Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN KEWIRAUSAHAAN

A. Dasar pemikiran pentingnya kewirausahaan


Sebagai disiplin ilmu yang diajarkan, maka kewirausahaan memiliki tujuan pembelajaran
yakni: membangun/ membentuk semangat, sikap, perilaku dan keberanian seseorang dalam
menjalankan usaha/ kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan dan
menerapkan cara kerja baru dalam upaya memenuhi kebutuhan dengan memperoleh keuntungan.
Latar belakang pentingnya Kewirausahaan ditumbuh kembangkan :
1. Tujuan negara di dunia telah berubah; semula mengembangkan ideologi dan wilayah
sekarang berubah pada peningkatan kesejahteraan rakyat
2. Tuntutan kehidupan makin meningkat
3. Sumber ekonomi yang dimiliki pemerintah sangat terbatas

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan keberanian seseorang dalam


menjalankan usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan dan
menerapkan cara kerja baru dalam upaya memenuhi kebutuhan dengan memperoleh
keuntungan.Semangat kewirausahaan adalah keberanian untuk meraih keunggulan dan
keutamaan.

Dalam bidang bisnis akan menjadi sukses bila memiliki kreativitas dan inovasi. Melalui
kreatif dan inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa karena melalui kedua
proses tersebut dapat menciptakan keunggulan bersaing. Demikian juga di berbagai bidang
manapun kemajuan-kemajuan tertentu dapat di ciptakan oleh orang-orang yang memiliki
semangat serta jiwa kreatif dan inovatif. Dalam era seperti sekarang di butuhkan pemerintah yang
berjiwa wirausahaan karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan maka birokrasi dan institusi
akan memiliki motivasi dan berlomba untuk menciptakan cara-cara yang lebih efesien,
efektif,inovatif, fleksibel dan adaptif.

Kemampuan pemerintah untuk menyediakan atau membuka lapangan kerja terbatas


sehingga wirausahawan (pemilik bisnis) memiliki peran penting dalam pembangunan nasional
dalam bentuk penyediaan lapangan kerja.

Menyadari pentingnya peranan sector usaha swasta pemerintah melalui Inpres No. 4/1995
berupaya membangkitakan semangat generasi muda untuk menjadi entrepereneur (pengusaha).
Sasaran program pembangkitan jiwa entrepreuner meliputi :
-generasi muda, siswa drop out, dan para pemilik usaha yang prospektif
-usaha kecil dan koperasi,
-BUMN, oraginsasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan

