Anda di halaman 1dari 37

TUGAS AKHIR

PENGARUH INOVASI HIJAU TERHADAP KINERJA


BERKELANJUTAN: PERAN MODERASI DARI KEPEDULIAN
LINGKUNGAN MANEJERIAL
(Studi Pada UMKM di Batam)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program


sarjana

Disusun oleh:
BUDI
2016121034

Pembimbing:
Dr. Didi Sundiman,S.T., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS UNIVERSAL
BATAM
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................................... 6
BAB II TINJAUN PUSTAKA ....................................................................................... 7
2.1. Hasil Penelitian terdahulu ............................................................................. 7
2.2. Kajian Teori ................................................................................................... 8
2.2.1 Inovasi Hijau ............................................................................................... 8
2.2.2. Kepedulian Lingkungan Manajerial ............................................................. 9
2.2.3. Kinerja Keberlanjutan ................................................................................. 9
2.3. Kerangka Konseptual .................................................................................... 9
2.4. Hipotesis Peneletian tentang Hubungan antar Variabel ............................ 10
2.4.1. Inovasi Hijau dan Kinerja Keberlanjutan .................................................. 10
2.4.2. Inovasi hijau,kinerja keberlanjutan dan kepedulian lingkungan manajerial 11
2.5. Defenisi operasional variabel ....................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................ 17
3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 17
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 17
3.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 18
3.5. Pengujian Instrumen ................................................................................... 18
3.5.1. Uji validitas ............................................................................................... 18
3.5.2. Uji Reliabitias ........................................................................................... 19
3.6. Metode analisis data .................................................................................... 19
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 20
3.6.2. Analisis Statistik Inferensial ...................................................................... 20
3.6.2.1. Outer Model (Measurement model) ................................................ 20
3.6.2.2. Model Struktural (Inner Model) ...................................................... 21
3.6.2.2.1. Uji Effect Moderator ................................................................. 21

i
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................23
LAMPIRAN .................................................................................................................29
KUISIONER.................................................................................................. 30

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Penelitian ........................................................................................... 12
Gambar 2 Rumus f2 ........................................................................................................ 22

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran inovasi produk hijau ... 13
Tabel 2. Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran Proses Inovasi Hijau ... 14
Tabel 3. Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran kepedulian lingkungan
manajerial ...................................................................................................................... 14
Tabel 4. Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran kinerja berkelanjutan .. 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perekonomian Indonesia, Usaha mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu bagian yang berperan penting dalam
membantu peningkatan pertumbuan perekonomian negara indonesia. Usaha
UMKM menjadi tulang punggung sistem ekonomi untuk mengurangi
permasalahan kemiskinan dan pengembangnya dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan
ketahanan ekonomi nasional (Ariani & Suresmiathi D, 2013). Disaat
ekonomi dunia dan perekonomian negara Indonesia mengalami resesi, justru
pelaku UMKM tidak menampakkan gejala atau efek negatif resesi ekonomi
tersebut, bahkan sebagian besar para pelaku UMKM masih bisa tetap eksis
dalam menjalani kegiatan usahanya (Febriyantoro, 2019). Itulah sebabnya
peran UMKM begitu besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia,
khususnya kontribusi terhadap produk domestik bruto.
Perkembangan ekonomi dalam beberapa tahun belakang ini tidak
dapat berjalan seiring dengan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan
dan pengurangan dalam menghasilkan polusi (Wang & Song, 2014). Tujuan
industri dalam usaha peningkatan produktivitas dan efesien seringkali
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Masih banyak perusahaan
yang seringkali tidak memperhatikan aspek lingkungan, sehingga dalam
proses produksi yang mereka hasilkan menimbulkan berbagai permasalahan
di lingkungan seperti: penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan
pembuang limbah yang sembarangan yang menyebabkan pencemaran air,
udara dan tanah di lingkungan disekitarnya.
Pencemaran lingkungan sudah menjadi kekhawatiran bagi manusia
stabilitas di masa depan karena pertumbuhan kerusakan lingkungan dan
terjadinya pemanasan global (Y. Chen & Chen, 2008). Untuk mengatasi
masalah pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan konsumsi energi yang
berlebihan serta peningkatan kerusakan lingkungan menjadi tantangan bagi
semua para pebisnis (Juan, 2011). Dengan hal demikian, yang menjadi
1
salah satu tantangan di saat ini adalah bagaimana cara yang dapat
dilakukan para pebisnis agar bisa mencapai kehidupan yang berkelanjutan
secara ekologis Huber, (2004) salah satu cara untuk melindungi lingkungan
tempat kita hidup, para pebisnis perlu mengadopsi pendekatan pencegahan
pencemaran lingkungan (Y. Chen & Chen, 2008).
Perusahaan didorong untuk mampu mengidentifikasi kegiatan-
kegiatan untuk menciptakan nilai ekonomi namun juga harus lebih ramah
lingkungan sebagai pertimbangan peningkatan praktik bisnis ramah
lingkungan (C. Chen, Delmas, & Chen, 2012). Mengadopsi praktek hijau
adalah pertimbangan penting untuk perusahaan saat ini (Tseng, Shun, Chiu,
Tan, & Siriban-manalang, 2013)(Shu, Zhou, & Xiao, 2014). Banyak industri
berubah untuk mengadopsi pola pikir hijau (Shu et al., 2014). Selanjutnya,
semakin banyak perusahaan mempertimbangkan inovasi hijau sebagai
pendekatan kritis untuk mengurangi dampak Negatifnya terhadap
Lingkungan alat (Albort-morant et al., 2018; Chang, 2011; D. Li et al.,
2017; H. Lin, Zeng, Ma, Qi, & Tam, 2014; Tseng, Wang, Chiu, Geng, &
Hsu, 2013).
Inovasi hijau adalah solusi lain untuk memenuhi persyaratan
lingkungan dan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan (Y. Chen, Lai,
& Wen, 2006; Chiou, Kai, Lettice, & Ho, 2011; R. Lin, Tan, & Geng,
2013) . Inovasi hijau akan menyiratkan bahwa inovasi dalam produk, proses
atau model bisnis memimpin perusahaan ke tingkat kelestarian lingkungan
yang lebih baik (Triguero, Moreno-mondéjar, & Davia, 2013).
Inovasi hijau terdiri dari inovasi produk hijau dan inovasi proses hijau
yang dirancang untuk mengurangi penggunaan energi dan polusi, daur ulang
limbah dan memanfaatkan sumber daya berkelanjutan (Y. Chen et al.,
2006). Inovasi produk ramah lingkungan melibatkan penciptaan barang atau
jasa yang tidak memberikan dampak negatif dan meminimalkan limbah atau
mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan (Wong, Lai,
Shang, Lu, & Leung, 2012). Inovasi proses hijau adalah proses produksi nya
dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan

