Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN AKHIR AGROKLIMATOLOGI PENGAMBILAN

DATA STASIUN KLIMATOLOGI

DISUSUN OLEH :
PRISCA NOVINA GULO
D1A018121

DOSEN PENGAMPU :
DR. Ir. ELLIS KARTIKA, M.Si
Ir. GUSNIWATI, M.P.

PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................


DAFTAR ISI ..........................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................


1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum ..............................................................................

BAB II LAMPIRAN PUSTAKA............................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM .........................................................


3.1 WAKTU DAN TEMPAT .................................................................
3.2 ALAT DAN BAHAN .......................................................................
3.3 CARA KERJA ..................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................

BAB V PENUTUP ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis hantarkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena atas berkatNya Penulis dapat menyelesaikan laporan “
LAPORAN AKHIR AGROKLIMATOLOGI” ini tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan laporan ini Penulis mendapat
banayk bantuan masukan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin mengucapakan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu dan
mendukung sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa pada penyusunan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dan
kekurangan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca supaya penulis
dapat memperbaiki kedepannya.

Jambi, November 2019

Penulis
Prisca Novina Gulo
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agroklimatologi merupakan mata kuliah wajib bagi
mahasisiwa semester 3 di Fakultas Pertanian.
Agroekoteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
hubuingan iklim dan cuaca dengan tanaman. Mahasiswa
pertanian harus mengetahui cuaca dan iklim yang sesuai untuk
jenis tanaman yang akan ditanam. Disetiap daerah memiliki
cuaca dan iklim yang berbeda-beda. Hal itu menandakan bahwa
tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh di sutu daerah. Maka
dari itu untuk mendapatka hasil yang maksimal sangat perlu
mengetahui cuaca, jenis iklim dan hal apa yang mempengaruhi
cuaca dan iklim tersebut (Yogo,2014)
Kegiatan pertanian selalu berhubungan dangan fluktuasi
unsure-unsur cuaca yang mempengaruhi hasil yang baik yang
bersifat positif ( meningkatkan hasil) maupun negative (
menurunkan hasil). Pemantauan unsur-unsure cuaca sangat
perlu diperhatikan khususnya pada saat pergantian musim, baik
antara musim hujan ke kemarau maupun sebaliknya. Awal
musim hujan akan menentukan penetuan saat tanam sedangkan
awal kemarau menentukan tingkat keberhasilan pane, karena
akhir musim pertanaman sangat ditentukan oleh ketersedian air
menjelang kemarau ( Nurul,2015).
Disamping itu cuaca juga merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
Cuaca merupakan udara pada tempat yang sempit dan dalam
keadaan yang akan ditimbulkan dariisemua perpaduan unsure-
unsur tersebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intesitas
cahaya meningkat maka suhu udara meningkat yang akan
menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan
menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak,
kemudia apabila terjadi kondensasi maka akan terjadi
presipitasi atau yang sering disebut dengan hujan(dwi
yustiani,2013)
Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur-unsur cuaca
serta mampu mengaitkan terhadap alam yang terjadi, maka kita
dapat menghubungkan dengan waktu musim tanam dan
memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada.
Sebagai contoh kita dapat memperkirkan musim tanam yang
akan datang akan jatuh pada bulan apa.serta tanaman apa yang
akan kita tanam pada musim tersebut.
1.2 Tujuan Pratikum
1. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengukur
unsur-unsur iklim mikro
2. Mengetahui cara menghitung waktu daerah setempat
3. Mengetahui cara pengukuran curah hujan,angin,
kelembapan, dan evaporasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan
pertanian. Maka dari itu pengaruh dari unsure-unsur cuaca dan
iklim sangatlah pentin, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan
pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif
yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap
perkembangan tanaman sehingga berpengaruh juga terhadap
hasil yang akan didapatkan saat panen yang akan datang(
Nurul,2015)
Energy matahari merupakan potensi energy terbesar dan
terjamin keadaannya dimuka bumi. Energy matahari dapat
dirasakan di seluruh permukaan bumi. Pemanfaatan radiasi
matahari sama sekali tidak menimbulkan polusi di atmosfer.
Radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam
bidang pertanian. Cahaya matahari merupakan sumber energy
bagi tanaman hijau yang melalui proses fotosintesis diubah
menjadi energi kimia . radiasi matahri memegang peran penting
sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhan air suatu tanaman(Fina,2015).
Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Suhu
udara adalah suhu kinetic rata-rata dari pergerakan molekul-
molekul udara, sedangkan suhu tanah adalah keadaan
panas/dingin suatu tanah yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, suhu tanah berpengaruh terhadap
penyerapan air yang serap oleh akar karena itulah penurunan
suhu mendadak dapat menyebabkan kelayuan pada
tanaman(Fina,2015)
Kelembapan merupakan salah satu factor lingkungan
abiotik yang berpengaruh terhadapa aktivitas orgamisme di
alam ini.dan juga kelembapan merupkan salah satu factor
ekologis yang mempengaruhi aktivitas organisme. Kadar uap
air diudara disebut lengas. Uap air adalah air dalam bentuk dan
keadaan gas, supaya air dapat menguap maka diperlukan satu
jumlah panas tertentu, jumlah yang lepas disebut dengan panas
pengembunan. Jadi, pada pengvuapan memerlukan
radiasi.(Yoga,2014)
Massa udara yang bergerak disebut angin.Angin dapat
bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan
kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis.
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan
tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke
yang tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang
mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari
udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan
tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan
gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh
perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh
Coriolis (Lakitan,2002).
Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin
bergeser dengan permukaan yang licin (smooth), variasi yang
diakibatkan oleh kekasaran permukan disebut turbulensi
mekanis.Turbulensi daat pula terjadi pada saat udara panas pada
permukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya
resistensi dari lapisan udara di atasnya.Turbulensi yang
disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer ini disebut
turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif.
Fluktuasi kecepatan angin akibat turbulensi mekanis umumnya
lebih kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat)
dibandingkan dengan fluktuasi akibat turbulensi
termal (Karim,2005).
BAB III
METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Klimatologi dan Stasiun Klimatologi pada hari kamis, 3
Oktober 2019 – 21 November 2019 di Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan diantaranya cumble stoke, panci A,
lux meter, hellman. Bahan yang digunakan diantaranya air,
tanah, cahaya matahari.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengenalan alat
Assten dosen mengenalkan, memberitahu fungsi dan
cara kerja alat
3.3.2 Pengukuran waktu setempat
Untuk menentukan waktu setempat dalam waktu wilayah dan
kemudian dikoreksi dengan waktu revolusi dapat dipakai rusmus :
WW = Wst + B + K
3.3.3 Intenstas radisi cahaya
Siapkan alat dan bahan pengukuran.Pasang bagian baterai
luxmeter Nyalakan luxmeter pada daerah yang tidak mendapat
naungan.Ubah nilai pada luxmeter menjadi 10000. Setelah
menunjukan angka intenstas, tekan tombol hold, Foto hasil yang
didapat dari hasil pengukuran menggunakan luxmeter.