B. Penyebab Pengangguran
Pengangguran atau tunakarya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran)
Tingkat pengangguran di Indonesia turun tajam menjadi 9 persen dari 9,4 persen, Biro Statistik
Tenaga Kerja mengatakan hal ini beberapa waktu lalu. Namun, berita positif tidak banyak
menyemangati jutaan orang yang kehilangan pekerjaan, beberapa selama lebih dari satu
tahun. Meskipun versi resmi, dan sebagian besar media, melukiskan gambaran yang indah,
realitas di lapangan sangat berbeda, dengan orang-orang merasa semakin sulit mencari pekerjaan,
menurut banyak pengamat seperti contoh pengguran musiman.
Beberapa bahkan mengatakan angka pengangguran tersebut adalah pencuci mata. Mereka
bertanya-tanya apakah ekonomi benar-benar menjadi lebih baik dan pasar kerja sedang mencari,
atau apakah pemerintah memaksakan optimisme pada orang-orang dengan memproyeksikan sisi
cerah ke atas. Nah Berikut penyebab pengangguran di Indonesia yang menjadi beberapa alasan
utama:
1. Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja
Jumlah pekerja meningkat dari hari ke hari. Bahkan mahasiswa dan lulusan magister
semakin sulit untuk memiliki pekerjaan karena jumlah pekerjaan yang tersedia sedikit.
Kebutuhan lowongan bugar tumbuh lebih cepat daripada lowongan yang tersedia.
Ledakan penduduk di Indonesia tidak dibarengi dengan berkembangnya lapangan kerja
yang menyebabkan semakin banyaknya lulusan muda yang menganggur untuk menunggu
pekerjaan. Jadi jumlah pengangguran meningkat seiring dengan peningkatan populasi
seperti contoh pengangguran terselubung.
2. Kemajuan teknologi
Perkembangan teknologi harus menjadi kebanggaan karena dengan teknologi yang lebih
maju, kerja manusia akan lebih mudah. Namun, perkembangan teknologi juga membuat
banyak perusahaan hanya membutuhkan beberapa pekerja karena posisinya telah diganti
dengan hadirnya teknologi terbaru seperti robot. Alasan utama perusahaan menggunakan
robot daripada manusia karena biayanya lebih murah dengan kerja cepat dan akurat.
Sudah banyak perusahaan yang menggunakan robot dan meninggalkan kekuatan
manusia.
3. Keterampilan pemohon tidak memenuhi kriteria
Perusahaan yang memiliki lowongan kerja akan membutuhkan karyawan yang sesuai
dengan kriteria sesuai dengan posisi yang akan ditempati oleh calon karyawan. Tapi itu
menjadi kendala ketika perusahaan membutuhkan beberapa karyawan dengan
keterampilan tinggi. Secara otomatis, hanya akan ada beberapa pelamar yang memiliki
kesempatan. Hal ini disebabkan jarang pelamar yang memiliki banyak keterampilan
untuk mendukung posisi dalam suatu perusahaan.
4. Kurangnya pendidikan dan keterampilan
Faktor berikutnya yang menyebabkan pengangguran di Indonesia adalah masalah
keterampilan dan pendidikan. Kurangnya tingkatan pendidikan akan menyebabkan
seseorang menjadi sulit untuk dijadikan sebagai tenaga kerja. Orang yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan tinggi biasanya hanya menjadi buruh kasar seperti contoh
pengangguran deflasioner.
Jika pekerjaan kasar tidak ada dan tidak memiliki jiwa seorang pengusaha, maka
seseorang dapat menjadi pengangguran permanen. Selain itu, orang-orang yang tidak
mendapatkan cukup uang untuk mencapai pendidikan tidak mau menaikkan keterampilan
mereka seperti mengemudi, memasak, atau bertani.
5. Kemiskinan
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penganggur berasal dari orang-orang yang
hidup di bawah kemiskinan. Meskipun tingkat kemiskinan di Indonesia dapat dikurangi
secara bertahap, jumlah pengangguran dapat dikategorikan tinggi. Kebanyakan orang
yang tumbuh di keluarga miskin pada umumnya juga miskin. Itu karena mereka tidak
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, atau tidak memiliki persediaan
yang cukup untuk mengembara. Akhirnya, hal yang akan mereka lakukan adalah
menganggur. Kemiskinan adalah salah satu penyebab pengangguran di Indonesia.
6. PHK
Salah satu hal yang paling menakutkan oleh karyawan swasta adalah pemutusan
hubungan kerja atau pemutusan hubungan kerja. PHK akan terjadi karena berakhirnya
kontrak kerja atau pengurangan karyawan. Sebuah perusahaan bahkan akan melakukan
metode ini untuk menstabilkan sistem kerja. Pekerjaan sektor pemerintah, yang dianggap
paling aman, menjadi opsi berbahaya karena pemerintah negara bagian dan lokal terus-
menerus memotong pekerjaan.
7. Tempat tinggal jauh dari banyak lowongan pekerjaan
Daerah yang kurang berkembang biasanya akan menjadi sarang bagi banyak
pengangguran. Orang-orang di daerah terpencil biasanya memiliki keinginan untuk
sukses besar. Namun, apa kekuatannya jika domisili mereka jauh dari kampung halaman
dan tidak mendapatkan berkah dan kesempatan yang sama untuk mencoba peruntungan
mereka di tanah luar negeri. Akhirnya, orang-orang seperti ini akan berakhir menganggur
karena mereka memilih keluarga, istri, dan anak-anak sebagai prioritas seperti contoh
pengagguran teknlogi.
8. Pasar global
Di era pasar global bebas dan perdagangan global, maka pengangguran akan menjadi
masalah terbesar yang pernah ada. Akan ada banyak perusahaan asing yang didirikan,
tetapi mereka cenderung memasukkan beberapa pekerja dari negara mereka daripada
menggunakan tenaga kerja asli.Selain itu, mereka memiliki alasan sendiri bahwa
sebagian besar keterampilan dan kemampuan Indonesia tidak memenuhi persyaratan
mereka. Akhirnya, penduduk lokal berakhir sebagai penganggur. Seharusnya menjadi
kewajiban bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang baik terhadap perusahaan
asing. Mereka harus membatasi orang asing yang menjadi pekerja di Indonesia.
9. Kesulitan untuk bertemu pencari kerja dan lowongan
Kekosongan yang tersedia terkadang tidak diumumkan dengan baik. Beberapa orang
potensial yang mengisi lowongan terkadang kehilangan informasi tentang lowongan itu
sendiri. Beberapa perusahaan terkadang tidak menyebarkan lowongan yang mereka
butuhkan dengan baik. Sebenarnya ada banyak pencari kerja yang masih membutuhkan
pekerjaan dan siap dipekerjakan kapan saja. Para pencari kerja terkadang tidak cukup
aktif dalam mendapatkan informasi tentang lowongan tersebut. Mereka harus bergabung
dengan job fair atau lowongan pekerjaan untuk mencari pekerjaan.
10. Terlalu tinggi harapan untuk para calon pekerja
Sudah umum bahwa sebagian besar perusahaan di Indonesia mengharapkan tenaga kerja
terampil yang tinggi. Melalui seleksi yang ketat, terkadang mereka tidak memilih siapa
pun. Alasan utamanya adalah karena mereka belum menemukan orang yang cocok yang
dapat bekerja di beberapa posisi tertentu. Itu terjadi ketika perusahaan tidak ingin
mempekerjakan orang yang tidak terampil dan mereka tidak perlu memberikan pelatihan
panjang setelah mereka mendapatkan karyawan.