2
barang dan jasa yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan (Wong et al., 2012).
Dalam beberapa dekade terakhir ini ada wacana empiris meneliti
hubungan antara pembangunan keberlanjutan dan kinerja perusahaan (Hall
& Wagner, 2012). Namun hasil tetap tidak meyakinkan atau masih tidak
jelas (Lee, Cin, & Lee, 2014; Lee & Min, 2015; Trumpp & Guenther, 2015).
Kurangnya kerangka teori dan adanya kesulitan dalam mengakses data
disebut sebagai hambatan untuk memahami hubungan antara masalah
lingkungan dan kinerja perusahaan (Lee & Min, 2015; Trumpp & Guenther,
2015)
Banyak penelitian yang meneliti hubungan antara inovasi hijau dan
kinerja, masih belum jelas apakah perusahaan yang menerapkan praktik
inovasi hijau atau tidak menerapkan praktik inovasi hijau cenderung mana
yang lebih menguntungkan bagi perusahaan nya. Dalam hal ini bersifat
ambigu seperti beberapa Penelitian empiris menemukan ada hubungan
positif antara inovasi hjiau dan kinerja (Cheng, Yang, & Sheu, 2014; Hojnik
& Ruzzier, 2016; J. H. Y. Li, 2015; Shu et al., 2014) yang mengatakan
bahwa peningkatan prospek organisasi inovasi hijau menyebabkan
peningkatan kinerja perusahaan demikian pula (Charlo, Moya, & Muñoz,
2015) menunjukkan bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara
sosial, perusahaan akan memperoleh laba yang lebih tinggi untuk tingkat
resiko yang sama.
Namun, ada beberapa penelitian juga menemukan adanya hubungan
negatif antara inovasi hijau dan kinerja yang menyatakan bahwa
argumentasi dalam inovasi hijau menyebabkan berkurangnya kinerja
keuangan perusahaan (Driessen, Hillebrand, Kok, & Verhallen, 2013).
Demekian pula (Circuit, 2011) bahwa penerapan inovasi hijau dapat
meningkatkan biaya organisasi. Di sisi lain (Ortiz-de-Mandojana, 2013)
menyimpulkan bahwa perusahaan penerapan inovasi hijau tidak
berpengaruh signifikan pada kenaikkan kinerja keuangan perusahaan.
Demikian juga (Haizam, Saudi, Sinaga, & Zainudin, 2019) menunjukkan

3
hasil tidak menemukan hubungan dari kepedulian lingkungan manajerial
terhadap inovasi proses hijau dengan kinerja ekonomi dan inovasi produk
hijau dengan kinerja ekonomi perusahaan.
Ada beberapa penelitian yang menyoroti sejauh mana inovasi hijau
pada akhirnya dapat ditransformasikan menjadi kinerja perusahaan yang
kemungkinan dibentuk oleh manajemen (Przychodzen, Przychodzen, &
Lerner, 2016). Kekhawatiran seorang manajer dalam mengarahkan
perusahaan kejalur keberlanjutan di anggap hal yang sangat penting untuk
mendorong pertumbuhan hijau dan kinerja keberlanjutan perusahaan (Lee &
Min, 2015). Oleh karena itu, sejauh mana kepedulian seorang manajer
perusahaan terhadap kondisi lingkungan, sangat penting dalam menentukan
keberhasilan perusahaan dalam praktik pembangunan berkelanjutan dan
peningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam penelitian Tang, Walsh, Lerner, Fitza, & Li (2017) yang
berjudul tentang inovasi hijau, kepedulian manajerial dan perusahaan
kinerja juga menyimpulkan bahwa pengaruh inovasi hijau terhadap kinerja
perusahaan tidak jelas profitababilitas organisasi dan bervariasi dengan
berbeda bentuk inovasi dan menyatakan adanya peluang untuk penelitian
dimasa depan. karena kurangnya panel data, hanya ber fokus pada
perusahaan manufaktur saja dan ada batasan sampel yang dibatasi konteks
nasional tertentu dan sampel relatif sangat kecil diharapkan di penelitian
selanjutnya bisa melibatkan konteks lain. Demikian juga penelitian
sebelumnya Haizam et al., (2019) seperti semua penelitian juga memiliki
beberapa keterbatasan yang menunjukkan ada nya peluang untuk penelitian
kedepannya. Berdasarkan data pendukung dan penelitian terdahalu
pendukung diatas, penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut.
Penulis ingin meneliti Apakah peran variabel moderator kepedualian
lingkungan manajerial (MEC) berpengaruh dalam hubungan inovasi hijau
(GPD, GPR) terhadap kinerja berkelanjutan perusahaan di Batam. Keunikan
penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh moderasi MEC pada inovasi
hijau dan kinerja berkelanjutan dengan menggunakan dua bentuk inovasi

4
hijau. Penelitian ini meneliti kontribusi dari GPD dan GPR dalam
mempengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian sebelumnya hanya meneliti
kontribusi secara tunggal Green product innovation (Albino & Dangelico,
2012; Driessen et al., 2013) atau Green process innovation Tseng, Shun, et
al., (2013) atau secara umum inovasi hijau saja Lee & Min, (2015), selain
itu, penelitian ini fokus pada UMKM. Dalam menganalisis kinerja UMKM,
penelitian ini ingin meneliti apakah peran variabel moderator kepedulian
lingkungan manajerial (MEC) berpengaruh dalam memoderasi hubungan
antara GPD dan GPR terhadap kinerja berkelanjutan UMKM di kota
Batam.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis
mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Inovasi produk hijau berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keberlanjutan pada UMKM di kota Batam?
2. Apakah Proses inovasi hijau berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keberlanjutan pada UMKM di kota Batam?
3. Apakah kepedulian lingkungan manajerial memiliki efek positif
dalam memoderasi hubungan antara inovasi produk hijau dan kinerja
keberlanjutan pada UMKM kota Batam
4. Apakah kepedulian lingkungan manajerial memiliki efek positif
dalam memoderasi hubungan antara proses inovasi hijau dan kinerja
keberlanjutan pada UMKM di kota Batam?

1.3. Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Inovasi produk hijau pada kinerja
keberlanjutan UMKM di kota Batam.
2. Untuk mengetahui pengaruh proses inovasi hijau pada kinerja
keberlanjutan UMKM di kota Batam.