3.3.4 Pengukuran evaporasi


Pengamatan dilakukan di pagi hari. Ukur selisih muka air
yang ditunjukan oleh mikrometer denagan muka air awal. Siapkan
alat dan bahan pengukuran. Isi panci eveporasi dengan air hingga
mencapai ketinggian 5cm.
Dilihat dari muka air terhadap kedudukan permulaan ujung
pancing ada 4 macam untuk menghitung evaporasi :

1.Bila tidak hujan

E0 (P0- P1)

Dimana: PO pembacaan awal

P1 = Pembacaan akhir setelalı terjadi evaporasi

E0 Jumlah air yang dievaporasikan

2.Bila ada hujan

E0 (PO - P1) + CH

Dimana : CH= Curah Hujan

3.3.5 Pengukuran suhu udara


Pembacaan pada termometer maksimum dilakukan pada
ujung kolom air raksa. Setelah dilakukan pembacaan posisi air
raksa dalam pipa kapiler harus dikembalikan ke keadaan suhu pada
waktu itu. Cara mengembalikan adalah denganmemegang ujung
dari termometer kemudian hentakkan ke bawah secara
santai,ulangi beberapa kali hingga suhu yang ditunjukkan sama
dengan suhu pada thermometer bola kering.Pembacaan pada
termometer minimum dilakukan pada ujung indeksyang lebih
dekat miniskus alkohol. Setelah melakukan pembacaan pada
termometerminimum ini, posisi indeks harus dikembalikan lagi
pada keadaan suhu pada waktu itu. Caranya adalah dengan
mengangkat bagian reservoir keatas hingga indeks turun kearah
ujung skala
3.3.6 Pengukuran kelembapan
Pembacaan pada psikrometer standar dengan psikrometer
tipe sling yaitu dengan membaca nilai suhu yang ditunjukkan oleh
termometer bola kering dan bola basah., kemudian hitung selisih
suhu antara bola kering dan boia basah. Nilai selisih menghasilkan
persentase kelembaban udara dengan batuan Pembacaan
kelembaban dan suhu pada Termohigrograf dilak ukan padakertas
pias. Pada penggantian pias harus dicatat, tanggal dipasang dan
diangkatbeserta jamnya. Titik baca pada pias adalah perpotongan
garis kurva dengan garisvertikal (garis pembagi skala waktu) dan
nilai suhu serta kelembaban dapat dilihatpada garis horizontal.
3.3.7 Pengamatan curah hujan
Penakar hujan observatorium pengamatan dilakukan setiap
periode 24 jampada pagi hari. Air dikeluarkan malalui kran,
kemudian ditakar dengan gelas ukur yang dibuat khusus dengan
luas penampung 100 cm2 dan skala telah dibuat dalam mm. Untuk
penakar hujan Hellman, pertama-tama buka pintu alat, kemudian
takar air yang ada dalam bejana dengan gelas ukur khusus, catat
dan sesuaikan dengan pembacaan pada ombrogram. Kedudukan
jarum dikembalikan pada keadaan semula pada garis nol.
Pengembalian ke titik nol dapat dilakukan dengan memasukkan air
kedalam corong penampung sebanyak 10 mm dikurangi sisa
dengan nilai yang tertera pada pias. Buka ombrogram dengan
melepas penjepit kertas, kemudian pasang lagi ombrogram kosong,
lilitkan pada silinder jepit dan kembalikan lagi pada dudukan
semula.

