PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk membatu memahami standar Profesi Bidan yang ada.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
g. Kompetensi ke 7, Asuhan pada Bayi dan balita Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan sampai 5
tahun).
h. Kompetensi ke 8, Kebidanan komunitas Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat
sesuai dengan budaya setempat.
b. i.Kompetensi ke 9, Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan Reproduksi
4. Permenkes No.HK 02.02/Menkes/149/2010
Tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Merupakan revisi dari kepmenkes 900.Terdiri dari VII Bab 24 pasal, yaitu :
a. Bab I ketentuan umum (pasal 1)
b. Bab II perezinan (pasal 2-7)
c. Bab III penyelenggaraan praktik (pasal 8-19)
d. Bab IV pembinaan dan pengawasan (pasal 20-21)
e. Bab V ketentuan peralihan (pasal 22)
f. Bab VI ketentuan penutup (pasal 23-24)
Pasal 8
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
meliputi :
a. Pelayanan Kebidanan
b. Pelayanan Produksi Perempuan:dan
c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pasal 9
a. Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditujukan
kepada ibu dan bayi
b. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan
pada masa kehamilan, masa persaliinan, masa nifas dan masa menyusui.
c. Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan
pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 hari.
Pasal 10
a. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 2
meliputi :
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3
3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4) Pertolongsn persalinan normal
5) Pelayanan ibu nifas normal
b. Pelayanan kebidanan kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 3
meliputi :
1) Pemeriksaan bayi baru lahir
2) Perawatan tali pusat
3) Perawatan bayi
4) Resusitasi pada bayi baru lahir
5) Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah:dan
6) pemberian penyuluhan
Pasal 11
Bidan dalam rangka memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf a berwenang untuk:
a. Memmberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
b. Bimbingan senam hamil
c. Episiotomi
d. Penjahitan luka episiotonomi
e. Kompresi dimanual dalam rangka kegawat daruratan,dilanjutkan dengan
perujukan
f. Pencegahan anemi
g. Inisiasi menyusui dini dan kromosi air susu ibu ekslusif
h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir segera merujuk
j. Pemberian minum dengan sonde/pipet
k. Pemberian obat bebas,uterotonika untuk postepartum dan manajemen aktif kala
III
l. Pemberian surat keterangan kelahiran
m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 huruf b,berwenang untuk :
a. Memberikan alat kontrasepsi oral,suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim
dalam rangka menjalankan tugas pemerintah,dan kondom
4
b. Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah dalam supervisi dokter
c. Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi
d. Melakukan pencabutan alat kontasepsi dalam rahim di vasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah:dan
e. Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa
pra nikah dan pra hamil
Pasal 13
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf c ,berwenang untuk ;
a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi
b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
c. Melaksanakan deteksi diri, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi
menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika sikotropika dan zat adiktif
lainnya (NAPZA)serta penyakit lainnya
Pasal 14
a. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak
ada dokter di tempat kejadiaan, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan
diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
b. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memliki dokter,
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
c. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah
kecamatan atau kelurahan atau desa yang ditetapkan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
d. Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 telah terdapat dokter,
kewengan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku.
Pasal 15
a. Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan
pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter
b. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di selenggarakan sesuai dengan
modul-modul pelatihan yang ditetapkan oleh menteri
c. Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 memperoleh
sertifikat
5
Pasal 16
Pada daerah yang tidak memiliki dokter,pemerintah daerah hanya
menempatkan bidan dengan pendidikan diploma III kebidanan atau bidan dengan
pendidikan diploma I kebidanan yang telah mengikuti pelatihan.
5. Permenkes No.1464/Menkes/per/X/2010
a. Pasal 9
Bidan dalam menyelenggarakan praktik berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak dan
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
b. Pasal 10
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf
adiberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
3) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
4) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
5) Pelayanan persalinan normal
6) Pelayanan ibu nifas normal
7) Pelayanan ibu menyusui
8) Pelayanan konseling pada masa antara 2 kehamilan
9) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
berwenang untuk :
a) Episiotomi
b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat 1 dan 2
c) Penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan
d) Pemberian tablet fe pada ibu hamil
e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
f) Fasilitas atau bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI
ekslusif
g) Pemberian uterotonika pada menejemen aktif kala III dan post partum
h) Penyuluhan dan konseling
i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
6
j) Pemberian surat keterangan kematian
k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
c. Pasal 11
1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huf b
diberikan pada bayi baru lahir, bayi anak balita dan anak pra sekolah.