5
3. Untuk mengetahui bagaimana peran kepedulian lingkungan
manajerial dalam memoderasi hubungan antara inovasi produk hijau
dan kinerja keberlanjutan pada UMKM di kota Batam.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran kepedulian lingkungan
manajerial dalam memoderasi hubungan antara proses inovasi hijau
dan kinerja keberlanjutan pada UMKM di kota Batam.
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat berbagai manfaat bagi banyak pihak yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan
sebagai sumber acuan untuk penelitian selanjutanya yang
berhubungan dengan inovasi hijau, kinerja berkelanjutan dan
lingkungan manajerial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh wawasan
yang lebih luas dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
inovasi hijau dan kinerja berkelanjutan pada perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat menggunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijaksanaannya untuk kemajuan perusahaan.
c. Bagi Masyrakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wawasan
dan ilmu pengetahuan mengenai inovasi hijau terhadap kinerja.

6
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu tentang Inovasi Hijau, Kepedulian Manajerial
dan perusahaan kinerja yang pernah dilakukan dengan judul "Green
Innovation, Manajerial Concern and Firm Performance : An Empirical
Study ”, studi ini berfokus pada industri manufaktur cina (Tang et al., 2017)
. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi pada penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur cina, jumlah sampel sebanyak 188
sampel. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh inovasi hijau
terhadap kinerja perusahaan tidak jelas profitababilitas organisasi dan
bervariasi dengan berbeda bentuk inovasi dan menyatakan adanya peluang
untuk penelitian dimasa depan .karena kurangnya panel data , hanya ber
fokus pada perusahaan manufaktur saja dan ada batasan sampel yang
dibatasi konteks nasional tertentu dan sampel relatif sangat kecil.
penelitian yang menyoroti sejauh mana inovasi hijau pada akhirnya
dapat ditransformasikan menjadi kinerja perusahaan yang kemungkinan
dibentuk oleh manajemen (Przychodzen et al., 2016). Penelitian ini
dilakukan dengan judul critical factor for transforming creativity into
sustainability.
Peneltian tentang inovasi hijau juga pernah dilakukan oleh Haizam
et al., (2019) dengan judul “The Effect of Green Innovation in Influencing
Sustainable Performance : Moderating Role of Managerial Environmental
Concern.” studi ini berfokus pada perusahaan manufaktur malaysia.
Penelitian ini menggunakan pedekatan metode kuantitatif. Dalam penelitian
ini menyimpulkan bahwa kepedulian lingkungn manajerial secara signifikan
memoderasi hubungan inovasi produk hijau dan inovasi proses hijau dengan
kinerja lingkungan. Namun tidak menemukan bukti hubungan moderasi dari
kepedulian lingkungan manajerial antara inovasi produk hijau dan inovasi
proses hijau dan kinerja ekonomi di perusahaan manufaktur Malaysia.

7
2.2. Kajian Teori
2.2.1 Inovasi Hijau
Menurut Chang (2011). Inovasi hijau merupakan katalis strategis
penting untuk memperoleh pembangunan berkelanjutan, termasuk inovasi
teknologi yang terlibat dalam penghematan energi, pencegahan polusi, dan
daur ulang limbah .
Inovasi hijau juga didefinisikan sebagai semua tindakan yang dapat
diambil oleh semua orang atau organisasi untuk mempromosikan
pengembangan dan penerapan proses, produk, teknik, dan sistem
manajemen yang ditingkatkan yang berkontribusi terhadap dampak negatif
lingkungan dan mencapai tujuan ekologis tertentu
Inovasi Hijau akan menyiratkan bahwa inovasi produk , inovasi proses
atau model memimpin perusahaan ke tingkat kelestarian lingkungan yang
lebih tinggi Triguero et al., (2013) perluasan pengetahuan, melalui inovasi
hijau memungkinkan organisasi untuk memperluas perusahaan efisiensi,
daya tanggap, pengembangan keterampilan & daya tarik melalui
kemampuannya yang lebih besar kemampuan beradaptasi organisasi
terhadap pelanggan, masyarakat dan kebutuhan pemerintah akan
keberlanjutan yang memengaruhi kinerja organisasi (Villar, 2013). Menurut
Chen et al (2006) Inovasi hijau terdiri dari inovasi produk hijau dan inovasi
proses hijau yang dirancang untuk mengurangi penggunaan energi dan
polusi , daur ulang limbah dan memanfaatkan sumber daya berkelanjutan.
Inovasi produk hijau adalah dalam menciptakan produk atau jasa tidak
memberikan efek negative pada lingkungan (Wong et al., 2012) . Inovasi
produk ramah lingkungan melibatkan penciptaan barang atau jasa yang
tidak memberikan dampak negatif dan Meminimalkan limbah atau
mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan (Wong et al.,
2012). Selain itu, inovasi produk hijau menagarahkan pada penggunaan
bahan baku yang lebih efesien , mengubah limbah menjadi sumber daya
yang bermanfaat dan akhirnya bisa menurunkan biaya perusahaan (Porter &
Linde, 1995).

8
Menurut Wong et al., (2012) menyatakan Inovasi proses hijau adalah
proses produksi nya dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk
menghasilkan barang dan jasa mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan. literatur telah mengidentifikasi beberapa bentuk teknologi
proses hijau seperti dalam produksi bersih, dapat pengendalian polusi
termasuk pencengahan polusi , eko efesien dan resirkulasi.
2.2.2. Kepedulian Lingkungan Manajerial
Ada beberapa penelitian yang menyoroti sejauh mana inovasi hijau
pada akhirnya dapat ditransformasikan menjadi kinerja perusahaan yang
kemungkinan dibentuk oleh manajemen (Przychodzen et al., 2016)
Kekhawatiran manajer dalam mengarahkan perusahaan dijalur
keberlanjutan di anggap sangat penting untuk mendorong pertumbuhan
hijau dan kinerja (Lee & Min, 2015). Oleh karena itu, sejauh mana
kepedulian manajer perusahaan terhadap kondisi lingkungan , sangat
menentukan keberhasilan dalam praktik pembangunan berkelanjutan dan
peningkatkan kinerja perusahaan.
2.2.3. Kinerja Keberlanjutan
Menurut peneliti Haizam et al., (2019) kinerja berkelanjutan dibagi 2
jenis yaitu kinerja lingkungan dan kinerja ekonomi.Kinerja lingkungan
adalah kinerja perusahaan untuk ikut andil dalam melestarikan lingkungan.
Kinerja lingkungan dibuat dalam bentuk peringkat oleh suatu lembaga yang
berkaitan dengan lingkungan hidup (Wibisono 2013). Almilia & Wijayanto
(2007) menyatakan bahwa kinerja ekonomi adalah kinerja perusahaan-
perusahaan secara relatif berubah dari tahun ke tahun dalam suatu industri
yang sama yang ditandai dengan return tahunan perusahaan
2.3. Kerangka Konseptual
UMKM merupakan salah satu bagian yang berperan penting dalam
membantu pertumbuan perekonomian di indonesia. Sehingga dapat memacu
pada arah menuju UMKM yang lebih baik dalam hal ekonomi dan
pemberdayaan nya. jika di Indonesia tidak memiliki UMKM negara ini
tidak bisa maju dan berkembang. Industri UMKM di negeri ini adalah

