Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Slit Lamp” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Semarang, 26 Desember 2018

PENULIS

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4
BAB II ISI
1. Pengertian Slit Lamp...................................................................................................... 5
2. Sejarah............................................................................................................................ 6
3. Fungsi Alat ..................................................................................................................... 6
4. Bagian-bagian Alat ........................................................................................................ 6
5. Prinsip Kerja .................................................................................................................. 8
6. Blok Diagram ................................................................................................................. 8
7. Cara Kerja Blok Diagram .............................................................................................. 9
8. Standar Prosedur Pengoperasian .................................................................................... 10
9. Metode Pemeriksaan ...................................................................................................... 12
10. Pemeliharaan .................................................................................................................. 14
11. Troubleshooting ............................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata merupakan salah satu indera yang penting bagi manusia. Mata adalah organ indera
yang memungkinkan kita melihat lingkungan sekeliling kita. Masalah pada mata dapat
menimbulkan gejala-gejala yang tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Sindroma
mata kering merupakan salah satu penyebab morbiditas okuler yang paling sering ditemukan dan
menjadi masalah kesehatan masyarakat serta merupakan keadaan yang paling sering ditemukan
dalam praktik sehari-hari.
Ulkus kornea merupakan penyebab utama kebutaan unilateral di negara berkembang
(Nagasree dan Vijayalakshmi, 2015). Gambaran klinik ulkus kornea dapat berupa gejala subjektif
dan gejala objektif. Gejala subjektif yang timbul berupa eritema pada kelopak mata dan
konjungtiva, sekret, merasa ada benda asing di mata, pandangan kabur, mata berair, bintik putih
pada kornea, silau, dan nyeri. Gejala objektif yang timbul berupa injeksi silier, hilangnya epitel
kornea, adanya infiltrat, dan hipopion (Ilyas dan Maylangkay, 2002).
Diagnosis ulkus kornea dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis yang baik dibantu
dengan slit lamp. S l i t l a m p a d a l a h a l a t ya n g t e r d i r i d a r i s u m b e r c a h a ya
i n t e n s i t a s t i n g g i ya n g d a p a t d i f o k u s k a n u n t u k b e r s i n a r l e m b a r a n t i p i s cahaya
ke mata. Hal ini digunakan dalam hubungannya dengan b i o m i c r o s c o p e . L a m p u
m e m f a s i l i t a s i p e m e r i k s a a n segmen anterior dan s e g m e n p o s t e r i o r , d a r i
m a t a , y a n g meliputi k e l o p a k m a t a , sklera , konjungtiva , iris , a l a m i lensa
kristal , dan kornea . Oleh karena itu kami membuat makalah tentang Slit Lamp yang sangat
diperlukan dibidang medis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Slit lamp ?
2. Bagaimana sejarah Slit Lamp ?
3. Apa fungsi dari Slit Lamp ?
4. Apa saja bagian-bagian dari alat tersebut ?
5. Bagaimana prinsip kerja dan blok Diagram dari Slit lamp ?
6. Bagaimana cara pengoperasian Slit lamp ?
7. Bagaimana pemeliharaan dan peawatan dari Slit lamp ?
8. Apa saja troubleshooting yang sering terjadi dalam slit lamp ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah :
1. Untuk mengetahui apa pengertian Slit lamp.

3
2. Untuk mengetahui sejarah Slit Lamp.
3. Untuk mengetahui fungsi dari Slit Lamp.
4. Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat tersebut.
5. Untuk mengetahui prinsip kerja dan blok Diagram dari Slit lamp.
6. Untuk mengetahui cara pengoperasian Slit lamp.
7. Untuk mengetahui pemeliharaan dan peawatan dari Slit lamp.
8. Untuk mengetahui apa saja troubleshooting yang sering terjadi dalam Slit Lamp.

