Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

METODE STATISKA

“CONTOH DARI JENIS DATA, CONTOH BERDASARKAN BENTUK


PENYAAJIAN DATA DAN MEMBUAT PENYAJIAN DATA”

Dosen Pembimbing:

Dr. H. Karim, M.Si.

Rizki Amalia, M.Pd.

Disusun Oleh :

Hernani Yuliastuti 1610118320010

Nana Desi Maulina 1610118320027

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2018
A. CONTOH-CONTOH DARI JENIS DATA

1. Contoh data kualitatif

2. “Sarjana kesulitan buka usaha karena tidak punya modal”.


Kalimat tersebut bisa digunakan sebagai contoh data kualitatif. Jika kita
mencermati kalimat tersebut, kita mengetahui siapa yang kesulitan, kesulitan apa, dan
kenapa kesulitan. Dari kalimat itu, kita juga tidak bisa mengetahui informasi mengenai
kuantitas tertentu, misalnya berapa sarjana yang kesulitan, berapa modal yang
dibutuhkan, dan sebagainya.

3. ”Orang Indonesia lebih tinggi dari pada orang Jepang”.


Informasi yang diberikan dari kalimat tersebut adalah informasi kualitatif
karena menunjukkan kualitas sesuatu, yaitu tinggi badan. Namun kita tidak mengetahui
berapa tinggi badan orang Indonesia dan berapa tinggi badan orang Jepang. Dengan
kata lain, data tersebut tidak mememberikan informasi mengenai kuantitas tertentu.

4. ”Kemacetan di Jakarta dipengaruhi oleh buruknya pelayanan transportasi umum”.


Contoh data kualitatif tersebut menunjukkan kualitas suatu fenomena, yaitu
kemacetan dan buruknya pelayanan transportasi publik. Lagi-lagi, kita tidak bisa
mengetahui, misalnya berapa km panjang kemacetan yang terjadi, dan sebagainya.

5. ”Beijing lebih macet dan udaranya lebih kotor dari pada Jakarta.
Kalimat tersebut berisi perbandingan dua kota yang menunjukkan kota mana
yang lebih macet dan kotor udaranya. Informasi mengenai kualitas fenomena dari
kalimat tersebut jelas, yaitu macet dan udara kotor.

2. Contoh data kuantitatif

1. ”Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika melemah ke angka 15.000 rupiah”.
Kalimat tersebut bisa digunakan sebagai contoh data kuantitatif. Angkanya jelas
di situ, yaitu melemah menjadi 15.000 rupiah.

2. ”Seorang sarjana kesulitan buka usaha karena butuh modal 1 milyar rupiah”.
Contoh ini juga merupakan contoh data kuantitatif karena menunjukkan suatu
kualitas yang dapat diukur dengan angka, yaitu modal sebesar 1 milyar rupiah.

3. ”Tinggi rata-rata orang indonesia adalah 165 cm”.


Lagi-lagi kita mendapatkan informasi mengenai kuantitas atau ukuran terhadap
suatu fenomena yaitu tinggi badan. Contoh tersebut menujukkan karakteristik data
kuantitatif yang selalu bisa diukur dengan angka. Proses pengukuran dengan angka ini
disebut kuantifikasi.
B. CONTOH-CONTOH BERDASARKAN SKALA PENGUKURAN

1. Nominal
Contohnya :

1. Mengelompokan eskul disuatu SMA dari bidang olahraga, data eskul dikategorikan
menjadi “basket” yang diwakili dengan huruf A, kemudian “footsal” diwakili dengan
huruf B dan “bolavoli” diwakili oleh huruf C.
2. Pengelompokan rumah-rumah dalam suatu perumahan, misal dari sebelah “utara”
komplek A, “barat” adalah komplek B, “selatan” adalah C dan arah “timur” adlah
komplek D.
3. Dalam salah pesantren antara santriwan dan santriwati asramanya dipisahkan dengan
diberisimbol untuk santriwan A2 sedangkan untuk santriwati adalah B2.