3.3.8 Pengamatan angin


Pengamatan dilakukan pada setiap pagi hari. Hasil
pembacaan periode kedua dikurangi dengan pembacaan
pengamatan awal. Selisih dari hasil pengurangan adalah ukuran
jarak tempuh angin total selama periode pengamatan. Pada
umumnya jam-jam pengamatan dilakukan pada jam 07.30; 13.30
dan 17.30 Wst, dimana angka pengamtan jam 13.30 dikurang:
07.30 (6 jam) dinamakan kecepatan angin pagi. Selanjutnya 17.30
dikurangı pengamatan jam 13.30 dinamakan kecepatan angin sore.
Angka pengamatan jam 07.30 dikurangi pengamatan jam 17.30
adalah kecepatan angin malam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.1.1 Pengenalan Alat Klimatologi


No. Nama alat Gambar
1. Ombrograf

2. Cup Anemometer

3. Manual Anemometer
4. Digital Anemometer

5. Termometer tanah

6. Kertas pias

7. Termometer maksimum
minimum

8. Barometer
9. Hygrometer

10. Altimeter

11. Actinograf

12. Termometer
bolabasah dan bola kering
13. Campbell stockes

14. Evaporimeter

4.1.2 Penghitungan Waktu Setempat


Tabel 1. Koreksi Waktu Dalam Menit

Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 04 14 13 04 -03 -02 04 06 00 -10 -16 -10
4 05 14 12 03 -03 -02 04 06 -01 -11 -16 -09
05 07 15 11 02 -03 -01 05 06 -02 -12 -16 -08
07 08 15 11 01 -04 -01 05 05 -03 -13 -16 -07
13 09 15 10 01 -04 00 06 05 -04 -14 -15 -05
16 10 15 09 00 -04 01 06 04 -05 -14 -15 -04
19 11 14 08 -01 -03 01 06 04 -06 -15 -14 -02
22 12 14 07 -02 -03 02 06 03 -07 -15 -13 -01
25 13 14 06 -02 -03 03 06 02 -08 -16 -12 01
28 13 13 05 -02 -03 03 06 01 -09 -16 -11 02
31 14 04 -02 06 00 -16 04

Menghitung Wst dalam waktu wilayah (WW) di Jayapura


yang terletak pada 141o Bujur Timur pukul 07.00 pada bulan
Januari sampai Desember

Jawab:

B = 4 (dww-dbt) menit

= 4 (135-141)
= 4(-6)