4
BAB II
ISI
1. PENGERTIAN
Slit lamp atau lampu celah adalah alat yang digunakan untuk mendiagnosa mata dengan
menggabungkan fungsi mikroskop dan sumber pencahayaan melalui suatu sistem mekanik optic.
Slit lamp atau lampu celah terdiri dari sumber cahaya intensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk
memberikan lembaran tipis cahaya ke bola mata. Slit lamp menggunakan dan memanfaatkan sifat-
sifat optik dan sifat-sifat cahaya seperti halnya pada mikroskop. Hasil yang diperoleh
dari pemeriksaan slit lamp ini tergantung kepada bagian optik yang terdiri dari lensa okuler
(eyepiece), lensa objektif, pencahayaan pada objek yang diperiksa, dan filter cahaya. Jenis sistem
optik terdiri dari :
a. Monocular yaitu sistem optik yang menggunakan 1 (satu) piece atau satu lensa okuler.
b. Binocular yaitu sistem optic yang menggunakan 2 (dua) eyepiece yang dikombinasikan
menjadi satu fokus pandangan.

Pemeriksaan slit lamp dapat membantu mendiagnosis kondisi berikut:


 Degenerasi makula, suatu kondisi kronis yang mempengaruhi bagian mata yang
bertanggung jawab untuk penglihatan sentral
 Detached retina, suatu kondisi ketika retina, yang merupakan lapisan jaringan
penting di belakang mata, terlepas dari dasarnya.
 Katarak, pengaburan lensa yang secara negatif mempengaruhi kemampuan untuk
melihat gambar dengan jelas
 Cedera pada kornea, cedera pada salah satu jaringan yang menutupi permukaan
mata

5
 Penyumbatan pembuluh retina, penyumbatan pada pembuluh darah mata yang
dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau bertahap

2. SEJARAH
Orang pertama yang memberikan kontribusinya dalam perkembangan Slit Lamp
adalah Hermann Von Helmholtz (1850) ketika ia menemukan optalmoscope. Dalam optalmologi
dan optometri , yang "slit lamp" istilah yang paling sering disebut istilah namun akan lebih tepat
untuk menyebutnya "lampu celah instrumen". instrumen ini adalah kombinasi dari dua
perkembangan terpisah di instrumen. Dua perkembangan adalah mikroskop kornea dan bahwa dari
Slit lamp itu sendiri. Meskipun Slit lamp adalah kombinasi dari dua perkembangan, konsep
pertama dari slit lamp pada tahun 1911 oleh ke Alvar Gullstrand dan "besar refleksi bebas
optalmoskop." Instrumen yang telah diproduksi oleh perusahaan Zeiss dan terdiri dari iluminator
khusus yang dihubungkan oleh basis berdiri kecil melalui kolom disesuaikan vertikal. Dasar ini
mampu bergerak bebas di piring kaca. Iluminator ini menggunakan Nernst Glower yang kemudian
diubah menjadi celah melalui sistem optik sederhana. Namun, instrumen pernah menerima banyak
perhatian dan "slit lamp" Istilah tidak muncul dalam literatur lagi sampai 1914.

3. FUNGSI SLIT LAMP


Slit lamp digunakan untuk indikasi :
a. Pemeriksaan mata rutin.
b. Mengamati struktur anterior anatomi mata termasuk didalamnya lensa kristalin dan
anterior vitreous body.
c. Memonitor ada atau tidaknya glaucoma.
d. Mengetahui adanya benda asing pada mata.
e. Memonitor adanya komplikasi pada pasien post operasi mata.

4. BAGIAN-BAGIAN ALAT
Tiga komponen utama slit lamp adalah :
a. Sistem Pengamatan (Mikroskop) Terdiri dari lensa mikroskop dan lensa pembesaran
b. Sistem Iluminasi (Slit Lamp)
Terdiri dari :

6
1) Slit atau celah yang dapat diatur lebar dan posisinya

2) Lampu sebagai light source


c. Sistem Mekanik Berfungsi untuk melakukan pengaturan :
1) Posisi pasien
2) Penyesuaian untuk pengamatan user dan pasien
3) Penyesuaian sistem pengamatan dan iluminasi
4) Merupakan bagian hardware

Gambar 3.13 Bagian-Bagian Slit Lamp

7
5. PRINSIP KERJA

Slit lamp bekerja dengan menggunakan 3 sistem utama yaitu mikroskop untuk melakukan
sistem perbesaran yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler, iluminasi yaitu sistem
pencahayaan untuk memberikan cahaya ke mata yang akan diperiksa, serta sistem mekanik yang
digunakan untuk menggerakkan meja alat untuk mendapatkan posisi yang sesuai antara user dan
pasien.