2. Ordinal
Contohnya:

1. Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi ’SD’ yang diwakili angka 1,
’SMP’ yang diwakili angka 2, ’SMA’ yang diwakili angka 3, ’Diploma’ yang diwakili
angka 4, dan ’Sarjana’ yang diwakili angka 5. Sama halnya dengan data nominal,
meskipun tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak dapat dilakukan operasi
matematika. Angka yang digunakan hanya sebagai kode/simbol saja, dalam contoh tadi
tingkat pendidikan tertinggi adalah ’Sarjana’ dan terendah adalah ’SD’ (Sarjana >
Diploma > SMA > SMP > SD).
2. Penghitungan suara dalam pemilu, misalkan total suara Demokrat 60%, PDI 30%,
Golkar 20% berarti suara tertinggi di pegang oleh demokrat sebagai peringkat 1,
sehinnga menjadi pemenang dalam pemilu tersebut.
3. Dalam suatu survei bahwa pelajar di jawa barat 67% mengaku mengalami seks pranikah
sedangkan pelajar di jawa timur hampir 84% mengalami seks pranikah, dalam hal ini
jawatimur memegang angka tertinggi dalam survei ini.
4. Pada tingkatan Taekwondo memiliki beberapa tahapan sabuk misalkan dari awal sabuk
putih,kuning, hijau, biru, merah dan yang terakhir hitam.

3. Interval
Contohnya:

1. Interval nilai pelajaran matematika siswa SMA 4 Surabaya adalah antara 0 sampai 100.
Bila siswa A dan B masing-masing mempunyai nilai 45 dan 90, bukan berarti tingkat
kecerdasan B dua kali A. Nilai 0 sampai 100 hanya merupakan rentang yang dibuat
berdasarkan kategori pelajaran matematika dan mungkin berbeda dengan mata
pelajaran lain.
2. Dasar Pemrograman memiliki 1 SKS, waktunya adalah 50menit, begitupun dengan
Teknik Digital yang memiliki 2 sks berarti waktunya 100 menit, dan yang terakhir yaitu
kalkulus memiliki 3 SKS waktunya adalah 150 menit sehingga dapat
disimpulkan bahwa selisih data diatas adalah 50 menit.
3. Kecepatan masing – masing orang dalam berkendara di jalan raya, Maharani jika
berkendaraan dengan kecepatan 20 – 40 km/jam masuk keukuran pelan, untuk Ichsan
dalam berkendaraan memiliki kecepatan 50 – 60 km/jam maka masuk ke dalam ukuran
sedang dan yang terakhir Valentina Rosi dalam berkendaraannya selalu berkecepatan
70 – 80 km/jam maka masuk ke ukuran cepat.
4. Rata – rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak – anak yang berusia 6 – 12
memiliki rata – rata tinggi badan 130 – 145 cm, untuk remaja yang berusia 13 – 18
memilikirata – rata tinggi badan 146 – 160 cm, dan untuk dewasa yang berusia 19 – 26
cm memiliki rata – rata tinggi badan 161 – 199 cm.

4. Rasio
Contohnya :

1. Dalam sebuah bank, seseorang mempunyai tabungan dengan saldo 10.000.000 rupiah.
Angka tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut benar-benar mempunyai saldo
sebesar 10.000.000 rupiah. Jika seseorang mempunyai saldo -1.000.000 rupiah berarti
orang tersebut mempunyai hutang sebesar 1.000.000 rupiah. Sedangkan jika seseorang
mempunyai saldo 0 rupiah berarti orang tersebut tidak mempunyai tabungan maupun
hutang.
2. Nilai raport siswa SMA dimana masing – masing siswa memiliki nilaiyang berbeda
yaitu Muiz mendapatkan nilai 100 (A), Cinta 80 (B), dan Putri 60 (C) jika dilihat
dariskala rasio nilai Muiz memiliki nilai lebih 20 dari pada nilai Cinta, Cinta memiliki
nilai lebih 20dari pada nilai Putri, dan nilai putri kurang 40 untuk sama dengan Muiz.
3. Berat bayi dimana bayi A beratnya adalah 3, B adalah 2, dan C adalah 1, jika dilihat
menggunakan skala rasio berat badan bayi A tiga kalilipat dari berat badan bayi C,
berat badan bayi B dua kalilipat dari C.
4. Tinggi badan dari masing – masing data yang dikumpulkan, jika dilihat dari skala rasio
Ichsan lebih tinggi 10 cm dari pada Muiz, dan Muiz lebih tinggi 10 cm dari pada Chaby,
dan chaby paling pendek diantara Ichsan dengan Muiz.

C. CONTOH PENYAJIAN DATA

 Diagram

1. Diagram Lingkaran

Penyajian dalam bentuk lingkaran dibedakan menjadi dua, yaitu dalam bentuk derajat
dan persen. Untuk menyajikan data dalam bentuk lingkaran dalam bentuk derajat, perlu
merubah banyak data sesuai perbandingan dalam derajat. Begitu juga untuk penyajian
data bentu diagram lingkaran dalam persen perlu merubah banyak data ke dalam persen.