= -24 menit
1. Januari =
a. Tanggal 1-3 k=4 menit 07.00+(-24)+9
Ww= =
Wst+B+K 06.45 WITim
= f. Tanggal 16-18 k= 10 menit
07.00+(-24)+4 Ww=Wst+
= B+K
06.40 WITim =
b. Tanggal 4-6 k=5 menit 07.00+(-
Ww= 24)+10
Wst+B+K =
07.46 WITim
= 07.00+(-
g. Tanggal 19-21 k=11 menit
24)+5
Ww=
=
Wst+B+K
06.41WITim
=
c. Tanggal7-9 k = 7menit
07.00+(-
Ww=
24)+11
Wst+B+K
=
=
06.47 WITim
07.00+(-24)+7
h. Tanggal 22-24 k=12 menit
=
Ww=
06.43 WITim
Wst+B+K
d. Tanggal10-12 k=8 menit
=
Ww=
07.00+(-
Wst+B+K
24)+12
=
=
07.00+(-24)+8
06.48 WITim
=
i. Tanggal 22-24 k=12 menit
06.44 WITim
Ww=
e. Tanggal 13-15 k= 9 menit
Wst+B+K
Ww=
Wst+B+K
= j. Tanggal 22-24 k=12 menit
07.00+(- Ww=
24)+12 Wst+B+K
= =
06.48 WITim 07.00+(-
24)+13
=
06.49 WITim
k. Tanggal 25-30 k=13 menit =
Ww= 06.51 WITim
Wst+B+K c. Tanggal 19-27 k=14 menit
= Ww=
07.00+(- Wst+B+K
24)+13 =
= 07.00+(-
06.49 WITim 24)+14
l. Tanggal 31 k=14 menit =
Ww= 06.50 WITim
Wst+B+K d. Tanggal 28-30 k=13 menit
= Ww=
07.00+(- Wst+B+K
24)+14 =
= 07.00+(-
06.50 WITim 24)+13
=
2. Februari 06.49 WITim
a. Tanggal 1-6 k=14 menit 3. Maret
Ww= a. Tanggal 1-3 k=13 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(- =
24)+114 07.00+(-
= 24)+13
06.50 WITim =
b. Tanggal 7-18 k=15 menit 06.49 WITim
Ww= b. Tanggal 4-6 k=12 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(-
24)+15
= =
07.00+(- 07.00+(-24)+8
24)+12 =
= 06.444 WITim
06.48 WITim g. Tanggal 22-24 k=7 menit
c. Tanggal 7-12 k=11 menit Ww=
Ww= Wst+B+K
Wst+B+K =
= 07.00+(-24)+
07.00+(- =
24)+11 06.43 WITim
= h. Tanggal 25-27 k=6 menit
06.47 WITim Ww=
d. Tanggal 13-15 k=10 menit Wst+B+K
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+6
= =
07.00+(- 06.42 WITim
24)+10
= i. Tanggal 28-31 k=4 menit
06.46 WITim Ww=
e. Tanggal 16-18 k=9 menit Wst+B+K
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+4
= =
07.00+(-24)+9 06.40 WITim
= 4. April
06.45 WITim a. Tanggal 1-3 k=4 menit
f. Tanggal 19-21 k=8menit Ww=
Ww= Wst+B+K
Wst+B+K =
07.00+(-24)+4
= Ww=
06.40 WITim Wst+B+K
b. Tanggal 4-6 k=3 menit =
Ww= 07.00+(-24)+(-
Wst+B+K 1)
= =
07.00+(-24)+3 06.35 WITim
= g. Tanggal 22-30 k=-2 menit
06.39 WITim Ww=
c. Tanggal 7-9 k=2 menit Wst+B+K
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+(-
= 2)
07.00+(-24)+2 =
= 06.34 WITim
06.38 WITim 5. Mei
d. Tanggal 10-15 k=1 menit a. Tanggal 1-9 k=-3 menit
Ww= Ww=
Wst+B+K Wst+B+K
= =
07.00+(-24)+1 07.00+(-24)+(-
= 3)
06.37 WITim =
e. Tanggal 16-18 k=0 menit 06.33 WITim
Ww= b. Tanggal 10-18 k=-4 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(-24)+0 =
= 07.00+(-24)+(-
06.36 WITim 4)
f. Tanggal 19-21 k=-1 menit =
06.32 WITim
c. Tanggal 19-30 k=-3 menit d. Tanggal 16-21 k=1 menit
Ww= Ww=
Wst+B+K Wst+B+K
= =
07.00+(-24)+(- 07.00+(-24)+1
3) =
= 06.37 WITim
06.33 WITim
6. Juni e. Tanggal 22-24 k=2 menit
a. Tanggal 1-6 k=-2 menit Ww=
Ww= Wst+B+K
Wst+B+K =
= 07.00+(-24)+2
07.00+(-24)+(- =
2) 06.38 WITim
= f. Tanggal 25-30 k=3 menit
06.34 WITim Ww=
b. Tanggal 7-12 k=-1 menit Wst+B+K
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+3
= =
07.00+(-24)+(- 06.39 WITim
1) 7. Juli
= a. Tanggal 1-6 k=4 menit
06.35 WITim Ww=
c. Tanggal 13-15 k=0 menit Wst+B+K
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+4
= =
07.00+(-24)+0 06.40 WITim
= b. Tanggal 7-12 k=5 menit
06.36 WITim
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+4