9
industri yang tahan banting ketika resesi dunia terjadi, dan industri yang
cepat pulih.
Saat ini, bisnis menghadapi kesulitan dan kekhawatiran stabilitas
dimasa depan karena adanya peningkatan kerusakan lingkungan akibat
aktivitas industri. Meskipun UMKM memiliki peran penting dalam
menggerakkan perekonomian nasional, mengadopsikan praktek hijau adalah
pertimbangan penting untuk perusahaan sekarang. Tuntutan konsumen
,kebijakan peraturan mendorong kebutuhan menuju lebih ke yang seimbang
untuk pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. industri ukm
diharapakan harus memperhatikan produk yang di hasilkan dan aktivitas
kegiatan industri yang di lakukan dalam mengeksploitasi sumber daya alam
dan pembuangan limbah sebagai bagian dari proses produksi agar tidak
mengakibat terjadi nya rusak bagi lingkungan.
Industri didorong untuk bisa Menciptakan produk yang lebih ramah
lingkungan dan proses produksi yang tidak mengakibatkan kerusakan
lingkungan menjadi tuntutan dan keharusan juga akan menjadi sebuah
tantangan yang besar bagi para bisnis UMKM untuk menjalani usahanya.
Peran manajer dalam mengarahkan perusahaan dijalur keberlanjutan di
anggap sangat penting untuk mendorong pertumbuhan hijau dan kinerja
berkelanjutan. Menurut peneliti (Haizam et al., 2019) kinerja berkelanjutan
dibagi 2 jenis yaitu kinerja lingkungan dan kinerja ekonomi. Oleh karena
itu, sejauh mana kepedulian manajer perusahaan terhadap kondisi
lingkungan, sangat menentukan keberhasilan dalam praktik pembangunan
berkelanjutan dan peningkatkan kinerja perusahaan.
2.4. Hipotesis Peneletian tentang Hubungan antar Variabel
2.4.1. Inovasi Hijau dan Kinerja Keberlanjutan
Inovasi hijau sendiri terdiri dari inovasi produk hijau dan inovasi
proses hijau yang dirancang untuk mengurangi penggunaan energy dan
polusi , daur ulang limbah dan memanfaatkan sumber daya berkelanjutan
(Y. Chen et al., 2006) Inovasi produk ramah lingkungan melibatkan
penciptaan barang atau jasa yang tidak memberikan dampak negatif dan

10
Meminimalkan limbah atau mengurangi dampak negatif perusahaan
terhadap lingkungan (Wong et al., 2012). Inovasi proses hijau adalah proses
produksi nya dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk
menghasilkan barang dan jasa mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan (Wong et al., 2012). Penelitian emperis mengeksplorasi
hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja perusahaan temuan
campuran (Lee & Min, 2015). Beberapa Penelitian empiris menemukan ada
hubungan positif antara inovasi hiau dan kinerja(Cheng et al., 2014; Hojnik
& Ruzzier, 2016; J. H. Y. Li, 2015; Shu et al., 2014)itu mengatakan bahwa
peningkatan prospek organisasi inovasi hijau menyebabkan peningkatan
kinerja perusahaan demikian pula (Charlo et al., 2015) menunjukkan bahwa
perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial , perusahaan akan
memperoleh laba yang lebih tinggi untuk tingkat resiko yang sama .
Analisis pada hasil-hasil penelitian di atas membawa peneliti ini pada
pembentukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1a : Inovasi produk hijau berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keberlanjutan
H1b: Inovasi proses hijau berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keberlanjutan
2.4.2. Inovasi hijau,kinerja keberlanjutan dan kepedulian lingkungan
manajerial
Dukungan dari organisasi adalah hal yang penting untuk mencapai
penerapan inovasi yang sukses. Selain itu, C.-Y. Lin, Ho, & Chiang, (2009)
menunjukkan bahwa semakin banyak dukungan untuk inovasi oleh
manajemen, semakin banyak kemauan perusahaan untuk menerapkan
inovasi hijau. Penelitian empiris lain juga menemukan bahwa kepedulian
manajerial adalah pendorong paling penting untuk adopsi praktik hijau (Qi,
Shen, Zeng, & Jorge, 2010). Peran manajemen dalam penerapan inovasi
hijau pada akhirnya dapat diubah menjadi kinerja perusahaan tidak dapat
diabaikan (Przychodzen et al., 2016) Selanjutnya Dangelico, (2014)
berpendapat bahwa mempertimbangkan aspek lingkungan sejak awal

11
merupakan faktor penentu keberhasilan pengembangan produk hijau.
Dengan demikian tidak hanya alasan bahwa kepedulian manajerial mungkin
penting dalam menentukan apakah suatu perusahaan akan menerapkan
praktek inovasi hijau, tetapi juga bahwa tingkat perhatian dapat membentuk
penggabungan inovasi hijau dan kinerja berkelanjutan perusahaan.
Analisis pada hasil-hasil penelitian di atas membawa peneliti ini pada
pembentukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H2a : kepedulian lingkungan manajerial memiliki efek positif memoderasi
hubungan antara inovasi produk hijau dan kinerja keberlanjutan.
H2 b : Kepedulian lingkungan manajerial memiliki efek positif memoderasi
hubungan antara inovasi proses hijau dan kinerja keberlanjutan.