Anda dapat bekerja tetapi tidak berhasil menemukan pekerjaan? Ada berbagai variabel
yang terlibat dalam “alasan” Anda tersebut:
a. Tidak mau / tidak dapat dipindahkan ke tempat keahlian / pengalaman Anda
dibutuhkan
b. Pencarian pekerjaan Anda dapat memanfaatkan lebih banyak dan lebih dalam
bagi Anda untuk menemukan lowongan yang cocok
c. Harapan kompensasi total Anda tidak realistis dan Anda memilih keluar,
bertahan untuk sesuatu yang lebih baik
Pendapat subjektif Anda tentang apa yang Anda kualifikasi tidak realistis atau
kompetitif dengan kandidat lain
d. Apa yang Anda kirimkan (wawancara / keterampilan presentasi) membutuhkan
peningkatan untuk benar-benar mengungkapkan apa yang Anda tawarka
e. Pemeriksaan latar belakang kriminal / kredit / referensi atau layar tidak cocok
dengan Anda
f. Anda memiliki keterampilan set yang tinggi di mana ada permintaan yang rendah
atau langka dan Anda tidak bersedia atau siap untuk melakukan sesuatu yang lain

C. Usaha Menanggulangi Pengangguran


Dengan banyaknya pengangguran di suatu negra pasti nya memberikan dampak bagi negara itu
sendiri baik bagi perekonomian Negara maupun bagi masyarakat.
Dampak Pengangguran
1. Bagi Perekonomian Negara
a. Penurunan pendapatan perkapita.
b. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
c. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
d. Dapat menambah hutang negara

2. Bagi Masyarakat
a. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
b. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan
apabila tidak bekerja.
c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik

Usaha Menanggulangi

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang


disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
Cara mengatasi pengangguran struktural

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.


2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara mengatasi pengangguran friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut:Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.

1. Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya


investasi baru.
2. Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
3. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
sektor formal lainnya.
4. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara mengatasi pengangguran musiman

1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi pengangguran siklis

1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.