= =
07.00+(-24)+5 06.40 WITim
= d. Tanggal 22-24 k=3 menit
06.41 WITim Ww=
c. Tanggal 13-31 k=6 menit Wst+B+K
Ww= =
Wst+B+K 07.00+(-24)+3
= =
07.00+(-24)+6 06.39 WITim
= e. Tanggal 25-27 k=2 menit
06.42 WITim Ww=
8. Agustus Wst+B+K
a. Tanggal 1-9 k=6 menit =
Ww= 07.00+(-24)+2
Wst+B+K =
= 06.38 WITim
07.00+(-24)+6 f. Tanggal 28-30 k=1 menit
= Ww=
06.42 WITim Wst+B+K
b. Tanggal 10-15 k=5 menit =
Ww= 07.00+(-24)+1
Wst+B+K =
= 06.37 WITim
07.00+(-24)+5 g. Tanggal 31 k=0 menit
= Ww=
06.41 WITim Wst+B+K
c. Tanggal 16-21 k=4 menit =
Ww= 07.00+(-24)+0
Wst+B+K =
06.36 WITim
9. September =
a. Tanggal 1-3 k=0 menit 06.33 WITim
Ww= j. Tanggal 13-15 k=-4 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(-24)+9 =
= 07.00+(-24)+(-
06.36 WITim 4)
b. Tanggal 4-6 k=-1 menit =
Ww= 06.32 WITim
Wst+B+K k. Tanggal 16-18 k=-5 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
1) =
= 07.00+(-24)+(-
06.35 WITim 5)
c. Tanggal 7-9 k= -2 menit =
Ww= 06.31 WITim
Wst+B+K l. Tanggal 19-21 k=-6 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
2) =
= 07.00+(-24)+(-
06.34 WITim 6)
=
d. Tanggal 10-12 k=-3 menit 06.30 WITim
Ww= m. Tanggal 22-24 k= -7 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(-24)+(- =
3) 07.00+(-24)+(-
7)
= =
06.29 WITim 07.00+(-24)+(-
n. Tanggal 25-27 k=-8 menit 11)
Ww= =
Wst+B+K 06.25 WITim
= c. Tanggal 7-9 k= -12 menit
07.00+(-24)+(- Ww=
8) Wst+B+K
= =
06.28 WITim 07.00+(-24)+(-
o. Tanggal 28-30 k=-9 menit 12)
Ww= =
Wst+B+K 06.24 WITim
= d. Tanggal 10-12 k= -13 menit
07.00+(-24)+(- Ww=
9) Wst+B+K
= =
06.27 WITim 07.00+(-24)+(-
10. Oktober 13)
a. Tanggal 1-3 k=-10 menit =
Ww= 06.23 WITim
Wst+B+K e. Tanggal 13-15 k= -14 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
10) =
= 07.00+(-24)+(-
06.26 WITim 14)
b. Tanggal 4-6 k= -11 menit =
Ww= 06.22 WITim
Wst+B+K f. Tanggal 16-18 k= -4 menit
Ww=
Wst+B+K
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
4) =
= 07.00+(-24)+(-
06.22 WITim 15)
g. Tanggal 19-24 k= -15 menit =
Ww= 06.21 WITim
Wst+B+K c. Tanggal 19-21 k= -14 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
15) =
= 07.00+(-24)+(-
06.21 WITim 14)
h. Tanggal 25-31 k= -16 menit =
Ww= 06.22 WITim
Wst+B+K d. Tanggal 22-24 k= -13 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
16) =
= 07.00+(-24)+(-
06.20 WITim 13)
11. November =
a. Tanggal 1-12 k= -16 menit 06.23 WITim
Ww= e. Tanggal 25-27 k= -12 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(-24)+(- =
16) 07.00+(-24)+(-
= 12)
06.20 WITim =
b. Tanggal 13-18 k= -15 menit 06.24 WITim
f. Tanggal 28-30 k= -11 menit
Ww= =
Wst+B+K 06.28 WITim
= d. Tanggal 10-12 k= -7 menit
07.00+(-24)+(- Ww=
11) Wst+B+K
= =
06.25 WITim 07.00+(-24)+(-
12. Desember 7)
a. Tanggal 1-3 k= -10 menit =
Ww= 06.29 WITim
Wst+B+K e. Tanggal 13-15 k= -5 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
10) =
= 07.00+(-24)+(-
06.26 WITim 5)
b. Tanggal 4-6 k= -9menit =
Ww= 06.31 WITim
Wst+B+K f. Tanggal 16-18 k= -4 menit
= Ww=
07.00+(-24)+(- Wst+B+K
9) =
= 07.00+(-24)+(-
06.27 WITim 4)
=
c. Tanggal 7-9 k= -8menit 06.32 WITim
Ww= g. Tanggal 19-21 k= -2 menit
Wst+B+K Ww=
= Wst+B+K
07.00+(-24)+(- =
8) 07.00+(-24)+(-
2)
=
06.34 WITim
h. Tanggal 22-24 k= -1 menit
Ww=
Wst+B+K
=
07.00+(-24)+(-
1)
=
06.35 WITim
i. Tanggal 25-27 k= 1 menit
Ww=
Wst+B+K
=
07.00+(-24)+1
=
06.37 WITim