SUSTAINABLE
PERFORMANCE

H1a H1b

GREEN GREEN
PROCESS
PRODU
H2a H2b INNOVATIO
CT

MANAGERIAL
ENVIROMENTAL
CONCERN

Gambar 1. Model Penelitian


Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini, 2020
2.5. Defenisi operasional variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi
tentang hal-hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Defenisi operasional dan pengukuran variable pada penelitian ini dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:

12
Tabel 1 Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran inovasi produk
hijau
Jenis Variabel Defenisi Indikator Skala
Inovasi Produk Menurut Wong et (1) Perusahaan memilih Skala
Hijau al., (2012) Green bahan-bahan produk yang likert
(Lai et al., Product menghasilkan paling sedikit
2003; Wen dan Innovation yang polusi untuk melakukan
Chen, 1997). melibatkan pencip pengembangan atau desain
taan barang atau produk;
jasa tanpa (2) perusahaan memilih
memberikan efek bahan-bahan produk yang
negatif pada mengkonsumsi paling sedikit
lingkungan energi dan sumber daya untuk
melakukan pengembangan
atau desain produk;
(3)perusahaan menggunakan
jumlah bahan paling sedikit
untuk terdiri dari produk
untuk melakukan
pengembangan atau desain
produk;
(4) perusahaan akan dengan
cermat mempertimbangkan di
mana produk mudah didaur
ulang, digunakan kembali,
dan diuraikan untuk
melakukan pengembangan
atau desain produk

13
Tabel 2. Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran Proses Inovasi
Hijau
Jenis Variabel Defenisi Indikator Skala
Proses Inovasi Proses Inovasi (1) proses pembuatan Skala likert
Hijau Hijau adalah perusahaan secara
(Lai et al., 2003; proses produksi efektif mengurangi
Wen dan Chen, nya dengan emisi bahan berbahaya
1997). penggunaan atau limbah;
teknologi ramah (2) proses pembuatan
lingkungan untuk perusahaan mendaur
menghasilkan ulang limbah dan emisi
barang dan jasa yang memungkinkan
mengurangi mereka untuk diolah
dampak negatif dan digunakan
terhadap kembali;
lingkungan. (lihat, (3) proses pembuatan
mis., Wong et al., perusahaan
(2012). mengurangi konsumsi
air, listrik, batubara,
atau minyak;
(4) proses pembuatan
perusahaan
mengurangi
penggunaan bahan
baku.

Tabel 3 Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran kepedulian


lingkungan manajerial
Jenis Variabel Defenisi Indikator Skala
Kepedulian Kepedulian manajer 1. Inovasi Skala likert
Lingkungan lingkungan, lingkungan

14
Manajerial didefenisikan dalam adalah komponen
(Eiadat, Kelly, mengarahkan penting dari
Roche, & Eyadat, perusahaan dijalur strategi
2008) keberlanjutan di 2. Sebagian
anggap sangat penting besar inovasi
untuk mendorong lingkungan
pertumbuhan hijau dan bermanfaat
kinerja(Lee & Min, 3. Inovasi
2015) lingkungan
adalah strategi
yang efektif

Tabel 4Variabel dan Indikator penelitian serta item pengukuran kinerja


berkelanjutan
Jenis Variabel Defenisi Indikator Skala
Kinerja Skala likert
Berkelanjutan :
Kinerja Kinerja lingkungan (1).Perbaikan
Lingkungan adalah kinerja situasi lingkungan
Zhu, Sarkis, & perusahaan untuk ikut perusahaan
Lai, (2007) and andil dalam melestarikan (2).Pengurangan
(Paulraj, 2011). lingkungan. Kinerja limbah (air dan
lingkungan dibuat dalam padat)
bentuk peringkat oleh
suatu lembaga yang
berkaitan dengan
lingkungan hidup
(Wibisono 2013).

Kinerja Ekonomi Almilia & Wijayanto, (3).Penurunan biaya


Zhu et al., (2007), (2007) menyatakan untuk pembuangan

15
Paulraj, (2011) bahwa kinerja ekonomi limbah
and (Chan, He, adalah kinerja (4).Pertumbuhan
Chan, & Wang, perusahaan-perusahaan penjualan
2012). secara relatif berubah
dari tahun ke tahun
dalam suatu industri
yang sama yang ditandai
dengan return tahunan
perusahaan

16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan merupakan penggunaan
pendekatan jenis metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data
yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang
bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat dari
suatu keadaan atau objek peneltian yang dilakukan melalui pengumpulan
data dan analisis data kuantitatif serta melakukan pengujian hipotesis
(Wijayanti & Sundiman, 2017).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Perencanaan penelitian ini akan dilakukan di Kota Batam.
Perencanaan waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari 2020 hingga
bulan Mei 2020.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tetentu yang akan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan ditarik menjadi
sebuah kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM
dikota batam yang bergerak di bidang produksi.
Menurut Sugiyono, (2009). sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Jadi dalam penelitian ini,
peneliti tidak mungkin mengambil sampel dari semua umkm yang ada
dikota batam. sampel dalam penelitian ini adalah manajer, asisten manajer
dan sederajat dengan direktur dari UMKM dikota batam yang bergerak di
bidang produksi. Teknik sampling merupakan teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel penelitian. teknik pengambilan sampel yang
digunakan penelitian ini adalah purposive sampling.
Pemilihan PLS pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik data
pada model SEM-PLS yang sesuai dengan ukuran sampel yang
dikemukakan Hair, Ringle, & Sarstedt, (2013) bahwa tidak ada masalah
identifikasi atau model tetap dapat diestimasi dengan ukuran sampel kecil
17
(30-50). Hal tersebut menguatkan peneliti untuk memilih PLS karena sesuai
dengan jumlah sampel pada penelitian ini yang berjumlah 100 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2009) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
baik pertanyaan yang bersifat terbuka maupun tertutup. Data dikumpulkan
dengan melakukan penyebaran berbasis kuesioner online. Untuk menilai
kuesioner apakah valid dan realibel maka perlu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
3.5. Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan terhadap kuesioner dengan melakukan
uji validitas dan reliabilitas.
3.5.1. Uji validitas
Uji Validasi digunakan untuk mengukur sah atau valid tidak nya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Dalam melakukan pengujian validitas pada penelitian ini
menggunakan software SmartPLS 3.2.8 dan jika mempunyai korelasi yang
signifikan maka dikatakan valid.
Terdapat dua jenis validitas dalam PLS SEM, yaitu ;
 Validitas konvergen (Convergent Validity) yaitu seperangkat
indikator mewakili satu variabel laten serta mendasari variabel laten
tersebut. Pengukuran Average Variance Extracted (AVE) berguna
untuk menilai validitas konvergen (convergent validity) dari konstruk.
Pengukuran AVE biasanya melewati batas nilai ambang (0,5) yang
disarankan oleh Fornell & Larcker (1981).
 Validitas diskriminan (Discriminant Validity) menggunakan kriteria
yang disampaikan Fornell & Larcker (1981) menyebutkan bahwa