2. Meningkatkan daya beli masyarakat.

D. Sarjana Perlu Memiliki Jiwa Kewirausahaan


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
1. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta orang, naik 2,24 juta
orang dibanding Februari 2018. Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,12 persen poin.
2. Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 50 ribu orang, sejalan dengan TPT
yang turun menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT
untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi diantara tingkat pendidikan
lain, yaitu sebesar 8,63 persen.
3. Penduduk yang bekerja sebanyak 129,36 juta orang, bertambah 2,29 juta orang dari
Februari 2018. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penduduk
yang bekerja terutama pada Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,43 persen
poin), Perdagangan (0,39 persen poin), dan Konstruksi (0,34 persen poin). Sementara
lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan utamanya pada Pertanian (1,00 persen
poin); Administrasi Pemerintahan (0,23 persen poin); serta Informasi dan Komunikasi
(0,06 persen poin).
4. Sebanyak 74,08 juta orang (57,27 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama
setahun terakhir (Februari 2018–Februari 2019), pekerja informal turun sebesar 0,95
persen poin.
5. Persentase tertinggi pada Februari 2019 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam
per minggu) sebesar 69,96 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan jam kerja
1–7 jam memiliki persentase yang paling kecil, yaitu sebesar 2,69 persen. Sementara itu,
pekerja tidak penuh terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (22,67 persen) dan
pekerja setengah penganggur (7,37 persen).
(https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/05/06/1564/februari-2019--tingkat-
pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-01-persen.html)

Wirausaha memegang peranan penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan


suatu bangsa. Amerika Serikat yang memiliki jumlah wirausahawan lebih dari 12% dari jumlah
penduduknya menjadikannya sebagai negara yang mengalami kemajuanpesat di berbagai bidang
kehidupan. Jepang yang memiliki jumlah wirausahawan sebanyak 10% dari jumlah penduduknya
menjadikan Jepang sebagai salah satu negara terkaya di Asia dalam bidang perekonomian dan
iptek. Singapura yang memiliki 7,2% wirausahawan, dan Malaysia yang memiliki 3%
wirausahawan dari jumlah penduduknya, menjadikan kedua negara tetangga Indonesia tersebut
mengalami peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia yang hanya memiliki 0,18% penduduknya yang
berwirausaha menyebabkan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat lamban.
Benarlah pernyataan sosiolog David McCleiland, bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan mempercepat kemajuan pembangunan suatu negara dibutuhkan minimal 2%
wirausahawan dari jumlah pnduduk negara bersangkutan. Hal yang sama berkali-kali
disampaikan pengusaha Ciputra. Menurutnya, setidaknya dibutuhkan minimal 2%
wirausahawan untuk menjadikan negara Indonesia bangkit dari ketertinggalan bangsa lain.

Guna mendongkrak pertumbuhan jumlah wirausahawan di Indonesia minimal mencapai


2% dari jumlah penduduk Indonesia. Pada bulan Juli 1995 Presiden RI mencanangkan program
pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan perguruan tinggi (PT) Indonesia. Usaha ini
bertujuan menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa dengan
berbagai metode dan strategi agar mahasiswa terdorong berwirausaha. Bahkan, pada tingkat
pemerintahan melalui Kementrian Koordinator Perekonomian telah membuat peraturan agar
seluruh lembaga pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, untuk
mewajibkan mata pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewirausahaan di semua lembaga
pendidikan.

Program mahasiswa berwirausaha dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa


yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk berwirausaha dengan basis ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang dipelajarinya. Tujuan utama agar
membentuk softskill mahasiswa sehingga berperilaku sesuai dengan karakter seorang
wirausahawan. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan perguruan tinggi dalam rangka
meningkatkan minat dan motivasi bagi mahasiswa dalam berwirausaha.

Pertama, kuliah kewirausahaan. Strategi ini dengan cara menyelenggarakan mata kuliah
Pendidikan Kewirausahaan secara terpadu di semua program studi di perguruan tinggi. Pimpinan
perguruan tinggi perlu memiliki komitmen yang kuat untuk mewajibkan setiap mahasiswa
memprogramkan mata kuliah ini tanpa melihat program studi asal mahasiswa tersebut. Dalam
penyusunan kurikulum yang akan diajarkan, pimpinan perguruan tinggi harus mengikutsertakan
akademisi, pelaku usaha, dan motivator kewirausahaan sehingga materi yang diajarkan lebih
berkualitas, tidak hanya sebatas formalitas, tetapi didesain sedemikian rupa sehigga dapat
menimbulkan ketertarikan bagi mahasiswa yang pada akhirnya setelah selesai kuliah dapat
memilih wirausaha sebagai pilihan karier yang dibanggakan. Dosen yang mengajar mata kuliah
Pendidikan Kewirausahaan juga tidak hanya dilihat dari linieritas disiplin ilmunya, tetapi harus
memiliki jiwa kewirausahaan. Akan lebih baik lagi kalau dosen pengasuh mata kuliah Pendidikan
Kewirausahaan tersebut memiliki usaha atau sebagai pelaku usaha.