Sementara seorang pasien duduk di kursi pemeriksaan, mereka beristirahat dagu dan dahi
pada dukungan ke kepala mantap. Menggunakan biomicroscope, para dokter mata kemudian mulai
memeriksa mata pasien. A strip denda kertas, diwarnai dengan fluoresence , pewarna fluorescent,
dapat menyentuh ke sisi mata, ini noda air mata film pada permukaan mata untuk membantu
pemeriksaan. Pewarna alami dibilas keluar dari mata oleh air mata .

Tes selanjutnya mungkin melibatkan menempatkan tetes mata untuk melebarkan pupil .
Tetes memakan waktu sekitar 15 sampai 20 menit untuk bekerja, setelah pemeriksaan diulang,
yang memungkinkan bagian belakang mata yang akan diperiksa. Pasien akan mengalami beberapa
sensitivitas cahaya selama beberapa jam setelah ujian ini, dan tetes dilatasi juga dapat
menyebabkan peningkatan tekanan dalam mata, yang menyebabkan mual dan nyeri. Pasien yang
mengalami gejala serius disarankan untuk mencari bantuan medis segera. Dewasa tidak
memerlukan persiapan khusus untuk ujian, namun anak-anak mungkin perlu beberapa persiapan,
tergantung pada usia, pengalaman sebelumnya, dan tingkat kepercayaan.

6. BLOK DIAGRAM

8
a. Power Supply berfungsi untuk memberikan supply tegangan yang dibutuhkan oleh alat.
Pada rangkaian power supply, tegangan yang diberikan dari PLN akan diturunkan oleh
trafo step down menjadi tegangan yang lebih rendah untuk didistribusikan ke blok lainnya.
b. Light Source adalah bagian yang merubah energi listrik menjadi energi cahaya melalui
lampu tungsten. Tegangan yang digunakan adaalah 6 volt dan daya 27 watt.
c. Filter berfungsi untuk melakukan proses filterisasi atau penyaringan cahaya yang akan
diteruskan ke mata pastien. Tipe-tipe filter yaitu :
1) No filter
2) Heat-absorption filter
3) ND filter
4) Green-colored/red-free filter
5) Blue filter
d. Condenser berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang telah melalui tahap filterisasi.
Condenser ini terdiri dari lensa dan diafragma.
e. Mirror berfungsi untuk melalukan refleksi atau pemantulan cahaya yang berasal dari light
source menuju mata pasien.
f. Objek adalah bagian yang akan diperiksa yaitu mata pasien
g. Lensa Objektif dan Lensa Okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan objek yang
dilihat.
h. Prisma berfungsi untuk membiaskan cahaya sehingga diperoleh panjang gelombang
tertentu. Prisma sangat berpengaruh terhadap kejelasan bayangan objek, sedikit saja
terjadi pergerakan atau geseran akan mempengaruhi bayangan objek dan dapat
menyebabkan objek terlihat buram.
i. Motor Hidrolik berfungsi sebagai penggerak naik turunnya meja agar memudahkan user
untuk menentukan tinggi rendahnya pasien pada saat pemeriksaan..

7. CARA KERJA BLOK DIAGRAM


a. Slit lamp akan mendapatkan tegangan PLN sebesar 220 volt. Tegangan ini akan diturunkan
melalui trafo step down untuk mendapatkan tegangan yang lebih rendah yang akan
didistribusikan ke bagian alat lainnya.