j. Tanggal 28-30 k= 2 menit


Ww=
Wst+B+K
=
07.00+(-24)+2
=
06.38 WITim

k. Tanggal 31 k= 4 menit
Ww=
Wst+B+K
=
07.00+(-24)+4
4.3.3 Pengumpulan Data
Tabel 2. Radiasi Matahari di Lapangan

Radiasi matahari di Jam pengamatan


No
lapangan 08.00 13.00 17.00
1 03 November 2019 073 114 039
2 04 November 2019 - 190 014
3 05 November 2019 106 391 029
4 06 November 2019 134 521 037
5 07 November 2019 101 546 040
6 08 November 2019 187 134 007
7 09 November 2019

Tabel 3. Radiasi matahari di hutan

Jam pengamatan
No Radiasi di hutan
08.00 13.00 17.00
1 03 November 2019 691 138 1668
2 04 November 2019 1793 187
3 05 November 2019 1063 942 631
4 06 November 2019 1230 1518 212
5 07 November 2019 1577 862 330
6 08 November 2019 718 381 203
7 09 November 2019 945 1651 722

Tabel 4. Kelembaban tanah

Jam pengamatan
No Kelembaban Tanah
08.00 13.00 17.00
1 03 November 2019 28 C 28 27
2 04 November 2019 0 37 31
3 05 November 2019 26 30 31
4 06 November 2019 29 29 30
5 07 November 2019 28 30 28
6 08 November 2019 28 29 28
7 09 November 2019 31 33 30 C

Tabel 5. Suhu bola kering

Jam pengamatan
No Suhu bola kering
08.00 13.00 17.00
1 03 November 2019 27,2 30,8 29,4
2 04 November 2019 0 33,8 31,2
3 05 November 2019 0 0 30,6
4 06 November 2019 0 31 29,1
5 07 November 2019
6 08 November 2019
7 09 November 2019 0 0 0

Tabel 6. Suhu bola basah

Jam pengamatan
No Suhu Bola Basah
08.00 13.00 17.00
1 03 November 2019 25,2 27,6 28,4
2 04 November 2019 0 31,2 30
3 05 November 2019 0 0 28,1
4 06 November 2019 0 29 27,2
5 07 November 2019
6 08 November 2019 0 0 0
7 09 November 2019 0 0 0

Tabel 7. Evaporasi

Jam pengamatan
No Evaporasi
08.00 13.00 17.00
1 03 November 2019 6 cm 6 cm 5,9 cm
2 04 November 2019 5,4 cm 5,6 cm 5,6 cm
3 05 November 2019 6,2 cm 6,1 cm 5,8 cm
4 06 November 2019 5,6 cm 5,6 cm 5,4 cm
5 07 November 2019 5,8 cm 5,7 cm 5,5 cm
6 08 November 2019 5,4 cm 5,4 cm 5,3 cm
7 09 November 2019 5,3 cm 5,3 cm 5,0 cm

Tabel 8. Hillman

No Hillman Jam Pengamatan


08.00 13.00 17.00
1 03 November2019 20 0 0
2 04 November2019 0 0 0
3 05 November2019 0 0 0
4 06 November2019 0 0 0
5 07 November2019 0 0 0
6 08 November2019 0 0 0
7 09 November2019 0 0 0

Tabel 9. Ssuhu udara

Hari Lokasi Waktu pengamatan Suhu kering Suhu basah


ºC ºF ºC ºF
Selasa Hutan kampus 06.00-07.00 - - - -
12.00-13.00(14.30) 31 87 27,5 80,5
17.00-18.00 30 86 24 76
Lapangan 06.00-07.00 - - - -
12.00-13.00(14.10) 35 95 30 86
17.00-18.00 32 90 26 79
Lahan 06.00-07.00 - - - -
percobaan 12.00-13.00(15.00) 32 90 30 86
17.00-18.00 32 90 26 78
Rabu Hutan kampus 06.00-07.00 25 77 23,5 73,5
12.00-13.00 32 90 28 82
17.00-18.00 29 85 27 80
Lapangan 06.00-07.00 26 79 24 75
12.00-13.00 31 88 30 86
17.00-18.00 29 85 25 77
Lahan 06.00-07.00 25 77 23 74
percobaan 12.00-13.00 32 90 28 82
17.00-18.00 29 85 82
Hutan kampus 06.00-07.00 26 78 23 74
Kamis 12.00-13.00 31 88 27 80
17.00-18.00 30 86 26 78
Lapangan 06.00-07.00 25 77 24 75
12.00-13.00 32 90 26 78
17.00-18.00 29 85 24 75
Lahan 06.00-07.00 28 82 24 75
percobaan 12.00-13.00 31 88 29 85
17.00-18.00 30 86 29 85