Kedua,Kuliah Kerja Nyata Usaha (KKN-Usaha). Strategi ini dengan menyelenggarakan


Kuliah Kerja Nyata sekaligus berusaha, dengan nama KKN-Usaha. Sebelum mengikuti KKN
para mahasiswa sebagai calon wirausahawan harus dibekali dengan kemampuan, keterampilan
dan keahlian manajemen, adopsi inovasi teknologi, keahlian mengelola keuangan dan
kemampuan memasarkan produknya melalui pengalaman langsung dalam dunia usaha pada
waktu KKN. Para mahasiswa melakukan KKN-Usaha pada Usaha Mikro, Kecil dan Menegah
(UMKM). KKN-Usaha yang diaplikasikan pada kegiatan UMKM ini akan sangat bermanfaat
bagi mahasiswa untuk lebih mengenal praktik kewirausahaan secara langsung.

Ketiga,magang kewirausahaan.Program magang kewirausahaan ini merupakan kegiatan


mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja praktis pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah
(UMKM) dan koperasi dalam rangka melakukan identifikasi permasalahan, analisis dan
penyelesaian permasalahan dan manajemen serta teknologi. Dengan melaksanakan magang
kewirausahaan, maka mahasiswa akan benar-benar bekerja sebagai tenaga kerja pada UMKM dan
koperasi. Magang kewirausahaan juga dapat menciptakan keterkaitan dan kesepadanan (link and
match) antara perguruan tinggi dan dunia usaha. Disamping itu, para dosen pendamping magang
mahasiswa yang adalah dosen kewirausahaan akan memperoleh manfaat pengalaman praktis
wirausaha dan memiliki akses dengan dunia usaha.

Keempat, inkubasi wirausaha baru. Program ini adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh
sejumlah staf dosen tertentu di perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Kementrian Koperasi
dan UKM dengan menawarkan paket terpadu kepada pengusaha atau mahasiswa dan alumni
dengan biaya terjangkau selama jangka waktu tertentu (2-3 tahun). Paket Program Inkubator
Wirausaha Baru, meliputi (1) sarana fisik atau gedung dan fasilitas kantor yang dapat dipakai
bersama, (2) kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa pendukung teknologi
dan bisnis yang meliputi sumber daya teknologi dan informasi, sumber daya bahan baku dan
sumber daya keuangan, (3) pelayanan konsultasi bisnis yang meliputi aspek teknologi dan
manajemen, (4) pembentukan jaringan kerja antar pengusaha, (5) pengembangan produk
penelitian untuk dapat diproduksi secara komersial.

E. Bekal Setiap Manusia dan Sifat Dari Waktu

F. Peran Wirausahan dalam Suatu Negara


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan
produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Sedangkan hasil lokakarya
Sistem Pendidikan dan Pengembangan di Indonesia tahun 1978, mendefinisikan “Wirausahawan
adalah pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan
dan bertekad dengan kemampuan sendiri membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang
makin meningkat dan memperluas lapangan kerja”.
Seorang wirausahawan bisa di katakan sebagai tiang Negara. Dilihat ketika krisis ekonomi hebat
yang melanda Indonesia tahun 1998. Usaha yang mampu bertahan adalah usaha kecil menengah,
mereka mampu survive tidak seperti kebanyakan perusahaan besar yang ternyata lebih rentan
terhadap krisis. Peran wirausaha dalam suatu negara

1. Pemutar gerak roda ekonomi.


Dengan menjadi seorang wirausahawan, maka roda perekonomian akan terasa lebih bergerak.
Seorang wirausahawan akan berusaha menciptakan produk atau jasa yang bisa di terima
konsumen. Wirausahawan bisa menggaji karyawan yang membantunya. Karyawan tersebut
kemudian mempunyai pendapatan untuk keluarganya, sehingga keluarganya bisa memiliki daya
beli untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Pembuka atau penyedia lapangan kerja.