Perhatikan proses penyajian data dalam bentuk lingkaran dalam derajat dan persen yang
akan dibahas di bawah.
Diagram Lingkaran dalam Derajat (°)

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm
lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar diagram lingkaran:

Diagram Lingkaran dalam Persen (%)

Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:


Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm
lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:

Gambar diagram lingkaran:

2. Diagram Batang

Penyajian data ke dalam bentuk diagram batang cukup mudah dilakukan dibanding
diagaram lingkaran. Kalian hanya perlu menyesuaikan keterangan data dan banyak data
pada masing-masing sumbu x dan y. Selanjutnya, kalian hanya perlu menggambar
batangnya sesuai data yang diketahui.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar di bawah.
Daftar Berat Badan 60 siswa SMP N 1 Sukaraja

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,
41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42, 44, 43, 40, 40,
43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,
41, 43, 41, 42, 43, 41, 43, 42, 43, 41, 43, 44,
41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.

3. Diagram Garis

Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis hampir sama dengan diagram batang.
Bedanya terletak pada langkah akhirnya.Pada diagram batang hasil akhinya adalah
menggambar batangnya. Pada diagram garis, kalian hanya perlu menarik garis dari
titik-titik yang telah disesuaikan dengan data yang diketahui.

Hasil penyajian data dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada gambar di bawah.

Daftar Berat Badan 60 siswa SMP N 1 Sukaraja

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,
41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42, 44, 43, 40, 40,
43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,
41, 43, 41, 42, 43, 41, 43, 42, 43, 41, 43, 44,
41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.
 Tabel

1. Tabel Baris Kolom

Ciri-ciri sebuah tabel baris kolom, yaitu : setiap tabel berisi judul tabel, judul setiap
kolom, dan sumber data dari mana data tersebut dapat diperoleh.
Ada beberapa macam tabel biasa, yaitu :
a) Tabel Data Nominal
Misalkan telah didapatkan pengumpulan data yang dilakukan oleh BAAKA untuk
jumlah mahasiswa PGSD untuk semester genap. Berdasarkan data dokumetasi
didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 1
Nama-Nama Mahasiswa Program Studi PGSD

No Semester Jenis Kelamin Jumlah


Laki-Laki Perempuan
1 II 130 250 380

2 IV 130 190 320


3 VI 110 150 260
4 VIII 80 130 210

b) Tabel Data Ordinal

Biasanya data ordinal disajikan atau ditunjukan dalam bentuk peringkat/rangking yang
berbentuk persentase.
Misalkan peringkat mahasiswa terbaik dari nilai IPK yang tertinggi.
Tabel 2
Rangking Nilai IPK Mahasiswa Semester Genap

No Nilai IPK Persentase Ranking/Urutan


1 > 3,50 80 % 1
2 2,77<x>3,50 17% 2

2 < 2,75 3% 3

c) Tabel Data Interval

Misalkan, data interval yang disusun menggunakan skala Likert dengan interval 1
sampai 4, yaitu : Sangat Puas, Puas, Cukup Puas, Kurang Puas.
Tabel 3
Tingkat Kepuasan Kerja Dosen

No Aspek Kepuasan Kerja Tingkat Kepuasan


1 Gaji 35 %
2 Insentif 40 %
3 Transportasi 23 %

4 Perumahan 5%
5 Hubungan Kerja 80 %

2. Tabel Kontigensi

Tabel kontigensi merupakan tabel yang digunakan untuk data yang terletak antara baris
dan kolom berjenis variabel kategori.
Tabel 4
Distribusi Mendali Mahasiswa

Kegiatan Emas Perak Perunggu Total

Sepakbola ... ... ... ...

Futsal ... ... ... ...

Badminton ... ... ... ...

Tenis Meja ... ... ... ...


3. Tabel Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai
terbesar yang membagi banyaknya data kedalam beberapa kelas. Kegunaan data yang
masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam penyajian,
mudah dipahami dan mudah dibaca sebagai bahan informasi, pada gilirannya
digunakan untuk perhitungan membuat gambar statistik dalam berbagai bentuk
penyajian data (Ridwan : 2015).
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Nilai UAS Statistika Mahasiswa II E

No Kelas Interval Interval


1 1-20 1
2 21-40 5
3 41-60 7
4 61-80 10
5 81-100 17
Jumlah 40

D. MEMBUAT PENYAJIAN DATA

Menggunakan Penyajian Diagram Batang dari data :

No. Tinggi Berat


Badan Badan
1 158 49
2 157 42
3 156 56
4 159 52
5 153 59
6 150 52
7 150 37
8 154 54
9 152 49
10 151 48
11 154 43
12 150 48
13 155 50
14 167 57
15 155 43

Anda mungkin juga menyukai