4.2 Pembahasan
4.2.1 pembahasan mengenai penghitungan waktu setempat

Perbedaan waktu setiap belahan bumi juga bisa dihitung


berdasarkan posisi kita di garis bujur. Karena satu putaran bumi itu
memakan waktu 24 jam, perbedaan waktu satu jam adalah pada
360 derajat/24 = 15 derajat garis bujur. Artinya, setiap tempat yang
memiliki perbedaan posisi bujur sebesar 15 derajat akan memiliki
perbedaan waktu satu jam. Inilah pembagian zona yang dirintis
oleh orang Kanada, Sir Stanford Fleming (1827-1915).( renzdtama,
2011)
Indonesia terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT -
141º BT, antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindi,
antara benua Asia dan benua Australia, dan pada pertemuan dua
rangkaian pergunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan
Sirkum Mediterranean.
Wilayah Negara Indonesia dibagi menjadi tiga daerah waktu :
1) Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi Pulau Jawa, Pulau
Sumatra, Pulau Madura, dan Wilayah Kalimantan Barat.
2) Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Pilau Bali, wilayah
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Pulau
Sulawesi, wilayah Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
3) Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi wilayah Maluku, dan
Papua. Tiap daerah waktu yang satu dengan daerah waktu yang lain
mempunyai selisih waktu satu jam.
Misalnya, Jakarta (WIB) pukul 07.00 TIB maka di Makassar
(WITA) pukul 08.00 WITA dan di Papua (WIT) pukul 09.00
WIT. (Anonim,2012)
Untuk menentukan waktu setempat dalam waktu wilayah
dan kemudian dikoreksi dengan waktu revolusi dapat dipakai
rumus :
WW = Wst + B + K
Dimana :
WW = Waktu Wilayah (WIB, WITA, WIT)
Wst = Waktu Setempat
B = Beda Waktu dalam menit, nilainya bisa positif atau
negatif
K = Koreksi waktu akibat revolusi bumi menurut tabel
yang
ditentukan.
Untuk menentukan nilai B (Beda Waktu dalam menit)
adalah :
B = 4 (dww-dbt) menit
Dimana :
dww = derajat waktu wilayah
105ountuk tempat yang memakai waktu wilayah WIB
120ountuk tempat yang memakai waktu wilayah WITA
135ountuk tempat yang memakai waktu wilayah WIT
dbt = derajat bujur timur
Praktikum ini membahas mengenai penghitungan waktu
setempat (Wst) untuk menentukan waktu wilayah (Ww), dimana
derajat waktu wilayah yang digunakan yaitu 120° yang merupakan
waktu wilayah WITA. Derajat bujur timur yang digunakan
berdasarkan kota Makassar yaitu 119°.
Berdasarkan hasil yang diperoleh perbedaan waktu
setempat dengan waktu yang sebenarnmya tidaklah jauh,
melainkan hanya beberapa menit. Setiap hari perubahan waktu
yang terjadi di daerah setempat dengan bagian barat Indonesia.
Hal ini terjadi karena kecepatan rotasi bumi yang berbeda.
Indonesia terbagi menjadi 3 zona waktu karena panjang
wilayah Indonesia secara “membujur” barat-timur adalah 44°,
sehingga 44° : 15° = 2,93 (dibulatkan menjadi 3). Sehingga
“panjang” zona waktu Indonesia secara keseluruhan adalah 3 jam
yang pada akhirnya menyebabkan zona waktu Indonesia dibagi
menjadi 3 zona. Zona-zona di Indonesia yaitu Bagian barat, bagian
tengah, dan bagian timur.
Pada penentuan waktu ini, berguna untuk menetapkan
waktu sholat dan waktu berpuasa. Dengan perubahan waktu yang
terjadi setiap harinya, rumus ini berguna menentukan waktu yang
tepat untuk daerah yang kita tempati.

4.2.2 Pembahasan mengenai data curah hujan, suhu, dan


kecepatan angin

1. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di
permukaan tanah selama periode tertentu yang diukur dalam satuan
tinggi diatas permukaan horizontal apabila tidak terjadi
penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan.
Curah hujan dinyatakan dalam mm, sebagai contoh curah hujan 1
mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah
seluas 1 m2 adalah 1 mm x 1 m2 = 1 dm3 = 1 liter. Hari dikatakan
sebagai hari hujan apabila terkumpul curah hujan lebih dari sama
dengan ( ≥ ) 0,5 mm. Dan hari hujan tanaman jika air tersebut
dapat dimanfaatkan oleh tanaman yaitu sekitar ≥ 2,5 mm perhari.
Alat yang digunakan yaitu penakar hujan tipe hellman dengan
tinggi 120 cm, luas mulut penakar 100 cm2. Didapatkan Tinggi CH
= Volume / luas mulut penakar (Contoh : terukur 200 ml atau 200
cc maka CH = 200 cm3 / 100 cm2=2cm=20mm) (Wildan,2011)
Pada pengamatan, diperoleh curah hujan yang bervariasi
ada yang 0 ml dan ada yang 18, 40 ,bahkan 380 ml. banyaknya air
dalam penakar hujan ditentukan oleh cuaca hari sebelum dilakukan
pengamantan apakah sedang ada hujan atau tidak. Jika 0 ml berarti
sebelum pengamatan tidak ada hujan. Dan jika 18,40,380 ml
berarti sehari sebelim pengamatan turun hujan yang cukup deras.
Rata- rata curah hujan selama 3 minggu pengamatan adalah 29,96
ml

2. Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu
massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal.
Yang dimaksud dengan massa udara yaitu udara dalam ukuran
yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan
kelembaban) yang seragam dalam arah yang horisontal. Kecepatan
angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di
sekitarnya. Pengaruh angin pada tanaman antara lain dapat
meningkatkan laju transpirasi, karena dengan kecepatan angin yang
tinggi disertai dengan suhu tinggi dan kelembaban rendah maka
akan ada pemasukan CO2 sehingga laju transpirasinya tinggi.
Untuk menentukan arah angin diperlukan alat penunjuk angin yang
disebut Wind Vane. Posisi vane yang menunjukkan arah angin
dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat dicatat arah angin
pada waktu itu. Pada saat pengamatan arah angin menunjukkan ke
arah barat laut. Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut
anemometer.
Di stasiun-stasiun Klimatologi, pengamatan kecepatan
angin biasanya dipasang pada ketinggian 2 m. Nilai dari kecepatan
angin diperoleh dengan menghitung selisih antara skala awal dan
skala akhir yang ada pada anemometer.
Pada pengamatan, diperoleh rata-rata kecepatan angin
yaitu 441246. Kecepatan angin dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain :
Gradien barometer, yaitu perbedaan tekanan udara antara dua
isobar yang berjarak 1°. Makin besar nilai gradien, maka semakin
besar kecepatan angin. Ketinggian tempat, makin tinggi posisi
suatu tempat kecepatan angin semakin besar dan makin renday
posisi suatu tempat kecepatan angin semakin kecil.Tinggi lintang,
semakin tinggi letak lintang suatu tempat maka kecepan anginnya
semakin kecil, dan sebalikny
3. Suhu
Suhu udara pada praktikum ini diukur dengan
menggunakan termometer bola basah, termometer bola kering,
termometer maksimum dan termometer minimum. Termometer
bola basah dan bola kering dapat digunakan untuk menentukan
kelembaban relatif secara tidak langsung karena nilai kelembaban
udara diperoleh dari selisih suhu yang ditunjukkan oleh termometer
bola basah dan bola kering.
Nilai rata-rata setiap pengukurn suhu adalah Suhu
maksimum = 36,76 oC, suhu minimum = 31,83 oC, TBK= 31,84
oC dan TBB = 31,07 oC
Suhu rata-rata harian terendah terjadi di pagi hari dan
tertinggi (maksimum) setelah siang hari atau setelah insolasi
maksimum. Naik turunnya suhu udara dalam waktu satu hari
disebut siklus harian. Siklus tersebut akibat dari perbandingan
antara matahari dengan radiasi bumi yang diradiasikan ke atmosfer
setiap saat dalam waktu satu hari.
Contoh perhitungan suhu udara pada termometer bola basah
32,2,° C sedangkan pada termometer bola kering 32,8° C, sehingga
selisih antara thermometer bola basah dan bola kering adalah
Selisih BK-BB= 32,8 - 32,2= 0,6° C.

1. Radiasi Matahari
Cuaca di bumi sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari,
diantaranya intensitas matahari dan lamanya penyinaran matahari.
Untuk mengukur intensitas matahari digunakan alat yaitu
Aktinograf, Gun bellani, dan Solarimeter. Untuk mengukur
lamanya penyinaran matahari digunakan alat Cambell Stokes.
a. Intensitas matahari
Untuk mengukur intensitas matahari digunakan alat Aktinograf
Dwi Logam. Pada kertas pias aktinograf garis-garis vertical
menunjukkan skala pembagian waktu dan garis horizontal
menunjukkan skala intensitas sinar matahari. Grafik yang dibuat
bentuknya tidak teratur, tergantung pada keadaan cuaca pada
periode saat pengamatan dilakukan untuk menghitung luas bentuk
grafik yang tidak teratur ini, dapat digunakan Planimeter.
b. Pengukuran lamanya penyinaran matahari
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur lamanya
penyinaran matahari adalah Cambell Stokes. Prinsip kerja alat ini
memanfaatkan radiasi matahari yang membakar kertas pias pada
titik api lensa bentuk bola kaca massif. Bola kaca berada pada
kedudukan yang tepatpada alat dan dapat menerima sinar surya
pada saat mulai terbit sampai terbenam. Bagian terpenting dari alat
ini adalah bola kaca dan kertas pias. Bila matahari bersinar cerah
atau kuat kertas pias akan terbakar melalui titip api. Hasil
pembakaran terlihat sebagai garis pada kertas pias. Panjang garis
bakar ini dinyatakan dalam jam yang dapat di analisa menurut
skala waktu pada pias sebagai lama penyinaran surya dalam sehari.
BAB V
PENUTUP

5.1 Keseimpulan
Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur
dengan
tata letaknya.Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan
data pencatatan yang akurat, bila penggunaannya dilakukan dengan
baik dan benar tanpa kesalahan.

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikum
berjalan dengan lancar dan tertib agar praktikan mampu memahami
materi dengan jelas. Saat praktikum sebaiknya dilakukan dengan
teliti dalam mencatat setiap pengukuran dan tepat waktu dalam
mengukur agar tidak salah dalam memasukkan data.

Anda mungkin juga menyukai