18
untuk menilai validitas diskriminan, akar kuadrat dari ukuran AVE
pada setiap konstruk harus melebihi perkiraan korelasi antara
konstruk satu dengan yang lainnya di model. Hal ini jika diartikan
secara statistik, maka nilai AVE setiap variabel laten harus lebih besar
dari pada nilai r2 tertinggi dengan nilai variabel laten lainnya. Kriteria
kedua untuk validitas diskriminan adalah loading untuk masing –
masing indicator yang diharapkan lebih tinggi dari cross-loading nya
masing-masing.
3.5.2. Uji Reliabitias
Menurut Wibowo (2012) Reliabitias adalah uji yang menunjukkan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila diulangi dua
kali atau lebih.
Reliabilitas suatu penelitian merujuk pada derajat stabilitas,
konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data
yang reliable. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini
juga menggunakan program SmartPLS 3.2.8.
Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu
cronbach’s alpha dan composite reliability (Hair, Hult, & Ringle, 2017).
a) Composite Reliability digunakan untuk mengukur nilai sesungguhnya
reliabilitas suatu konstruk. Composite reliability dinilai lebih baik
dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.
b) Cronbach’s Alpha digunakan untuk mengukur batas bawah nilai
reliabilitas suatu konstruk dan memastikan nilai dari composite
reliability.
3.6. Metode analisis data
Penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data
dengan program SEM-PLS. Penggunaan analisis SEM-PLS
memungkinkan para peneliti untuk menggabungkan variabel yang tidak
dapat diukur secara tidak langsung oleh variabel indikator.

19
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono, (2009) analisis deskriptif adalah mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan
generalisasi.
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi jawaban dari hasil kuesioner. Data yang dilampirkan dalam
statistik deskriptif berasal dari jawaban responden melalui kuesioner
yang diperoleh.
3.6.2. Analisis Statistik Inferensial
Metode statistik inferensial yang digunakan dalam analisis data
penelitian ini adalah Structural Equation Modeling Patrial Least Square
(SEM- PLS). Pengujian yang dilakukan terhadap berbagai instrument terkait
dengan Structural Equation Model (SEM) untuk melihat kesesuaian model
yang digunakan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
program SmartPLS 3.2.8. sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan,
maka penelitian ini analisis data statistic inferensial diukur dengan software
smartPLSmulai dari pengukuran model (outer model), struktur model
(inner model) dan pengujian hipotesis.
3.6.2.1. Outer Model (Measurement model)
Menurut Hair et al (2017) Outer model dapat didefinisikan
bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.
a. Outer Loadings adalah nilai pada variabel laten dapat diterima jika
nilai indikator di >0,70.
b. Internal Consistency Reliability, tahap evaluasi yang dibagi menjadi 2
yaitu: Composite Realibility (CR) dan Cronbach’s Alpha (CA) yang
dapat diterima jika nilai indikator diantara 0,60-0,90.
c. Convergent Validity, tahap evaluasi Average Variance Extracted
(AVE) dapat diterima jika nilai indikator di >0,50.
d. Discriminant Validity, tahap evaluasi heterotrait-monotrait (HTMT)
dapat diterima jika nilai di <0,90.

20
3.6.2.2. Model Struktural (Inner Model)
3.6.2.2.1. Uji Effect Moderator
Menurut Hair et al (2017) moderator dapat hadir dalam model
structural dalam berbagai bentuk. Moderator menggambarkan situasi
dimana hubungan antara dua konstruk dan mengubah kekuatan dalam
model. Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel laten eksogen dan satu
variabel laten endogen.
Pengujian efek moderasi dengan menggunakan PLS-SEM output
parameter uji signifikansi dilihat pada tabel total effect, tidak pada tabel
koefisien, karena pada efek moderasi tidak hanya dilakukan pengujian efek
langsung dari variabel independen ke variabel dependen (direct effect),
tetapi juga hubungan interaksi antara variabel independen dan variabel
moderasi terhadap variabel dependen (indirect effect).
Variabel laten eksogen adalah variabel laten yang berperan sebagai
variabel bebas dalam model yaitu Inovasi produk hijau (X1) dan inovasi
proses hijau (X2). variabel laten endogen adalah variabel laten yang
berperan sebagai varibel tak bebas yaitu kinerja keberlanjutan (Y1) .
Hubungan antara keduanya di moderasi oleh kepedulian lingkungan
manajerial (M). Moderasi dapat dilihat sebagai alat untuk memperhitungkan
heterogenitas dalam data.
Hubungan moderat dihipotesiskan secara apriori oleh peneliti dan uji
secara khusus. Dalam uji moderasi, yang perlu diperhatikan khusus adalah
diberikan pada ukuran efek f2 dari efek interaksi. Kriteria yang
memungkinkan penilaian terhadap perubahan nilai R2 ketika konstruk
eksogen dihilangkan dari model. Dalam efek interaksi, ukuran efek f2
menunjukkan seberapa besar kontribusi moderasi untuk penjelasan variabel
endogen
Ukuran efek dapat dihitung dengan rumus dibawah:

21
Gambar 2 Rumus f2
Sumber: Jurnal Hair et al, 2017

Dalam menguji model structural dibagi beberapa ketentuan evaluasi


menurut Hair et al (2017):
a. R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Nilai R
square sebesar 0,75 (bagus), 0,50 (sedang), dan 0,25 (kurang).
b. F Square dapat mengukur efek pada variabel laten terhadap variabel
lainnya. Nilai f square efek sebesar 0,35 (besar), 0,15 (sedang), dan
0,02 (kecil).
c. Total Effect mengevaluasi seberapa kuat variabel eksogen
berpengaruh pada variabel endogen.