Seorang wirausahawan bisa menyediakan lapangan kerja untuk masyarakat. Seperti kita tahu,
lapangan kerja di Indonesia tidak sebanding dengan pencari kerja, namun tidak di pungkiri
banyak lowongan yang tersedia namun pelamar tidak memenuhi kualifikasi yang di harapkan.
Saya pernah membaca bahwa setiap tahun ada sekitar 200 ribu orang sarjana dan selalu
bertambah. Namun mestinya seorang sarjana itu dimana memperoleh pendidikan yang lebih
tinggi tidak berorientasi menjadi karyawan, namun bisa menjadi solusi dengan menyediakan
lapangan pekerjaan minimal untuk dirinya sendiri. Para sarjana harus mencoba untuk merubah
mindset dimana masih menjadi stereotip dimasyarakat semakin tinggi pendidikan, semakin
berpeluang untuk bekerja di perusahaan besar dan di bayar tinggi.
3. Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD.
Wirausahawan juga mempunyai peran lain yaitu sebagai salah satu sumber pemasukan
pemerintah baik pusat maupun daerah. Namun sayang Indonesia masih di kenal sebagai negara
dengan biaya ekonomi tinggi, meskipun iklim wirausaha di Indonesia sudah cukup baik.
Wirausahawan membayar berbagai macam pajak seperti pajak penjualan dll, sehingga jika
pemerintah serius ingin meningkatkan penerimaan di sektor pajak, maka hendaknya
mempermudah wirausahawan dalam menjalankan usahanya dan juga memihak pada mereka tidak
semata-mata mereka yang mempunyai modal besar saja.
4. Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat cadangan devisa.
Banyak wirausahawan Indonesia yang mampu menembus pasar mancanegara. Hal ini merupakan
modal yang baik karena selain mengharumkan nama Indonesia, juga sebagai penghasil devisa
yang akan memperkuat cadangan devisa. Pemerintah hendaknya membuka akses seluas-luasnya
dan juga mempermudah perizinan agar produk kita bisa go Internasional. Banyak pangsa pasar
yang bisa kita kembangkan seperti pasar ASEAN, Asia Pasifik dan dunia. Saat ini Indonesia saat
ini di untungkan sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tengah lesunya
perekonomian negara lain terutama di Eropa dan Amerika.
5. Menjalankan peran sebagai fungsi sosial untuk memajukkan bangsa.
Para wirausahawan dapat memajukkan bangsa melalui sumbangan-sumbangannya di berbagai
bidang seperti pendidikan, budaya, kesehatan dan lain-lain. Saat ini banyak di kenal istilah social
entreprenuer. Social entreprenuer atau wirausahawan sosial merupakan seseorang yang mempu
mengidentifikasi problem sosial di sekitarnya seperti pendidikan, kesehatan, pengangguran dan
lain-lain untuk kemudian melalui kemampuan kewirausahaannya membantu menyelesaikan
permasalahan tersebut. Contohnya seorang social entreprenuer dari Bangladesh yang cukup
mendunia adalah Muhammad Yunus, dimana melalui Grammen Bank yang di bukanya berhasil
memberdayakan banyak orang dan membantu banyak orang keluar dari jerat kemiskinan
terutama kalangan ibu. Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan sosial sehingga bisa
mengatasi masalah yang masih banyak terjadi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, G., Quah, E. & Wilson, P. (2013). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat ISBN
978-981-4384-85-8

https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/05/06/1564/februari-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--
sebesar-5-01-persen.html

http://uniflor.ac.id/home/berita/53/membangun-jiwa-kewirausahaan-mahasiswa

https://suzieitaco.wordpress.com/2013/09/17/peran-wirausaha-dalam-suatu-negara/

Anda mungkin juga menyukai