bakteri sudah dapat
diidentifikasi pada kompleks imun tersebut. Dalam keadaan normal komples
antigen-antibodi ini akan larut dan difagositosis. Pada endokarditis, terdapat faktor
yang menghambat larutnyaa kompleks ini, sehingga mengalami deposisi dalam
jaringan. Bukti menunjukkan, faktor reumatoid yang terdeteksi pada 50% kasus
endokarditis, menutupi reseptor untuk fagositosisdan akan menghambat klirens
kompleks imun. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pasien endokarditis
mengalami bakteremia yang cukup lama walaupun terdapat antibodi igG spesifik
yang cukup tinggi, kadar komplemen yang cukup dan neutrofil yang masuh
berfungsi.3
Antibodi terhadap protein miokard
Gambaran klinis lain pada endokarditis yang menarik perhatian adalah
adanya disfungsi miokard yang lebih berat daripada lesi katup yang ada, bahkan
tanpa adanya destruksi katup yang bermakna. Maisch melaporkan terdapat
respons atiboodi poliklonal pada endokarditis yang terdiri dari antibodi
antisarkolema dan antibodi antimiolema. Antibodi antimiolema bersifat sitolitik
terhadap sel jantung invitro jika terdapat komplemen. Aktivitas sistolik serum
pada beberapa pasien, hanya ada jika ditemukan antibodi antimiolema dan
berhubungan dengan titer antibodi antimiolema. 3
Aktivitas limfosit
Analisis fungsi leukosit pada endokarditis menunjukkan peningkatan
jumlah monosit dan granulosit, namun terdapat penurunan jumlah dan aktivitas
sel T-helper, sel T supressor dan naturel killer cells selama infeksi. Pada bebrapa
penelitian, aktivitas sel T supressor, sebagian mengalami perbaikan setelah terapi.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa faktor predosposisi endokarditis, merupakan
hasil penurunan fungsi limfosit pada pasien, daripada disfungsi limfosit pada
pasien, daripada disfungsi limfosit murni akibat infeksi (resiko IE meningkat pada
individu dengan supresi imun).3
10
2.1.6. Diagnosis
2.1.7. Terapi
Terapi surgical
Terapi surgikal dianjurkan pada beberapa keadaan antara lain :3
Vegetasi menetap setelah emboli sistemik : vegetasi pada katup mitral
anterior, terutama dengan ukuran >10 mm atau ukuran vegetasi meningkat
setelah terapi antimikroba 4 minggu.
Regugitasi aorta atau mitral akut dengan tanda-tanda gagal ventrikel
16
2.1.8. Komplikasi
Komplikasi EI dapat terjadi pada setiap organ, sesuai dengan patofisiologi
terjadinya manifestasi klinis :3
Jantung : katup jantung: regugitasi, gagal jantung, abses
Paru : emboli paru, pneumonia, pneumotoraks, empiema dan abses
Ginjal :glomerulonefritis
Otak : perdarahan subaraknoid, strok emboli, infark serebral.
2.1.9 SKDI
Endokarditis Infektif : 2
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya.
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
No. RM : 10.23.26
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Nuraida Batubara
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. N Sila turrahim LK VII kec Datuk Bandar
Timur Kab. Kota Tanjungbalai
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Demam
Telaah :
Demam dijumpai pada pasien sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan tinggi namun ibu pasien tidak pernah mengukur suhu
tubuh pasien. Sebelumnya pasien telah diberi obat penurun demam oleh
dokter klinik, demam dirasakan turun mencapai suhu normal, kemudian
demam dirasakan pasien kembali setelah beberapa hari. Demam tidak
disertai menggigil.
Pasien juga mengeluhkan sesak nafas dalam 4 bulan ini. Sesak nafas
berhubungan dengan aktivitas, sesak nafas dirasakan pasien saat setelah
melakukan aktivitas berat. Sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca.
Keluhan mudah lelah saat beraktivitas ditemukan dalam 4 bulan ini.
Keluhan batuk ditemukan sejak 2 minggu ini, batuk bersifat hilang timbul.
Riwayat batuk berdahak tidak ditemukan.
Riwayat kehamilan: Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Usia
ibu saat hamil adalah 30 tahun. Saat hamil ibu pasien tidak pernah ada
masalah, ibu rutin cek selama masa kehamilan dan tidak pernah
mengonsumsi obat-obatan.
17
18
Riwayat kelahiran: Bayi lahir dengan usia kehamilan 39 minggu. Bayi lahir
secara pervaginam (normal) dengan BB: 3500 gr dan PB: 47 cm. Saat lahir
bayi segera menangis. Riwayat biru disangkal.
Riwayat perkembangan pasien dalam 1 tahun ini baik, pasien masuk SD
pada usia 6 tahun, dan pada saat ini berada di kelas 2. Pasien merupakan
anak yang aktif di sekolah dan tidak pernah ketinggalan dalam pendidikan.
Pasien dapat mengikuti proses pendidikan tanpa kesulitan.
Pasien masuk ke rumah sakit adam malik pada tanggal 6 Desember 2019
dengan keluhan Demam, dan telah diberikan tatalaksana yaitu IVFD D5%
Nacl 0,45% 10gtt/I, Inj ampicillin surbacta 1gr/6 jam, Inj. Ceftriaxone 1
gr/12jam, Inj. Gentamicin 100mg/ 24 jam, Inj. Furosemide 20mg/12 jam,
Spironolakton 2 x 25mg, Paracetamol 250mg (s/p), Codein 3x 5mg hingga
tanggal 6 Januari 2020. Keluhan pasien pada saat masuk sudah tidak
ditemukan. Pasien PBJ pada tanggal 7 Januari 2020.