22
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W. dan Jogiyanto. 2015. Partial Least Square (PLS), ALternatif
Structural, Equation Modeling (SEM) Dalam Peneletian Bisnis. Jakarta:
Andi.
Albino, V., & Dangelico, R. M. (2012). The effect of the adoption of
environmental strategies on green product development : A study of
companies on world sustainability indices. International Journal of
Management, 29(2), 525–538.
Albort-morant, G., Leal-rodríguez, A. L., Marchi, V. De, Albort-morant, G., Leal-
rodríguez, A. L., & Marchi, V. De. (2018). performance Absorptive capacity
and relationship learning mechanisms as complementary drivers of green
innovation performance. Journal of Knowledge Management, 22(2), 432–
452.
Almilia, L. S., & Wijayanto, D. (2007). Pengaruh Environmental Performance
Dan Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance. Jurnal
Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 9(11), 1–23.
Ariani, N. W. D., & Suresmiathi D, A. . A. (2013). Pengaruh Kualitas Tenaga
Kerja, Bantuan Modal Usaha da Teknologi TerhadapProduktivitas Kerja
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Jimbaran. E-Jurnal EP Unud, 2(2),
102–107.
Chan, R. Y. K., He, H., Chan, H. K., & Wang, W. Y. C. (2012). Environmental
orientation and corporate performance: The mediation mechanism of green
supply chain management and moderating effect of competitive intensity.
Industrial Marketing Management, 41(4), 621–630.
Chang, C. (2011). The Influence of Corporate Environmental Ethics on
Competitive Advantage : The Mediation Role of Green Innovation. Journal of
Business Ethics, 104(3), 361–370.
Charlo, M. J., Moya, I., & Muñoz, A. M. (2015). Sustainable Development and
Corporate Financial Performance: A Study Based on the FTSE4Good IBEX
Index. Business Strategy and the Environment, 288(December 2013), 277–
288.

23
Chen, C., Delmas, M. A., & Chen, C. (2012). Measuring Eco-Inefficiency : A
New Frontier Approach. Institute for Operations Research and the
Management Sciences (INFORMS), 60(5), 1064–1079.
Chen, Y., & Chen, Y. (2008). The Driver of Green Innovation and Green Image –
Green Core Competence. Journal of Business Ethics, 81(7), 531–543.
Chen, Y., Lai, S., & Wen, C. (2006). The Influence of Green Innovation
Performance on Corporate Advantage in Taiwan. Journal of Business Ethics
(2006), 67(4), 331–339.
Cheng, C. C. J., Yang, C., & Sheu, C. (2014). The link between eco-innovation
and business performance : a Taiwanese industry context. Journal of Cleaner
Production, 64(9), 81–90.
Chiou, T., Kai, H., Lettice, F., & Ho, S. (2011). The influence of greening the
suppliers and green innovation on environmental performance and
competitive advantage in Taiwan. Transportation Research Part E, 47(6),
822–836.
Circuit, I. (2011). Drivers of integrated environmental innovation and impact on
company competitiveness : evidence from 18 Chinese firms Xielin Liu *
Hongyi Dai. International Journal of Technology and Globalisation, 5(3–4),
255–280.
Dangelico, R. M. (2014). Improving Firm Environmental Performance and
Reputation: The Role of Employee Green Teams. Business Strategy and the
Environment, 24(8), 735–749.
Driessen, P. H., Hillebrand, B., Kok, R. A. W., & Verhallen, T. M. M. (2013).
Green New Product Development : The Pivotal Role of Product Greenness.
IEEE Transactions on Engineering Management, 60(2), 315–326.
Eiadat, Y., Kelly, A., Roche, F., & Eyadat, H. (2008). Green and competitive ? An
empirical test of the mediating role of environmental innovation strategy,
43(2), 131–145.
Febriyantoro, M. T. (2019). Pelatihan Kewirausahaan dan Peningkatan Kualitas
Manajemen dan Tata Kelola Keuangan Bagi Pelaku UMKM di Lingkungan
PKK Tiban Global Batam. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2),

24
271–279.
Fornell, C., & Larcker, D. F. (1981). Evaluating Structural Equation Models with
Unobservable Variables and Measurement Error. International Journal of
Current Research and Academic Review, 18(1), 39–50.
Hair, J. F., Hult, G. T. M., & Ringle, C. M. (2017). A Primer on Partial Least
Squares Structural Equation Modeling ( PLS-SEM ).
Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2013). Editorial Partial Least Squares
Structural Equation Modeling : Rigorous Applications , Better Results and
Higher Acceptance. Long Range Planning, 46(1–2), 1–12.
Haizam, M., Saudi, M., Sinaga, O., & Zainudin, Z. (2019). The Effect of Green
Innovation in Influencing Sustainable Performance : Moderating role of
Managerial Environmental Concern. International Journal of Supply Chain
Management IJSCM, 8(1), 303–310.
Hall, J., & Wagner, M. (2012). Integrating Sustainability into Firms ’ Processes:
Performance Effects and the Moderating Role of Business Models and
Innovation. Business Strategy and the Environment, 196(August 2011), 183–
196.
Huber, J. (2004). New technologies and environmental innovation. Cheltenham.
Edward Elgar. UK.
Hojnik, J., & Ruzzier, M. (2016). The driving forces of process eco-innovation
and its impact on performance: Insights from Slovenia. Journal of Cleaner
Production, 133(10), 812–825.
Juan, Z. (2011). R & D for Environmental Innovation and Supportive Policy : The
Implications for New Energy Automobile Industry in. Energy Procedia, 5,
1003–1007.
Lai, S.-B., C.-T. Wen and Y.-S. Chen: 2003, The Exploration of the Relationship
between the Environmental Pressure and the Corporate Competitive
Advantage, 2003 CSMOT Academic Conference (National Chiao Tung
University, Hsin-Chu).
Lee, K., Cin, B. C., & Lee, E. Y. (2014). Environmental Responsibility and Firm
Performance: The Application of an Environmental, Social and Governance

25
Model. Business Strategy and the Environment, 25(1), 40–53.
Lee, K., & Min, B. (2015). Green R & D for eco-innovation and its impact on
carbon emissions and fi rm performance. Journal of Cleaner Production,
108(12), 534–542.
Li, D., Zheng, M., Cao, C., Chen, X., Ren, S., & Huang, M. (2017). The impact of
legitimacy pressure and corporate pro fi tability on green innovation :
Evidence from China top 100. Journal of Cleaner Production, 141(8), 41–
49.
Li, J. H. Y. (2015). Green Innovation and Performance : The View of
Organizational Capability and Social Reciprocity. Journal of Business
Ethics, 145(2), 309–324.
Lin, C.-Y., Ho, Y.-H., & Chiang, S.-H. (2009). Organizational Determinants of
Green Innovation Implementation in the Logistics Industry. International
Journal of Organizational Innovation, 2(1), 3–12.
Lin, H., Zeng, S. X., Ma, H. Y., Qi, G. Y., & Tam, V. W. Y. (2014). Can political
capital drive corporate green innovation? Lessons from China. Journal of
Cleaner Production, 64(2), 63–72. Retrieved from
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0959652613005076
Lin, R., Tan, K., & Geng, Y. (2013). Market demand , green product innovation ,
and fi rm performance : evidence from Vietnam motorcycle industry. Journal
of Cleaner Production, 40(12), 101–107.
Ortiz-de-Mandojana, J. A.-C. and N. (2013). Green Innovation and Financial
Performance: An Institutional Approach. Organization & Environment,
26(4), 365–385.
Paulraj, A. (2011). Understanding the relationships between internal resources and
capabilities, sustainable supply management and organizational
sustainability. Journal of Supply Chain Management, 47(1), 19–37.
Porter, M. E., & Linde, C. Van Der. (1995). Toward a New Conception of the
Environment-Competitiveness Relationship. Journal of Economic
Perspectiv, 9(4), 97–118.
Przychodzen, W., Przychodzen, J., & Lerner, D. A. (2016). Critical Factors for