9
b. Tegangan sebesar 6 volt akan di supply ke lampu tungsten dengan daya 27 watt, cahaya
yang dihasilkan oleh lampu tungsten akan diteruskan ke blok filter.
c. Light source yang menghasilkan cahaya akan mengalami penyaringan/filter sehingga
diperoleh cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
d. Setelah cahaya mengalami filterisasi, cahaya tersebut akan dikumpulkan dan difokuskan
oleh condenser, lalu cahaya tadi akan di mirror atau dipantulkan oleh cermin ke objek/mata
pasien.
e. Cahaya yang telah mengenai objek sebagian ada yang diserap da nada pula yang
dipantulkan, cahaya yang dipantulkan oleh objek akan membawa bayangan objek dan
diteruskan ke lensa objektif.
f. Setelah melewati lensa objektif, cahaya akan diteruskan ke prisma untuk membiaskan atau
memantulkan cahaya sehingga akan diperoleh bayangan objek yang jelas.
g. Cahaya akan menuju lensa okuler untuk mengalami perbesaran bayangan. Cahaya yang
telah mengalami perbesaran akan jatuh pada mata operator yaitu bayangan yang diperbesar
dan tidak terbalik sehingga operator bisa menganalisa keadaan mata pasien.

8. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


a. PERSIAPAN AWAL
1) Fokuskan lensa mikroskop
2) Sesuaikan sandaran kepala pasien dengan posisi user
3) Tempatkan target fiksasi
4) Redupkan lampu ruangan

b. PENGOPERASIAN
1) Nyalakan alat dengan menekan tombol power ON.
2) Atur fokus dan inter Pupil Distance (PD) dari tiap lensa okuler sesuai dengan ukuran mata
user..
a) Untuk gerakan horizontal, tahan tuas kontrol dalam posisi tegak dan akan
menggerakkan base.
b) Untuk menaikkan putar tuas kontrol searah jarum jam dan untuk menurunkannya putar
berlawanan arah jarum jam.

10
c) Kencangkan dengan mengunci tombol.

Gambar 3.15 Pengaturan Jarak dan Fokus


d) Atur jarak antar pupil user (PD) dengan memutar diopter adjusting ring sehingga objek
terlihat utuh.

3) Atur tombol intensitas sinar sesuai dengan cara memutar knop sesuai dengan cahaya yang
diinginkan.

4) Atur lebar dan posisi sinar lampu slit lamp diatur sesuai kebutuhan dengan memutar knop
kontrol lebar celah sebesar 0 hingga 14 mm.

11
5) Pasien dipersilahkan duduk, tempatkan dagu pasien di chin rest dan dahi pasien menempel
pada head rest.

6) Perintahkan kepada pasien untuk melihat ke arah fixation target agar mata pasien fokus ke
satu arah.

7) Posisi mata pemeriksa dan pasien diatur agar sejajar, yaitu dengan cara mengatur chin rest
elevation control atau dengan memutar joy stick
8) Sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan, maka untuk mendapatkan posisi lurus atau
penyinaran serong dan fokus yang tajam, maka user dapat mengaturnya dengan
memainkan sumber cahaya slit lamp ke kiri atau ke kanan dan memainkan joy stick ke
depan dan ke belakang.

9. METODE PEMERIKSAAN
 Pengamatan dengan Bagian Optik
Pengamatan dengan bagian optik atau iluminasi fokal langsung adalah metode yang
paling sering diterapkan pemeriksaan dengan slit lamp. Dengan metode ini, sumbu
menerangi dan melihat jalan berpotongan di bidang media anterior mata untuk diperiksa,
misalnya, lapisan kornea individu
 Langsung menyebar iluminasi
Jika media, terutama yang dari kornea, buram, gambar bagian optik sering tidak
mungkin tergantung pada tingkat keparahan. Dalam kasus ini, pencahayaan diffuse