Riwayat imunisasi
Riwayat Imunisasi 0 1 2 3 4 9
Hepatitis B √
Polio
BCG √
DPT
HiB
Campak
RPT : Demam
RPO : Paracetamol
Pemeriksaan fisik
HR : 100 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 37,4 oC
Status Lokalisata
suara tambahan : -
Abdomen : soepel, bising peristaltik usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Hasil Laboratorium
Hitung jenis
Diagnosis banding
1. Endokarditis infektif + PDA
2. Demam rematik
3. Perikarditis akut
Diagnosis kerja
Endokarditis infektif + PDA
Tatalaksana
Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 10gtt/i
Inj ampicillin surbacta 1gr/6 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
Inj. Gentamicin 100mg/ 24 jam
21
Rencana penjajakan
Kultur darah
Cek Fungsi Hati
Cek Fungsi Ginjal
Ekokardiogram (EKG)
Urinalisa
BAB IV
FOLLOW UP
FOLLOW UP TANGGAL 29 DESEMBER 2019
S Demam
O Sens: CM, TD: 100/70 mmHg, HR: 100 kali/menit, RR: 20 kali/menit,
Temp: 38,5oC
22
23
P Tirah Baring
Diet MB 1300 kkal + 50 gram protein
Diet susu nutrient junior 3 x 150ml
IVFD D5% Nacl 0,45% 10gtt/i
Inj ampicillin surbacta 1gr/6 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
Inj. Gentamicin 100mg/ 24 jam
Inj. Furosemide 20mg/12 jam
Spironolakton 2 x 25mg
Paracetamol 250mg (s/p)
Codein 3x 5mg
O Sens: CM, TD: 100/70 mmHg, HR: 110 kali/menit, RR: 20 kali/menit,
Temp: 36,7oC
Kepala :
Mata : konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya (+/+)
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
P Tirah Baring
Diet MB 1300 kkal + 50 gram protein
Diet susu nutrient junior 3 x 150ml
IVFD D5% Nacl 0,45% 10gtt/i
Inj ampicillin surbacta 1gr/6 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
Inj. Gentamicin 100mg/ 24 jam
Inj. Furosemide 20mg/12 jam
Spironolakton 2 x 25mg
Paracetamol 250mg (s/p)
Codein 3x 5mg
O Sens: CM, TD: 100/70 mmHg, HR: 110 kali/menit, RR: 20 kali/menit,
Temp: 36,4oC
Kepala :
Mata : konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya
(+/+)
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
P Tirah Baring
Diet MB 1300 kkal + 50 gram protein
Diet susu nutrient junior 3 x 150ml
IVFD D5% Nacl 0,45% 10gtt/i
Inj ampicillin surbacta 1gr/6 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
Inj. Gentamicin 100mg/ 24 jam
Inj. Furosemide 20mg/12 jam
Spironolakton 2 x 25mg
Paracetamol 250mg (s/p)
Codein 3x 5mg
BAB V
DISKUSI KASUS
Teori Pasien
Definisi Endokarditis infektif (EI) adalah Demam dijumpai pada pasien sejak
infeksi permukaan endocardium 4 bulan sebelum masuk rumah sakit.
jantung, dapat mengenai satu atau Demam dirasakan tinggi namun ibu
lebih katup jantung, mural pasien tidak pernah mengukur suhu
endokardium, atau defek septum. tubuh pasien. Sebelumnya pasien
Demam merupakan gejala dan telah diberi obat penurun demam
tanda paling sering ditemukan, oleh dokter klinik, demam dirasakan
terjadi pada 80% kasus EI. turun mencapai suhu normal,
Demam mungkin tak ditemukan kemudian demam dirasakan pasien
atau minimal pada pasien usia kembali setelah beberapa hari.
lanjut, debilitas berat, gagal ginjal Demam tidak disertai menggigil.
kronik dan jarang pada EI katup
asli yang disebabkan stafilokokua
koagulase negative. Mumur
jantung yang baru dilaporkan pada
48% kasus dan perburukan mumur
yang sudah ada dijumpai pada
20% kasus.
Faktor Kelainan-kelanian yang dapat Pasien didiagnosa dengan Patent
presdisposi menjadi presdisposisi adalah ductus arteriosus berdasarkan hasil
si 1) Kelainan katup jantung anamnesis, pemeriksaan fisik dan
2) Katup buatan ekokardiogram
3) Katup yang floopy pada
sindrom marfan
4) Tindakan bedah gigi atau
orofaring yang baru
26
27
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Pemeriksaan fisik yang
cuku penting adalah Sens : Apatis
ditemukannya murmur BB : 19 kg
yang merupakan
TB : 119 cm
petunjuk lokasi
BB/U : 76%
keterlibatan katup.
TB/U : 95,6%
BB/TB : 86,3%
TD : 100/70 mmHg
HR : 100 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 38,5 oC
Keadaan Penyakit
Kepala :
Mata : konjungtiva
palpebra inferior
pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil
isokor, diameter 3
mm, refleks cahaya
(+/+), mata cekung
(+), air mata tidak
dijumpai
Dada :
URINALISA
Warna : Kuning
Glukosa : Negatif
Bilirubin : Negatif
Keton : Negatif
Berat Jenis : 1010
PH : 6,5
Protein : Negatif
Urobilinogen : Negatif
Nitrit : Negatif
Leukosit : Negatif
Darah : Negatif
FCM
Eritrosit : 0-1
Leukosit : 0-1
Epitel : 0-1
Cast : Negatif
Kristal : Negatif
KULTUR DARAH
Bahan : Darah
Hasil : Tidak ada pertumbuhan
Bakteri
Ekokardiogram
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
3. Alwi I dkk. buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi V, Jakarta : interna
publishing; 2009.
35