2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 berwenang untuk :
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi,pencegahan hipotermi inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin
K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal 0-28 hari dan
perawatan tali pusat
b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c) Penanganan kegawat daruratan , dilanjutkan dengan perujukan
d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
f) Pemberian konseling dan penyuluhan
g) Pemberian surat keterangan kelahiran
h) Pemberian surat kematian
d. Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c,
berwenang untuk:
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
e. Pasal 13
1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan
pasal 12, bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan
2) Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,
merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular seksual dan
penyakit lainnya, seta pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika
7
dan zat akdiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang
dilatih untuk itu.
f. Pasal 14
1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter,
dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9
2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas
kesehatan kab/kota
3) Dalam daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 telah terdapat dokter,
kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku
g. Pasal 15
1) Pemerintahan daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan praktik
mandiri untuk melaksanakan program pemerintah
2) Bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program
pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dan pemerintah dari
pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota
h. Pasal 16
1) Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah
daerah harus mempertahankan bidan dengan pendidikan minimal Diploma
III kebidanan
2) Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana di maksud pada ayat 1,
pemerintah dan pemerintah daerah dapat menepatkan bidan yang telah
mengikuti pelatihan
3) Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab
menyelenggarakan pelatiahan bagi bidan yangv memberikan pelayanan di
daerah yang tidak memiliki dokter
8
b. Menurut Mavis Kirkham (1996)
“Profesi adalah suatu perkerjaan yang membutuhkan pelatihan khusus dalam
ilmu atau seni khususnya dan hal yang dipelajari dalam profesi yaitu hukum,
ilmu agama atau pengobatan. Namun dalam kenyataan nya social sangat
kompleks “
c. Menurut Suessman (1997)
“profesi berorientasi kepada pelayanan, memiliki ilmu pengetahuan teoritik
dengan otonomi dari kelompok pelaksana.”
2. Karakteristik Profesi
Secara umum profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Memiliki pengetahuan yang melandasi keterampilan dan pelayanan.
Ketrampilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sudah dimulai
zaman perjanjian lama. Pada masa tersebut pelayanan yang diberikan
berdasarkan pengetahuan keterampilan yang turun menurun.
b. Mampu memberi pelayanan yang unik kepada orang lain.
Pusat pelayanan kebidanan pada peningkatan kesehatan ibu dan pencegahan dan
memandang kehamilan dan persalinan sebagai suatu peristiwa kehidupan Yang
normal.
c. Mempunyai Pendidikan yang mempunyai standar.
Pendidikan bidan di mulai sejak tahun 1852 . pada masa itu pendidikan
dilaksanakan sesuai tuntutan pemenuhan kebutuhan pelayanan . namun setelah
melihat besar nya tanggung jawab yang di emban oleh seorang bidan dalam
melaksanakan tugas pelayanan nya maka pendidikan bidan sudah di tingkatkan
menjadi pendidikan professional melalui pendidikan tinggi. Di Indonesia
walaupun baru di mulai sejak tahun 1996 dengan diploma III perkembangan
jumlah institusi penyelenggaraan nya sangat cepat.terakhir di catat pada 65
institusi baik negri maupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan diploma
III kebidanan . kini juga telah di selenggarakan pendidikan diploma IV. Saat ini
organisasi profesi yaitu IBI tengah berusaha untuk menyelenggarakan
pendidikan lanjutan SP 1 dan SP 2 yang setara dengan pendidikan S2.
d. Pengendalian terhadap standar praktek
Organisasi profesi berdasarkan kompetensi inti bidan yang menekan kan pada
tanggung jawab bidan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan . standar
ini untuk melindungi bidan dan klien nya.
9
e. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawab pelayanan yang di berikan .
Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab nya sendiri dan merawat bayi
baru lahir.
f. Karir seumur hidup yang mandiri
Karir seumur hidup adalah pekerjaan seumur hidup di luar pekerjaan rutin.
Bidan yang di bekali ilmu pengetahuan sesuai dengan kewenangan nya dapat
meneruskan karir nya dengan praktek mandiri seumur hidup.
3. Ciri-ciri Profesi Bidan
a. Mengembangkan pelayanan unik kepada masyarakat
b. Anggota anggota nya yang di persiapkan melalui suatu program pendidikan
yang di tujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan .
c. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
d. Anggota anggota nya menjalan kan tugas profesi nya sesuai dengan kode etik
yang berlaku.
e. Anggota bebas mengambi keputusan dalam menjalankan profesi nya.
f. Anggota nya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang di berikan
g. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkat kan kualitas
pelayanan yang di berikan kepada masyarakat oleh anggota nya.
STANDAR II : PENGKAJIAN
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang di peroleh di catat dan di analisis.
10
Definisi operasional :
1. Ada format pengumpulan data
2. Pengumpulan data di lakukan secara sistematis,terfokus,yang meliputi data:
a. demografin identitas klien
b. riwayat penyakit terdahulu
c riwayat kesehatan reproduksi
d. keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
e. analisis data
3. Data di kumpulkan dari :
a. klien atau pasien,keluarga dan sumber lain
b. tenaga kesehatan
c. individu dalam lingkungan terdekat
4. Data di peroleh dengan cara :
a. wawancara
b. observasi
c. pemeriksaan fisik
d. pemeriksaan penunjang
11
STANDAR V : TINDAKAN
Tindakan kebidanan di laksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan
pelayan : tindakan kebidanan di lanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Definisi operasional :
1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
2. Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
3. Tindakan kebidanan di laksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien
4. Tindakan kebidanan di laksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang
bidan atau tugas kolaborasi
5. Tindakan kebidanan di laksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan serta
mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
6. Seluruh tindakan kebidanan di catat pada format yang telah tersedia
12
STANDAR VIII : EVALUASI
Evaluasi asuhan kebidanan di laksanakan terus menerus seiring dengan tindakan
kebidanan yang di laksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah di rumuskan.
Definisi operasional :
1. Evaluasi di laksanakan setelah di laksanakan tindakan kebidanan klien sesuai dengan
standar ukuran yang telah di tetapkan
2. Evaluasi di laksanakan untuk mengukur rencana yang telah di rumuskan
3. Hasil evaluasi di catat pada format yang telah di sediakan
STANDAR IX : DOKUMENTASI
Asuhan kebidanan di dokumentasikan sesuai dengan standar komunikasi asuhan
kebidanan yang di berikan.
Definisi operasional :
1. Dokumentasi di laksanakan untuk di setiap langkah managemen kebidanan
2. Dokumentasi di laksanakan secara jujur sistematis jelas dan ada yang bertanggung
jawab
3. Dokumentasi merupakan dari pelaksanaan asuhan kebidanan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menjadi seorang bidan profesional, harus memenuhi standar profesi bidan
di antara nya standar kompetensi bidan, standar pendidikan, standar pendidikan
berkelanjutan, standar pelayanan kebidanan, dan standar praktik kebidanan.
Standar kompetensi tersebut harus di penuhi karena itu merupakan keadaan ideal
atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal yang
di lakukan oleh seprang bidan . yang bertujuan untuk menjamin pelayanan yang aman
dan berkualitas dan sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan profesi bidan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Standar Profesi Bidan
Kelompok 6
1. Dara febriyenti
2. Eza meri marlina
3. Lauren zhike ferim
4. Mala kestina
16
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianyalah serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Standar Profesi Bidan ini dengan baik meski pun,banyak kekurangan didalamnya.Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai bagaimana cara kerja Bidan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
i
17
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kewenangan Bidan Menurut Undang Undang .............................................2
2.2 Standar Profesi Bidan ....................................................................................8
2.3 Standar Praktek Kebidanan ...........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
18