12
langsung dapat digunakan untuk keuntungan. Untuk ini, celah itu terbuka sangat lebar dan
iluminasi, survei menyebar dilemahkan diproduksi dengan memasukkan tanah layar kaca
atau diffuser di jalur mencerahkan. "balok Wide" iluminasi adalah satu-satunya jenis yang
sumber cahaya mengatur lebar terbuka. Tujuan utamanya adalah untuk menerangi
sebanyak mata dan yang adneska sekaligus untuk pengamatan umum.
 Langsung iluminasi
Dengan metode ini, cahaya memasuki mata melalui celah sempit untuk media (2
sampai 4 mm) ke satu sisi area yang akan diperiksa. Sumbu dari menerangi dan melihat
jalan tidak berpotongan pada titik fokus gambar, untuk mencapai hal ini, yang menerangi
prisma yang decentered dengan memutar itu sekitar sumbu vertikal dari posisi normal.
Dengan cara ini, tercermin, cahaya tidak langsung menerangi area ruang anterior atau
kornea untuk diperiksa. Daerah kornea kemudian diamati terletak antara bagian cahaya
datang melalui kornea dan daerah iradiasi dari iris. Pengamatan demikian dengan latar
belakang yang relatif gelap.
 Retro-penerangan
Kasus tertentu, pencahayaan pada ayat optik tidak menghasilkan informasi yang
cukup atau tidak mungkin. Hal ini terjadi, misalnya, ketika lebih besar, zona ekstensif atau
ruang media okular adalah buram. Kemudian cahaya yang tersebar yang tidak terlalu terang
biasanya diserap. Situasi serupa muncul ketika area di belakang lensa kristal harus diamati.
Dalam hal ini berkas pengamatan harus lulus sejumlah antarmuka yang dapat
mencerminkan dan menipiskan cahaya.
 Hamburan sclero-kornea iluminasi
Dengan jenis pencahayaan, sinar cahaya yang luas diarahkan ke wilayah limbal
kornea pada sudut yang sangat rendah insiden dan dengan prisma menerangi lateral de
berpusat. Penyesuaian harus membiarkan sinar cahaya untuk mengirimkan melalui lapisan
parenkim kornea menurut prinsip refleksi total yang memungkinkan antarmuka dengan
kornea yang akan cerah diterangi. Pembesaran harus dipilih sehingga kornea seluruh dapat
dilihat sekilas.
 Fundus observasi dan gonioscopy dengan slit lamp
Fundus ( mata) pengamatan dikenal dengan tetes mata dan penggunaan Fundus
Kamera . Dengan lampu celah, bagaimanapun, pengamatan langsung fundus tidak

13
mungkin karena kekuatan bias dari media okular. Dengan kata lain: titik jauh mata
(punctum remotum) begitu jauh di depan ( miopia ) atau belakang (hyperopia ) bahwa
mikroskop tidak dapat difokuskan. Penggunaan optik tambahan - umumnya sebagai lensa
- memungkinkan namun membawa titik jauh dalam rentang fokus mikroskop. Untuk lensa
tambahan berbagai sedang digunakan yang berbagai sifat optik dan aplikasi praktis.

10. PEMELIHARAAN
1) Pemeliharaan Harian
- Tutup kembali alat dengan penutup untuk meminimalis lensa terkena debu
- Simpan alat pada tempatnya jika sudah tidak terpakai
2) Pemeliharaan Bulanan
- Lepaskan reflecting mirror, bersihkan dengan menggunakan tissue yang sudah diberi
cairan pembersih dan keringan dengan tissue yang kering.
- Bersihkan projection lens dengan menggunakan tissue yang sudah diberi cairan
pembersih.
- Lepaskan eye piece lenses dari tempatnya, bersihkan dengan menggunakan tissu yang
sudah diberi cairan pembersih. Setelah dikeringan pasang kembali eye piece pada
tempatnya.
- Buka penutup objective lens, bersihkan 2 set objective lens dan penutupnya dengan
menggunakan tissue yang sudah diberi cairan pembersih. Setelah dikeringan pasang
kembali eye piece pada tempatnya.
- Bersihkan seluruh permukaan alat dengan menggunakan cairan pembersih yang sesuai
dengan materialnya menggunakan kain yang lembut.
- Hidupkan alat dan pastikan power supply bekerja dengan baik
- Atur lensa eye piece sesuai dengan ukuran refraksi user.
- Lihat ke dalam sistem mikroskop, pastikan user dapat melihat objek dengan baik dan
sistem binocular masih sesuai sehingga pemakai tidak merasa pusing ketika melihat
objek.
- Periksa sistem slit, filter, aperture dan pastikan semua dalam keadaan normal.
- Periksa meja alat dan pastikan agar berfungsi dengan baik.