26
Transforming Creativity into Sustainability. Journal of Cleaner Production,
135(11), 1514–1523.
Qi, G. Y., Shen, L. Y., Zeng, S. X., & Jorge, O. J. (2010). The drivers for
contractors ’ green innovation : an industry perspective. Journal of Cleaner
Production, 18(4–5), 1–8.
Shu, C., Zhou, K. Z., & Xiao, Y. (2014). How Green Management Influences
Product Innovation in China : The Role of Institutional Benefits. Journal of
Business Ethics, 133(3), 471–485.
Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. (Setiyawami, Ed.). Bandung: Alfabeta.
Tang, M., Walsh, G., Lerner, D., Fitza, M. A., & Li, Q. (2017). Green Innovation,
Managerial Concern and Firm Performance: An Empirical Study. Business
Strategy and the Environment, 27(1), 39–51.
Triguero, A., Moreno-mondéjar, L., & Davia, M. A. (2013). Drivers of different
types of eco-innovation in European SMEs ☆. Ecological Economics, 92(2),
25–33.
Trumpp, C., & Guenther, T. (2015). Too Little or too much? Exploring U-shaped
Relationships between Corporate Environmental Performance and Corporate
Financial Performance. Business Strategy and the Environment, 26(1), 49–
68.
Tseng, M., Shun, A., Chiu, F., Tan, R. R., & Siriban-manalang, A. B. (2013).
Sustainable consumption and production for Asia : sustainability through
green design and practice. Journal of Cleaner Production, 40(7), 1–5.
Tseng, M., Wang, R., Chiu, A. S. F., Geng, Y., & Hsu, Y. (2013). Improving
performance of green innovation practices under uncertainty. Journal of
Cleaner Production, 40(2), 71–82.
Villar, C. (2013). Exploring the role of knowledge , management practices on
exports : A dynamic capabilities view. International Business Review, 23(1),
38–44.
Wang, S., & Song, M. (2014). Review of hidden carbon emissions , trade , and
labor income share in. Energy Policy, 74(8), 395–405.

27
Wen, C.-T. and T.-M. Chen: 1997, The Exploration of the Organizations of Green
Innovation in Taiwan, National Taiwan University Management Review 8(2),
99–124.
Wibowo, A. E. (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta:
Gava Media.
Wibisono, Yusuf. 2013. Membedah konsep & aplikasi csr. Gresik: Fascho
Publishing.
Wijayanti, D. P., & Sundiman, D. (2017). PENGARUH KNOWLEDGE
MANAGEMENT TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( STUDI
EMPIRIS PADA PT . SMS KABUPATEN. DeReMa Jurnal MAnajemen,
12(1), 69–85.
Wong, C. W. Y., Lai, K., Shang, K., Lu, C., & Leung, T. K. P. (2012). Int . J .
Production Economics Green operations and the moderating role of
environmental management capability of suppliers on manufacturing firm
performance. Intern. Journal of Production Economics, 140(1), 283–294.
Zhu, Q., Sarkis, J., & Lai, K. hung. (2007). Initiatives and outcomes of green
supply chain management implementation by Chinese manufacturers.
Journal of Environmental Management, 85(1), 179–189.

28
LAMPIRAN

29
KUISIONER

Nama Usaha*

Nama Pemilik*

Jenis Kelamin *.

Laki-laki
Perempuan
LamaUsaha *

<5 Tahun

5-10 Tahun

>10 Tahun
Pendidikan *

SD
SMP
SMA

Sarjana/ Diploma
Magister/ Doktor

30
Inovasi Produk Hijau ( Green Product Innovation)
pertanyaan 1 2 3 4
Perusahaan saya menggunakan bahan Tidak
Selalu
produk yang menghasilkan paling pernah
diterapkan
sedikit polusi
Perusahaan saya memilih bahan
Tidak Selalu
produk yang mengkonsumsi paling
pernah diterapkan
sedikit energi dan sumber daya
Perusahaan saya menghemat bahan Tidak Selalu
baku Pernah diterapkan
Perusahaan saya cermat Tidak
mempertimbangkaan dimana produk pernah Selalu
mudah didaur ulang, digunakan diterapkan
kembali, dan diuraikan

Proses Inovasi Hijau ( Green Process Innovation)


pertanyaan 1 2 3 4
Perusahaan saya efektif mengurangi
Sangat Sangat
emisi bahan berbahaya atau limbah
Buruk Baik

Perusahaan saya mendaur ulang limbah


daan emisi yang memungkinkan Sangat Sangat
mereka untuk diolah dan digunakan Buruk Baik
kembali
Perusahaan saya menghemat Sangat Sangat
penggunaan air, listrik, atau minyak Boros Hemat
Perusahaan saya proses produksinya
Sangat Sangat
menghemat penggunaan bahan baku
Boros Hemat

31
Kepedulian Lingkungan Manajerial (Managerial Encironment Concern)
pertanyaan 1 2 3 4
Bagi perusahaan saya Inovasi Tidak
Lingkungan adalah komponen Penting Sangat Penting
penting dari strategi
Inovasi Lingkungan yang dilakukan Tidak
Sangat
perusahaan saya memberikan Berman
Bermanfaat
manfaat bagi semua pihak faat
Bagi Perusahaan saya Inovasi Tidak
Lingkungan adalah strategi yang efektif Sangat efektif
efektif

Kinerja ( Performance)
pertanyaan 1 2 3 4
Perusahaaan saya melakukan Tidak Selalu
Perbaikan situasi lingkungan pernah diterapkan
Perusahaan saya mengurangi Sangat
Sangat Baik
limbah (air/padat) Buruk

Perusahaan saya semakin efesien Sangat


Sangat Baik
dalam biaya penglolahan limbah Buruk
Perusahaan saya mengalami Sangat Tumbuh
Pertumbuhan penjualan Buruk Sangat Baik

Saya mengucapkan terima kasih atas kesedian para responden meluangkan


waktunya melengkapi kuesioner ini, semoga menjadi berkah untuk semua.

32

Anda mungkin juga menyukai