14
3) Pemeliharaan Triwulan
- Bersihkan condensing lens dan prisma.
- Pastikan meja berfungsi dengan baik, untuk meja mekanik lakukan pelumasan, untuk
meja hidrolik lakukan penambahan oli, dan untuk meja elektrik periksa motor, gear,
rel, dan timing belt.
- Pastikan keluaran power supply sesuai.
- Periksa kabel-kabel, ganti jika sudah tidak layak digunakan atau jijka dapat
mengakibatkan short circuit sehingga akan membahayakan.

11. TROUBLESHOOTING
MASALAH PENYEBAB PERBAIKAN
Kabel koneksi tidak
Cek kabel koneksi
terhubung
Power switch dalam Nyalakan alat ke posisi
Lampu illumination tidak kondisi OFF ON
menyala Berdasarkan nilai
Tombol pilihan kecerahan
kecerahan dengan memutar
dalam kondisi minimum
tombol
Lampu illuminasi putus Ganti dengan yang baru
Bidang pencahayaan tidak Posisi pemilihan selektor
Tekan filter selector lever
sama terang atau gelap filter tidak sesuai
Perputaran
Lebar slit/celah mengecil Lakukan perbaikan tombol
tombol perubahan lebar
tanpa dilakukan perubahan
slit telah rusak

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Slit Lamp/Lampu celah adalah peralatan yang terdiri dari sumber cahaya intensitas tinggi
yang dapat difokuskan untuk bersinar lembaran tipis cahaya ke bola mata. Hal ini digunakan
dalam hubungannya dengan biomicroscope . Lampu memfasilitasi pemeriksaan segmen anterior ,
atau struktur frontal dan segmen posterior dari mata manusia , yang meliputi kelopak mata, sclera,
konjubgtiva, iris, lensa Kristal, dan kornea. Pemeriksaan celah-lampu teropong memberikan
pandangan diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci, memungkinkan diagnosis
anatomi harus dibuat untuk berbagai kondisi mata.
Untuk memeriksa penyakit/kelainan pada mata yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang, ada yang mengartikan sama dengan mikroskop mata. Mata pasien akan diberi sumber
cahaya intensitas tinggi yang difokuskan ke mata. Pemeriksaan meliputi kelopak mata, sklera,
konjungtiva, iris, lensa kristal, dan kornea. Pemeriksaan slit lamp memberikan pandangan
diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci, memungkinkan diagnosis secara anatomi
dibuat untuk berbagai kondisi mata.sklera, konjungtiva, iris, lensa kristal, dan kornea. Pemeriksaan
slit lamp memberikan pandangan diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci,
memungkinkan diagnosis secara anatomi dibuat untuk berbagai kondisi mata.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/370708818/Laporan-Slit-Lamp

https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-
ab&biw=1217&bih=574&tbm=isch&sa=1&ei=meodXMWlPJD89QOxnqvQCg&q=perbaikan+s
lit+lamp&oq=perbaikan+slit+lamp&gs_l=img.3...2129.6126..7005...0.0..0.224.3539.1j19j4......0.
...1..gws-wiz-img.ba1GlhgozAI

http://scholar.unand.ac.id/3800/2/BAB%201%20Marwah%20NH%201210312044.pdf
repository.wima.ac.id/13990/2/BAB 1.pdf
http://cicendo-electromedic.blogspot.com/2012/09/slit-lamp.html
http://electromedicalengineeringumht.blogspot.com/2017/01/alat-kesehatan-pada-klinik-mata-
slit.html

http://www.academia.edu/9460384/PEMERIKSAAN_DENGAN_SLITLAMP_TUJUAN
http://www.academia.edu/9534814/Slit_Lamp

17

Anda mungkin juga menyukai